7. Gliserin (C3H8O3)
Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis
serta bersifat humektan Diperoleh dan hasil sampingan proses pembuatan
sabun atau dari asam lemak tumbulian dan hewan, Pada pembuatan sabun
transparan gliserin bersama dengan sukrosa dan alkohol berfungsi dalam
pembentukan stuktur transparan. (RAHMA, 2012)
8. Etanol (C2H5OH)
Etanol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH.
Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan
karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. (Baiquni, 2019)
9. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam
minyak dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam
juga merupakan parameter penting dalam penentuan kualitas minyak.
Bilangan ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang ada dalam
minyak akibat terjadi reaksi hidrolisis pada minyak terutama pada saat
pengolahan. Asam lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk
kebanyakan bahan lipid. (Yulianti, 2017)
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH 1 N yang
digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat satu gram
minyak atau lemak. Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang
diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1
gram minyak. Dimana angka asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak
bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam
dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu gram lemak atau
minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon yang berantai panjang
dan lurus, dimana bagian ujungnya mengikat gugus karbiksilat, asam lemak
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan memiliki jumlah atom
karbon genap. Asam lemak tak jarang terdapat dialam, tetapi terdapat
sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak dapat
bersala dari hewan maupun tumbuhan dan mempunyai rumus umum. (Page,
1989)
Angka asam besar menunjukan asam lemak bebas yang besar yang
berasal dari hidrolisis minyak atupun karena proses pengolahan yang kurang
baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya. Sedangkan
dengan metode Mojonnier, hasil ekstraksi kemudian diuapkan pelarutnya
dan dikeringkan dalam oven sampai diperoleh berat konstan, berat residu
dinyatakan sebagai berat lemak atau minyak dalam bahan, Minyak yang
disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat
molekul relatif kecil. (Yulianti, 2017)
Bilangan asam adalah satu cara untuk megukur kualitas minyak atau
lemak. Bilangan asam minyak atau lemak merupakan suatu nilangan yang
menyatakan banyaknya milligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam lemak bebas dalam satu gram lemak atau minyak.
Persamaan untuk menghitung bilangan asam sebagai berikut :
𝑉 𝑋 𝑁 𝑋 𝑀𝑟𝐾𝑂𝐻
Bilangan Asam =
𝑊
Keterangan :
V = Jumlah mL larutan KOH standar
N = normalitas larutan KOH standar
W = massa sampel minyak atau lemak (gram)
E. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Tabung Reaksi
2. Pipet Tetes
3. Gelas Ukur
4. Timbangan
5. Gelas Kimia
6. Pengaduk
7. Pengangan Air
Bahan :
1. Minyak Sawit
2. Etanol
3. KOH pekat
4. NaOH pekat
5. Gliserin
6. Minyak Zaitun
7. NaCl jenuh
8. Bibit parfum
9. Pewarna makanan
F. ALUR PERCOBAAN
1. Pembuatan Sabun
NaOH
Asam Stearat
• Ditimbang sebanyak 1 gram
• Ditimbang 10 gram minyak sawit
• Dimasukkan minyak sawit kedalam gelas baker
