OLEH
Acep Dadang Suherman
240310150024
Jatinangor,
Menyetujui,
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia_Nya, sehingga penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan di
Pabrik Roti Hypermart Samarinda dapat diselesaikan dengan baik. Praktek Kerja
Lapangan merupakan perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu kegiatan yang
mengintegrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat
dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
penyusun tidak mampu menyususn laporan ini dengan baik. Oleh karena itu,
perkenankanlah pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, yang telah memberikan
fasilitas dan pelayanan kepada penulis selama melaksanakan PKL di Fakultas
Pertanian. Staf pengajar Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan khususnya dalam
bidang pertanian kepada penulis, serta staf administrasi Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian yang telah memfasilitasi dan melayani penulis selama PKL di
Fakultas Pertanian sampai selesainya laporan PKL ini.
2. Prof. Dr. Bernatal Saragih. SP., M.Si selaku pembimbing yang telah memberi
motivasi dan arahan selama melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL).
3. Store Manager, Tean Leader, beserta Staf Bakery Hypermart yang telah
memberikan motivasi serta arahan selama melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL).
4. Rekan-rekan mahasiswa/i, khususnya angkatan 2011 Program Teknologii Hasil
Pertanian yang telah memberikan dukungan penuh dalam menyususn laporan
Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal magang ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan pendapat dari
semua pihak demi perbaikan selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan magang ini dapat bermanfaat bagi
semua. Penulis menyadari bahwa Laporan Magang ini mungki masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat memotifasi, demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
Contents
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) ........................................... 1
BAB I ...................................................................................................................... 7
Pendahuluan ............................................................................................................ 7
BAB II ................................................................................................................... 11
Manfaat roti diperkaya dengan berbagai macam zat gizi. Sebut saja beta
karoten, sejumlah mineral berupa zat besi, iodin, kalsium dan sebagainya. Roti juga
diperkaya dengan asam amino tertentu untuk meningkatkan mutu protein bagi
tubuh.
Menurut Dr. Clara, M. Kusharto MS, dari Departemen Gizi Institut Pertanian
Bogor, kandungan protein yang terdapat dalam roti mencapai 9,7 % lebih tinggi
ketimbang nasi yang hanya 7,8 %. Selain itu tidak seperti nasi yang hanya memiliki
kadar pati 4-8 %, dalam roti terdapat 13 % pati. Empat iris roti tawar akan
menghasilkan kalori yang setara dengan sepiring nasi (Jenie,1993).
Untuk memproduksi roti yang baik dilakukan dengan memilih dan menangani
bahan untuk proses produksi berupa jenis dan jumlah kebutuhan bahan baku,
jumlah bahan baku serta bahan pembantu untuk satu periode telah tersusun. Faktor
mutu bahan baku dan bahan pembantu telah terukur, bahan baku dan bahan
pembantu dipastikan tersedia untuk memenuhi persyaratan produksi. Memilih dan
menyiapkan peralatan produksi, peralatan produksi roti telah disiapkan, persyaratan
kebersihan dan status perlatan teridentifikasi dan siap, jenis dan fungsi alat produksi
telah dikuasai, komponen peralatan yang terkait dicocokkan dan disesuaikan
denagn kebutuhan proses produksi, parameter proses yang diperlukan memenuhi
persyaratan keselamatan dan produksi, pemeriksaan per-start dilakukan
sebagaimana kebutuhan tempat kerja, peralatan pencampur, pengaduk, pembagi,
pemanggang dan alat bantu lain dioperasikan sesuai alat.
Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan
bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan mempunyai
kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan
mempunyai kualitas yang baik puka. Jenis dan mutu produk
bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang
digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk roti diperlukan untuk memenuhi
adanya variasi selera dan daya beli konsumen. Pengendalian mutu proses produksi
bila mutu sesuai kriteria mutu, kinerja peralatan, proses dan produk serta
penyimpangannya diidentifikasi, dipastikan atau dilaporkan, proses produksi
dihentikan sesuai dengan tata cara prosedur perusahaan, limbah hasil dikumpulkan,
ditangani atau didaur ulang sesuai dengan tata cara, manajemen limbah yang
diterapkan di perusahaab, menyimpan hasil produksi pada tempat higienis sebelum
dikemas, informasi proses dicatat pada boring yang disesuaian, produk hasil dari
proses diluar spesifikasi, tempat kerja dirawat sesuai standar pemeliharaan tempat
kerja.
