SNI 6989-31 : 2021 Air dan air limbah – Bagian 31: Cara uji kadar ortofosfat dan total fosfor
menggunakan spektrofotometer dengan reduksi asam askorbat
a. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan cara uji kadar ortofosfat dan total fosfor dalam contoh uji air
dan air limbah (dikecualikan untuk contoh uji air laut) dengan spektrofotometer secara
asam askorbat pada panjang gelombang 880 nm dan kisaran kadar 0,05 mg PO4/L
sampai dengan 1,5 mg PO4/L untuk ortofosfat serta 0,15 mg P/L sampai dengan 1,3 mg
P/L untuk total fosfor.
b. Perbedaan ortofosfat dan total fosfor
ortofosfat (PO43-) adalah bentuk senyawa fosfor yang reaktif di dalam suatu perairan
total fosfor (P) adalah jumlah unsur P yang terkandung dalam larutan contoh uji setelah
melalui proses destruksi.
c. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja di laboratorium, maka diperlukan:
1. Penggunaan alat pelindung diri (APD) disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan.
2. Penanganan bahan kimia secara aman mengacu kepada lembar data keselamatan
bahan (Safety Data Sheet/SDS).
d. Pengujian
1. Prinsip : Ortofosfat dalam suasana asam bereaksi dengan amonium molibdat dan
kalium antimonil tartrat membentuk senyawa asam fosfomolibdat kemudian
direduksi oleh asam askorbat menjadi kompleks biru molibden. Selanjutnya diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 880 nm. Untuk pengujian total
fosfor, senyawa-senyawa fosfor dalam contoh uji didestruksi dengan peroksodisulfat
menjadi ortofosfat, kemudian diperlakukan sama dengan pengujian ortofosfat.
2. Bahan
Air bebas mineral
Larutan H2SO4 (2+1) : tambahkan 20 mL H2SO4 pekat ke dalam 10 mL air bebas
mineral
Larutan amonium molibdat : larutkan 6 gram heksaamonium heptamolibdat
tetrahidrat (NH4)6Mo7O24.4H2O dan 0,24 gram kalium antimonil tartrat
K(SbO)C4H4O.1/2H2O ke dalam 300 mL air bebas mineral. Setelah larut,
tambahkan 120 mL H2SO4 (2+1). Lalu encerkan menjadi 500 mL dengan air
bebas mineral
Larutan asam askorbat 72 g/L : larutkan 7,2 gram asam askorbat ke dalam 80 mL
air bebas mineral kemudian encerkan dengan air bebas mineral hingga 100 mL.
Simpan dalam botol gelas pada suhu < 6 °C. Jangan gunakan larutan ini jika
sudah berwarna
Larutan campuran amonium molibdat - asam askorbat : campur larutan
amonium molibdat dengan larutan asam askorbat dengan perbandingan
volume 5:1. Buat larutan campuran setiap akan digunakan
Larutan kalium peroksodisulfat (K2S2O8) 40 g/L (kandungan P kurang dari
0,00003 %) : larutkan 4 gram K2S2O8 dengan air bebas mineral dalam labu ukur
100 mL, lalu tepatkan sampai tanda tera
Larutan induk 500 mg PO43-/L : larutkan 0,715 gram kalium dihidrogen fosfat
anhidrat (KH2PO4), sudah dipanaskan pada temperatur 105 °C ± 2 °C selama 2
jam dan didiamkan dalam desikator, dengan 100 mL air bebas mineral dalam
labu ukur 1.000 mL, kemudian tambahkan air bebas mineral sampai tepat tanda
tera dan homogenkan. (Larutan induk PO43- dapat menggunakan larutan induk
siap pakai yang tersedia secara komersial)
Larutan induk 500 mg PO4-P/L : larutkan 2,195 gram KH2PO4, sudah dipanaskan
pada temperatur 105 °C ± 2 °C selama 2 jam dan didiamkan dalam desikator,
dengan 100 mL air bebas mineral dalam labu ukur 1.000 mL, kemudian
tambahkan air bebas mineral sampai tepat tanda tera dan homogenkan.
(Larutan induk PO4-P dapat menggunakan larutan induk siap pakai yang
tersedia secara komersial)
3. Alat
Spektrofotometer UV-Vis
Timbangan analitik dengan keterbacaan 0,1 mg
Erlenmeyer 125 mL
Labu ukur 100 mL, 250 mL, dan 1.000 mL
Gelas ukur 25 mL, 50 mL, dan 100 mL
Pipet ukur 5 mL dan 10 mL
Pipet volumetrik 2 mL, 5 mL, 10 mL, 20 mL, dan 25 mL
Gelas piala 1.000 mL
Corong gelas
Pipet tetes
Botol decomposing tahan panas jika melakukan destruksi dengan autoklaf
Alat destruksi (digestion) contoh autoklaf atau hot plate; dan desikator.