• Dimasukkan asam stearat bersama minyak sawit
• Dipanaskan campuran tersebut hingga suhu 70℃
Sabun Padat
• Ditimbang 0,1 – 0,2 gram
• Dilarutkan dengan 6-8 mL
Larutan Sabun
Tabung 1
• Ditambahkan 3 mL aquades
• Ditambahkan 5 tetes minyak
• Ditambahkan 2 mL larutan sabun
• Dikocok kuat-kuat
Emulsi
• Didiamkan
• Diamati pemisahan yang terjadi
• Dicatat waktu yang diperlukan untuk pemisahan
Waktu pemisahan
Tabung 2
• Ditambahkan 3 mL aquades
• Ditambahkan 5 tetes minyak
• Dikocok kuat-kuat
Emulsi
• Didiamkan
• Diamati pemisahan yang terjadi
• Dicatat waktu yang diperlukan untuk pemisahan
Waktu pemisahan
3. Bilangan Asam
Minyak / Lemak
Hasil
𝑉 𝑋 𝑁 𝑋 𝑀𝑟 𝐾𝑂𝐻
Bilangan asam = 𝑊
Reaksi :
Larutan NaOH
• Minyak sawit
Asam Stearat + asam stearat
Terbentuk sabun
7. Ditimbang sebanyak 1 gram • Minyak sawit = larutan
8. Ditimbang 10 gram minyak sawit 10 gram berwarna padat
9. Masukkan minyak sawit ke dalam berwarna kuning
gelas beaker kuning • Asam stearat +
10. Masukkan asam stearate ke dalam • Asam stearat 1 minyak sawit
gelas beaker gram berwarna dipanaskan =
11. Dipanaskan campuran tersebut putih larutan
hingga suhu 70°C • Alkohol 12 berwarna
Asam Stearat Mencair gram tidak kuning
berwarna • Minyak
1. Dibiarkan sampai suhu campuran
• Gliserin 4 sawit+ asam
menjadi 50°C stearate +
gram tidak
2. Dimasukkan larutan NaOH NaOH =
berwarna
3. Diaduk secara terus menerus
• Minyak zaitun larutan keruh
4. Ditambahkan 12 gram alkohol berwarna
1 mL tidak
5. Ditambahkan 4 gram gliserin kuning
berwarna
6. Dipanaskan sambil terus diaduk
• Pewarna • Minyak sawit+
Larutan Jernih makanan 3 asam stearate
12. Ditambahkan 1 mL minyak zaitun tetes berwarna +NaOH +
13. Ditambahkan bibit parfum dan merah alcohol =
pewarna sebanyak 3 tetes • Bibit parfum 3 larutan kental
14. Dituang ke cetakan sebelum tetes berwarna berwarna
memadat kuning-- kuning
• Minyak sawit+
Sabun asam stearate
+NaOH +
alcohol +
gliserin =
larutan kental
berwarna
kuning
• Dipanaskan
sambil diaduk
dan menjadi
berwarna
kuning jernih
• Ditambah
minyak zaitun,
bibit parfum,
dan pewarna
makanan
menjadi
berwarna
merah jernih
• Dituang
kecetakan =
sabun memadat
Pada tabung II
2. Sifat Emulsi Sabun • Sabun padat waktu pemisahan 2
Sabun Padat berwarna fasa lebih cepat
merah daripada tabung I.
1. Ditimbang 0,1 – 0,2 gram
2. Dilarutkan dengan 6 - 8 mL air ditimbang 0,21 dikarenakan pada
panas
gram tabung I
Larutan Sabun ditambahkan
dengan larutan
• Aquades tidak • Sabun padat + sabun yang
Tabung I air panas =
berwarna memiliki sifat
larutan
1. Dimasukkan 3 mL aquades
2. Ditambahkan 5 tetes minyak • Minyak berwarna emulsi untuk
merah muda
3. Ditambahkan 25 mL larutan sabun berwarna menunda
4. Dikocok kuat - kuat
kuning • Aquades + pemisahan antara
Emulsi minyak sawit +
• Larutan sabun larutan sabun =
air dan minyak.
5. Didiamkan dan diamati pemisahan berwarna berwarna
yang terjadi merah muda
6. Dicatat waktu yang dibutuhkan merah muda dan terbentuk
dua lapisan
Waktu Pemisahan dalam waktu 6
menit
Tabung II
3. Dimasukkan 3 mL aquades
• Aquades tidak • Aquades +
4. Ditambahkan 5 tetes minyak
5. Dikocok kuat - kuat berwarna minyak sawit +
1. Pembuatan Sabun
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan sabun adalah
dengan mengencerkan NaOH. Siapkan NaOH dan timbang sebanyak
1,4 gram, kemudian dilarutkan ke dalam 3,3 mL aquades di dalam
tabung reaksi dan dipanaskan hingga menjadi larutan panas NaOH.
Setelah larut, tunggu hingga larutan NaOH dingin. Langkah berikutnya
adalah dengan menimbang asam stearat sebanyak 1 gram dan minyak
kelapa sawit sebanyak 10 gram. Kemudian masukkan asam stearat
bersama minyak sawit kedalam gelas beaker. Penampabahan asam
stearate ini berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa pada
sabun. Campuran tersebut kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu
70°C. Akan tetapi pemanasan dengan suhu yang terlalu panas akan
mengoksidasi minyak yang mengakibatkan perubahan warna menjadi
cokelat. Hal tersebut behubungan erat dengan bilangan peroksida. Yaitu
nilai penentu derajat kerusakan pada minyak atau lemak yang
diakibatkan oleh autooksidasi. Selanjutnya campuran didinginkan
hingga suhunya turun menjadi 50°C. Setelah dingin, ditambahkan
larutan NaOH yang sudah disiapkan sebelumnya ke dalam campuran.
Penambahan NaOH berfungsi untuk menghidrolisis ester sehingga
didapatkan garam natrium yang diinginkan dan juga alkohol. Reaksi ini
akan menghasilkan sabun padat merupakan alasan mengapa digunakan
NaOH. Karena jika basa KOH yang digunakan, maka yang dihasilkan
merupakan sabun cair. Campuran ini menjadi larutan encer yang
kemudian ditambahkan 12 gram alkohol serta 4 gram gliserin. Sehingga
menghasilkan larutan kental yang menggumpal. Penambahan alkohol
disini berfungsi sebagai pelarut karena sifatnya yang dapat larut dalam
air dan lemak. Alkohol atau etanol ini berfungsi untuk melarutkan
minyak karena minyak tidak larut dalam air. Alhokol atau etanol
memiliki tingkat molaritas dibawah air. Karena minyak non polar,
ketika diinteraksikan, antara minyak dan air memiliki perbedaan
polaritas yang jauh. Maka dari itulah diinteraksikan dengan alkohol atau
etanol. Sedangkan penambahan gliserin berfungsi sebagai pelembab.
Gliserin atau gliserol sendiri merupakan senyawa gliserida yang paling
sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik.
Selanjutnya campuran ini dipanaskan kembali dengan diaduk hingga
larutan mencair. Kemudian ditambahkan dengan 1 mL minyak zaitun.
Minyak zaitun ini berguna untuk melembabkan. Tambahkan juga 3 tetes
bibit parfum dan 3 tetes pewarna bersamaan saat penambahan minyak
zaitun. Bibit parfum disini berfungsi untuk memberikan aroma harum
pada sabun nantinya. Kemudian aduk dengan rata dan tuangkan ke
dalam cetakan sebelum memadat. Reaksi pada percobaan ini adalah
sebagi berikut :
Pada reaksi tersebut, yang berperan sebagai sabun dan memiliki sifat
sabun adalah RCOONa karena memiliki gugud hidofilik dan hidrofobik.
Molekul sabun tersusun atas 2 bagian, yakni gugus polar
(-COO-Na+) dan gugus non-polar (bagian R-hidrokarbon). Gugus polar
disebut kepala dan gugus non-polar disebut ekor. Dengan demikian,
molekul sabun memiliki kepala polar dan ekor hidrokarbon non polar.
Kepala polar bersifat hidrofilik (mencintai air) dan ekor non polar
bersifat hidrofobik (penolak air) di alam. Sifat dari sabun sendiri harus
memiliki gugus hidrofob dan gugus hidrofil.
3. Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari kualitas minyak atau lemak.
Bilangan asam suatu minyak atau lemak merupakan bilangan yang
menyatakan banyaknya milligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram minyak atau lemak.
Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar
yang berasal dari hidrolisa minyak, ataupun karena proses pengolahan
yang kurang baik. Jika angka asam semakin besar/tinggi, maka kualitas
minyak tersebut semakin rendah.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang sebanyak 10
gram minyak atau lemak yang tadi digunakan pada percobaan satu.
Kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditambahkan
dengan 25 mL etanol. Ditambahkan juga 5 tetes indikator fenolftalei
(pp). Penggunaan fenolftalei (pp) ini dikarenakan trayek pH indicator
fenolftalei (pp) adalah 8,3 – 10,0 sedangkan titik penetralan asam basa
adalah 7. Kelebihan basa berikatan dengan indicator fenolftalei (pp) dan
akan menghasilkan warna soft pink nantinya. Selanjutnya campuran
tersebut dititrasi dengan larutan standar KOH 0.1N dan kemudian
dihitung bilangan asam dengan volume KOH titrasi yang digunakan.