Mengendalikan proses produksi dijalankan sesuai dengan persyaratan
perusahaan dan kapasitas yang diperlukan. Titik pengendalian dimonitor untuk
konfirmasi bahwa kinerja proses berada pada kendali sesuai dengan spesidikasi.
Proses pembuatan roti mencapai spesifikasi dan dipertahankan sesuai persyaratan
produksi. Proses produksi siap dioperasikan sesuai dengan kapasitas yang telah
diperhitungkan. Di pusat perbelanjaan hypermart, tepatnya di pabrik bakeri, banyak
sekali dijumpai hal-hal tersebut.
l Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di pabrik roti Hypermart
adalah
a. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapkan ilmu
yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
b. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan industri hasil
pertanian.
c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehinnga dapat membandingkan
antara teori yang diperoleh dengan aplikasinya di lapangan.
l Tujuan Khusus
Tujuan khusus Praktek Kerja Lapangan (PKL) di pabrik roti Hypermart adalah
a. Mengetahui proses produksi roti tawar
b. Mempelajari proses produksi pembuatan roti tawar
c. Mengetahui prinsip kerja mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan roti tawar.
1.4 Manfaat
Semoga dapat membantu dalam memahami struktur organisasi sebuah
lembaga atau perusahaan, dan bisa membantu dalam implementasi kehidupan
kita.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
Dari ketiga jenis tepung di atas, yang digunakan dalam pembuatan roti tawar
yaitu jenis tepung terigu protein tinggi (Hard Wheat). Di pabrik roti Hypermart,
untuk jenis tepung terigu peotein tinggi yang digunakan yaitu “Kerang” produksi
oleh PT. LUMBUNG Nasional Flour Mill, Bekasi 17520. Komposisi yang terdapat
dalam jenis tepung ini antara lain tepung terigu difortifikasi dengan vitamin B1,
vitamin B2, asam folat, zat besi dan seng, antioksidan (asam askorbat). Tepung ini
sendiri juga telah mendapat sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
LPPOM.
Selain tepung terigu ini, juga terdapat beberapa jenis tepung tambahan antara
lain;
a. Self Raising Flour.
Jenis tepung terigu yang sudah ditambahkan bahan pengembang dan
garam.penamabahan ini menjadikan sifat tepung lebih stabil dan tidak perlu
menambahkan pengembang lagi ke dalam adonan. Jika sukar didapat, tambahkan
satu sendok teh baking powder ke dalam sekilo tepung sebagai gantinya.
b. Enriched Flour
Jenis tepung ini merupakan tepung terigu yang disubstitusi dengan beragam
vitamin atau mineral dengan tujuan memperbaiki nilai gizi terkandung. Biasanya
harganya relatif lebih mahal.
c. Whole Meal Flour
Tepung ini biasaya dibuat dari biji gandum utuh termasuk dedak dan
lembaganya sehingga warna tepung lebih gelap cream. Terigu whole meal sangat
cocok untuk makanan kesehatan dan menu diet karena serat (fiber) dan proteinnya
sangat tinggi.
Proses pembuatan roti sebaiknya menggunakan air dingin (air es) dikarenakan
proses pembuatan roti selalu melibatkan ragi roti (yeast). Ragi roti di dalam adonan
akan bekerja secara optimal bila suhunya di bawah 30oC (tidak boleh melebihi
30oC saat diadik (mixer). Demikian juga pemakaian mesin (mixer) yang teralu
lama untuk mengaduk roti menimbulkan panas yang akan meningkatkan suhu
adonan sehingga mengurangi aktivitas ragi (yeast). Air es berfungsi untuk menjaga
agar suhu adonan sesuai/cocok untuk kativitas ragi. Bila suhu adonan melebihi
30oC, maka aktivitas ragi akan berkurang sehingga fermentasi roti akan semakin
lama. Akibatnya aroma roti menjadi asam, serat roti kasar, mudah keras, dan roti
menjadi tidak tahan lama.
Proses pembuatan air dalam pembuatan roti maksimum 60% dan pH air yang
digunakan berkisar 5,6-6. Apabila pH air terlalu rendah (asam) maka akan
mengganggu aktivitas ragi dan gluten akan seakin kuat sehinggga ragi tidak dapat
mereduksi tepung.
3. Yeast atau Ragi
Roti tidak akan mengembang tanpa menambahkan yeast atau ragi ke dalam
adonan. Jenis yeast yang digunakan adalah golongan khamir jenis Saccharomyces
Cerevisiae. Mikroorganisme bersel satu inilah yang bekerja selama proses
fermentasi.dimana dalam proses ini yeast merubah karbohidrat dan gula menjadi
gas karbondioksida (CO2) dan alkohol dalam bentuk etanol. Zat inilah yang
menjadikan adonan mengembang, terbentuk serat-serat pada adonan dan aroma
harum khas roti.
4. Garam
Selain mempunyai rasa asin, garam juga berfungsi sebagai bahan penetral dan
meningkatkan cita rasa. Banyak bahan apabila diberi sedikit garam dapat menjadi
lebih wangi, gurih, dan terasa enak. Adonan yang telah diberi garam dpaat
mencegah kelengketan, dan jugaa mempertinggi sifat alot dari adonan tersebut
sehingga mutu adonan dapat diperbaiki. Garam juga dapat menambah daya tarik
adonan serta memprtinggi daya elastisitasroti. Selain itu garam dapat menambah
kekuatan gluten dan mengontrol waktu fermentasi. Penggunaan garam pasa
pembuatan roti berkisar 1-2%. Sifat garam yang baik adalah mudah larut dalam air,
halus tidak menggumpal dan bersih.
Adonan tanpa garam akan memperngaruhi pemanggangan yaitu bila dalam
resep tidak ada garam maka roti yang dipanggang akan menjadi mengecil, sehingga
dapat mempengaruhi mutu roti. Inilah alasan mengapa roti manis ditambahkan
sedikit garam karena tinggi gula. Dalam pembuatan roti adonan yang sama sekali
tidak ada garam, mengakibatkan proses fermentasi berlangsung lebih cepat, tetapi
tidak stabil, apalagi diwaktu iklim panas akan lebih sulit mengontrol fermentasinya,
sehingga sering terjadi fermentasi melampaui batas, dan adonan akan menjadi
asam. Oleh sebab itu garam dapat dikatakan sebagai bahan stabilisator fermentasi.
5. Gula
Sifat dan Fungsi Gula
Gula diperlukan pada pembuatan roti dengan fungsi utama adalah sebagai
bahan pemanis, sumber energi utama bagi khamir dalam melakukan proses
fermentasi, membantu proses pembentukan krim, membantu dalam pembentukan
warna kulit roti yang baik dan menambahkan nilai gizipada produk. Gula yang
tersisa setelah proses fermentasi disebut sisa gula yang akan memberikan warna
pada kulit roti dan rasa pada roti. Gula memiliki sifat higroskopis (kemampuan
menahan air), sehingga dapat memperbaiki daya tahan roti selama penyimpanan
dan menjadikan roti lebih lebih awet. Jika kita mempelajari sifat-sifat gula dengan
seksama, maka kita dapat mengontrol hasil olahan roti dengan baik.
Bila gula dalam adonan sedikit, maka proses pemanggangan (oven)
memerlukan waktu lebih lama. Hasilnya roti menjadi agak keras dan warnanya
agak kurang menarik. Gula yang baik harus bersih (tidak harus putih) dan mudah
larut dalam air (butiran jangan terlalu besar).
Pada pembuatan roti manis, gula yang di gunakan sebanyak 10-30% dan
optimun pada kisaran 15-25% dari berat tepung. Pada pembuatan roti tawar, gula
yang di gunakan lebih sedikit jumlahnya karena gula tersebut hanya berfungsi
sebagai bahan nutrisi bagi khamir dan tidak untuk memberikan rasa manis.
Pencampuran gula yang tidak merata dan terlalu banyak akan menyebabkan bintik-
bintik hitam pada kulitroti dan membentuk lubang besar atau kantung udara pada
produk roti.
Apabila hal-hal ini tidak diperhatikan maka hasil roti akan mempunyai ciri-ciri;
1) Bervolume kecil-kecil saja.
2) Daging roti menjadi agak kering.
3) Rasa menjadi kurang enak.
4) Roti tidak dapat disimpan lama.
Dengan kata lain perlu diketahui bahwa pada umumnya gula itu (terutama
dextrosa) mengandung 9% air, berdasarkan padaberatnya. Oleh sebab itu
pemakaian air untuk adonan roti yang mngandung gula di atas 15% di dalam resep
sangat di anjurkan untuk di kurangi. Pemakaian gula yang berlebihan juga
menghambat fermentasi. Perlu diketahui bahwa semakin banyak gula semakiin
tinggi pemakaian ragi.
b. Waktu Peragian Adonan (Fermetasi)
Sejalan dengan diperlukaannya waktu pengaduk adonan yang lama, waktu
peragian adonan pun (Fermentation Time) harus ditambah. Dengan perkataan lain,
kalau kita membuat roti waktu penyelesaian yang jauh lebih lama dari pada
pembuatan roti tawar biasa.
Pengaruh gula terhadap hasil jadi
a. Warna kulit roti
Pada umumnya para tukang roti beranggapan bahwa ,akin menarik warna kulit
roti (coklat keemasan), menjadi suatu tanda bahwa adonan roti tersebut telah
mengalami proses pengolahan yang sempurna (pengadukan-fermentasi-
pembakaran). Warna kulit roti sangat di pengaruhi oleh kadar gula yang dipakai
didalam resep.
Diantara kelompok gula yang ada di dalam adonan roti, jenis Levulose adalah
yang paling peka terhadap panas hingga ia akan cepat mengalami proses
keramelisasi pada suhu oven yang tidak begitu tinggi.
Telah diuraikan di atas bahwa Laktosa (gula yang ada didalam susu) tidak dapat
diurai oleh yeast. Karena sifat ini laktosa hanya akan mengalami proses
karamelisasi saja sewaktu adonan dibakar. Suatu adonan yang mengandung susu
akan mempunyai warna kulit roti yang sangat indah. Selain itu susu (yang cair)
dapat juga dipakai untuk mengoles adonan roti (roti manis) sebagai ganti telur untuk
dapat memperoleh efek warna yang lebih mengkilap pada permukaan roti.
b. Aroma roti
Gula bersama-sama dengan bahan pembuat roti yang lain akan membantu
meningkatkan wangi roti.
c. Keempukan roti
Karena gula, adonan roti akan cepat berubah menjadi coklat keemasan sewaktu
mengalami proses pembakaran. Karena cepat menjadi gosong , otomatis roti itu
akan lebih cepat dikeluarkan dari oven. Karena singkatnya waktu pembakaran maka
masih banyak uap air yang akan tertinggal didalam adonan roti itu dan dengan
sendirinya karena adanya uap air di dalam roti maka roti itu menjadi tetap empuk
untuk beberapa saat.
6. Susu
Susu dalam pembuatan roti berfungsi untuk meningkatkan kualitas penerapan
dalam adonan. Kasein dari susu mempertahankan sifat penahan air dari adonan.
Susu juga memberikan konstribusi terhadap nilai gizi, membantu pengembangan
adonan, membantu proses pembentukan krim dan memperbaiki tekstur roti. Selain
itu juga susu memperbaiki warna kulit dan rasa roti seta memperkuat gluten karena
keberadaan kandungan kalsium pada susu.
Susu yang umum digunakan dalam pembuatan roti adalah susu bubuk karena
menambah absorbsi air, tahan lama dan lebih mudah penyimpanannya. Susu bubuk
yang digunakan dapat berupa susu skim bubuk (perlu diingat susu ini mengandung
lemak susu sekitar 1%) dan susu full krim bubuk (mengandung lemak susu sekitar
29%) biasanya susu full krim ini untuk roti manis.
