Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

MODUL II
PEMILIHAN INDIKATOR DAN STANDARISASI LARUTAN

KELOMPOK KB 1/ KC 2 / KIMIA ANALISA KELAS E


Caesar Bagas Abdillah
NRP : 5008231027
Bernadetta Arceline Wijar A.
NRP : 5008231026

ASISTEN
Roida Nabila
NRP : 6008221014

Tanggal Praktikum : 27-September-2023


Tanggal Pengumpulan Laporan : 4-Oktober-2023

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
MODUL 2

PEMILIHAN INDIKATOR DAN STANDARISASI


LARUTAN

a. Teori
Indikator adalah zat yang digunakan dalam titrasi asam atau
basa untuk mengamati perubahan warna pada titran, yang
mengindikasikan mencapainya titik akhir titrasi. Pemilihan
indikator untuk setiap larutan sangatlah penting karena jika tidak
sesuai akan menyebabkan terjadinya perubahan warna yang tidak
sesuai dan menyebabkan kesalahan pada penentuan titik akhir
titrasi (Rohmah, J., & Rini, C. S., 2020).
Indikator yang digunakan untuk titrasi basa lemah dengan
asam kuat adalah Metil Oranye (MO) yang memiliki perubahan
warna pada trayek pH berkisar 4,4-6,2 (Rohmah, J., & Rini, C. S.,
2020). Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat digunakan
indikator fenolftalein (PP) karena memiliki trayek pH berkisar 8,3-
10 (Rohmah, J., & Rini, C. S., 2020).
Standardisasi larutan adalah proses dimana konsentrasi
larutan standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara
melakukan titrasi dengan larutan standar primer (John Kenkel,
2003).
Larutan standar primer merupakan larutan yang telah
diketahui kemurniannya dengan pasti yang konsentrasinya
didapatkan dengan cara penimbangan dan memiliki kemurnian
yang tinggi sekitar 100% (Padmaningrum, 2006).Larutan standar
sekunder merupakan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya
dengan pasti, konsentrasi larutan dapat dicari tahu melalui proses
standarisasi dengan cara titrasi dengan larutan primer (Day, R. A.,
& Underwood, A. L., 2002).
Rumus untuk melakukan titrasi sebagai berikut:

M 1 × V 1 × A=M 2 × V 2 × B

M 1=Molaritas asam
V 1=Volume asam
M 2=Molaritas basa
V 2=Volume basa
A=Valensi asam
B=Valensi basa
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

b. Tujuan
- Menggunakan peralatan didalam laboratorium sesuai dengan fungsinya secara
baik dan tepat.
- Menentukan jenis indikator yang tepat dalam suatu analisa.
- Melakukan standarisasi larutan standar sekunder menggunakan larutan standar
primer.
- Melakukan perhitungan konsentrasi (normalitas) dari larutan yang diberikan

c. Alat
No Alat Jumlah
1 Gelas Arloji /Kertas Timbang
2 Gelas Piala / Erlenmayer 250 mL
3 Gelas Pengaduk / Pengaduk Kaca
4 Labu Takar 50/100 ml
5 Corong Gelas
6 Pipet Tetes
7 Kertas pH
8 Labu takar 100 mL
9 Pipet volume 25 mL
10 Neraca analitik
11 Botol pencuci.
12 Buret 50 mL

d. Bahan
No Alat Jumlah
1 Indikator P
2 Indikator MO
3 Indikator MM
4 Ethanol 96%
5 Larutan tugas
6 Natrium boraks (Na2B4O7.10 H2O)
7 Asam Oksalat (H2C2O4)
8 Aquades

e. Prosedur
A. Membuat Indikator PP
1. Menimbang 1,00 gr PP dengan gelas arloji/ kertas timbang.
2. Masukkan kedalam labu takar 100 ml.
3. Menambahkan 50 ml etanol dan kocok hingga larut lalu menambahkan
aquades sampai volume 100 ml
4. Kocok hingga homogen.
5. Pindahkan kedalam gelas piala, tutup dengan aluminium foil dan diberi label

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

B. Membuat Indikator MO
1. Menimbang 0,05 gr MO dengan gelas arloji/ kertas timbang.
2. Masukkan kedalam labu takar 100 ml.
3. Menambahkan aquades sampai volume 100 ml.
4. Kocok hingga homogen.
5. Pindahkan kedalam gelas piala, tutup dengan aluminium foil dan diberi label.
C. Membuat Indikator MM
1. Menimbang 0,10 gr MM dengan gelas arloji/ kertas timbang.
2. Masukkan kedalam labu takar 100 ml.
3. Menambahkan 50 ml etanol dan kocok hingga larut lalu menambahkan
aquades sampai volume 100 ml
4. Kocok hingga homogen.
5. Pindahkan kedalam gelas piala, tutup dengan aluminium foil dan diberi label.
D. Mengukur pH Indikator
1. Mengukur masing masing pH dari ndicator diatas dengan menggunakan kertas
pH universal dan dengan menggunakan pH Meter.
2. Mencatat hasil pH dari masing masing ndikator di atas.

E. PEMBUATAN LARUTAN STANDAR SEKUNDER ASAM


1. Menimbang 1,9 gram natrium boraks dengan teliti menggunakan gelas arloji
atau kertas timbang.
2. Memasukkan natrium boraks yang telah ditimbang ke dalam labu takar 100
ml, selanjutnya melarutkan dengan 50 mL aquades kemudian kocok atau aduk
dengan baik sehingga larutan homogen.
3. Menambahkan aquades sehingga volume larutan menjadi 100 ml (sampai
tanda batas/meniscus).
4. Mengocok dengan baik sehingga larutan homogen.
5. Mengambil larutan menggunakan pipet volume 25 mL, selanjutnya
memasukkan dalam erlenmeyer.
6. Menambahkan 2 - 3 tetes indikator MO ke dalam larutan yang terdapat di
erlenmeyer
7. Memasukkan larutan tugas (HCl) yang akan ditentukan konsentrasinya
(normalitas) ke dalam buret.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

8. Melakukan titrasi larutan natrium boraks yang telah diberi indikator MO


dalam erlenmeyer dan mengkocok secara perlahan hingga berubah warna dari
kuning merah menjadi merah muda.
9. Setelah warna berubah menjadi merah muda, berarti titrasi telah selesai dan
menghentikan titrasi serta mencatat jumlah volume larutan tugas yang telah
ditambahkan ke dalam larutan natrium boraks yang berada dalam erlenmeyer.
10. Mengulang titrasi 3 kali dengan jumlah larutan natrium boraks yang sama (25
mL), selanjutnya volume larutan tugas dihitung nilai rata–ratanya.

F. PEMBUATAN LARUTAN STANDAR SEKUNDER BASA


1. Menimbang 0,63 gr asam oksalat dengan teliti menggunakan gelas arloji .
2. Memindahkan asam oksalat yang telah ditimbang ke dalam labu takar 100 mL,
selanjutnya melarutkan dengan 50 mL aquades kemudian mengkocok atau
aduk dengan baik sehingga larutan homogen.
3. Menambahkan aquades sehingga volume larutan menjadi 100 mL (sampai
tanda batas/meniscus).
4. Mengkocok dengan baik sehingga larutan homogen.
5. Mengambil larutan asam oksalat menggunakan pipet 25 mL, selanjutnya
memasukkan dalam erlenmeyer.
6. Menambahkan 2 - 3 tetes indikator PP ke dalam larutan yang terdapat di
Erlenmeyer
7. Memasukkan larutan tugas (NaOH) yang akan ditentukan konsentrasinya
(normalitas) kedalam buret.
8. Melakukan titrasi larutan asam oksalat yang telah diberi indikator ke dalam
erlenmeyer dan dikocok secara perlahan berubah dari bening menjadi merah
muda.
9. Setelah warna berubah menjadi merah muda, menghentikan titrasi dan
mencatat volume larutan tugas yang telah ditambahkan ke dalam larutan asam
oksalat yang berada dalam erlenmeyer.
10. Mengulang titrasi 3 kali, dengan jumlah larutan asam oksalat yang sama (25
mL), selanjutnya volume larutan tugas dihitung nilai rata–ratanya.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

f. Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan
Kegiatan Hasil (Deskripsikan bentuk/fisik)
1,00 gr PP
1,00 gr PP + etanol
1,00 gr PP + etanol + aquadest s/d 100 ml
0,05 gr MO
0,05 gr MO + aquades s/d 100 ml
0,10 gr MM
0,10 gr MM + etanol
0,10 gr MM + etanol + aquades s/d 100 ml

Tabel 2. Hasil Pengukuran pH Masing – Masing Indikator


Kegiatan Kertas pH pH Meter
pH Indikator PP
pH Indikator MO
pH Indikator MM

Tabel 3. Hasil Pengamatan Percobaan Larutan Standar Sekunder Asam


Kegiatan Hasil (Deskripsikan bentuk / fisik)
1,9 gram natrium boraks
1,9 gram natrium boraks + 50 ml aquades
Diencerkan menggunakan aquades s/d 100 ml
Menambahkan 2 - 3 tetes indikator MO ke
dalam larutan
Larutan tugas (HCl)
Titrasi larutan natrium boraks + HCl

Tabel 4. Hasil Pengamatan Percobaan Larutan Standar Sekunder Basa


Kegiatan Hasil (Deskripsikan bentuk / fisik)
0,63 gr asam oksalat
0,63 gr asam oksalat + 50 ml aquades
Diencerkan menggunakan aquades s/d 100

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

ml
Menambahkan 2 - 3 tetes indikator PP ke
dalam larutan
Larutan tugas (NaOH)
Titrasi larutan asam oksalat + NaOH

Tabel 3. Hasil Volume Titran yang Dibutuhkan


Larutan N V Titrasi 1 V Titrasi 2 V Titrasi 3 V rata2
(Teoritis/hasil (ml) (ml) (ml) (ml)
perhitungan)

HCl p.a.

HCl teknis

NaOH p.a.

NaOH teknis

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

a. Pembahasan
1. Bandingkan hasil pembacaan pH pada pemilihan indikator menggunakan
indicator kertas dan pH meter jelaskan penyebab perbedaan jika ada
Hasil praktikum menunjukkan perbedaan antara pengukuran pH
menggunakan indikator kertas dan pH meter. Hasil pengukuran dengan pH
meter menunjukkan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan indikator kertas.
Pengukuran pH PP terukur sebesar 8,39 menggunakan pH meter,
sedangkan dengan indikator kertas pH terbaca sebesar 8. Untuk indikator MO,
pengukuran pH meter menunjukkan nilai 6,34 sementara indikator kertas
menunjukkan pH sebesar 5. Sementara itu, indikator MM menunjukkan pH
4,86 dengan menggunakan pH meter dan pH 4 ketika menggunakan indikator
kertas pH.
Indikator PP memiliki rentang pH sebesar 8 maka indikator ini cocok
digunakan sebagai indikator untuk larutan basa. Seperti titrasi dari larutan
asam menjadi larutan basa karena setelah berubah warna menjadi pink
mengindikasikan bahwa larutan tersebut sudah menjadi basa. Indikator MO
dan MM memiliki rentang pH 4-6 maka indikator ini cocok digunakan untuk
larutan asam.
Hasil ini menunjukkan bahwa kertas pH memberikan estimasi kasar
terhadap nilai pH. Sedangkan pH meter menggunakan teknologi yang lebih
canggih dan akurat untuk mengukur nilai pH dengan lebih tepat. Inilah yang
menyebabkan terjadinya perbedaan pengukuran pH antara kertas pH dengan
pH meter.
2. Bandingkan hasil perhitungan dan pengukuran pada percobaan
standarisasi larutan, hitung error/% kesalahan, jelaskan penyebab
perbedaan jika ada)
Pada praktikum kali ini dilakukan standarisasi larutan menggunakan
titrasi natrium boraks dan asam oksalat. Natrium boraks digunakan untuk
mentitrasi larutan HCl, sementara asam oksalat digunakan untuk larutan
NaOH. Hasil titrasi menunjukkan volume titrasi yang berbeda untuk HCl p.a,
HCl teknis, NaOH p.a, dan NaOH teknis. Volume titarsi HCl p.a didapat
sebesar 8,1 mL, volume HCl teknis sebesar 13,5 mL, volume rata rata NaOH
p.a sebesar 27,15 mL, volume NaOH teknis sebesar 27 mL.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Dari hasil titrasi tersebut, dihitung nilai N (normalitas) dari larutan


yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya. Untuk larutan HCl p.a dengan
volume titrasi 8,1 mL, nilai N pengukuran adalah 0,062 dengan kesalahan
sebesar 38%. Sementara itu, larutan HCl teknis dengan volume titrasi 13,5 mL
memiliki nilai N pengukuran sebesar 0,037 dengan kesalahan sebesar 63%.
Untuk larutan NaOH p.a dengan volume titrasi 27,15 mL, nilai N
pengukuran adalah 0,065 dengan kesalahan sebesar 35%. Larutan NaOH
teknis dengan volume 27 mL memiliki nilai N pengukuran sebesar 0,026
dengan kesalahan sebesar 74%.
Dari hasil ini, terlihat perbedaan signifikan antara larutan p.a dan
larutan teknis. Konsentrasi larutan p.a terbukti lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan teknis, yang mengakibatkan rendahnya tingkat kesalahan
daripada larutan teknis.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

b. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara pengukuran pH menggunakan indikator kertas
dan pH meter. pH meter menunjukkan tingkat akurasi yang lebih tinggi
dibandingkan indikator kertas, karena teknologinya yang lebih canggih. Indikator
pH PP memiliki rentang pH 8, cocok digunakan untuk larutan basa, seperti
digunakan saat titrasi natrium boraks dengan larutan HCl, sementara indikator MO
dan MM dengan rentang pH 4-6 sesuai untuk larutan asam.
Selain itu, dalam standarisasi larutan menggunakan titrasi natrium boraks dan
asam oksalat, terlihat perbedaan volume titrasi antara larutan p.a dan teknis.
Konsentrasi larutan p.a terbukti lebih tinggi, menyebabkan tingkat kesalahan lebih
rendah dibandingkan larutan teknis.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

DAFTAR PUSTAKA
Rohmah, J., & Chylen S. R. (2020) Buku Ajar Kimia Analisis. Sidoarjo: UMSIDA
Press.
Padmaningrum, Regina. (2006) Titrasi Adisimetri, 1.
John Kenkel, (2003) Analytical Chemistry for Technicians. Washington: Lewis
Publishers.
Day, R. A., & Underwood, A. L. (2002) Analisis Kimia Kuantitatif (6th ed). Jakarta:
Erlangga

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

MSDS
Hari / Kelompok : Rabu, 27 September 2023 / KC 2
Nama / NRP: 1. Bernadetta Arceline Wijar A. / 5008231026
2. Caesar Bagas Abdillah / 5008231027
Modul : Pemilihan Indikator dan Standarisasi Larutan
Name Physical and
No Toxicological
(Formul Chemical First Aid Measures
. Information
a) Properties

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

 Keadaan fisik  Toksisitas  Pertolongan pertama


cair akut : panggil dokter
 Wujud cair Berbahaya jika  Kulit:
 Massa molekul : tertelan. Bila terjadi kontak
36,46 g/mol  Korosi/iritasi segera basuh kulit
 Tidak berwarna kulit : dengan air paling
 Bau menyengat. Kategori 2
sedikit 15 menit saat
 Densitas: 1,00 g/ Menyebabkan
3 membersihkan pakaian
cm luka bakar parah
 pH: < 1 dan sepatu yang
pada kulit dan
 Titik didih : terkontaminasi.
kerusakan mata.
larutan 38% = Bersihkan secara
48⁰C  Kerusakan/
menyeluruh pakaian
 Titik beku: -30 iritasi mata
yang serius : dan sepatu sebelum
°C digunakan lagi
 Tekanan uap: 1 Kategori 2
Menyebabkan  Mata:
mmHg 145.8 °C
kerusakan mata Basuh mata dengan air
 Sifat mudah
terbakar (padat, yang serius. selama paling sedikit 15
Asam gas): Tidak ada  Hindari uap menit, buka tutup
data ataupun asapnya. pelupuk mata beberapa
1. Klorida
 Massa jenis :  Gunakan dalam
(HCL) kali. Cari pertolongan
1190kg/m³ ventilasi cukup
medis
 Jumlah minimum
 Pernapasan:
udara terbuka
Segera cari udara segar.
tidak ada
 Jumlah Jika tidak bisa bernapas
maksimum udara berikan pernapasan
terbuka tidak ada buatan, jika masih sulit
 Titik menyala bernapas berikan
informasi tidak oksigen.
tersedia  Tertelan:
 Sifat mudah Berikan beberapa gelas
meledak : Tidak
susu atau air. Akan
berlaku.
terjadi beberapa kali
muntah, tapi jangan
dipaksakan. Jangan
memasukkan apapun
kedalam mulut orang
yang tidak sadar