4. Pengawetan sampel
Lama
No. Parameter Wadah Pengawetan
Penyimpanan
1. saring dengan media
penyaring ukuran pori 0,45
1. 48 jam
1. Ortofosfat Botol gelas μm dan dinginkan pada
2. 28 hari
suhu ≤ 6 °C
2. bekukan pada suhu -20 °C
Botol plastik (polietilena
tambahkan H2SO4 hingga pH
atau
2. Total fosfor < 2 dan dinginkan pada suhu 28 hari
politetrafluoroetilena
≤ 6 °C
/PTFE) atau botol gelas
A. Preparasi contoh ortofosfat
a) Siapkan contoh uji yang telah diambil sesuai SNI Pengambilan contoh
b) Kondisikan contoh uji pada suhu ruangan jika contoh uji sebelumnya telah
didinginkan
c) Pembuatan larutan baku 50 mg PO43-/L
1) pipet 10 mL larutan induk 500 mg PO43-/L ke dalam labu ukur 100 mL
2) tambahkan air bebas mineral lalu tepatkan sampai tanda tera dan
homogenkan
d) Pembuatan larutan baku 5 mg PO43-/L
1) pipet 10 mL larutan induk 50 mg PO43-/L ke dalam labu ukur 100 mL
2) tambahkan air bebas mineral lalu tepatkan sampai tanda tera dan
homogenkan
e) Pembuatan larutan standar PO43-
Buat deret larutan kerja PO43- dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 (tiga) kadar
yang berbeda secara proporsional dan berada pada rentang pengukuran
5. Perhitungan
a) Kadar ortofosfat
6. Pengendalian mutu
a) Gunakan bahan kimia pro analisis (pa)
b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi
c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten
e) Lakukan pengujian dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu
penyimpanan maksimum
f) Perhitungan koefisien korelasi regresi linier (r) ≥ 0,995 dengan intersepsi lebih
kecil atau sama dengan batas deteksi
g) Lakukan pengujian blanko dengan frekuensi minimal 5 % per batch (satu seri
pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 20 sebagai
kontrol kontaminasi
h) Lakukan pengujian duplo dengan frekuensi minimal 5 % per satu seri
pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 20 sebagai
kontrol ketelitian analisis
i) Jika Perbedaan Persen Relatif (Relative Percent Difference/RPD) lebih besar atau
sama dengan 10 %, maka dilakukan pengukuran ketiga untuk mendapatkan RPD
kurang dari 10 %.
Perhitungan RPD :
Keterangan:
A adalah kadar contoh uji yang diperkaya (spike) (mg/L)
B adalah kadar contoh uji (mg/L)
C adalah kadar standar yang ditambahkan (mg/L)
i) Untuk melihat kinerja alat, lakukan pengukuran salah satu larutan standar kerja
dengan frekuensi 10 % per batch (satu seri pengukuran) atau minimal 1 kali
untuk jumlah contoh uji kurang dari 10. Syarat % Relative Standard Deviation (%
RSD) ≤ 5 %
SM 23rd 2017 4500-P FOSFOR
g. Metode destruksi persulfate dan metode flow injection untuk total fosfor / in-line UV
Prinsip : Fosfor organik diubah menjadi ortofosfat oleh panas radiasi ultraviolet, dan
destruksi persulfat. Pada saat yang sama, polifosfat anorganik diubah menjadi
ortofosfat melalui destruksi asam sulfat. Larutan yang dihasilkan diinjeksikan ke
instrumen uji, ion ortofosfat (PO43-) bereaksi dengan amonium molibdat dan kalium
tartrat antimon dalam kondisi asam untuk membentuk kompleks. Kompleks ini
direduksi dengan asam askorbat membentuk kompleks biru pada panjang gelombang
880 nm. Absorbansi sebanding dengan konsentrasi fosfor total dalam sampel.
h. Metode persulfat untuk penentuan total nitrogen dan total fosfor secara simultan
Prinsip : Oksidasi senyawa nitrogen menjadi total nitrogen harus terjadi dalam kondisi
basa. Sebaliknya, oksidasi senyawa fosfor menjadi total fosfor harus terjadi dalam
kondisi asam. Metode penentuan total nitrogen menggunakan persulfat-natrium
hidroksida untuk mengoksidasi senyawa nitrogen menjadi nitrat. Oleh karena itu,
metode penentuan total fosfor menggunakan persulfat dalam kondisi asam.
Pada proses destruksi pH sampel bersifat basa ( pH > 12), untuk destruksi total fosfor
pH asam (pH < 2), pada akhir preparasi ditambahkan NaOH sampai pH nya basa.
Dengan rentang pH yang lebar ini memungkinkan oksidasi senyawa nitrogen dan fosfor.
Destruksi sampel nitrat dan ortofosfat menghasilkan total nitrogen dan total fosfor.