7 Lemak
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa lemak adalah bahan yang sangat penting
dalam pembuatan roti. Pemakaian lemak di dalam resep roti akan membantu
a. Mempertinggi rasa
Dengan hadirnya lemak di dalam resep pembuatan roti, hasil-hasilnya akan
lebih mudah untuk ditelan sewaktu dikunyah dan tidak terasa seret. Hal ini
disebabkan oleh sifat-sifat lemak yang sanggup untuk memperpendek (to short)
bentuk jaringan zat gluten tepung. Oleh karenya sering lemak itu disebut juga
“shortening”.
Dengan hadirnya lemak di dalam resep, lemak tadi akan melapisi amylise yang
meleleh tadi hingga akibatnya proses kristalisasinya menjadi berlangsung dengan
lambat. Karena proses kristalisasinya lambat, maka akibatnya roti menjadi bisa
lebih lama daya keempukannya dan sekaligus memnerikan kelembutan pada saraf
roti, dan mempermudah pemotongan (clicing). Margarine dan butter adalah pilihan
lemak yang sering digunakan dalam pembuatan roti. Didalam adonan lemak dapat
menahan gas CO2 keuar dari adonan sehingga akan diperoleh volume roti lebih
besar. Untuk mendapatkan cita rasa yang lezat, disarankan menggunankan butter,
sedangkan margarine menjadikan roti beraroma lebih ringan.
8. Telur
a. Fungsi telur
Telur adalah makanan yang penuh gizi. Telur mempunyai sifat mengembang
apabila dikocok, sehingga volumenya dapat bebetapa kali lipat lebih banyak dari
volume sebelumnya. Fungsi telur pada proses pembuatan roti yaitu telur berfungsi
didalam proses pembentukan krim, meningkatkan jumlah gas yang ditangkap oleh
gluten, memberikan warna serta flavor yang khas, menangkap air, sebagai pelunak
dan memberikan konstribusi terhadap nilai gizi. Sifat telur yang unggul dalam hal
ini tidak dapat diganti dengan bahan lain. Albumin pada telur menyebabkan
pengikatan air yang lebih baik pada crumb roti. Protein telur putih mempunyai sifat
yang mirip dengan gluten karena dapat membentuk lapisan tipis yang cukup kuat
untuk menahan gas yang dihasilkan selama proses fermentsi. Pada proses
pemanggangan, lapisan protein ini mengeras dan memberikan struktur yang baik
pada tekstur roti. Telur juga memberikan pengaruh sifat emulsi karena adanya
kandungan lesitin 7-10% dari jumlah kandungan lemak sehingga dapat
memoerbaiki stabilitas tekstur roti.
Terdapat dua (2) jenis, yaitu mixer dengan muatan 50 kilogram kemudian yang
berukuran kecil muatannya samapi 25 kilogram. Untuk mixer yang berukuran
besar, dengan Merk SINMAG type SM-80T,;
l power spiral 4,5 kw,
l spiral speed 125 dan 250 (2 tombol)
Sedangkan mixer yang berukuran kecil:
l Power spiral 3 kw
l Spiral speed 135 dan 270 rpm.
d. Oven.
Mesin ini digunakan untuk roti yang memerlukan tingkat pematangan secara
menyeluruh, baik bawah maupun atas permukaan roti. Dengan kapasitas sama
dengan mesin proofer di atas yaitu 15 rak. Oven roti ini berjalan dengan rak berputar
(rotary), sehingga panas ruangan dapat mematangkan roti tawar baik dari atas
maupun bawah roti. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mematangkan roti
tawar sekitar 25 menit dengan suhu yang secara otomatis menyesuaikan saat proses
berlangsung. Adapun saat roti sudah pada kondisi matang, maka secara aoutomatis
akan berbunyi alarm sehingga memudahkan karyawan dalam mengontrol waktu
pengovenan.
e. Bread Slicer (pengiris roti)
Merupakan mesin pemotonga roti yang berfungsi mengiris roti tawar.
f. Work Table
Yaitu meja kerja sebagai tempat meletakkan adonan yang akan dibentuk/digiling
secara manual, atau akan yang akan siap dikemas. Meja ini dapat berlapis plat seng
atau porselen.
g. Timbangan
Merupakan alat pengukur berat bahan yang akan ditakar sesuai formula resep yang
akan dibuat adonan. Jenis timbangan yang digunakan di pabrik roti Hypermart yaitu
jenis digital dimana batas pengukuan hingga 5000 gram.
