PENDAHULUAN
Sabun termasuk salah satu jenis surfastat yang terbentuk dari minyak atau
lemak alami surfaktat mempunyai struktur bipolar. Karena sifat ilmiah
sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak). Dari bahan dan
pakaian sabun juga mengandung sekitar 25% gliseria. Sabun adalah benda
wajib yang kita pakai setiap harinya. Tanpa sabun mandi kita akan tidak
terasa bersih,pakaian dan alat juga tidak bersih.
Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak atau
minyak dengan alkali. Sabun juga merupakan garam-garam monuvalen
dari asam karboksilat dengan rumus umumnya RCOOM. R adalah rantai
lurus (olifotis) panjang dengan jumlah atom karbon (C) bervariasi yaitu
antara C12 hungga C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali
(Julfian,2011).
Sabun akan menghasilkan buih atau busa dimana jika larutan sabun dalam
air diaduk maka akan menghasilkan buih atau busa,peristiwa ini tidak akan
terjadi pada air. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah
garam-garam dalam air mulai mengendap (Ralph,1992).
H2C – O – C – R1 H2C – OH R1 – C – O – Na
| |
HC – O – C – R2 + 3 NaOH HC – OH + R2 – C – O – Na
| |
H2C – O – C – R3 H2C – OH R3 – C – O – Na
Trigliserida Basa Gliserol Sabun
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang telah tidak beraturan
diesterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung
sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12
(asam laurik) hingga C18 (asam stearal) pada lemak jenuh dan begitu juga
dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida adalah diolah menjadi
sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida
(Ralph,1992).
Sbun yang baik bukan hanya dapat membersihkan kulit dari kotoran saja
tetapi juga memiliki kandungan zat yang tidak merusak kulit serta dapat
melindungi kulit. Salah satunya adalah dari efek radikal bebas yang dapat
melukai kulit. Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan
sabun,selain dari lemak atau minyak dan alkali adalah bahan pembentuk
badan sabun. Badan pengisi garam bahan pewangi dari bahan pewarna saat
ini sabun khususnya sabun yang digunakan untu mandi anti bakteri sangat
diminati dan digunakan oleh masyarakat karena sabun dapat dipercaya
mebersihkan kulit secara efektif. Asam lemak yang digunakan yaitu asam
lemak terjenuh pada sabun. Sabun juga untuk menjaga kulit
(perdana,2009).
Pada minyak atau lemak merupakan senyawa upid yang memiliki struktur
berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun,jenis atau lemak
yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan perbedaan antara
minyak dan lemak adalah wujud keduanya berwujud cair (Zulkifli,2014).
Sabun larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak. Sabun
secara koloidal didalam air dan bersifat sebagai zat aktif permukaan. R.
COOL gugus R sebagai alkari dan bersifat menarik air,bila L berupa
kation dari Na, K atau NH4. Larutan kaloidal akan terbentuk dengan cepat
pada suhu makin tinggi pada pembuatan sabun yang ini (Haroid,1982).
Suhu titer sabun adalah suhu dimana larutan kolid sabun berubah menjadi
kasar dan tidak aktif lagi. Sedangkan titik keruh karena terbentuknya
dispesil kasar dan larutan saubun menjadi kental sehingga dapat dipilin.
Titik keruh disebut juga suhu pilin. Suhu titer dan titik didih tidak jauh
berbeda,dan merupakan indikasi dimana larutan sabun tidak aktif lagi.
Maka untuk penggunaan sebagai deterjen larutan sabun dipanaskan sampai
mendekati suhu titer (Haroid,1982).
Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan sama dengan air murni
dan tidak ada mineral-mineral ion. Aquades merupakan cairan atau air
yang biasanya digunakan didalam laboratorium sebagai pelarut atau bahan
yang ditambahkan saat titrasi nama lain akuades adalah air suling,berat
molekulnya sekitar 18.20 gr/mold an rumus molekulnya adalah H2O.
karakteristik aquades yaitu cairan jernih ,tidak bewarna,tidak
bewarna,tidak berbau,dan tidak mempunyai rasa apapun (Julfian,2011).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
(a) Minyak makan 10ml
(b) Larutan NaOH 7M 12ml
(c) Larutan NaCI
(d) Akuades
(e) Kerosin
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini 10ml minyak makan dimasukkan kedalam gelas kimia
kemudian ditambahkan basa kuat NaOH 7 M sebanyak 12ml. minyak
makan berfungsi sebagai bahan baku pembuatan sabun. NaOH yang
berfungsi sebagai pelarut. Dan NaCI jenuh digunakan sebagai agen
pengendap dari sabun yang telah terbentuk dan untuk melarutkan gliserol.
Penambahan Naci berfungsi untuk menurunkan nilai kelarutan dari sabun
sehingga sabun mengendap. Berkurangnya kelarutan sabun sehingga sabun
mengendap karena penambahan ion sejenis (common ion effect). Yaitu Na+
pembuatan sabun padat menggunakan NaOH sebagai pereaksi pada sabun.
Fungsi alat pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut,gelas kimia
berfungsi untuk menampung larutan dan untuk membuat larutan.
Thermometer digunakan untuk mengukur suhu pada saat pemanasan
maupun pendinginan sampel. Neraca analitik berfungsi sebagai timbangan
atau tempat mengukur massa beban. Pipet tetes berfungsi untuk
meneteskan atau mengambil larutan yang tidak bervolume. Hot plate
berfungsi untuk memanaskan sampel. Stirer berfungsi untuk mengambil
sampel. Labu ukur berfungsi untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas
labu ukur. Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan. Statif dan
klem berfungsi sebagai penahan thermometer. Cawan petri berfungsi untuk
wadah sampel yang akan ditimbang.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan dapat diambil kesimpulan bahwa :
(a) Sabun bersifat emulgator yaitu memiliki kemampuan untuk menyatukan
antara larutan air dan saat dilakukan percobaan sifat sabun serta basa
menghasilkan busa yang lumayan banyak.
(b) Pertama proses batch dimana banyak minyak dipanaskan hingga bau
NaOH hilang. Setelah dingin di endapkan lagi pada garam lalu direbus
dengan air membentuk lapisan jomogen yang mengapung dan terbentuk
sabun murah. Kedua,proses kontine di hidrolisis menggunakan katalis
sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserin,disuling dan ditambahkan
NaOH hingga terbentuk sabun.
(c) Semakin cepat pengadukan yang dilakukan pada saat pembuatan sabun
maka hasilnya juga akan semakin optimal karena proses pencampuran
akan semakin sempurna dan akan berlangsung lebih cepat.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya ditambahkan pewarna pada larutan
agar sabun memiliki warna yang khas dan berbeda. Dan pada proses
pengadukan harusnya menggunakan waktu yang telah ditentukan agar
proses pada saponifikasi sabun berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA