Oleh :
NIM : 22030234036
JURUSAN KIMIA
Asidi berasal dari Bahasa Inggris yakni kata acid yang berarti asam,
sedangkan metri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti ilmu, proses,
atau seni mengukur. Sehingga Asimetri dapat diartikan dengan
pengukuran asam atau pengukuran dengan asam. Titrasi asidi-
alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam basa.
3. Larutan Standar
2. Bahan
Nama Bahan Spesifikasi
1. HCl pekat murni 9 mL
2. Na2CO3 1,3 gram
3. Na2CO3 25 mL
4. HCl 5 mL
5. C14H14N3NaO3S
6. Na2[B4O5(OH)4]8H2O 4,7-4,8 gram
7. Na2[B4O5(OH)4]8H2O 25 mL
8. C15H15N3O2
9. NaOH 54,2 gram
10. NaOH pekat 6,5 mL
11. C2H2O42H2O 1,6 gram
12. C2H4O4 25 mL
13. C20H14O4
14. HCl O,1 N 25 mL
15. Air suling 650 mL
VI. Alur Percobaan
A. Pembuatan dan Penentuan (Standarisasi) Larutan Asam
1. Pembuatan Larutan Asam Klorida 10,1 N
HCl 0,1 N 5 ml
Padatan Na2CO3
Padatan Boraks
9. Dipipet 25 ml
10. Dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 250 ml
11. Ditambahkan 25 ml air suling
12. Ditambahakan 2 – 3 tetes indikator metil merah
13. Labu Erlenmeyer diletakkan di bawah buret
14. Diberi kertas putih di bawahnya
15. Dilakukan titrasi dengan membuka keran buret sampai
terjadi perubahan
NaOH
1. Ditimbang dengan tepat ± 4,2 gram dalam gelas piala
kecil atau kaca arloji
2. Dilarutkan dalam air suling
3. Diencerkan sampai volume 1 liter (digunakan air suling
yang dididihkan)
4. Dikocok
5. Disimpan dalam botol dengan sumbat karet
Hasil
b. Cara Kedua
NaOH
1. Dilarutkan sebanyak 50 gram dalam 50 ml air suling
2. Dibiarkan sampai larutan bagian atas jernih dan
Na2CO3 serta kotoran yang lain mengendap
NaOH pekat
NaOH pekat
Larutan NaOH
2. Penentuan (standarisasi) larutan NaOH ± 0,1 N
a. Dengan Asam Oksalat sebagai baku
Hasil
Reaksi :
2NaOH(aq) + H2C2O2(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
b. Dengan Larutan Standar HCl 0,1 N
Hasil
Reaksi :
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Rumus :
M1 . V1 = M2 . V2
VII. HASIL PENGAMATAN
No Perc. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan
1. Penentuan (standarisasi) larutan NaOH 2NaOH (aq) + • Hasil percobaan
Sebelum Sesudah
±0,1 N H2C2O2 (aq) → yang dilakukan
a. Dengan asam oksalat sebagai baku NaOH = tidak Larutan asam sesuai dengan
Na2C2O4 (aq) +
berwarna oksalat + Air 2H2O (l) dugaan warna yang
Larutan Asam
Asam oksalat suling + HIn → H+ + In- dihasilkan dari
NaOH oksalat
indikator PP= pencampuran
= tidak 2OH- + H2In →
• Buret dibilas • Dipipet tidak
berwarna 2H2O + In2- larutan NaOH +
dengan larutan sebanyak berwarna larutan asam oksalat
NaOH 10ml Air suling =
Larutan asam + indikator PP
• Dimasukkan ke • Dimasukkan tidak
oksalat + air berwarna soft pink.
dalam buret ke dalam berwarna
suling + • V rata-rata nya 9,8
sampai melebihi labu Indikator PP
indikator PP + mL
titik nol erlenmenyer = tidak
NaOH = soft • Konsentrasi NaOH
• Kran dibuka 250 mL berwarna
pink nya 0,102 N
perlahan sampai di • Ditambahka
(percobaan 1)
titik nol n air suling
• Dicatat angkanya 10 ml
No Alur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Larutan asam
• Ditambahkan
oksalat + air suling
indikator pp
+ indikator PP +
sebanyak 3
NaOH = soft pink
tetes
(percobaan 2)
• Dititrasi hingga terjadi
Larutan asam
perubahan warna indikator
oksalat + air suling
• Dibaca dan dicatat angka
+ indikator PP +
pada buret pada awal dan
NaOH = soft pink
akhir titrasi
(percobaan 3)
• Diulangi sebanyak 3 kali
V1 = 9,9 mL
• Dihitung konsentrasi rata-
rata NaOH V2 = 9,7 mL
V2 = 7,3 mL
V3 = 7,3 mL
VIII. PEMBAHASAN
Dalam kimia analitik terdapat dua jenis analisis yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu analisis yang
berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia yang menjawab pertanyaan
senyawa ‘apa’ yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif yaitu analisis yang berkaitan dengan identifikasi jumlah
kadar satu analit dalam sampel. Dalam praktikum ini dengan judul
“Titrasi Penetralan (Asidi-Alkalimetri)” termasuk dalam analisis
kuantitatif. Tujuan dari praktikum ini yang pertama adalah membuat dan
menentukan standarisasi larutan asam dan yang kedua adalah membuat
dan menentukan standarisasi larutan basa.
Titrasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume
larutan tersebut dalam volume larutan yang telah diketahui
konsentrasinya. Prinsip dasar dari titrasi asam basa didasarkan pada
reaksi netralisasi asam basa, yaitu antara ion H+ dan ion OH-.
Terdapat 2 jenis titrasi penetralan yaitu titrasi asidimetri dan titrasi
alkalimetri. Asidimetri adalah suatu metode analisis kimia yang
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam dengan
menggunakan larutan standar basa atau bisa juga diartikan sebagai salah
satu metode titrasi penetralan yang menggunakan larutan asam sebagai
titran dan larutan basa sebagai titrat. Sedangkan alkalimetri adalah
metode analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi
suatu larutan alkali dengan menggunakan larutan standar asam atau bisa
juga diartikan sebagai salah satu metode titrasi penetralan yang
menggunakan larutan basa sebagai titran dan larutan asam sebagai
titratnya.
Larutan baku adalah larutan dengan konsentrasi yang diketahui
dengan baik dan tepat. Sedangkan larutan standar adalah larutan yang
biasanya berfungsi sebagai titran, yang juga berfungsi sebagai pengukur
volume larutan baku. Larutan baku primer adalah zat kimia murni
dengan kemurnian yang sangat tinggi dan stabilitas yang baik, yang
digunakan untuk membuat larutan baku yang konsentrasinya diketahui
dengan tepat. Syarat-syarat larutan baku primer adalah :
1. Harus tersedia dalam bentuk murni, atau dalam suatu tingkat
kemurnian tinggi. Secara umum, jumlah total dari pengotor tidak
boleh melebihi 0,01 sampai 0,02%, dan harus dilakukan tes
untuk mendeteksi kuantitas pengotor-pengotor tersebut melalui
tes kualitatif dengan sensitivitas yang diketahui.
2. Substansi tersebut harus stabil. Harus mudah dikeringkan dan
tidak terlalu higroskopis sehingga tidak banyak menyerap air
selama penimbangan. Substansi tersebut seharusnya tidak
kehilangan berat bila terpapar udara. Garam hidrat biasanya
tidak dipergunakan sebagai standar primer.
3. Yang diinginkannya adalah standar primer tersebut mempunyai
berat ekivalen yang cukup tinggi agar dapat meminimalisir
konsekuensi galat pada saat penimbangan.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan titrasi penetralan (asidi-alkalimetri) dapat
disimpulkan bahwa :
• Hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan dugaan warna
yang dihasilkan dari pencampuran larutan NaOH ditambah
larutan asam oksalat dan ditambah dengan indikator PP
dihasilkan warna soft pink, dengan volume rata-rata yang
didapatkan adalah 9,83 mL dan konsentrasi NaOH adalah 0,102
N.
• Hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengam dugaan warna
yang dihasilkan dari pencampuran larutan NaOH ditambah
dengan larutan HCl dan ditambah dengan indikator PP
dihasilkan warna soft pink, dengan volume rata-rata yang
didapatkan adalah 7,26 mL dan konsentrasi HCl adalah 0,074 N.
X. SARAN
Dalam melakukan praktikum titrasi penetralan atau asidi-alkalimetri
diharapkan praktikan lebih berhati-hati, teliti dan cermat dalam
melakukan proses titrasi karena proses titrasi akan berpengaruh terhadap
hasil akhir titrasi dan penentuan konsentrasi dari suatu larutan asam atau
basa serta agar dapat mencapai titik akhir titrasi yang sempurna. Selain
itu, diharapkan dapat lebih memahami prosedur percobaan agar saat
melakukan praktikum tidak kebingungan dan tidak melakukan
kesalahan.
Daftar Pustaka
Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Keenan, Kleinfelter, & Wood. (1980). Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Simajuntak, R. (2018). Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi
Cair Merek "LX" dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi,
59-66.
Ulfa, A. M., Retnaningsih, A., & Aufa, R. (2017). Penetapan Kadar Asam Lemak
Bebas Pada Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Zaitun
Kemasan Secara Alkalimetri. Jurnal Analisis Farmasi, 245-250.
No Gambar Keterangan
1. Dituangkan larutan
NaOH pada gelas beker
2. Ditambahkan
larutan NaOH
kedalam buret
7. Diambil 10 mL aquadest
dengan gelas ukur
8. Ditambahkan aquadest 10
mL aquadest kedalam labu
Erlenmeyer menghasilkan
larutan tidak berwarna
9. Ditambahkan 3 tetes
indikator PP
menghasilkan larutan
tidak berwarna
10. Dititrasi menggunakan
larutan NaOH dan
dihentikan jika terjadi
perubahan warna
indikator
No Gambar Keterangan
1. Dipipet 10 mL larutan
HCl X N dengan pipet
seukuran
2. Diambil 10 mL
aquadest
menggunakan
gelas ukur
4. Ditambahkan 3 tetes
larutan indikator PP
5. Dititrasi menggunakan
larutan NaOH dan
dihentikan jika terjadi
perubahan warna
indikator
8. Menghasilkan larutan
berwarna merah muda
c. Perhitungan
- Konsentrasi NaOH
V1 = 9,9 mL
V2 = 9,7 mL
V3 = 9,9 mL
9,9 mL+9,7 mL+9,9 mL
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
29,5 mL
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
1
𝑁 = 𝑁𝑏
98,3
0,102 N = Nb
- Konsentrasi HCl
V1 = 7,2 mL
V2 = 7,3 mL
V3 = 7,3 mL
7,2 mL+7,3 mL+7,3 mL
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
21,8 mL
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
0,740
𝑁𝑎 = 10
Na = 0,074 N