2. Penimbangan Bahan
Penimbangan bahan harus dilakukan dengan benar dan teliti. Perhatikan resep
dengan benar, sedapat mungkin hindari pemakaian sendok/cangkir sebagai takaran,
karena ada sendok yang satu dengan sendok yang lainnya belum tentu sama.
3. Pengadukan
Pengadukan berfungsi untuk mencampur rata semua bahan, hidrasi sempurna dari
pati dan protein. Pembentukan dan pelunakan gluten juga terjadi saat pengadukan.
Pengadukan juga berfungsi mendapatkan kekuatan menahan gas yang baik. Adapun
tahap-tahap pencampuran atau pengadukan adalah sebagai berikut ;
Tahapan
Keterangan
a. Pick-Up
Keadaan dimana semua bahan telah tercampur menjadi satu adonan
b. Clean - Up
Kondisi adonan yang tidak melekat pada bowl atau wadah yang dipergunakan untuk
menaduk
c. Develop
Adonan mulai terlihat licin/halus dan permukaannya elastis
d. Final
Permukaan adonan licin, halus, dan kering
e. Let-Down
Adonan mulai overmix, kelihatan bahan lengket dan lembek
f. Break-Down
Adonan sudah overmix-adonan sudah tidak elastis lagi.
Perlu diingat bahwa lemak harus dimasukkan pada saat menjelang akhir
pengadukan adonan sehingga berfungsi untuk melumasi seluruh permukaan
adonan. Jika hal ini tidak dilakukan, hal itu tidak ercapai sebab masih ada air yang
belum diserap secara sempurna oleh tepung terigu.
4. Peragian atau fermentasi
Peragian awal adonan diistirahatkan sekitar 10 menit. Saat ini terjadi pemecahan
gula oleh ragi menghasilkan gas CO2 gas inilah yang membuat roti menjadi
semakin mengembang, alkohol akan menimbulkan aroma pada roti, menghasilkan
asam yang dapat memberikan rasa dan memperlunak gluten. Saat fermentasi juga
timbul panas. Adapun waktu peragian berlangsung harus bersih tidak banyak angin
dan sedapat mungkin cukup hangat dan lembab.
Jika derajat kelembaban ruang fermentasi tidak dapat dikontrol dengan baik, sangat
dianjurkan untuk menutupi adona tersebut denagn kain atau plastik supaya panas
adonan itu sendiri tidak berubah. Dan sebaliknya apabila ruang menjadi sangat
dingin (musim hujan misalnya) dianjurkan pula untuk menambah pemakaian yeast
dalam resep supaya adonan dapat mengembang dengan cepat.
Dalam proses peragian ini terjadi hal-hal sebagai berikut :
l Enzym mereaksikan zat hidrat arang tepung terigu menjadi gula.
l Selanjutnya gula ini direaksikan terus oleh enzym yeast menjadi gas CO2 dan
alkohol
Oleh karena itu selama proses peragian ini berlangsung, adonan akan berbau asam
karena alkohol tersebut. Perlu diketahui pula bahwa jika adonan diberi fermentasi
berlebih akan membuat :
l Adonan menjadi lengket sekali bila dipegang.
l Jika dibakar roti akan pucat warnanya
l Aroma roti menjadi sangat asam (berbau kecut)
l Bentuk roti menajdi tidak seragam.
l Umur roti menjadi sangat pendek, cepat menjadi keras dan kaku.
Dalam tahapan ini, sangat erat hubungannya dengan besarnya volume roti. Sebab
volume roti yang dihasilkan pada hakikatnya merupakan hasil dari fiksasi volume
adonan pada tahap tertentu yang dikehendaki. Proses pengembangan adonan roti
ini adalah suatu proses yang terjadi secara sinkron antara peningkatan volume
sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan
terperangkap oleh massa campuran air, gluten, protein larut, lemak dan karbohidrat
yang juga mengembang dan membentuk film tipis.
