LAPORAN
Offering B
Kelompok 8
D. Prosedur Percobaan
E. Dasar Teori
Lemak merupakan triester dari gliserol dan asam-asam karboksilat rantai
panjang trigliserida), padat pada suhu kamar, mengandung asam lemak jenuh, dan
banyak terdapat pada hewan, serta tidak larut dalam air (Sunarya, 2007).
Minyak merupakan bagian dari senyawa lipid dan termasuk ester dari gliserol.
Bersifat nonpolar karena tidak larut dalam air. Pada proses pembuatan sabun,
minyak direaksikan dengan senyawa alkali yang berupa NaOH ataupun KOH
(Goldberg, 2008).
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi
dengan gliserol.Masing– masing lemak mengandung sejumlah molekul asam
lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam
stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran
trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan
natrium hidroksida membebaskan gliserol (Baysinger, 2004).
Sifat – sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi
darikomponen asam – asam lemak yang digunakan.Komposisi asam – asam
lemak yang sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat
kejenuhan. Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon
dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya
panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sangat
sukar larut dan sulit menimbulkan busa.Terlalu besar bagian asam – asam lemak
tak jenuh menghasilkan sabun yang mudahteroksidasi bila terkena udara. Alasan –
alasan di atas, faktor ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak
yang dapat dibuat menjadi sabun terbatas.
Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasikan dari reaksi lemak atau
minyak dengan alkali. Sabun juga merupakan garam-garam monovalen dari asam
karboksilat dengan rumus umunya RCOOM, R adalah rantai lurus (alifatis)
panjang dengan jumlah atom C bervariasi, yaitu antara C12 – C18 dan M adalah
kation dari kelompok alkali atau ion amonium (Austin, 1984).
Sabun adalah garam logam dari asam lemak.
Pada prinsipnya sabun dibuat dengan cara mereaksikan asam lemak dan alkali
sehingga terjadi reaksi penyabunan
Reaksi pertama :
Hidrolisa mendidih
Lemak + NaOH Gliserol + Asam lemak
Reaksi kedua :
Penyabunan
3RCOOH + NaOH RCOONa + H2O
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut
dalam zat-zat non-polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam
air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air
karena membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun
yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya
menghadap ke air (Austin, 1984).
Sabun adalah hasil reaksi dari asam lemak dengan logam
alkali.Hasilpenyabunan tersebut diperoleh suatu campuran sabun, gliserol, dan
sisa alkali atau asam lemak yang berasal dari lemak yang telah terhidrolisa oleh
alkali. Campuran tersebut berupa masa yang kental, masa tersebut dapat
dipisahkan dari sabun dengan cara penggaraman, bila sabunnya adalah sabun
natrium, proses pengggaraman dapat dilakukan dengan menambahkan larutan
garam NaCl jenuh. Setelah penggaraman larutan sabun naik ke permukaan larutan
garam NaCl, sehingga dapat dipisahkan dari gliserol dan larutan garam dengan
cara menyaring dari larutan garam. Masa sabun yang kental tersebut dicuci
dengan air dingin untuk menetralkan alkali berlebih atau memisahkan garam NaCl
yang masih tercampur. Sabun kental kemudian dicetak menjadi sabun tangan atau
kepingan dan kepingan. Gliserol dapat dipisahkan dari sisa larutan garam NaCl
dengan jalan destilasi vakum.Garam NaCl dapat diperoleh kembali dengan jalan
pengkistralan dan dapat digunakan lagi (Ralph J. Fessenden, 1992).
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam
lemak yang akan dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebagai sabun. Asam
lemak yang digunakan yaiut asam lemak tak jenuh, karena memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda antara atom-atom carbon penyusunnya dan bersifat kurang
stabil sehingga mudah bereaksi dengan unsur lain. Basa alkali yang digunakan
yaitu basa-basa yang menghasilkan garam basa lemah seperti NaOH, KOH,
NH4OH, K2CO3 dan lainnya. Larutan encer sabun selalu terionkan membentuk
anion dari alkil karboksilat, yang aktif sebagai pencuci sehingga sabun alkil
natrium karboksilat disebut azt aktif anion. Gugus RCOO mempunyai sifat ganda,
gugus alkil R bersifat hidrofob (menolak air) sedangkan gugus karboksilat –
COO bersifat hidrofil (Harold. 1982).
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam
lemak yang akan dihasilkan gliserol dan garam yang disebut sebgai sabun. Asam
lemak yang digunakan yaitu asam lemak tak jenuh, karena memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda antara atom-atom carbon penyusunnya dan bersifat kurang
stabil sehingga mudah bereaksi dengan unsur lain. Basa alkali yang digunaka
yaitu basa-basa yang menghasilkan garam basa lemah seperti NaOH, KOH,
NH4OH, K2CO3 dan lainnya (Brown, 1973 ).
Saponifikasi merupakan suatu reaksi yang terjadi ketika lemak atau minyak
dicampur dengan larutan alkali dimana akan terbentuk dua produk yaitu sabun dan
gliserin. Reaksi saponifikasi bukan merupakan reaksi kesetimbangan. Prinsip
dasar dari proses saponifikasi adalah proses terhidrolisisnya lemak atau minyak
oleh larutan basa kuat sehingga menghasilkan gliserol dan sabun. Reaksi dari
proses saponifikasi yaitu (Noverry, 2012).
H. Pembahasan
Dalam pengamatan kali ini bertujuan untuk membuat sabun dari lemak.
Lemak atau minyak hewani adalah contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau
minyak dapat dihidrolisa oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang
sehari-hari kita kenal sebagai sabun. Pada percobaan pembuatan sabun ini
menggunakan NaOH dan minyak kelapa. Reaksi hidrolisa ini disebut penyabunan
ataau saponifikasi. Saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang
berlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali
yang menghasilkan sabun dan hasil samping berupa gliserol.
Semula minyak kelapa dipanaskan sampai suhunya mencapai ±60˚C. Sambil
menunggu minyak tersebut mencapai suhu tersebut, selanjutnya setelah
pencampuran NaOH ditunggu sampai dingin sebelum dimasukkan ke minyak
kelapa yang tadi sudah dipanaskan. Setelah campuran dingin, campuran
dimasukkan dan diaduk sampai kental dan mungkin dapat diberi pewarna untuk
memberi warna ke sabun dan essence bunga melati untuk menambah aroma pada
sabun. Campuran sabun yang telah mengental dituang kedalam cetakan dan
ditunggu hingga kering untuk mendapatkan sabun tersebut. Karena menggunakan
NaOH sehingga hasil sabun yang didapat yaitu sabun padat..
Penggunaan soda kostik pada sabun ini untuk menghasil sabun yang padat
dengan sifatnya mudah larut dalam air. Pada proses ini, juga digunakan minyak
kelapa akan menentukan karakteristik dari sabun yang dihasilkan. Asam lemak
pada minyak kelapa yaitu asam laurat (HC12H23O2) yang mampu memberikan
sifat pembusaan yang baik untuk produk sabun.
Reasksi yang terjadi pada sproses pembuatan sabun tersebut adalah
Saponifikasi (esterifikasi) adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh basa.
Saponifikasi dapat terbentuk dengan mereaksikan trigliserida dengan alkali
dengan cara mengubah asam karboksilat dengan air. Reaksi kimia pada proses
saponifikasi adalah sebagai berikut.
Austin. Gorge T. 1984. Shereve’s Chemical Process Industries. 5th ed. McGra-
Hill Book Co: Singapura
Baysinger, Grace.Et all. 2004. CRC Handbook Of Chemistry and Physics. 85th ed.
Brown,G.G, Katz D, Foust A.S, Schneidewind S, 1973, Unit Operation, John
Wiley & Sons, Inc, Tokyo.
Goldberg, D. 2008. Introduction to Surfactant Analysis. London: Springer Science
& Business Media
Hard, Harold. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Fessenden, R. J. and Fessenden, J.S. 1990. Kimia Organik 3rdEdition. Jakarta :
Erlangga
Noverry, Frank. 2012. Lipid Technologies and Applications. New York: Marcel
Dekker Inc
Sunarya, A. 2007. Pemeriksaan Kesadahan pada Sampel Air Sumur Gali di Jalan
Kapuas. Makassar: Universitas Hasanuddin
Lampiran