Anda di halaman 1dari 21

KOSMETIKA dan KOSMESEUTIKAL

1. Sediaan perawatan tubuh :Definisi dan jenis


kosmetika perawatan tubuh ( perawatan mulut,
deodoran, antiperspirant, waxing, dll)
2. Sediaan rambut dan pewarna rambut:
Definisi dan jenis sediaan perawatan rambut
(shampoo, creambath, hair spa, masker rambut,
minyak rambut, hair tonic) dan sediaan
pewarna rambut
3. Parfum: Definisi, jenis dan penggunaan
sediaan parfum
4. Man Preparation : Sediaan kosmetik pria 1
Sediaan Kosmetik
Deodoran & Antiperspiran

2
Outline
Anatomi & fisiologi kelenjar keringat
Prinsip kerja deodoran & antiperspiran
Formula sediaan deodoran & antiperspiran
Evaluasi efektivitas sediaan

3
Kelenjar keringat

Ada 2 macam kelenjar keringat :

1. Kelenjar ekrin
2. Kelenjar apokrin
4
1. Kelenjar ekrin
- ujung saluran bermuara di perm. kulit
- terdapat pd seluruh bag. tubuh, terbanyak pd
telapak tangan, kaki & wajah
- fungsi : regulasi suhu tubuh, menjaga elastisitas
kulit
- mengeluarkan air dan garam2

2. Kelenjar apokrin
- saluran bermuara pada folikel rambut
- terdapat terutama pd sekitar kelamin dan ketiak
- karakteristik seksual sekunder
- mengeluarkan lemak dan protein
Fisiologi kelenjar keringat
Manusia memiliki total 2 juta kelenjar keringat
Fungsi utama : pengaturan suhu tubuh,
membuang racun, sbg antibakteri
Sekresi keringat diatur sistem syaraf simpatis
melalui sistem saraf pusat, refleks dan stimulus
perifer
Jenis mekanisme berkeringat : termal, emotional
Asam laktat mrpkn komponen keringat
terpenting  mbtk sistem dapar laktat, menjaga
pH 4-7, shg bakteri tdk dapat tumbuh
Proses keluarnya keringat
Stimulus

merangsang ujung saraf kolinergik

Asetilkolin (Ach) dilepaskan menuju


kelenjar keringat

keringat diproduksi
 Penggunaan obat-obat kolinergik dapat
merangsang pengeluaran keringat
 Sebaliknya, produksi keringat dapat dihambat
oleh obat-obat antikolinergik (c/o : atropin,
skopolamin)
Proses terjadinya bau keringat
kelenjar aprokin m’ekskresikan
lemak dan protein

bakteri akan menguraikan


lemak & protein tsb

terbentuk senyawa hasil urai :


asam lemak, senyawa amonia dan amin
(bersifat BAU)
Kelenjar ekrin tidak menyebabkan bau
keringat, karena senyawa yang
diproduksinya bukanlah makanan bakteri
Prinsip Umum Mengatasi Bau Keringat

1. Mengatasi penguraian senyawa oleh


mikroba
 deodoran
2. Mencegah laju pengeluaran keringat
 antiperspiran
Prinsip Pengontrolan Keringat
1. Pembentukan keringat dapat dihambat
Bbrp obat dpt menghambat pembentukan keringat, melalui kontrol
pada sistem saraf pusat
2. Keringat dapat dihambat agar tdk mencapai permukaan kulit
Mrp salah satu mekanisme kerja antiperspiran
3. Keringat dapat dihilangkan dari permukaan kulit
Dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit
4. Hasil dekomposisi keringat oleh bakteri dpt dicegah
eliminasi mikroba  mekanisme kerja deodoran
5. Senyawa hasil dekomposisi yang memberikan bau tidak sedap dpt
lsg dihilangkan tanpa menunggu timbulnya bau
6. Masking (menutupi) bau tidak sedap dengan bau yang sedap
Dengan penggunaan parfum-parfum beraroma segar
Macam - macam Deodoran
a) Antimikroba (menghambat pertumbuhan mikroba)
c/o : heksaklorofen, triclosan (TCC),
neomisin
b) Menyerap senyawa hasil urai bakteri (yang baersifat
bau)
c/o : Bahan pengkelat logam (misal Na2EDTA),
Zinc risinoleat
c) Menetralisir/bereaksi dg senyawa bau (asam lemak)
c/o : NaHCO3 , oksida logam (ZnO, CaO, MgO)
Antiperspiran