Titrasi ini diulangi hingga tiga kali (triplo) agar mendapatkan bilangan
asam rata-rata. Pada titrasi pertama diperoleh volume KOH sebesar 1
mL; pada titrasi kedua diperoleh volume KOH sebesar 1 mL; dan pada
titrasi ketiga diperoleh volume KOH sebesar 1 mL. Setelah volume
KOH didapatkan, bilangan asam dapat dihitung dengan mengunakan
rumus :
𝑉 𝑋 𝑁 𝑋 𝑀𝑟𝐾𝑂𝐻
𝑊
Setelah dihitung menggunakan rumus diatas, diperolehlah bilangan
asam pada percobaan pertama sebesar 0,559. Bilangan asam pada
percobaan ke dua sebesar 0,553. Dan bilangan asam pada percobaan ke
tiga sebesar 0,559. Didapatkan pula rata – rata bilangan asam sebesar
0,557.
Reaksi pada percobaan bilangan asam :
1. Jawaban Pertanyaan
1) Bagaimana cara membuat sabun keras dan lunak (dalam bentuk alur
kerja/diagram alir)?
• Sabun Keras
Asam Stearat
11. Ditimbang sebanyak 1 gram
12. Ditimbang 10 gram minyak sawit
13. Minyak sawit dimasukkan ke dalam gelas beaker
14. Dimasukkan asam stearate bersama minyak sawit
15. Dipanaskan campuran tersebut hingga suhu 70°C
Asam Stearat
1. Ditimbang sebanyak 1 gram
2. Ditimbang 10 gram minyak sawit
3. Minyak sawit dimasukkan ke dalam gelas beaker
4. Dimasukkan asam stearate bersama minyak sawit
5. Dipanaskan campuran tersebut hingga suhu 70°C
Sabun Padat
1. Ditimbang 0,1 – 0,2 gram
2. Dilarutkan dengan 6 – 8 mL air panas
Larutan Sabun
Tabung I
4. Ditambahkan 3 mL aquades
5. Ditambahkan 5 tetes minyak
6. Ditambahkan 2 mL larutan sabun
7. Dikocok kuat-kuat
Emulsi
1. Didiamkan
2. Diamati pemisahan yang terjadi
3. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk pemisahan
Waktu Pemisahan
Tabung II
1. Ditambahkan 3 mL aquades
2. Ditambahkan 5 tetes minyak
3. Dikocok kuat-kuat
Emulsi
4. Didiamkan
5. Diamati pemisahan yang terjadi
6. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk pemisahan
Waktu Pemisahan
4) Jelaskan bagaimana proses terjadinya emulsi sabun?
Jawab :
Sabun didalam air akan menghasilkan busa yang menurunkan
tegangan permukaan. Molekul sabun akan mengelilingi kotoran
dengan ekornya serta mengikat molekul kotoran. Proses ini disebut
juga emulsifikasi, karena antara molekul kotoran dan molekul sabun
membentuk suatu emulsi. Sedangkan pada bagian kepala molekul
sabun didalam air pada saat pembilasan menarik molekul kotoran
keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.
V1 = 1 mL
V2 = 1 mL
V3 = 1 mL
N KOH = 0,1 N
Mr KOH = 56
W1 = 10,006 gram
W2 = 10,117 gram
W3 = 10,006 gram
V1 x N x MrKOH
Bil. Asam 1 =
𝑊
1 x 0,1 x 56
=
10,006
= 0,559
V1 x N x MrKOH
Bil. Asam 2 =
𝑊
1 x 0,1 x 56
=
10,117
= 0,553
V1 x N x MrKOH
Bil. Asam 3 =
𝑊
1 x 0,1 x 56
=
10,006
= 0,559
0,559+0,553+0,559
Rata – rata = = 0,557
3
Reaksi :
3. DOKUMENTASI
3.
Asam stearate ditimbang
sebanyak 1 gram
4. Minyak ditimbang
sebanyak 10 gram
5. Semua bahan
dimasukkan ke dalam
gelas beaker. Diangkat
saat mulai mengental,
8. Larutan sabun
9. Emulsi tabung 1
10. Tabung 1
11. Ditimbang sebanyak 10
gram