Sediaan steril secara umum adalah sediaan farmasi yang memenuhi persyaratan fifika
kimia dan mempunyai kekhususan sterilitas dan bebas dari mikroorganisme.
a) Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi dalam air atau pembawa
yang cocok, steril dan digunakan secara parenteral, yaitu dengan merobek lapisan
kulit atau lapisan mukosa.
b) Infus merupakan sediaan cair steril yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah 100
ml atau lebih
4. Persyaratan
Steril, bebas pirogen(endotoksin), bebas partikel (partikulat), stabilitas sesuai, tonisistas
sesuai, pH, sesuai, kejernihan sesuia.
6. Isotonis adalah suatu keadaan pada saat tekanan osmosis larutan obat sama dengan
tekanan osmosis cairan tubuh kita (darah, air mata)
Isohidris adalah kondisi suatu larutan yang pHnya sesuai dengan pH fisiologis tubuh
sekitar 7,6.
Sebagai zat bakterisida / bakteriostatik Zat bakterisida perlu ditambahkan jika :
1) Bahan obat tidak disterilkan, larutan injeksi dibuat secara aseptik.
2) Bila larutan injeksi disterilkan dengan cara penyaringan melalui penyaring bakteri
steril.
3) Bila larutan injeksi disterilkan dengan cara pemanasan pada suhu 98– 100 selama 30
menit.
4) Bila larutan injeksi diberikan dalam wadah takaran berganda. Zat bakterisida tidak
perlu ditambahkan jika :
1) Sekali penyuntikan melebihi 15 ml.
2) Bila larutan injeksi tersebut sudah cukup daya bakteriostatikanya ( tetes mata Atropin
Sulfat dalam pembawa asam borat, tak perlu ditambah bakterisida, karena asam borat
dapat berfungsi pula sebagai antiseptik ).
Bahan obat akan diabsorpsi bila kapasitas dapar sudah hilang, maka sebaiknya obat
didapar pada pH yang tidak jauh dari isohidri. Jika kestabilan obat pada pH yang jauh
dari pH isohidri, sebaiknya obat tidak usah didapar, karena perlu waktu lama untuk
meniadakan kapasitas dapar