• Tujuan : mengurangi laju pengeluaran &


volume keringat

• Contoh antiperspiran : astringen (mengecilkan


pori2) : garam Aluminium (Al-sulfat, Al-
klorhidroksida, Al-klorida), Zinc, senyawa
Zirconyl
• Sifat garam alumunium :
bersifat asam (pH 2.5-3), mengiritasi kulit ringan,
merusak/meninggalkan noda pada pakaian (juga bereaksi dg
zat warna pakaian tdk tahan asam)

• Mekanisme astringen dari garam Alumunium :


“mengkoagulasi protein pada pori kulit”

Garam Al jg bersifat deodoran, yaitu :


1. membuat pH asam  sehingga mikroba tidak dapat
tumbuh
2. membentuk senyawa komplek dengan senyawa bau
Strategi agar efek samping garam Al dapat
dikurangi :

• Dengan mendapar garam Aluminum


chlorides pada pH 4,0 – 4,2
New Antiperspirant
1.Pengchelat Logam Titanium
bereaksi membentuk senyawa komplek dgn garam
yg terdapat dlm air keringat (ammonium titanium
lactate). C/o : Na2EDTA
2.Polimer Pembentuk Film / Lapisan
mengurangi perspirasi dengan film barrier oklusif
tidak larut untuk mencegah lewatnya lembab;
c/o : Versacryl-40 (aktivitas antiperspiran lebih
tinggi, iritasi kulit lebih rendah)
Formulasi sediaan deodorant & antiperspirant
Bentuk sediaan :
1. Serbuk
- bhn aktif dicampur dng basis serbuk, parfum, lalu dicampur -
2. Cair (losion)
- bhn aktif & parfum dilarutkan dlm air/campuran air-alkohol -
3. Semisolida (krim)
- bhn aktif dicampurkan dng basis vanishing cream -
4. Aerosol
- larutan bhn aktif, mengandung alkohol, dikemas dlm wadah
khusus untuk sed. aerosol -
5. Padat (stick)
- larutan bhn aktif diendapkan dng penambahan sabun shg mjd
padat -
Formula Deodoran - Antiperspiran
Antiperspiran cair
Rx Al-klorhidrat 20%
Propilen glikol 5%
Alkohol 10%
Germisida 0,2%
Parfum q.s.
Air ad 100%
Cara : dikentalkan (+ metil selulosa ;
dikemas dlm botol semprot/roll-ball.

Antiperspiran krim cair


Rx Setil alkohol 1,25%
Atlas emulsifier G-2151 2,5%
Asam stearat 3,75% A
Propilen glikol 1,00%
Veegum HV 0,75%
Aquades 20% B
Al-klorhidrat 20%
Air 50,75%
C
Parfum q.s.
Panaskan A, B & C, lalu campurkan pada suhu rendah
Formula Deodoran - Antiperspiran
Antiperspiran padat (stick)
Rx Kompleks Na-Al-klorhidrat 50%
(larutan 40%)
Alkohol 42%
NaOH 0,75%
Asam stearat 5,25%
Air 2%
- Asam stearat dilarutkan dlm alkohol hangat
- NaOH dilarutkan dlm air, lalu di+ ke lar. kompleks Al
& dipanaskan hingga 65°C, lalu di+ lar. asam stearat
sambil diaduk hingga mengental  memadat
- Parfum dpt di+ saat campuran masih hangat
Antiperspiran krim
Rx Al-klorhidrat 20%
GMS (bebas sabun) 20%
Spermaceti 5%
Gliserin 3%
Parfum q.s.
Air ad 100%
Zat aktif dapat diganti dengan Al-sulfat,
Al-klorida dengan penambahan dapar
seperti urea
Evaluasi Efektivitas sediaan
Efektivitas Deodoran
1. Penilaian intensitas bau (dgn alat osmometer), lalu hasil
dibandingkan dengan pembanding
2. Penentuan angka mikroba sebelum & sesudah penggunaan
deodoran ~ hasil kultur pd media agar
Efektivitas Antiperspiran ~ kuantisasi keringat yg disekresikan
• Metode staining (pewarnaan), utk menghitung jml keringat yg
dikeluarkan ke permukaan kulit
1. Reaksi iodin-pati  timbul warna biru bila ada keringat
2. Reaksi warna dengan suspensi biru bromofenol dlm minyak
silikon  warna akan semakin biru bila jml keringat meningkat
• Gravimetri
Keringat dikumpulkan dng bahan peng-absorpsi lalu ditimbang 
dibandingkan dng berat bahan pengabsorpsi
• Dgn alat higrometer
Kelembaban kulit diukur  sebanding dng jml keringat yg
disekresikan

Anda mungkin juga menyukai