Percobaan ini merupakan bagian dari kegiatan magang dan praktik kerja
lapang yang dilaksanakan di PT Nusantara Water Centre Indonesia yang berpusat
di Meruya Ilir, RT.1/RW.9, Srengseng, Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 11620. Magang dan praktik kerja lapang dilaksanakan dari
bulan Januari hingga bulan Juli 2018. Ringkasan laporan magang dan praktik kerja
lapang (PKL) dapat dilihat pada Lampiran 1.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi bahan uji dan bahan
kimia. Bahan uji yang digunakan adalah contoh air limbah PT X. Bahan kimia
yang digunakan meliputi larutan H2SO4 20 %, larutan pereaksi H2SO4, larutan
standar KHP (Kalium hidrogen Ptalat) ekuivalen dengan COD, larutan H2SO4 1N
atau larutan NaOH 1N, larutan NaSO3, larutan buffer, larutan phosphate, larutan
MgSO4, larutan CaCl2, larutan FeCl2, benih/bakteri, larutan glukosa glutamic acid,
larutan fenol,
Alat
25
26
Metode Percobaan
Cara Kerja
Pada elektroda di bersihkan dengan kertas tisu kering, bilas elektroda dengan
air aquades. Elektroda dicelupkan ke dalam contoh uji sampai pH meter
menunjukkan pembacaan yang tetap.
28
Perhitungan :
Kadar COD (mg O2/L) = c x fp
29
Untuk sampel uji dengan kadar ammonium 0,006-0,5 mg/L, hal pertama kali
yang dilakukan ialah dipipet 25 mL contoh uji dan dimasukkan ke erlenmeyer 50
mL kemudian tambahkan 1 mL larutan fenol dan dihomogenkan kemudian
tambahkan juga 1 mL natrium nitroprusid, dihomogenkan. Lalu ditambahkan 2,5
mL larutan pengoksidasi dan dihomogenkan. Kemudian erlenmeyer tersebut
ditutup dengan plastik atau paraffin lalu dibiarkan selama 1 jam untuk pembentukan
warna kemudian dimasukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, dibaca
serapannya pada gelombang 640 nm.
30
Sampel dengan kadar amonium lebih besar dari 5 mg/L (Metode Titrasi)
Standarisasi H2SO4 0,02 N dilakukan dengan cara sebagai berikut: dipipet 10 mL
Na2CO2 0,05 N, kemudian dititrasi dengan menggunakan indikator metil jingga.
Ammonia hasil destilasi dititrasi dengan larutan penitar H2SO4 0,02 N dengan
menggunakan indikator campuran sampai terjadi perubahan warna dari hijau
menjadi ungu. Volume asam sulfat yang digunakan dicatat.
Perhitungan :
Kadar ammonia (mg N/L) = X x fp
Ket:
C = kadar yang didapat dari hasil pengukuran ( mg/L)
Metode titrasi :
Pada labu ukur 500 mL dimasukkan sampel perkiraan kadar NH3-N dalam
contoh uji (tabel 4) untuk destilasi, kemudian ditambahkan 25 mL larutan
penyangga borat, kemudian diatur pHnya sampai 9,5 dengan penambahan NaOH
6 N, setelah itu dipasang alat penyulingan dan dilakukan penyulingan dengan
kecepatan 6-10 mL/menit, kemudian hasil sulingan (destilat) ditampung ke dalam
labu erlenmmeyer yang berisi 50 mL larutan asam borat sampai 200 mL (Ujung
kondensor harus tercelup dalam larutan), kemudian diencerkan menjadi 500 mL
dengan penambahan air suling.
Table 4. Kadar Amonium pada Analisis NH3-N
Kadar Amonium dalam sampel Volume Sampel (mL)
(mg/L)
5 – 10 250
10 – 20 100
20 – 50 50
50 – 100 25
31
Botol contoh uji dibilas terlebih dahulu dengan 10 mL dengan pelarut organik
kedalam corong pemisah. Volume contoh uji seluruhnya dikocok dengan kuat
selama 2 menit lalu lapisan memisah dibiarkan terbentuk dan keluarkan lapisan air
dan tampung ke dalam corong pemisah 2, bila hasil yang diperoleh lapisan pelarut
yang jernih (tembus pandang), dan terdapat emulsi lebih dari 5 mL, dilakukan
sentrifugasi selama 5 menit pada putaran 2400 rpm. Kemudian bahan yang
disentrifugasi dipindahkan kembali ke corong pemisah 1 (satu). Selanjutnya
digabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam corong pisah 2 (dua).
Kemudian dilakukan ekstraksi 2 (dua) kali lagi dengan pelarut 10 mL tiap kalinya,
pada wadah contoh yang telah dicuci dengan bagian pelarut. Lapisan dibiarkan
memisah, dan lapisan air dikeluarkan. Ulangi langkah tersebut bila terdapat emulsi
dalam tahap ekstraksi berikutnya, lalu hasil ekstraksi digabungkan dalam corong
pisah 1 (satu). Ekstraksi 1 (satu) kali lagi dengan pelarut 10 mL. Lapisan pelarut
dikeluarkan melalui corong yang telah dipasang kertas saring dan 10 g, Na2SO4
anhidrat, yang keduanya telah dicuci dengan pelarut, ke dalam cawan bersih yang
telah ditimbang. Hasil ekstraksi dikeringkan dalam oven pada suhu 80 0C selama
lebihkurang 30 menit, hingga pelarut, ke dalam cawan bersih yang tekah ditimbang
sebelumnya. Cawan dipindahkan kedalam desikator selama lebih kurang 15 menit,
kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik lalu catat hasil penimbangan
cawan diresidu minyak dan lemak.
Saringan yang telah basah terlebih dahulu saringan dengan sedikit air suling,
penyaringan dengan peralatan vakum, Aduk contoh uji untuk memperoleh contoh
homogeny, selanjutnya pipet contoh uji dengan volume tertentu, pada waktu contoh
diaduk dengan pengaduk magnetik. Cuci kertas saring atau saringan dengan 3 x 10
mL air suling, biarkan kering sempurna, dan lanjutkan penyaringan dengan vakum
selama3 menit agar di peroleh penyaringan sempurna. Contoh uji dengan padatan
terlarut yang tinggi memerlukan pencucian tambahan, kemudian kertas saring
dipindahkan secara hati-hati dari peralatan penyaring ke wadah timbang aluminium
sebagai penyangga. Jika digunakan cawan Goch, cawan dipindahkan dari
32
Beberapa kriteria dalam penentuan model bak ekualisasi dan bak aerasi IPAL
untuk air limbah domestik pada PT X sebagai berikut :
a. Sistem pengoperasian dan pengolahan harus mudah.
b. Efisiensi dari pengolahan limbah harus mampu menghasilkan buangan yang
memenuhi baku mutu air limbah.
c. Lahan yang diperlukan untuk pembangunan instalasi tidak terlalu besar.
d. Mampu menguraikan air limbah dengan beban BOD.