Proses pengembangan adonan merupakan suatu proses yang rumit namun pada
prinsipnya adalah merupakan suatu sistem yang dihasilkan oleh perubahan-
perubahan yang berkesinambungan atau continue dari reaksi-reaksi fisik, kima dan
biologis. Dalam proses pengembangan adonan terlibat dua kelompok daya, yaitu
daya produksi gas dan daya penahanan gas.
Daya produksi gas pada prinsipnya ditimbulkan oleh adanya pemerangkapan udara
selama pengadonan, dan reaksi-reaksi enzimatis, baik oleh enzim yang secara
alamiah terdapat dalam tepung maupun oleh enzim yang dengn sengaja
ditambahkan serta dari kamir. Beberapa faktor yang dapat memperngaruhi daya
produksi gas antara lain konsentrasi kamir, konsentrasi gula, konsentrasi diastatik
malt, konsentrasi makanan kamir dan suhu selama berlangsungnya fermentasi.
Daya penahanan gas dalam adonan merupakan hasil dari sifat khas jaringan atau
tenunan gluten yang fiskoelastik. Oleh karena itu proses pengembngan adonan
sering disebut sebgaia proses pengembangan tenuan gluten. Pembentukan struktur
fiskoelastik terjadi sebagai akibat dari pemecahan agregat protein yang besar dan
tidak larut, sehingga menjadi agregat yang lebih kecil dan siap berorientasi
molekuler, membentuk film protein yang kontinyu dari gluten.
Perubahan-perubahan reologi adonan tersebut selama fermentasi, dipengaruhi oleh
beberapa faktor lain yaitu proses hidrasi pati dan protein, efektifitas enzim,
penurunan pH adonan, perbedaan tekanan interfasial yang doihasilkan oleh
terbentuknya alkohol, banyak konsentrasi CO2 dan besarnya atau cepatnya
pemutusan ikatan disulfida. Proses pengadonan juga dapat mengundurkan adonan,
karena terjadi penurunan berat molekul protein adonan atau disagregasi protein
gluten yang tak larut.
5. Pengukuran atau Penimbangan
Tahap selanjutnya ialah menimbang adonan menjadi unit kecil dengan timbangan
yang dikehendaki sesuai dengan tujuan. Setelah proses berlangsung, berat total
adonan akan susut sebesar 7 % dari berat total. Setelah adonan selesai ditimbang
lalau diberi bentuk bulat-bulat dan diberi waktu istirahat lagi dengan maksud :
l Menyeragamkan bentuk
l Memudahkan proses pemulungan nantinya. Adonan yang telah mengembang akan
lebih mudah diberi bentuk.
l Membentuk lapisan kulit luar adonan untuk menahan gas CO2 hasil kerja yeast
meraksi gula.
l Mendinginkan suhu adonan setelah adanya reaksi yeast terhadap gula.
l Memperkuat jaringan zat gluten tepung terigu
6. Pembulatan Adonan dan Pemulungan Adonan
Adonan yng telah dipotong selanjutnya dibentuk bulat-bulatan sesuai dengan
ukuran yang akan dibuat. Tujuannya untuk membentuk lapisan di perumukaan
adonan sehingga daoat menahan gas dari hasil peragian dan memberi bentuk agar
mudah dalam pengerjaan selanjutnya.
Lalu kemudian adonan akan dipulung untuk diberi bentuk sesuai yang diinginkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mesin atau hanya dengan tangan saja. Jika
pemulungan dikerjakan dengan tangan maka akan dilalui langkah-langkash sebagai
berikut.
l Ambil adonan yang telah dibulat-bulatkan dan yang telah siap untuk dipulung.
l Letakkan di meja dan giling tipis membentuk seperti oval yang memanjang.
l Lipat bentuk oval ini menjadi dua dengan menyatukan bagian ujungnya.
