LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI INDUSTRI
(Evaporasi Ekstrak Cabai Merah)
Disusun Oleh
Nama
NPM
:240310150024
Hari/Tanggal
Asisten Dosen
: - Andin Natalia
240310140039
-Maya Damayanti
240310140037
- Sri Wulan
240310140036
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekstraksi merupakan proses pimisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa aktif
yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan
minyak astiri, alkaloida, falvonoida dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa
aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara
ekstraksi yang tepat. (Adrian, Peyne, 2000)
2.2 Evaporasi
Evaporasi adalah peristiwa menguapnya pelarut dari campuran yang terdiri
atas zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.
Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Tujuan dari evaporasi
adalah memekatkan konsentrasi larutan sehingga didapatkan larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam keseharian seorang yang mempunyai
hubungan erat dengan sains, kita pastinya sudah harus bisa mengetahui beberapa
nama instrumen beserta fungsi, cara kerja dan prinsip kerja. Karena suatu saat
suatu instrumen akan berguna bagi kita pada waktu dimana kita sangat
memerlukannya. Untuk itu kita harus tahu beberapa pengertian, fungsi, cara kerja
serta prinsip kerja dari suatu instrumen tersebut. Salah satu instrumen yang ingin
sedikit saya jelaskan disini adalah rotary vakum evaporator. (Ditjen POM, 1979).
2.3 Rotary Vakum Evaporator
Rotary vakum evaporator merupakan suatu instrumen yang tergabung antara
beberapa instrumen, yang menggabung menjadi satu bagian, dan bagian ini
dinamakan rotary vakum evaporator. Rotary vakum evaporator adalah instrumen
yang menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen
ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas
bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik
didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah
akurat. Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya
menggunakan teknik pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan
menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih
unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan
teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum
evaporator ini bukan hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan
tekanan pada labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan
tertentu. Karena teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa
yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan
dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang
terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi (Ditjen POM, 1979).
2.4 Magnetic Stirrer
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses
homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan
magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan
sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat
dipanaskan sampai 100C (Tobo, Fachrudin, 2001)
BAB III
METODOLOGI PENGAMARAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan Instrumentasi
3.1.1 Alat
1. Breaker glass
2. Gelas ukur
3. Labu evaporator
4. 3.1.2 Bahan
1. Air
2. Ekstrak cabe keriting
3. Etanol 95%
5. 3.1.3 Instrumen
1. Magnetic stirrer
2. Rotary Vacuum Evaporator
6.
7.
8.
9.
10. 3.2 Prosedur
1. Larutan ekstrak diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator
pada suhu 600C, kecepatan putar 65 rpm, dan tekanan pada pompa
vakum sebesar 0,062 Pa agar pelarut teruapkan dan dihasilkan absolute
maserasi cabe.
2. Larutan ekstrak di ekstraksi dengan menggunakan magnetic stirrer pada
suhu 600C, kecepatan putar 65 rpm, agar pelarut teruapkan dan dihasilkan
absolute maserasi cabe.
3. Volume ekstrak yang dihasilkan diukur dengan gelas ukur
4. Di bandingkan hasil ekstraksi dengan menggunakan magnetic stirrer dan
rotary vacuum evaporator
11. BAB IV
12. HASIL PENGAMATAN
13.
4.1 Pengamatan Alat
14. Tabel 1. Hasil Pengamatan Cabai Merah Potong (Shift 1)
15. B
a
h
a
n
17. Vol
16. ins
um
18. Volu
19. Re
tru
me
nd
me
awa
akhir
em
(ml)
en
(ml)
21. M
ag
net
ic
sti
20. C
ab
e
p
ot
o
n
g
23. 409
24. 397
28. 378
29. 8
34. 404
35. 402
25. 97
%
rre
r
22.
27. Ro
tar
y
va
cu
um
ev
30. 2.4
3%
ap
or
ato
31. C
r
32. M
ab
ag
net
36. 99,
5%
ic
sti
rre
r
33.
38. Ro
bl
tar
en
de
va
cu
um
39. 417
40. 6
ev
41. 1.4
%
ap
or
ato
r
42.
4.2 Perhitungan Hasil Pengamatan
4.2.1 Perhitungan Rendemen Parsial Cabe Cacah Magnetic Stirer
Volume akhir
43. Rendemen Parsial = Volume awal 100 %
44.
45.
397
= 409 100 %
= 97 %
46.
47.
48.
Rendemen Parsial =
Volume akhir
Volume awal
100 %
= 328 100 %
= 2,43 %
49.
Volume akhir
Volume awal
100 %
402
51.
= 404 100 %
52.
= 99,5 %
53.
Rendemen Parsial =
Volume akhir
Volume awal
6
100 %
54.
= 417 100 %
55.
= 1,4 %
56.
57.
58. BAB V
59. PEMBAHASAN
60.
61.
evaporasi,
dengan
70.
71.
72. BAB VI
73. PENTUP
74.
6.1 Kesimpulan
75. Kesimpulan dari praktikum yang berjudul evaporasi ini adalah :
1. Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih
tinggi.
2. Rendemen parsial dengan menggunakan rotary vacuum evaporator lebih
sedikit bila dibandingkan dengan menggunakan magnetic stirrer.
76.
6.2 Saran
77. Saran yang diberikan dalam praktikum ini untuk mencapai praktikum yang
jauh lebih baik adalah :
1. Harus berhati-hati dalam melakukan praktikum.
2. Praktikan harus mengikuti prosedur yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
78.
79.
80.
Daftar Pustaka
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87. LAMPIRAN
88.
95.
96.
97. Gambar 1. Penakaran untuk ekstraksi
98. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Gambar 2. ekstraksi
Sumber: Dokumentasi
Pribadi (2016)
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
Gambar 3. Penuangan ekstrak cabe
Rendemen ekstrak cabe
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Pribadi (2016)
106.
107.
108.
Gambar 4.
Sumber: Dokumentasi