Anda di halaman 1dari 28

PEMBUATAN SEDIAAN SUSPENSI DARI

RIMPANG KENCUR (Kaempferia Galanga


L.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI

Kelompok 2
Nama Anggota:
Nanda Sinta S. A 161 038
Iken Lian S. A 161 048
Anggun Dwifa A 161 0
Fakhri Humaidi T. A 161 061
Jeschica Manobi A 161 0
Nur Fitri P A 162 0
PENDAHULUAN

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan tanaman


tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah di
Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman ini
banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan
sebagai bumbu dalam masakan sehingga para petani
banyak yang membudidayakan tanaman kencur sebagai
hasil pertanian yang diperdagangkan. Bagian dari kencur
yang diperdagangkan adalah buah akar yang ada di dalam
tanah yang disebut rimpang kencur atau rizoma (Barus
2009).
KLASIFIKASI

• Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)


• Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
• Subdivisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
• Class : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
• Ordo : Zingiberales
• Famili : Zingiberaceae
• Genus : Kaempferia
• Spesies : Kaemferia galanga L.
SIFAT-SIFAT FISIKA TANAMAN KENCUR

1. Bentuk cairan, aromatis, rasa pedas, berwarna


kuning jernih sampai kuning kotor.
2. Berat jenis pada 30°: 0,8792 - 0,8914
3. Rotasi optik spesifik pada 30° : -2o 36′ sampai -4o 30′
4. Indeks bias pada 30° : 1,4773 - 1,4855
5. Bilangan asam : 0,5 - 1,3
6. Bilangan penyabunan : 99,7 - 109,0
7. Bilangan penyabunan setelah asetilasi : 110,1 - 116,3
KANDUNGAN KIMIA
Rimpang mengandung minyak atsiri yang tersusun dari
monoterpenoid, sesqui-terpenoid (komponen utama adalah asam
etilestersinnamat dan asam etilester p-metoksinamat) borneol,
kamfene, p-metoksistiren,n-pentadekan, p-metoksi-stirene. Di
samping itu terdapat pula golongan senyawa flavonoid. Kamfene
(C10H16) juga menjadi bahan penyusun minyak atsiri jahe, dan
minyak sereh, dan juga ditemui dalam familia Lauraceae. Borneol
(C10H18O) banyak tersebar di alam sebagai komponen minyak atsiri.
Di bidang industri borneol murni bersama juga isoborneol
digunakan sebagai bahan baku penyusun parfum dan bahan
pengester. Borneol murni bersifat racun, mengakibatkan kekacauan
mental dan bingung.
PENGUMPULAN BAHAN

1. Budidaya Tanaman 2. Syarat Tumbuh


Kencur Tanaman kencur
Kencur merupakan terna Untuk pertumbuhan yang
kecil yang tumbuh subur di optimal kencur
daerah dataran rendah atau memerlukan tanah dengan
pegunungan yang tanahnya agroklimat yang sesuai,
gembur dan tidak terlalu yang meliputi jenis tanah,
banyak air.Tumbuhan ini tingkat kesuburan tanah,
tumbuh baik pada musim jumlah curah hujan dan
penghujan. Kencur dapat hari hujan, suhu udara
ditanam dalam pot atau di harian.
kebun yang cukup sinar
matahari, tidak terlalu
basah dan setengah
ternaungi.
3. Pembibitan 4. Penyediaan Bahan
Kencur diperbanyak dengan Tanaman
menggunakan rimpang. Rimpang kencur yang
Penyediaan Bahan Tanaman dijadikan benih adalah
Rimpang kencur yang − Berasal dari
dijadikan benih adalah: pertanaman sehat di
− Berasal dari pertanaman lahan yang bebas patogen
sehat di lahan yang bebas − Umur panen rimpang
patogen 10 bulan
− Umur panen rimpang 10 − Kulit rimpang mengkilat
bulan (bernas), tekstur daging
− Kulit rimpang mengkilat agak keras
(bernas), tekstur daging agak − Bebas hama dan
keras penyakit dan tidak cacat
− Bebas hama dan penyakit
dan tidak cacat
5. Pesemaian 6. Pengelolaan Media Tanam
Rimpang hasil panen, mengalami masa Faktor penting dalam
dorman antara 2-3 bulan. Apabila pengelolaan tanaman semusim
rimpang benih sudah disimpan sekitar adalah input teknologi yang
3 bulan dan nampak rimpang sudah relatif tinggi, terutama pupuk.
mulai bertunas, maka benih bisa
Pemupukan memegang
langsung ditanam. Tetapi jika
digunakan rimpang yang baru peranan penting untuk
dipanen, pemecahan dormansi meningkatkan hasil rimpang.
dilakukan dengan cara menjemur Selain pupuk, faktor penting
rimpang selama + 3 hari dari pukul lain yang perlu diperhatikan
7.00 – 11.00. dalam pengelolaan kencur
Tahapan-tahapan pesemaian sebagai adalah:
berikut: - Pengolahan tanah dengan
− Pemilihan lokasi pesemaian, di kedalaman 30 cm
tempat yang teduh
- Jarak tanam 15 x 15 cm/15 x
− Dapat digunakan rak bambu untuk
pesemaian 20 cm (monokultur) ; 20 x 20
− Penjemuran rimpang cm (polikultur)
− Pendederan benih, dialas dan ditutup - Kedalaman tanam: 5-7 cm,
jerami (3-5 lapis) tunas menghadap ke atas
− Pemeliharaan pesemaian, disiram - Penyiangan gulma
setiap hari - Pembumbunan
− Seleksi benih
7. Penanaman
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan
pada batas-batas tertentu dengan sistem polikultur, untuk
meningkatkan produktivitas lahan. Sistem polikultur
dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3–6
bulan dengan cara ditumpangsarikan atau disisipkan
tanaman semusim (tanaman pendek) seperti padi gogo,
kacang-kacangan, daun bawang, buncis, ketimun, dll.
Polatanam kencur dikombinasikan dengan tanaman
palawija (tanaman tinggi) jagung, ketela pohon, dengan
jarak tanam antar baris 1,5 – 2 m, agar tingkat naungannya
+ 30%. Polatanam kencur yang paling menguntungkan
darisegi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2
kali penanaman kacang tanah. Selain itu, kencur juga
dapat dijadikan tanaman lantai diantara tegakan pohon
kelapa atau tanaman kehutanan seperti sengon, jati dll,
dengan tingkat naungan + 30%.
8. Pemeliharaan
Organisme pengganggu tanaman (OPT) utama yang
menyerang pertanaman kencur, dan menyebabkan
kerugian besar adalah penyakit layu yang disebabkan oleh
bakteri Ralstonia solanacearum. Gejala serangan penyakit
layu pada tanaman kencur di lapangan adalah daun
menguning, kemudian menggulung. Sedangkan pada
rimpang ditandai dengan gejala keriput dan bau busuk
yang menyengat.
9. Pasca panen
Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada
umumnya adalah rendahnya harga jual hasil produksi,
serta tingginya fluktuasi harga. Meskipun peluang pasar
cukup luas, tetapi akses petani kepada konsumen utama
produk hasil pertanian (industri obat), sangat terbatas.
Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih
dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai
jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-
bentuk lain sangat dianjurkan.
SYARAT TUMBUH/BUDIDAYA
TANAMAN KENCUR

1. Iklim
a. Tinggi Tempat: 50 m – 1.000 mdpl
b. Intensitas Cahaya: Sedikit terlindung dari
sinar matahari lansung
c. Curah Hujan: 2.500 – 4.000 mm/tahun
2. Tanah
a. Jenis Tanah: Lempung berpasir, lempung
berliat
b. Struktur: Remah dan kaya humus
SYARAT PEMANENAN
Umur
a. Mulai dapat dipanen umur 6-8 bulan, dan dapat ditunda
sampai musim berikutnya karena tidak akan ada efek
buruk terhadap rimpang namun jika ditunda sampai
musim berikutnya lagi kemungkinan rimpang akan
membusuk dan kadar patinya menurun.
b. Panen sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat.
c. Biasanya bila setelah cukup panen ditandai dengan daun
menguning dan akhirnya gugur.
Cara Panen
a. Membongkar seluruh rimpang dengan cangkul, garpu atau
alat lainnya.
b. Mematahkan atau memotong rimpang bagian pinggir, sisa
yang tertinggal dibiarkan tumbuh untuk musim tanam
berikutnya.
TAHAPAN PASCA PANEN
CARA PENGAMBILAN
MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri dari tanaman kencur ini bisa
diperoleh dengan cara menyuling rimpangnya.
Komposisi umbi terdiri dari pati 4,14%, mineral
sebanyak 13,73% serta minyak atsiri 2,4-3,9% yang
terdiri dari cineol, asam methyl, aldehide, ethyl, ester
dan lain-lain. Rimpang mengandung minyak atsiri yang
tersusun dari monoterpenoid, sesquiterpenoid
(komponen utama adalah ethylesthercinnamic acid dan
ethylesther p-methoxycinnamic acid), borneol, Camphene,
p-methoxystirene, l-D3-carene, n-pentadekane, p-
methoxystyrene. Di samping itu terdapat pula golongan
senyawa flavonoid.
PEMBUATAN SIMPLISIA RIMPANG KENCUR

• Pencucian dengan metode penyemprotan untuk yang


kuat melekat pada rimpang
• Perajangan menggunakan slicer
• Pengeringan menggunakan oven dengan suhu 45˚C
agar mendapat simplisia dengan kualitas baik dan
karena senyawa aktif didalam kencur bersifat tahan
panas
• Ekstraksi menggunakan metode Maserasi (cara
dingin). Metode ekstraksi untuk tanaman kencur ini
bisa dengan cara dingin atau cara panas, karena
senyawa identitas etil p-metoksisinamat stabil
terhadap pemanasan.
PROSEDUR MASERASI
Simplisia halus dimasukkan ke dalam wadah gelap dan
selanjutnya ditambahkan pelarut n-heksan kedalam wadah
tersebut hingga serbuk simplisia terendam ± 3 cm diatas
permukaan simplisia. Maserasi dilakukan selama 5 hari dengan
sesekali dikocok agar semua serbuk dapat menyentuh pelarut
dengan sempurna. Hasil maserasi disaring dengan menggunakan
kapas untuk memisahkan filtrat yang diperoleh dari ampas, ampas
yang didapat kemudian di remaserasi kembali sekitar 3-4 kali
hingga mendapatkan filtrat yang jenih (warna kuning bening).
Kemudian filtrat yang diperoleh di saring kembali dengan kertas
saring untuk memisahkan ampas halus yang belum tersaring saat
penyaringan menggunakan kapas.
Setelah semua filtrat terkumpul, lalu dilakukan pemekatan
dengan menggunakan vacuum rotary evaporator, sehingga
diperoleh ekstrak kental n-heksan dan kemudian ekstrak yang
didapatkan ditimbang. Ekstrak kental n– heksan yang didapatkan
yaitu sebanyak 115,56 gram. Ekstrak kemudian dihitung presentasi
rendeman ekstrak.
Alur Pembuatan Ekstrak Kering Kencur
PARAMETER SPESIFIK

IDENTITAS

ORGANOLAPTIS

SENYAWA TERLARUT
DALAM PELARUT

UJI KANDUNGAN KIMIA

(Depkes RI, 2000)


(Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat)
PARAMETER NON SPESIFIK

1) Susut pengeringan
2) Bobot jenis (pada Ekstrak)
3) Kadar air
4) Kadar abu
5) Sisa pelarut (pada ekstrak)
6) Residu pestisida
7) Cemaran logam berat
8) Cemaran mikroba
9) Cemaran kapang, khamir dan aflatoksin

Depkes RI, 2000


PENAPISAN FITOKIMIA
SIMPLISIA KENCUR
Menurut Rahayu (2002), rimpang kencur mengandung
saponin, flavonoid, dan senyawa senyawa polifenol,
disamping minyak atsiri (2,4 -3,9 %) yang mengandung
sineol, borneol, kamfer, etil alcohol, asam metal –
kaneelat dan senyawa – senyawa pentadekan.
STANDAR MUTU DAN PARAMETER MUTU SIMPLISIA
• Standar Mutu Minyak Kencur

• Parameter mutu simplisia


Susut pengeringan = Tidak lebih dari 10 %
Kadar Abu Total = Tidak lebih dari 8,7 %
Abu Tidak Larut Asam = Tidak lebih dari 2,5 %
Kadar Sari Larut Air = Tidak kurang dari 14,2 %
Kadar Sari Larut Etanol = Tidak kurang dari 4,2 %
PARAMETER MUTU EKSTRAK
KENCUR
Kadar Abu Total = Tidak lebih dari 0,5 %
Kadar Air = Tidak lebih dari 10 %
Abu Tidak Larut Asam = Tidak lebih dari 0,2 %
Rendemen Ekstrak = Tidak kurang dari 8,3 %
FORMULASI SUSPENSI EKSTRAK
KENCUR
PERSYARATAN MUTU PRODUK
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional pasal 6 menjelaskan
persyaratan mutu produk jadi meliputi parameter uji
organoleptik, kadar air, cemaran mikroba, aflatoksin
total, cemaran logam berat, keseragaman bobot, waktu
hancur, volume terpindahkan, pH, dan Bahan Tambahan,
sesuai dengan bentuk sediaan dan penggunaannya.
PERSYARATAN MUTU SUSPENSI
a. Organoleptik e. Cemaran mikroba
Pengamatan dilakukan Angka Lempeng Total : ≤ 104
terhadap bentuk, rasa, bau dan koloni/g
warna. Angka Kapang Khamir : ≤ 103
b. Penentuan kadar alcohol koloni/g
Dengan cara destilasi Eschericia coli : negatif/g
dilanjutkan dengan kromatografi Salmonella spp : negatif/g
gas. Shigella spp : negatif/g
c. Penentuan BJ dan pH seperti Pseudomonas aeruginosa :
pada Farmakope Indonesia negatif/g
d. Aflatoksin total (aflatoksin Staphylococcus aureus : negatif/g
B1, B2, G1 dan G2)
Untuk Cairan Obat Dalam satuan
Kadar aflatoksin total (aflatoksin dihitung per mL.
B1, B2, G1 dan G2) ≤ 20g/kg
dengan syarat aflatoksin B1 ≤
5g/kg
f. Volume terpindahkan
Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 10 wadah tidak
kurang dari 100%, dan tidak satupun volume wadah yang
kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan pada
penandaan. Jika dari 10 wadah yang diukur terdapat volume
rata-rata kurang dari 100% dari yang tertera pada penandaan
akan tetapi tidak satupun volume wadah yang kurang dari
95% dari volume yang tertera pada penandaan, atau terdapat
tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%, tetapi
tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada
penandaan, dilakukan pengujian terhadap 20 wadah
tambahan. Volume rata-rata larutan yang diperoleh dari 30
wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang tertera pada
penandaan, dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume
kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang
tertera pada penandaan.
g. Cemaran logam berat
Pb : ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm
Cd : ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm
As : ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm
Hg : ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm
h. Bahan Tambahan
Pengawet, pemanis, pewarna dan Bahan Tambahan
lainnya yang tidak tercantum pada Anak Lampiran ini
mengacu ke Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 tahun
2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai