1
TATA NAMA ALKOHOL DAN
ETER
Nama IUPAC
Dalam sistem IUPAC, nama alkohol diambil dari nama
alkana induknya, tetapi diberi akhiran –ol. Gugus OH diberi
nomor terendah, bila diperlukan.
2
Sistem Lingkar: Posisi substituen diberi nomor
OH
OH CH2CH3 OH
1 1
5 2 3 2
4 3
Cl
sikloheksanol 1-etil siklo pentanol cis-3-klorosiklo butanol
3
OH O O O
CH3CH COH HOCH2CH2CH HOCH2CH2CCH3
Asam 2-hidroksi-propanoat
asam2-hidroksipropionat 3-hidroksi propional
3-hidroksi propanal 4-hidroksi-2-butanon
4-hidroksi-2-butanon
Cl
Cl
OH CH2=CHCH2CH2OH CH3 OH
7
Pengelompokan Alkohol
8
ETER R1-O-R2
1. eter rantai terbuka sederhana diberi nama secara trivial sebagai
alkil eter
2. eter yang rumit diberi nama menurut sistem IUPAC. Bila ada gugus
fungsional yang lebih berprioritas maka gugus RO- sebagai awalan
disebut alkoksi.
9
Sifat Fisika Alkohol dan Eter
Titik Didih
Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya,
maka titik didihnya lebih tinggi dari pada eter yang berat molekulnya
sebanding.
10
Kelarutan dalam Air
Alkohol dengan berat molekul rendah larut dalam
air, karena dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan air. Sedangkan alkohol dengan berat
molekul tinggi tidak larut dalam air.
11
KELARUTAN ALKOHOL DALAM AIR
12
PERBANDINGAN SUHU DIDIH ALKOHOL DAN ALKIL HALIDA
13
SIFAT FISIKA ETER DAN
EPOKSIDA
Nama Rumus Td (C) Denstas Kelarutan
g/ml (20C) dalam air
g/100 ml
Dimetil eter CH3OCH3 -24 gas ~
CH3CH3
0,86 ~
O
Metil 34,3
oksirana CH3 CH3CH3
14
SIFAT SEBAGAI PELARUT
Pelarut yang paling baik untuk melarutkan ion (kation atau anion)
adalah air. Ikatan OH pada air bersifat polar dan memberikan dipol
yang diperlukan untuk mensolvasi anion atau kation. Alkohol juga
pelarut polar tetapi kemampuan untuk melarutkan anion dan
kation tidak sebaik air. Eter tak dapat melarutkan ion. Kalarutan
NaCl di dalam pelarut air dan alkohol (lihat tabel)
15
PEMBUATAN ALKOHOL
a. Reaksi Substitusi Nukleofilik
Yaitu reaksi antara alkil halida dan ion hidroksida ( Nu kuat) adalah
reaksi substitusi nukleofilik.
Alkil halida primer dipanasi dengan NaOH dalam air terjadi reaksi
melalui jalan SN-2, dan diperoleh alkohol primer.
16
b. Reaksi Grignard
Reaksi Grignard merupakan cara yang sangat baik untuk membuat
alkohol yang berkerangka karbon rumit. [tidak dibahas pada kuliah ini]
17
d. Hidrasi Alkena
Alkena direaksikan dengan air dengan katalisator asam kuat,
maka H+ dan OH- dari air mengadisi ikatan rangkap, reaksi ini
disebut reaksi hidrasi .
18
e. Reaksi Enzimatik
Reaksi dilakukan misalnya untuk pembuatan
etanol yang digunakan untuk minuman
menggunakan bahan baku karbohidrat dengan
bantuan enzim yang dapat mengubah
karbohidrat menjadi glukosa, kemudian menjadi
etanol. Proses ini biasa disebut juga dengan
fermentasi.
19
2.4 Reaksi-reaksi Alkohol
20
b. Reaksi Eliminasi alkohol
Alkohol seperti alkil halida, mengalami reaksi eliminasi
dengan melepaskan air dan menghasilkan alkena. disebut
reaksi dehidrasi. Reaksi dehidrasi alkohol berlangsung
dengan katalis asam kuat dan kalor. Alkohol primer
mengalami eliminasi melewati jalur E2, alkohol sekunder
dan tersier mengikuti jalur E1.
21
Mekanisme reaksi dehidrasi 2-pentanol
adalah sebagai berikut:
22
Tahap 2. lepasnya H+
karbokation kehilangan H+ (diberikan kepada H2O atau HSO4-).
Reaksi lengkap
23
Reaksi dengan Asam
24
(2) Asam Nitrat
Reaksi antara alkohol dan asam nitrat menghasilkan
ester anorganik dari alkohol yaitu alkil nitrat.
25
(3) Asam Sulfat
26
(4) Asam Sulfonat
Rumus umum hasil reaksi adalah RSO2OR (suatu
sulfonat mempunyai gugus alkil yang terikat
langsung pada atom belerang)
27
d. Oksidasi Alkohol
28
Alkohol tersier tidak memiliki atom H
pada karbon pembawa hidroksil, tidak
mengalami jenis oksidasi ini.
29
Beberapa zat pengoksidasi:
1. KMnO4
2. HNO3 pekat dan panas
3. Asam kromat (dibuat dari Cr2O3 dengan H2SO4
dalam air/reagen Jones)
30
Eter R-O-R’
Dietil eter adalah pelarut organik yang paling
populer, mempunyai sifat sangat mudah
menguap, uapnya mudah meledak dan
mempunyai kecenderungan membuat pusing
dan mabuk. Merupakan zat pematirasa
(anaestetika yang cukup aman).
31
Pembuatan Eter
Pembuatan eter dengan cara mereaksikan
etanol dengan H2SO4 dibawah kondisi yang
tepat menghasilkan dietil eter lewat etil
hidrogen sulfat.
32
Eter sangat tidak reaktif, tidak bereaksi dengan
basa. Bila dipanaskan dengan asam kuat dapat
melangsungkan reaksi substitusi menghasilkan
alkohol dan alkil halida
33
Hubungan sintesis alkohol ke beberapa senyawa organik lain
34
REFERENSI
• Fessenden, r.J. Dan j. S. Fessenden, 1986, organic
chemistry, 3rd edition. Wadsworth, inc., Belmont, california.
Alih bahasa : pudjatmaka, a.H. 1999, kimia organik. Penerbit
erlangga, jakarta, jilid 1
• Solomons, t.W.G., 1988, organic chemistry, 3th edition, john
wiley & sons, inc., New york
• Hart, h., L.E. Craine dan d.J. Hart, 2003, organic chemistry,
11th edition. Wadsworth, inc., Belmont, california. Alih bahasa
: suminar s.A., 2003, kimia organik, edisi 11, penerbit
erlangga, jakarta
35