Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun merupakan hal yang tidak asing kita dengar. Karena banyak dari
kegiatan manusia menggunakan sabun yang utamanya yaitu untuk
mencuci. Sabun merupakan bahan kimia yang dibuat dari hasil ekstraksi
kimia. Sabun juga memiliki wujud yang berbeda yaitu cair,padat dan
kimia. Selain itu juga sabun memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti
untuk mandi maupununtuk mencuci pakaian dan piring.

Sabun sendiri tidak pernah secara actual ditemukan,namun berasal dari


pengembangan campuran antara senyawa alkali,dan lemak berasal dari
minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis yaitu bahan baku
dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak
atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung adalah minyak
atau lemak pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk
sabun,baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang
umum dipakai adalah natrium klorida,dan karbonat,natrium fosfat,parfum
dan juga pewarna.

Sabun termasuk salah satu jenis surfastat yang terbentuk dari minyak atau
lemak alami surfaktat mempunyai struktur bipolar. Karena sifat ilmiah
sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak). Dari bahan dan
pakaian sabun juga mengandung sekitar 25% gliseria. Sabun adalah benda
wajib yang kita pakai setiap harinya. Tanpa sabun mandi kita akan tidak
terasa bersih,pakaian dan alat juga tidak bersih.

Oleh karena itu,dilakukan percobaan pembuatan sabun dan pengujian


terhadap sifat-sifat sabun. Sehingga akan didapatkan sabun yang
berkualitas. Kita dapat mempelajai bagaimana reaksi saponifikasi pada
pembuatan sabun dalam skala laboratorium selain itu kita juga dapat
mengetahui sifat dari sabun. Sabun juga merupakan senyawa kimia tertua
yang sering dikenal. Bahan baku pembeuatan sabun merupakan minyak
atau lemak dan basa atau senyawa alkali. Sabun memiliki fungsi atau
manfaat yang banyak,contohnya mencuci pakaian dan mencuci piring
dapat juga untuk mencuci kendaraan dan barang lain. Dan kita juga dapat
mengetahui bagaiman proses atau cara dalam pembuatan sabun serta
baham apa saja yang digunakan di sabun.
1.2 Tujuan Percbaan
(a) Untuk mengetahui sifat sabun terhadap bensin.
(b) Untuk mengetahui proses pembuatan sabun dengan bahan dasar minyak.
(c) Untuk mengetahui pengaruh pengadukan dalam proses pembuatan sabun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak atau
minyak dengan alkali. Sabun juga merupakan garam-garam monuvalen
dari asam karboksilat dengan rumus umumnya RCOOM. R adalah rantai
lurus (olifotis) panjang dengan jumlah atom karbon (C) bervariasi yaitu
antara C12 hungga C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali
(Julfian,2011).

Sabun memiliki sifat membersihkan yang disebabkan proses kimia koloid.


Sabun (garam natrium dan asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran
yang bersifat polar dan non polar. Dimana kedua ujungnya memiliki sifat
dan struktur yang berbeda. Pada salah satu ujungnya terdiri dari rantai
hidrokarbon asam lemak yang bersifat lipolik (tertarik pada atau larutan
pada lemak atau minyak) atau basa yang disebut ion karboksilat
(Ralph,1992).

Sabun akan menghasilkan buih atau busa dimana jika larutan sabun dalam
air diaduk maka akan menghasilkan buih atau busa,peristiwa ini tidak akan
terjadi pada air. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah
garam-garam dalam air mulai mengendap (Ralph,1992).

Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam


lemak yang akan dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sabun. Asam
lemak yang digunakan adalah asam lemak tak jenuh karena memiliki
paling sedikit pada ikatan gandu antara atom-atom karbon penyusunanya
dan beserta kurang stabil sehingga mudah bereaksi dengan unsur lain.
Basa alkali yang digunakan yaitu basa-basa yang menghasilkan garam
basa lemah. Seperti NaOH. Sabun disebut sodium steate dengan rumus
kimia C17 H35COO-Na+. merupakan komponen ionic,berikut reaksinya

H2C – O – C – R1 H2C – OH R1 – C – O – Na
| |
HC – O – C – R2 + 3 NaOH  HC – OH + R2 – C – O – Na
| |
H2C – O – C – R3 H2C – OH R3 – C – O – Na
Trigliserida Basa Gliserol Sabun

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi


Ini merupakan hidrokarbon rantai panjang dengan ion 10 sampai 20 atom
karbon yang dilakukan dalam saponifikasi dan bersifat polar (Ralph,1992).
Bilangan penyabunan yaitu jumlah milligram dari KOH yang diperlukan
untuk menyabunkan suatu gram lemak atau minyak. Apabila beberapa
sample minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih
dalam alcohol. Maka akan bereaksi dengan trigliserida,yaitu tiga molekul
KOH bereaksi dengan satu molekuk minyak atau lemak. Larutan alkali
yang tertinggal ditentukan dengan titran menggunakan HCI agar bereaksi
sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih
dalam alcohol. Senyawa yang menurunkan tegangan permumakan air,sifat
ini menyebabkan larutan sabun dapat memasuk tahapan serat. Bahan
pendukung yang umum dipakai yaitu natrium klorida,parfum,natrium
fosfat (Hedajati,2011).

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang telah tidak beraturan
diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung
sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12
(asam laurik) hingga C18 (asam stearal) pada lemak jenuh dan begitu juga
dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida adalah diolah menjadi
sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida
(Ralph,1992).

Bahan tambahan pada sabun biasanya dapat berupa bahan yang


memberikan efek positif bagi pemakainya bukan hanya sebagai pembersih
saja namun dapat memberikan efek penawaran. Saat ini sabun khususnya
sabun mandi anti bakteri sangat diminati oleh masyarakat
(Anggraini,2004).

Sbun yang baik bukan hanya dapat membersihkan kulit dari kotoran saja
tetapi juga memiliki kandungan zat yang tidak merusak kulit serta dapat
melindungi kulit. Salah satunya adalah dari efek radikal bebas yang dapat
melukai kulit. Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan
sabun,selain dari lemak atau minyak dan alkali adalah bahan pembentuk
badan sabun. Badan pengisi garam bahan pewangi dari bahan pewarna saat
ini sabun khususnya sabun yang digunakan untu mandi anti bakteri sangat
diminati dan digunakan oleh masyarakat karena sabun dapat dipercaya
mebersihkan kulit secara efektif. Asam lemak yang digunakan yaitu asam
lemak terjenuh pada sabun. Sabun juga untuk menjaga kulit
(perdana,2009).

Pada minyak atau lemak merupakan senyawa upid yang memiliki struktur
berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun,jenis atau lemak
yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan perbedaan antara
minyak dan lemak adalah wujud keduanya berwujud cair (Zulkifli,2014).
Sabun larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak. Sabun
secara koloidal didalam air dan bersifat sebagai zat aktif permukaan. R.
COOL gugus R sebagai alkari dan bersifat menarik air,bila L berupa
kation dari Na, K atau NH4. Larutan kaloidal akan terbentuk dengan cepat
pada suhu makin tinggi pada pembuatan sabun yang ini (Haroid,1982).

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus


ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan
larut dalam zat-zat non polar. Ssedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan
larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon. Sebuah molekul sabun
secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun
mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni
segerombolan (50-150) molekul sabun yang rantai hidrokarbon
(Haroid,1982).

Suhu titer sabun adalah suhu dimana larutan kolid sabun berubah menjadi
kasar dan tidak aktif lagi. Sedangkan titik keruh karena terbentuknya
dispesil kasar dan larutan saubun menjadi kental sehingga dapat dipilin.
Titik keruh disebut juga suhu pilin. Suhu titer dan titik didih tidak jauh
berbeda,dan merupakan indikasi dimana larutan sabun tidak aktif lagi.
Maka untuk penggunaan sebagai deterjen larutan sabun dipanaskan sampai
mendekati suhu titer (Haroid,1982).

Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengelmasi kotoran berminyak


sehingga dapat dibuang dengan pembiasan. Kemampuan ini disebabkan
oleh dua sifat sabun. Pertama rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun
larut dalam zat-zat non polar,seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua ujung
anion molekul sabun,yang tertarik pada air,ditolak oleh ujung anion
molekul-molekul sabun yang mengembul dari tetesan minyak lain karena
tolak-menolak tetes-tetes sabun minyak,maka minyak itu tidak dapat
saling bergabung tetapi tetap teripensi. Hal ini disebabkan oleh dua sifat
sabun yaitu rantai hidrokarbon dan anion molekul (Julfian,2011).

Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air murni
dan tidak ada mineral-mineral ion. Aquades merupakan cairan atau air
yang biasanya digunakan didalam laboratorium sebagai pelarut atau bahan
yang ditambahkan saat titrasi nama lain akuades adalah air suling,berat
molekulnya sekitar 18.20 gr/mold an rumus molekulnya adalah H2O.
karakteristik aquades yaitu cairan jernih ,tidak bewarna,tidak
bewarna,tidak berbau,dan tidak mempunyai rasa apapun (Julfian,2011).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
(a) Gelas Kimia 100 ml
(b) Hot Plate
(c) Termometer
(d) Pipet tetes
(e) Stirer
(f) Spatula
(g) Gelas ukur 25ml
(h) Batang pengaduk
(i) Cawan petri
(j) Statif dan Klem

3.1.2 Bahan
(a) Minyak makan 10ml
(b) Larutan NaOH 7M 12ml
(c) Larutan NaCI
(d) Akuades
(e) Kerosin

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pembuatan sabun
(a) Dituangkan sebanyak 10ml minyak kedalam gelas ukur
(b) Dituangkan minyak kedalam gelas kimia,
(c) Dinyalakan hot plate
(d) Diletakan gelas kimia,berisi minyak diatas hot plate
(e) Dimasukan stirer kedalam gelas kimia
(f) Dipanaskan minyak pada suhu 70ºc - 80ºc
(g) Diteteskan sebanyak 12ml larutan NaOH 7 M
(h) Diaduk hingga proses saponifikasi sempurna
(i) Ditambahkan NaCI untuk mempercepat pengentalan
(j) Diaduk hingga larutan mengental
(k) Dipindahkan dan didiamkan selama 24 jam
3.2.2 Uji Sifat Sabun
(a) Dimasukan 1ml kerosin atau minyak tanah kedalam botol
(b) Dimasukan 10 ml air kedalam botol yang berisi minyak tanah atau kerosin
(c) Dimasukan atau dihomogenkan campuran
(d) Diamati perubahan yang terjadi
(e) Dimasukan sabun dan dihomogenkan
(f) Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Pembuatan Sabun
No Perlakuan Pengamatan
.
1. Dibuat larutan NaOH 7M Diperoleh larutan NaCI berwarna
sebanyak 50mL. bening dan larutan panas.
2. Dibuat larutan NaCI 0,2M Diperoleh larutan NaCI berwarna
sebanyak 25mL. bening
3. Dituang minyak kedalam Diperoleh 10mL minyak goreng
gelas ukur 25mL sebanyak berwarna kuning dan jernih.
10mL
4. Dimasukan minyak goreng Stirer dan minyak goreng berada
yang sudah diukur kedalam di dalam gelas kimia.
gelas kimia 100mL dan
diletakkan stirer ke dalam
gelas kimia 100mL
5. Dipasang thermometer dan Thermometer berguna untuk
dipanaskan diatas hot plate mengukur suhu pada saat minyak
serta diaktifkan stirer pada gorengan dipanaskan dengan suhu
hot plate 70ºc dan stirer berguna untuk
mengaduk minyak goreng.
6. Setelah suhu 70ºc Larutan minyak berubah menjadi
dimasukkan NaOH 7M sedikit kental,berwarna putih dan
sebanyak 12mL kedalam sedikit berbusa.
gelas kimia
7. Ditunggu minyak yang Suhu pada thermometer
dipanaskan serta dijaga suhu menunjukan suhu 70ºc serta pada
tetap konstan larutan NaOH dan minyak
semakin putih dan tidak jernih.
8. Ditambahkan 1 tetes larutan Larutan berubah menjadi lebih
NaCI 0,2 M kedalam gelas kental dan mulai memadat.
kimia menggunakan alat pipet
tetes
9. Campuran dituangkan Campuran didiamkan selama 24
kewadah cetakan dan jam sebelum diisi sifat sabun.
diamkan selama 24 jam
4.1.2 Sifat sabun
Tabel Hasil Uji Sifat sabun
No Perlakuan Pengamatan
1. Dimasukan bensin 1mL Terdapat 2 campuran terpisah
kedalam tabung reaksi dan bensin diatas air dan laruma
ditambahkan 10 ml air berubah menjadi keruh.
kemudian dihomogenkan
2. Ditambahkan sabun yang Larutan menjadi tercampur dan
telah dibuat mengeluarkan banyak busa.

4.2 Reaksi Saponifikasi


H2C – O – C – R1 R1 – C – O – Na H2C – OH
| | |
HC – O – C – R2 + 3 NaOH  R2 – C – O – Na + HC – OH
| | |
H2C – O – C – R3 R3 – C – O – Na H2C – OH
Trigliserida Basa Gliserol Sabun

4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini 10ml minyak makan dimasukkan kedalam gelas kimia
kemudian ditambahkan basa kuat NaOH 7 M sebanyak 12ml. minyak
makan berfungsi sebagai bahan baku pembuatan sabun. NaOH yang
berfungsi sebagai pelarut. Dan NaCI jenuh digunakan sebagai agen
pengendap dari sabun yang telah terbentuk dan untuk melarutkan gliserol.
Penambahan Naci berfungsi untuk menurunkan nilai kelarutan dari sabun
sehingga sabun mengendap. Berkurangnya kelarutan sabun sehingga sabun
mengendap karena penambahan ion sejenis (common ion effect). Yaitu Na+
pembuatan sabun padat menggunakan NaOH sebagai pereaksi pada sabun.

Setelah larutan menjadi homogen,kemudian dituangkan kedalam cetakkan


dan di diamkan. Setelah di diamkan beberapa saat,larutan kembali menjadi
dua fase,namun kondisi campuran masih dalam keadaan kental. Campuran
tersebut kemudian didiamkan selama 24 jam dan dihasilkan sabun yang
sedikit mengeras didalam cetakan dan terdapat larutan bening didalamnya.
Langkah selanjutnya untuk mnguji sifat sabun. Ditambahkan 1ml bensin
kedalam 10ml air dan dihomogenkan. Lalu ditambahkan sabun yang telah
dibuat dan dikocok. Larutan akan mengeluarkan basa.

Fungsi alat pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut,gelas kimia
berfungsi untuk menampung larutan dan untuk membuat larutan.
Thermometer digunakan untuk mengukur suhu pada saat pemanasan
maupun pendinginan sampel. Neraca analitik berfungsi sebagai timbangan
atau tempat mengukur massa beban. Pipet tetes berfungsi untuk
meneteskan atau mengambil larutan yang tidak bervolume. Hot plate
berfungsi untuk memanaskan sampel. Stirer berfungsi untuk mengambil
sampel. Labu ukur berfungsi untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas
labu ukur. Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan. Statif dan
klem berfungsi sebagai penahan thermometer. Cawan petri berfungsi untuk
wadah sampel yang akan ditimbang.

Fungsi percobaan pertama adalah untuk mengetahui cara pembuatan sabun


menggunakan reaksi sapanofikasi yaitu mereaksikan minyak dan basa
(NaOH) yang menghasilkan sabun dan siliserol. Fungsi percobaan kedua
adalah untuk mengetahui sifat-sifat sabun dengan bantuan sabun dan
akuades.

Adapun fungsi perlakuan yang dilakukan yaitu dipanaskan campuran


larutan NaOH dan minyak makan yang bertujuan untuk mempercepat reaki
yang berlangsung lalu diaduk mengunakan stirer yang bertujuan untuk
mencampurkan zat terlarut dengan zat pelarut agar bercampur secara
keseluruhan. Ditambahkan NaCI yang berguna untuk memisahkan gliserol
dan hasil saponifikasi minyak makan dengan NaOH yang sulit dipanaskan.
Didiamkan larutan hingga pada agar muda diamati.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan dapat diambil kesimpulan bahwa :
(a) Sabun bersifat emulgator yaitu memiliki kemampuan untuk menyatukan
antara larutan air dan saat dilakukan percobaan sifat sabun serta basa
menghasilkan busa yang lumayan banyak.
(b) Pertama proses batch dimana banyak minyak dipanaskan hingga bau
NaOH hilang. Setelah dingin di endapkan lagi pada garam lalu direbus
dengan air membentuk lapisan jomogen yang mengapung dan terbentuk
sabun murah. Kedua,proses kontine di hidrolisis menggunakan katalis
sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserin,disuling dan ditambahkan
NaOH hingga terbentuk sabun.
(c) Semakin cepat pengadukan yang dilakukan pada saat pembuatan sabun
maka hasilnya juga akan semakin optimal karena proses pencampuran
akan semakin sempurna dan akan berlangsung lebih cepat.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya ditambahkan pewarna pada larutan
agar sabun memiliki warna yang khas dan berbeda. Dan pada proses
pengadukan harusnya menggunakan waktu yang telah ditentukan agar
proses pada saponifikasi sabun berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Julfian,2011. Teknologi Lemak dan Minyak. Jakarta : Erlangga

Ralph,1992. Analisis Kadar Lemak. Erlangga : Jakarta

Hedajati,2011. Pembuatan Sabun Mandi Dengan Bahan Minyak atau


Lemak. Medan : Institut Teknologi

Anggraini,2004. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia Minyak. Bandung : Maha


Karya

Perdana,2019. Pembuatan Sabun. Jakarta : Ganesha Exacta

Zulkifli,2014. Kimia Umum. Jakarta : Erlangga

Haroid,1982. Sabun. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai