Anda di halaman 1dari 29

ISOLASI PREPARATIF SENYAWA SINENSETIN DARI

DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus


Benth.)
MENGGUNAKAN METODE PELARUTAN BERTAHAP

Usulan
Penelitian
NANDA SINTA SETIYOWATI
A161038

Dosen Pembimbing :
1. Wiwin Winingsih, M. Si.,
Apt.
2. Adang Firmansyah, M.
LATAR BELAKANG

Tempat
Budidaya
Tanaman Kumis
Kucing Di Jawa
Barat

Tanaman Kumis
Kucing (Orthosiphon
stamineus Benth.)
Manfaat tanaman kumis
kucing (Orthosiphon
stamineus)
Metabolit
Asa Sekunder
m n
rosm i geni
arin Sa lv
a t

5-hydroxy- Eupatorin
3',4',6,7-
tetramethoxyfla
vone (TMF)

Senyawa marker Sinensetin


Sinenseti
n

No Sifat Fisika Sifat Kimia


Bentuk : Serbuk atau
1 kristal berwarna Bersifat semipolar
kuning muda
2 Aroma : Tidak berbau Substansi yang dihindari : pengoksidasi kuat
Berfungsi sebagai diuretik, antibakteri dan
3 BM : 372,28 g/mol
antioksidan
Larut dalam metanol, etanol, etil asetat,
diklorometan, kloroform, aseton, asetonitril,
Titik leleh : 172-179˚
4 dimetil formamida, dimetil sulfoksida, n-
Isolasi sinensetin telah
Rendemen yang
dilakukan dengan
dihasilkan tidak
menggunakan kromatografi optimal
kolom dengan menghasilkan
rendemen 0,38% (Sofiani,
2003)
Isolasi sinensetin telah Membutuhkan proses
dilakukan dengan yang relatif rumit,
menggunakan instrumen teknologi tinggi dan
supercritical fluid extraction biaya yang relatif lebih
(SFE) dengan menghasilkan mahal.
rendemen 0,11% (Aziz, 2018)
Proses relatif lebih mudah,
tidak menggunakan Pelarutan
teknologi tinggi dan biaya Bertahap
relatif lebih murah
Identifikasi
Masalah

Berapa rendemen
yang dihasilkan
02 dari isolasi
preparatif ini?
Pelarut apa saja dan
tahapan apa saja yang 01
dapat mengisolasi
sinensetin dari daun Berapa kemurnian
kumis kucing?
03 krud sinensetin
yang dihasilkan?
Waktu dan
Tujuan Penelitian Tempat
Penelitian
Kegunaan Penelitian Laboratorium Kimia
Untuk isolasi
preparatif sinensetin dan Bahan Alam,
Dapat memanfaatkan Sekolah Tinggi
dari daun kumis kumis kucing sebagai Farmasi Indonesia
kucing dengan cara sumber sinensetin (STFI) pada Bulan
ekstraksi yang dapat dijadikan April hingga Bulan
menggunakan bahan baku farmasi Juli 2020
berbagai pelarut atau standar
pembanding
METODE
Bahan
Alat PENELITIAN
1. Simplisia daun kumis kucing
1. HPLC (Water 1525) (Manoko)
2. Timbangan analitik 2. Standar sinensetin (Sigma
(Ohaus) Aldric)
3. Chamber KLT 3. N-heksan teknis
4. Kertas saring 4. Kloroform teknis
5. Spektrofotometer Uv-Vis 5. Etanol teknis
(Shimadzu) 6. Etil asetat teknis (Fulltime)
6. FTIR (Shimadzu) 7. Magnesium
7. Plat silika gel GF 254 8. Amilalkohol
8. Alat-alat gelas (Pyrex). 9. Tetrahidrofuran
10.HCl pekat
11.Metanol pro analis
12.Aquadest pro analis (Merck)
METODE
PENELITIAN

Skrining Fitokimia Isolasi


(Flavonoid) Senyawa
Sinensetin
01 02 03 04

Persiapan
Ekstraksi
Bahan
Baku
Simplisia
daun kumis 1
Dihaluskan
kucing
menggunakan
blender Persiapan
Serbuk Bahan Baku
simplisia
Disimpan
dalam
wadah
tertutup
5 mg ekstrak 2
- Ditambah 50 ml air panas
- Dipanaskan selama 5
menit Skrining
- Disaring
Fitokimia
Resid Filtr Terhadap
u at- Diambil sebanyak 5 ml Flavonoid
- Ditambahkan serbuk
magnesium, 1 ml HCl pekat
dan 2 ml amilalkohol
- Dikocok kuat
- Dibiarkan memisah
Terbentuk warna merah,
kuning dan jingga pada
lapisan amil alkohol
menunjukkan adanya
flavonoid
3 Serbuk
simplisia
- Ditimbang sebanyak 1
kg
- Direndam dengan
Ekstrak etanol 1:10 (3 × 24 jam)
si - Disaring
Resid Filtr
u at
Diuapkan didalam lemari asam
Ekstrak kering
etanol
Ekstrak Filtr 4
kering at-
etanol
- Ditambahkan etil Diuapkan
asetat - Diuji KLT Isolasi
Ekstrak
- Disaring Senyawa
kering
Resid Filtr Sinensetin
kloroform
- Dicuci dengan n-
u atDiuapkan
heksan
Ekstrak kering - Didekantasi
Ekstrak
etil asetat kering
- Ditambahkan kloroform
Diuapkan dalam
kloroform lemari asam
- Disaring Krud
sinensetin
Resid Filtr Dikarakterisasi
u at menggunakan:
1. KCKT
Diuji KLT
2. Spektrofotometer Uv-
Vis
DAFTAR PUSTAKA
Arifianti, L., Sukardiman, and Santosa, M. H. 2017. “Sinensetin-Rich
Fraction Solid Dispersion Inhibits Cancer Cell Cycle.” The Veterinary
Medicine International Conference. P. 437.
Aziz, A. H. A., Mohd Azizi Che Yunus, Lee Nian Yian, Zuhaili Idham,
Fahim Rithwan, Hafizah Mohd Hadzri, Ana Najwa Mustapha.
2018. “Enhancement And Optimization Of Sinensetin Extract
From Orthosiphon stamineus Using Supercritical Carbon Dioxide
Extraction.” Malaysian Journal Of Analytical Sciences 22(5):
868.
Basheer, A., And Abdil, M. 2010. “Medical Potentials Of Orthosiphon
stamineus Benth.” Webmed Central Cancer 1: 12.
Himani, B., Bisht, S., Nath, B., Yadav, M., Singh, V., and Singh, M.
2013. “Misai Kuching: A Glimpse of Maestro.” International
Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research 22(2):
55-59.
Sofiani, Y. S. 2003. “Isolasi, Pemurnian, dan Uji Aktivitas Antibakteri
Senyawa Sinensetin Dari Ekstrak Daun Kumis Kucing
(Orthosiphonis aristatus).” Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA. Bogor:
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation
template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Golongan Flavonoid
Jalur biosintesis
Metabloit Sekunder
Reaksi flavonoid
Perbedaan susut pengeringan dan kadar air
- Susut pengeringan untuk memberikan batasan maksimal atau rentang tentang
besarnya senyawa hilang pada proses pengeringan
- Kadar air untuk memberikan batasan minimal atau rentang tertentu besarnya
kandungan air didalam bahan