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Physical and
No Name Toxicological
Chemical First Aid Measures
. (Formula) Information
Properties
 Keadaan fisik  Toksisitas  Pertolongan pertama
padat akut : Tidak panggil dokter
 Wujud: Kristal terklasifikasi  Kulit:
padat, bubuk  Korosi/iritasi Bila terjadi kontak
kristal, bola kulit : segera basuh kulit
kecil, benjolan Menyebabkan dengan air paling
 Warna putih luka bakar parah
sedikit 15 menit saat
 Tidak berbau pada kulit dan
 Densitas: 2,13 kerusakan mata. membersihkan pakaian
g/cm3  Kerusakan/ dan sepatu yang
 pH: 14 (5%) iritasi mata terkontaminasi.
 Titik leleh : 323 yang serius : Bersihkan secara
°C Menyebabkan menyeluruh pakaian
 Titik didih : kerusakan mata dan sepatu sebelum
1388 °C yang serius.
digunakan lagi
 Titik beku:  Berbahaya jika
tertelan.  Mata:
tidak ada
 Hindari Basuh mata dengan air
informasi
tersedia menghirup uap selama paling sedikit
 Sifat mudah dan debunya. 15 menit, buka tutup
Natrium  Gunakan dengan pelupuk mata beberapa
terbakar (padat,
2. Hidroksid gas): Tidak ada ventilasi yang kali sampai terasa
a (NaOH) data memadai ringan dan tidak berat.
 Massa jenis :
Cari pertolongan medis
2130kg/m³
 Massa  Pernapasan:
molekul : 40 Segera cari udara segar.
g/mol Jika tidak bisa bernapas
 Sifat mudah berikan pernapasan
meledak : buatan, jika masih sulit
Tidak berlaku. bernapas berikan
 Kelarutan oksigen.
dalam air: larut
 Tertelan:
 Tekanan uap:
Berikan beberapa gelas
diabaikan
susu atau air. Akan
terjadi beberapa kali
muntah, tapi jangan
dipaksakan. Jangan
memasukkan apapun
kedalam mulut orang
yang tidak sadar

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Physical and
No Name Toxicological
Chemical First Aid Measures
. (Formula) Information
Properties
 Keadaan fisik:  Toksisitas akut  Pertolongan pertama
padat, serbuk : Tidak panggil dokter
putih terklasifikasi  Kulit:
 Warna: putih  Korosi/iritasi Bila terjadi kontak
 Tidak berbau kulit : tanggalkan segera
 Densitas: 1,296 nonkorosif semua pakaian yang
g/cm3  Kerusakan/
terkontaminasi. Bilaslah
 pH: 8,00-10,00 iritasi mata
yang serius : kulit dengan
 Titik leleh : -
114,1 °C nonkorosif air/pancuran air.
 Titik didih : Periksakan ke dokter.
>450 °C  Mata:
 Titik beku: 260 Bilaslah dengan air yang
Indikator °C banyak. Hubungi dokter
3. Fenolftalei  Sifat mudah mata. Lepas lensa
terbakar (padat, kontak.
n (PP)
gas): Tidak
 Pernapasan:
mudah terbakar
Segera cari udara segar.
 Massa
molekul : Jika tidak bisa bernapas
318,33 g/mol berikan pernapasan
 Sifat mudah buatan, jika masih sulit
meledak : bernapas berikan
Tidak berlaku. oksigen. Panggil dokter.
 Kelarutan
 Tertelan:
dalam air:
Berikan beberapa gelas
mudah larut
 Tekanan uap: susu atau air (dua gelas
diabaikan paling banyak).
Periksakan ke dokter

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Physical and
No Name Toxicological
Chemical First Aid Measures
. (Formula) Information
Properties
 Keadaan fisik:  Toksisitas akut :  Pertolongan pertama
padat, serbuk Tidak panggil dokter
jingga terklasifikasi  Kulit:
 Warna: jingga  Korosi/iritasi Bila terjadi kontak
 Bau: berbau kulit : nonkorosif tanggalkan segera
khas yang  Kerusakan/ semua pakaian yang
lemah iritasi mata yang
terkontaminasi.
 Densitas: 1,28 serius : kerusakan
Bilaslah kulit dengan
g/cm3 yang mungkin:
 pH: 6,5-5 iritasi ringan. air/pancuran air.
 Titik leleh : Periksakan ke dokter.
>300°C  Mata:
 Titik didih : Bilaslah dengan air
Tidak tersedia yang banyak. Hubungi
informasi dokter mata. Lepas
 Titik beku: 260 lensa kontak.
°C
 Pernapasan:
 Sifat mudah
Segera cari udara
terbakar
(padat, gas): segar. Jika tidak bisa
Indikator bernapas berikan
Mudah
Methyl terbakar pernapasan buatan,
4.
Orange  Massa molekul jika masih sulit
(MO) : 327,33 g/mol bernapas berikan
 Sifat mudah
oksigen. Panggil
meledak :
Tidak dokter.
diklasifikasika  Tertelan:
n sebagai Berikan beberapa gelas
mudah susu atau air (dua gelas
meledak paling banyak). Segera
 Kelarutan cari anjuran
dalam air: 5 g/l pengobatan. Hanya di
pada 20°C
dalam kasus khusus,
 Tekanan uap:
diabaikan jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu ja,,
rangsang untuk muntah
(hanya jika korban
tidak sadarkan diri),
telan karbon aktif dan
konsultasikan kepada
dokter secepatnya.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Name Physical and


No Toxicological
(Formul Chemical First Aid Measures
. Information
a) Properties
 Keadaan fisik:  Toksisitas  Pertolongan pertama
padat akut : Tidak panggil dokter
 Warna: ungu- terklasifikasi  Kulit:
kemerahan  Korosi/iritasi Bila terjadi kontak
 Bau: Data tidak kulit : informasi tanggalkan segera
tersedia ini tidak tersedia semua pakaian yang
 Densitas: 0,791  Kerusakan/
terkontaminasi.
g/cm3 iritasi mata
yang serius : Bilaslah kulit dengan
 pH: 3,1-4,42
 Titik leleh : 178- informasi ini air/pancuran air.
182°C tidak tersedia Periksakan ke dokter.
 Titik didih :  Mata:
Tidak tersedia Bilaslah dengan air
informasi yang banyak. Hubungi
 Titik beku: 260 dokter mata. Lepas
Indikato °C lensa kontak.
r Methyl  Sifat mudah
5.  Pernapasan:
terbakar (padat,
Merah Segera cari udara
gas): Mudah
(MM) terbakar segar. Jika tidak bisa
 Massa molekul : bernapas berikan
269,30 g/mol pernapasan buatan, jika
 Sifat mudah masih sulit bernapas
meledak : Tidak berikan oksigen.
diklasifikasikan
Panggil dokter.
sebagai mudah
meledak  Tertelan:
 Kelarutan dalam Berikan beberapa gelas
air: sedikit larut susu atau air (dua gelas
pada 20°C paling banyak). Segera
 Kelarutan: larut hubungi dokter.
dalam etanol
 Tekanan uap:
tidak tersedia
informasi

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Physical and
No Name Toxicological
Chemical First Aid Measures
. (Formula) Information
Properties
 Keadaan fisik:  Toksisitas akut :  Pertolongan pertama
padat berupa Tidak panggil dokter
kristal putih terklasifikasi  Kulit:
 Warna: putih  Toksisitas Bila terjadi kontak
 Bau: Tidak kulit : perkiraan tanggalkan segera
berbau toksisitas akut; semua pakaian yang
 Densitas: 1,9g/ 1.100,1 mg/kg.
3 terkontaminasi.
cm Terasa terbakar
apabila terkena Bilaslah kulit dengan
 pH: 1 pada 100
g/l 20 °C kulit. air/pancuran air.
 Titik leleh:  Kerusakan/ Periksakan ke dokter.
189°C iritasi mata  Mata:
 Titik didih : yang serius : Bilaslah dengan air
Tidak tersedia menyebabkan yang banyak. Hubungi
informasi kerusakan mata dokter mata. Lepas
 Titik beku: 260 yang serius
lensa kontak.
°C  Toksisitas
inhalaas:  Pernapasan:
Asam  Sifat mudah
Iritasi mukosa Segera cari udara
6. Oksalat ( terbakar (padat,
gas): Tidak segar. Jika tidak bisa
C 2 H 2 O4) bernapas berikan
mudah terbakar
 Massa pernapasan buatan,
molekul : jika masih sulit
269,30 g/mol bernapas berikan
 Sifat mudah
oksigen. Panggil
meledak :
Tidak dokter.
diklasifikasikan  Tertelan:
sebagai mudah Berikan beberapa gelas
meledak susu atau air (dua gelas
 Kelarutan paling banyak). Segera
dalam air: hubungi dokter.
sedikit larut
pada 108g/l
pada 25°C
 Tekanan uap:
tidak tersedia
informasi

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Physical and
No Name Toxicological
Chemical First Aid Measures
. (Formula) Information
Properties
 Keadaan fisik:  Toksisitas akut :  Pertolongan pertama
padat berupa Tidak panggil dokter
kristal putih terklasifikasi  Kulit:
 Warna: putih  Toksisitas Bila terjadi kontak
 Bau: Tidak kulit : Dapat tanggalkan segera
berbau mengiritasi semua pakaian yang
 Densitas: tidak  Kerusakan/
terkontaminasi.
tersedia iritasi mata
informasi yang serius : Bilaslah kulit dengan
 pH: 9,2 pada 47 Menyebabkan air/pancuran air.
g/l pada 20 °C iritasi mata yang Periksakan ke dokter.
 Titik leleh: serius  Mata:
741°C  Toksisitas Bilaslah dengan air
 Titik didih : inhalasi: yang banyak dengan
1575°C Iritasi mukosa, saksama selama
 Sifat mudah gejala iritasi
beberapa menit.
terbakar (padat, pada saluran
gas): Tidak pernapasan. Hubungi dokter mata.
Natrium mudah terbakar  Dapat merusak Lepas lensa kontak.
Boraks (  Massa kesuburan.  Pernapasan:
7. molekul : Dapat merusak Segera cari udara
Na2 B4 O7 H 2 O
) 381,27 g/mol janin segar. Jika tidak bisa
 Sifat mudah  Penelanan dapat bernapas berikan
meledak : menyebabkan pernapasan buatan,
Tidak mual, muntah,
jika masih sulit
diklasifikasikan kram perut,
sebagai mudah diare, lesi bernapas berikan
meledak eritematosa pada oksigen. Panggil
 Kelarutan kulis dan selaput dokter.
dalam air: lender,  Tertelan:
49,74 g/l pada gangguan Berikan beberapa gelas
20 °C peredaran darah, susu atau air (dua gelas
 Tekanan uap: takikardia, paling banyak. Jangan
0,213 hPa pada sianosis.
pernah memberikan
20 °C
apapun melalui mulut
kepada orang yang
tidak sadar.
Konsultasikan dengan
dokter.

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa

Physical and
No Name Toxicological
Chemical First Aid Measures
. (Formula) Information
Properties
8. Ethanol  Bentuk : cair  Toksisitas oral Saran utama : Konsultasikan
(C2H5OH)  Warna : tidak akut dengan dokter. Tunjukkan
berwarna LD50 Oral- Tikus – lembar data keselamatan ini
 Titik lebur : - pria dan wanita – ke dokter
1440C pada 10.470 mg/kg  Terhirup : Pindah orang
1.013,25 hPa  Toksisitas inhalasi ke udara segar. Jika
 Titik didih : akut tidak bernapas, berikan
78,290C pada LC50 penghirupan - pernapasan buatan
1.013 pHa tikus – pria dan wanita  Kontak dengan kulit :
 Titik nyala : – 4 h – 124,7 mg/l tanggalkan segera semua
130C ( cawan  Toksisitas kulit pakain yang
tertutup ) akut terkontaminasi. Bilaslah

 Densitas : 0,790- Informasi ini tidak kulit dengan air yang

0,793 g / cm3 tersedia banyak

 Kelarutan dalam  Iritas kulit  Kontak dengan mata :

air : 1.000 g/l Kulit – kelinci Bilas dengan air yang

pada 200C Tidak menyebabkan banyak minimal 15

( tercampur iritasi kulit – 24 h menit, angkat kelopak

sepenuhnya )  Iritasi mata mata bagian atas dan

 Bau : seperti Mata – Kelinci bawah sesekali

alcohol Menyebabkan iritasi  Tertelan : segera beri

 Sifat peledak : mata yang serius korban minum air putih

tidak ( dua gelas paling

diklasifikasikan banyak )

sebagai mudah
meledak
 Sifat oksidator :
tidak ada

Laboratiorum Kimia Analsia dan Kimia Organik Dept. Teknik Kimia FTIRS - ITS

Anda mungkin juga menyukai