Oleh:
NOMOR BP : 1701109
KELAS : 2017B
Dosen Pembimbing:
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” Generator
Radionuklida Tc-99m” dalam waktu yang mendesak dan singkat.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari
sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada
yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................3
2.6 Kegunaan....................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai dengan tahun 1936, kotak nomor atom 43 di dalam tabel periodik unsur
masih kosong. Di tengah gencarnya upaya penemuan unsur-unsur yang ada di alam, masih
ada satu tempat yang kosong di antara molibdenum (nomor atom 42) dan rutenium (nomor
atom 44). Para peneliti ketika itu terus bertanya-tanya, unsur seperti apa gerangan yang akan
menempati tempat tersebut. Pertanyaan tersebut terjawab setelah pada tahun 1936 di
University of Palermo (Italia) berhasil dibuat isotop buatan dengan nomor atom 37 oleh Carlo
Perrier and Emilio Segre. Ketika itu mereka tanpa sengaja menghasilkan isotop dengan
nomor massa 97 dari foil molibdenum dalam deflektor siklotron. Radioisotop tersebut
selanjutnya diberi nama teknesium yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti buatan.
Setelah itu isotop isotop lain dari teknesium mulai berhasil dibuat. Akhirnya diketahui bahwa
unsur dengan nomor atom 37 tidak ada di alam, namun merupakan unsur buatan. Sebuah
fakta yang tidak terbayangkan sebelumnya bahwa ada unsur dengan nomor atom relatif
rendah namun tidak ada di alamo Para peneliti pun mencurahkan banyak perhatiannya pada
unsur yang unik ini.
Pada tahun 1947 berhasil diperoleh teknesium-99m (Tc-99m) yang merupakan
radioisotop metastabil dari teknesium. Radioisotop ini saat ini merupakan ujung tombak
diagnosis menggunakan radioisotop. Sekitar 80% diagnosis di kedokteran nuklir
menggunakan radioisotop ini. Puluhan juta pasien didiagnosis menggunakan radioisotop ini
setiap tahunnya di seluruh dunia. Pilihan ini didasarkan pada sifat inti teknesium-99m, sifat
kimia teknesium serta kemudahan produksi untuk mendapatkannya dalam bentuk bebas
pengemban.
99m
Di Indonesia, saat ini kebutuhan radioisotop Tc terus meningkat
seiring dengan bertambahnya pasien di rumah sakit, khususnya pasien kanker. Sementara
itu industri nuklir dalam negeri sedang mengalami kendala dalam memenuhi permintaan
99m 99m
radioisotop Tc. Dengan demikian, kebutuhan radioisotop Tc di rumah sakit di
seluruh Indonesia dipenuhi dengan cara impor generator 99Mo/99mTc.
99
Satu-satunya industri nasional yang memproduksi generator Mo/99mTc adalah
99
PT. Inuki. Generator Mo/99mTc yang diproduksi PT. Inuki, menggunakan kolom
99
berbasis alumina. Generator ini menggunakan radioisotop Mo yang merupakan hasil
produk fisi dari peluruhan Uranium-235 pengayaan tinggi (High Enriched Uranium,
235 99 235
HEU, kadar U 93%). Mo hasil produk fisi U memiliki aktivitas spesifik yang
tinggi (jumlah aktivitas per gram Mo). Oleh karena itu kolom alumina dapat digunakan
99
sebagai bahan penyerap yang baik untuk Mo yang memiliki aktivitas spesifik yang
4
tinggi. Seiring dengan adanya pembatasan pengunaan HEU melalui amandemen Kongres
99
Amerika Serikat, maka produksi Mo di Indonesia hanya dapat dilakukan melalui
iradiasi Mo alam ( Mo) dengan menggunakan netron termal di reaktor nuklir (98Mo (n,γ)
98
99 99
Mo). Namun demikian, Mo yang dihasilkan dari reaksi tersebut, memiliki aktivitas
spesifik yang rendah (kelimpahan isotop 98Mo = 24,2%).
5
BAB II
PEMBAHASAN
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radionuklida mampu
memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh
manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim
disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron
yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti
target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan
antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131. Di sini akan di bahas mengenai radioisotop
Teknesium-99m (Tc-99m) yang dimanfaatkan untuk bone scan.
Awalnya partikel stabil dibombardir dengan partikel yang berenergi tinggi seperti
(neutron, proton, deutron atau partikel alfa. Energi tinggi disuplay oleh reaktor nuklir dan
akselerasi partikel. Beberapa reaksi nuklir yang terjadi setelah pengeboman menyebabkan
terbentuknya radionuklida. Produk dari pemboman dapat digunakan secara langsung sebagai
obat-obatan atau dapat digunakan dalam generator yang berlokasi di rumah sakit.
6
TAKNESIUM-99m
Taknesium-99m (Tc-99m) bersifat metastabil, misalnya dalam keadaan tereksitasi.
Yang dimaksud dengan metastabil adalah kondisi suatu zat yang tidak stabil yang
dengan mudah berubah ke kondisi yang lebih stabil atau ke kondisi yang kurang
stabil dan keadaan tereksitasi merupakan keadaan di mana ada elektron yang
menempati tingkat energi yang lebih tinggi.
Tc-99m diproduksi oleh pembusukan molybdenum – beta negatif dengan waktu
paruhnya 66 jam.
7
GENERATOR TAKNESIUM-99m
Waktu paruh Taknesium-99m adalah 6 jam, sehingga perlu dilakukan produksi
disekitar rumah sakit yang menggunakannya.
Operator perlindung utama dari gamma (Tc) dan beta (Mo).
Vial penampungan produksi, tekanan atom akan memaksa garam melalui generator.
Mo-99 secara kimia melekat pada kolom alumina.
Tidak hilang selama elusi. Pemeriksaan rutin untuk memastikan tidak ada Mo atau Al
didalam larutan yang dielusi.
Ketika kran dari generator dibuka maka tekanan atmosferb masuk kedalam generator.
Karena adanya tekanan maka cairan berupa saline steril akan masuk dan mengaliri kolom
radioaktif. Dimana didalam kolom radioaktif terdapat kolom alimina, molibdenum dan
taknesium. Kolom radioaktif ini dilindungi oleh pelindung utama, kemudian larutan elusi
dengan saline masuk kedalam kolom radioaktif. Setelah melewati kolom radioaktif,
larutan saline tadi akan ditampung oleh vial yang telah disediakan yang akan terisi oleh
larutan saline pekat. Larutan pekat ini nantinya akan diencerkan terlebih dahulu dan
dilekatkan pada senyawa sebelum digunakan didalam tubuh.
8
AKTIVITAS TAKNESIUM-99m
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa aktivitas maksimum atau puncak
dari taknesium terjadi pada saat 22-23 jam berlangsung saat elusi dilakukan.
Aktivitas puncak dari taknesium ini berkurang ketika molibdenum meluruh pada saat
jam ke 48 sampai jam ke 72. Dan terjadi pembusukan molibdenum setelah
molibdenum mengalami peluruhan.
9
paruh pendek 6 jam, Tc-99m dinilai tepat sebagai radioisotop diagnosis. Radiasi gamma
dengan energi yang relatif rendah ini tidak memberikan dampak yang besar kepada tubuh,
namun cukup besar untuk menembus jaringan dan dapat ditangkap dengan mudah oleh
detektor radiasi dari luar tubuh. Oleh sebab itu, sebaran radioisotop ini di dalam tubuh dapat
diamati dengan mudah.
10
2.5 Proses Pembuatan
Radioisotop Tc-99m merupakan anak luruh dari radioisotop Mo-99 seperti
ditunjukkan pada Gambar 1. Radioisotop Mo-99 memiliki waktu paruh 66 jam, jauh lebih
panjang dari waktu paruh Tc-99m. Radioisotop Tc-99m dapat diperoleh dengan
memisahkannya dari radioisotop induk Mo-99. Teknesium-99m terus terbentuk dari Mo-99,
sehingga setelah dipisahkan, radioisotop Tc-99m yang baru akan terakumulasi kembali.
Setelah radioaktivitas Tc-99m dinilai cukup, Tc-99m dapat dipisahkan kembali dari Mo-99.
Proses ini dapat dilakukan berulang ulang. Perubahan radioaktivitas Mo-99 dan Tc-99m
setelah pemisahan Tc-99m secara berulang ditunjukkan dalam Gambar 3. Radioaktivitas Tc-
99m menjadi nol pada saat dipisahkan dari Mo-99. Setelah itu, Tc-99 kembali tumbuh dan
dapat dipisahkan kembali setelah radioaktivitasnya mendekati radioaktivitas Mo-99. Dengan
proses ini Tc-99m dapat diperoleh dalam bentuk bebas pengemban sehingga memiliki
radioaktivitas jenis yang sangat tinggi karena hampir tidak ada isotop Tc lain selain Tc-99m.
Proses pemisahan Tc-99m dari Mo-99 dapat dilakukan menggunakan beberapa cara,
diantaranya menggunakan kolom kromatografi dan ekstraksi pelarut. Pada Mo-99 hasil fisi,
pemisahan dengan kolom kromatografi dapat dilakukan menggunakan kolom alumina.
Kolom alumina mengandung Mo-99 dapat diletakkan di dalam sebuah sistem generator
sehingga Tc-99m dapat diperoleh dengan cara yang mudah, cukup mengalirkan pelarut salin
untuk mengeluarkan Tc-99m dari dalam kolom, sedang radioisotop induk Mo-99 tetap
tertahan di dalam kolom alumina. Sedangkan untuk Mo-99 hasil aktivasi netron, penyerap
dengan kapasitas yang tinggi diperlukan sebagai pengganti peran alumina karena alumina
memiliki kapasitas serap yang kecil terhadap Mo.
11
Pada pemisahan dengan ekstraksi pelarut, metil etil keton (MEK) dapat digunakan
sebagai pelarut organik untuk mengambil Tc-99m dari larutan Mo-99 pada fasa air. Hanya
saja, dengan cara ini, Tc-99m masih berada di dalam pelarut MEK sehingga perlu proses
lebih lanjut untuk melarutkannya ke dalam larutan salin. Proses ini dapat dilakukan dengan
menguapkan MEK dan melarutkan kembali Tc-99m menggunakan salin. Namun, dengan
proses ini biasanya masih ada sebagian kecil MEK yang tertinggal sehingga ketika Tc-99m
dilarutkan ke dalam larutan salin, masih ada sebagian kecil MEK terkandung di dalamnya.
Meskipun kandungan MEK sangat kecil, larutan Tc-99m tersebut terbatas penggunaannya
karena dikhawatirkan MEK yang terkandung di dalamnya memberikan dampak pada saat
digunakan.
2.6 Kegunaan
Saat ini, radioisotop Tc-99m telah digunakan secara luas dan terus dikembangkan
dalam berbagai bentuk baru dalam diagnosis. Berbagai prosedur penggunaan radiofarmaka
bertanda Tc-99m telah digunakan secara rutin di berbagai negara. Di antaranya, saat ini,
radioisotop Tc-99m telah digunakan secara rutin dalam bone scan, myocardial perfusion
imaging serta functional brain imaging.
Dalam hal ini yang di bahas secara detail adalah pemanfaatan radioisotop Tc-99m untuk bone
scan. Bone scan menggunakan Tc-99m berbeda dengan bone density scan yang digunakan
untuk melakukan diagnosis terjadinya osteoporosis. Bone scan menggunakan Tc-99m
dimaksudkan untuk mengetahui adanya re-building activity secara tidak normal di dalam
tulang. Sebelum membahas mekanisme kerja radioisotop Tc-99m untuk bone scan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radioisotop Tc-99m memiliki potensi yang besar untuk menjadi solusi masalah
kesehatan, khususnya pada diagnosis. Beberapa bentuk radiofarmaka bertanda teknesium-
99m pun saat ini telah memberikan kontribusi besar di bidang kedokteran nuklir. Berbagai
sifat sifat yang dimilikinya berpotensi untuk terus meningkatkan perannya dalam
menyelesaikan masalah masalah kesehatan. Oi tanah air pun radiofarmaka bertanda
teknesium-99m telah mulai memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
Oi tengah semakin cepatnya kemajuan pengembangan radiofarmaka di tingkat global,
penggunaan radiofarmaka di tanah air pun diprediksi akan semakin luas, khususnya
radiofarmaka bertanda teknesium-99m.
3.2 Saran
Untuk penulis nantilah lebih bisa mengerjakan tugas jauh-jauh hari sebelum
deadline dan sistematis nya lebih teratur.
13
DAFTAR PUSTAKA
14