7. Intermediate Proofing
Pada tahapan ini dilakukan dengan memberikan waktu istirahat sekitar 5-20 menit
pada adonan serta membuat adonan rileks dengan tujuan mempermudah proses
berikutnya (pembentukan)
15. .Pemotongan
Seperti roti tawar pada umunya dalam keadaan slice (potongan), maka proses
selanjutnya yaitu dipotong dengan menggunakan mesin bread slicer. Seperti pada
gambar dibawah ini
Seperti pada gambar, roti tawar dimasukkan dari atas kemudian melalui jejeran
pisau tipis yang menjadi pemotong roti tersebut. Kemudian secara manual ditadah
oleh karyawan. Sisi roti tawar, atas dan bawah dibiarkan karena kenampakan yang
kurang bagus selain itu sedikit keras.
16. Pengemasan
Pengemasan roti dilakukan untuk mencegah tercemarnya roti dari mikroba ataupun
kotoran yang tidak dikehendaki. Selain itu juga pengemasan dapat menghindari dari
penguapan sehingga pengerasan kulit roti dapat dihindari. Perlu diketahui jangan
mengemas roti yang masih panas ataupun hangat supaya tidak cepat berjamur.
Proses pengemasan pada roti dapat dilakukan sesuai kondisi penjualan dan
keinginan pelanggan, namun demikian jenis roti yang telah diiris perlu segera
dikemas. Kemudian bahan kemasan roti tawar produk bakery dari hypermart ini
dikemas dengan menggubakan plastik.
17. Penyimpanan
Roti tawar dapat disimpan baik pada suhu ruang (berkisar 5 hari). Adapun
penyimpanan roti tawar di hypermart langsung di display atau tempat pemajangan
penjualan. Jadi tidak ada rak atau tempat khusus untuk menyimpan. Adapun jika
roti tawar dalam jumlah banyak dan tidak muat tempat untuk dipanjang di area,
hanya disimpan didalam keranjang untuk sementara (maksimal 1 hari kemudian
didispay kembali jika ada tempat kosong).
4.3. Penanganan Bahan Baku
Bahan baku yang didatangkan untuk estimasi sebulan kedepan disimpan pada satu
gudang khusus penyimpanan. Semua jenis bahan baku ditata berdasarkan sifat
bahan baku, dimana ada yang disimpan harus di freeser seperti keju, coklat, dll, dan
tempat pasa suhu ruang.
Adapun gudang bakery yang berada dalam ruang bakery terdapat 2, yaitu gudang
untuk bahan bakery siap pakai / langsung pakai,dan gudang bakery yang masih
dalam keadaan mentah / masih memalui tahap olahan (pemasakan).
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah didapat diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam pembuatan roti banyak tahapan tahapan yang harus dilakukan, dan dalam
pembuatan roti, tentunya harus memilih bahan yang berkualitas baik, jika tidak
maka akan menyebabkan rasa yang kurang enak dan roti pun akan lebih cepat
mengeras.
2. Perlunya stadar mutu yang menjadi acuan sehingga produk roti yang dihasilkan
dapat dipertahankan atau ditingkatkan mutu kualitasnya.
5.2. Saran
1. Sebaiknya letak antara mesin mixer dengan oven berjauhan, agar tidak
mempengaruhi adonan pada waktu dicampur.
2. Keamanan dan kenyamanan karyawan pada waktu proses produksi sebaiknya
diperhatikan.
3. Untuk mendapatkan kenyamanan, keefektifan waktu, keamanan karyawan dalam
bekerja, maka jarak antar mesin perlu dijaga.
4. Pada proses pengovenan, oven harus dipanaskan terlebih dahulu agar nantinya
roti tidak mengalami case hardening. Suhu pengovenan 200ºC.
5. Pada waktu adonan dioven, pintu oven tidak boleh dibuka-buka.
6. Apabila sering dibuka lalu ditutup, maka roti tidak akan dapat mengembang.
7. Setelah pengovenan, roti didinginkan ± 20 menit agar pada waktu pengemasan
tidak mempengaruhi kemasan dan agar tidak terjadi pengembunan pada kemasan.
DAFTAR PUSTAKA