Persyaratan susut pengeringan (FI IV)


Kurang dari 10 %
Persyaratan pemilihan pelarut:
- Pelarut mudah melarutkan bahan yang di ekstrak
- Pelarut tidak bercampur dengan cairan yang di ekstrak
- Pelarut mengekstrak sedikit atau tidak sama sekali pengotor yang ada
- Pelarut mudah dipisahkan dari zat terlarut
- Pelarut tidak bereaksi dengan zat terlarut melalui segala cara

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain:


- pH
- temperatur
- jenis pelarut
- bentuk dan ukuran partikel zat
- konstanta dielektrik pelarut
- adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks, ion sejenis dll.
Pengaruh jenis pelarut
Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut.
Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu pula sebaliknya.
Kelarutan juga bergantung pada struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu
molekul. Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut dalam air.

Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut dalam senyawa polar. Misalnya gula,
NaCl, alkohol, dan semua asam merupakan senyawa polar sehingga mudah larut dalam air yang juga
merupakan senyawa polar.
Sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa nonpolar, misalnya lemak mudah
larut dalam minyak. Senyawa nonpolar umumnya tidak larut dalam senyawa polar.

Pelarut polar bertindak sebagai pelarut dengan mekanisme sebagai berikut :


- Mengurangi gaya tarik antara ion yang berlawanan dalam Kristal.
- Memecah ikatan kovalen elektrolit-elektrolit kuat, karena pelarut ini bersifat amfiprotik.
- Membentuk ikatan hidrogen dengan zat terlarut.

Pelarut non polar tidak dapat mengurangi daya tarik-menarik antara ion-ion karena konstanta dielektiknya
yang rendah. Ia pun tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen.
Konstanta dielektrik

Konstanta dielektrik (ε) merupakan salah satu ukuran kepolaran pelarut yang mengukur
kemampuan pelarut untuk menyaring daya tarik elektrostatik antara isi yang berbeda.

Pelarut polar memiliki konstanta dielektrik yang tinggi dan memiliki satu atau lebih
atom elektronegatif seperti N, H atau O. Alkohol, keton, asam karboksilat, dan amida
adalah contoh umum dari gugus fungsional yang ada dalam pelarut polar.

Pelarut non-polar mengandung ikatan dengan atom elektronegatif yang sama


seperti C dan H.
Polaritas Pelarut

Etanol C2H5OH
Etil asetat C4H8O2
Kloroform CHCl3
N-heksan C6H14
1. Perbedaan isolasi dan isolasi preparatif
Isolasi adalah sesuatu yang terpisah atau pemisahan. Preparatif adalah suatu hasil dlm berupa
bentuk.
Jadi, isolasi biasa itu dalam bentuk data. Sedangkan isolasi preparatif itu dalam berupa bentuk
atau ada wujudnya.

2. Keuntungan maserasi
cara penyarian dgn maserasi adl cara pengerjaan dan peralatan sederhana dan mudah
diusahakan. Ekonomis, skala besar.

3. Persayaratan pemilihan pelarut > murah, ekonomis

4. Diuji klt untuk monitoring senyawa yg kita punya, sebelum klt, perlakuan apa dulu yaitu
dilarutkan terlebih dahulu menggunakan metanol

5. Ekstrak adalah sedian kental di peroleh dengan mengekstraksi senyawa


aktif, ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia terdapat pada tanaman.
Daerah spektrum, Bilangan gelombang (cm1) Ikatan yang menyebabkan absorpsi

3750 – 3000 Regang O-H; N-H

3300 – 2900 Regang C-H : -CΞ C-H; C=C-H; Ar-H

3000 – 2700 Regang C-H : CH3 ; CH2 ; -H

2400 - 2100 Regang CΞC; CΞN

1900 - 1650 Regang C=O (asam , aldehida, keton, amida, ester,


anhidrida)

1675 - 1500 Regang C=C (alifatik dan aromatik); C=N

1475 - 1300 Lentur C-H

1000 - 650 Lentur C=C-H; Ar-H (luar bidang)


Fase gerak
KCKT

Anda mungkin juga menyukai