Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“MARCHING” ISOLAT SINENSETIN SEBAGAI MARKER KUMIS


KUCING YANG DIPRODUKSI MENGGUNAKAN
METODE HOT EXTRACTION

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Nanda Sinta Setiyowati ; A16138; 2016
Silvia Mutiara Hidayah ; A171098; 2017
Deriva Lukita ; A171071; 2017

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


KOTA BANDUNG
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................2
1.4 Luaran ..............................................................................................2
1.5 Kegunaan ..........................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................3
2.1 Sinensetin .........................................................................................3
2.1.1 Kimia Sinensetin ......................................................................3
2.1.2 Sifat Fisikokimia Sinensetin .....................................................3
2.1.3 Manfaat Sinensetin ...................................................................4
2.1.4 Sumber Sinensetin ....................................................................4
2.2 Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) .............................................4
2.3 Isolasi sinensetin dari daun Kumis Kucing ........................................4
2.4 Isolasi Menggunakan Refluks ...........................................................5
2.5 Analisis Menggunakan High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) .............................................................................................5
2.6 Identifikasi Menggunakan FTIR ........................................................5
BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................6
3.2 Alat ....................................................................................................6
3.3 Bahan ................................................................................................6
3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................8
4.1 Anggaran Biaya .................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................9
LAMPIRAN .....................................................................................................10
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping ....................10
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ................................................15
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .........16
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti .............................................17

ii
DAFTAR TABEL

Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .......................................................... 8


Jadwal Kegiatan PKM-P ........................................................................... 8

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini sinensetin yang didapat untuk keperluan bahan baku obat atau
sebagai senyawa standar masih diimpor dari luar. Harga senyawa sinensetin jika
diimpor dari luar sekitar 92,3624 USD atau sekitar 1,300,000 rupiah per 20 mg.
Beberapa peneliti sudah melakukan isolasi senyawa sinensetin dari daun kumis
kucing menggunakan metodenya masing-masing. Pada penelitian Wini (2010)
isolasi sinensetin dilakukan dengan mengekstraksi simplisia kumis kucing
menggunakan maserasi. Kelemahan metode maserasi ini biasanya menghasilkan
rendemen yang rendah selain itu waktu yang diperlukan lama serta jumlah pelarut
yang digunakan tidak efisien.
Sinensetin adalah salah satu senyawa aktif dalam daun kumis kucing yang
memiliki efek antibakteri dan antikanker (Arifianti, 2017). Sinensetin termasuk
salah satu senyawa yang tidak menunjukkan toksisitas (Febjislami, 2018). Selain
itu sinensetin memiliki aktivitas antiangiogenesis (Aziz, dkk., 2018). Sinensetin
merupakan flavonoid yang aktif secara farmakologi yang ditemukan dalam daun
kumis kucing dan dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya daun kumis kucing
dalam suatu campuran. Sinensetin memiliki potensi antioksidan, antibakteri, dan
memperlihatkan aktivitas diuretik (Suryana, 2010). Penelitian sebelumnya
mengungkapkan bahwa kumis kucing memiliki beberapa aktivitas farmakologis
penting, seperti antimikroba, diuretik, hipourikemik, antihipertensi, antikanker,
antioksidan, antiinflamasi, hepatoprotektif, antihiperlipidemia, gastroprotektif,
dan aktivitas antidiabetes (Yam, 2016).
Daun kumis kucing atau biasa disebut Orthosiphon stamineus dari keluarga
Lamiaceae adalah tanaman obat yang banyak tumbuh di daerah tropis. Tanaman
ini dapat diidentifikasi dengan bunga berwarna putih atau ungu yang menyerupai
kumis kucing (Arifianti, 2017). Peneletian terkini mengungkapkan bahwa ada
sekitar 116 senyawa kimia diisolasi dari O. stamineus, yang memberikan manfaat
pengobatan bagi kesehatan manusia (Aziz, 2018). Metabolit sekunder utama yang
terkandung dalam ekstrak O. stamineus antara lain asam rosmarinat, eupatorin, 5-
hydroxy-3', 4', 6,7-tetramethoxyflavone (TMF) dan sinensetin (A, 2015).
Dari permasalahan tersebut maka harus dilakukan isolasi senyawa
sinensetin. Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan untuk mengisolasi
sinensetin adalah metode hot extraction atau biasa disebut ekstraksi dengan cara
panas yaitu refluks. Keuntungan penggunaan metode tersebut adalah kelarutan
senyawa (analit) dapat meningkat dengan adanya peningkatan suhu serta
rendemen ekstrak yang didapat akan lebih banyak dan memungkinkan isolat yang
dihasilkan akan relatif banyak. Refluks merupakan suatu metode isolasi yang
digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam larutan yang memerlukan suhu
tinggi (Nurniswati, 2009). Dengan cara hot and freeze extraction, maka
memungkinkan pemisahan senyawa tidak hanya berdasarkan kelarutan saja
2

teteapi juga berdasrkan kelarutan dalam kondisi suhu yang berbeda pada pelarut
yang sama. Dengan demikian dari sisi biaya bisa menjadi teknik yang lebih
ekonomis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa sinensetin dalam daun
kumis kucing di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan
tujuan ekspor.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah senyawa sinensetin dapat diisolasi menggunakan
metode sederhana yang dimodifikasi?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
isolat sinensetin.

1.4 Luaran
Hasil penelitian ini dapat dipublikasikan sebagai jurnal yang ber ISSN.

1.5 Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh bahan baku farmasi yang dapat
diproduksi di Indonesia.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sinensetin
Sinensetin adalah salah satu senyawa aktif dalam tanaman kumis kucing
yang memiliki efek antibakteri dan antikanker (Arifianti, 2017). Sinensetin
termasuk salah satu senyawa yang tidak menunjukkan toksisitas (Febjislami,
2018). Selain itu sinensetin memiliki aktivitas antiangiogenesis (Aziz, 2018).
Sinensetin merupakan flavonoid yang aktif secara farmakologi yang ditemukan
dalam daun kumis kucing dan dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya daun
kumis kucing dalam suatu campuran. Sinensetin memiliki potensi antioksidan,
antibakteri, dan memperlihatkan aktivitas diuretik (Suryana, 2010).

2.1.1 Kimia sinensetin

Gambar 2.1. Struktur Kimia Sinensetin

Sinensetin (C20H20O7) termasuk dalam kelompok flavon. Sinonim


dari sinensetin adalah 3',4',5,6,7-pentametoksiflavon. Senyawa ini
merupakan turunan flavonoid dengan metilasi gugus hidroksil.
Senyawa ini perlu dijauhkan dari bahan-bahan pengoksidasi kuat dan
disimpan dalam kondisi dingin. Bentuk fisiknya adalah serbuk
berwarna keputih-putihan dan tidak berbau dengan bobot molekul
sebesar 372.37 g/mol serta titik leleh sebesar 174-176˚C. Sinensetin
merupakan senyawa aglikon flavonoid yang bersifat semipolar
(Suryana, 2010).

2.1.2 Sifat Fisikokimia Sinensetin


Sinensetin merupakan senyawa aglikon flavonoid yang bersifat
semipolar (Suryana, 2010). Senyawa ini perlu dijauhkan dari bahan-
bahan pengoksidasi kuat dan disimpan dalam kondisi dingin. Bentuk
fisiknya adalah serbuk berwarna keputih-putihan dan tidak berbau
dengan bobot molekul sebesar 372.37 g/mol serta titik leleh sebesar
174-176˚C (Suryana, 2010). Sinensetin larut dalam etanol,
4

diklorometan, metanol, kloroform, etil asetat, n-butanol, dimetil


formida dan sedikit larut dalam air.

2.1.3 Manfaat Sinensetin


Sinensetin adalah salah satu senyawa aktif dalam tanaman Kumis
Kucing yang memiliki efek antibakteri dan antikanker (A. Nair, et
al., 2014). Selain itu sinensetin memiliki aktivitas antiagiogenesis
(Aziz, 2018). Sinensetin memiliki potensi antioksidan, antibakteri,
dan memperlihatkan aktivitas diuretik (Suryana, 2010).

2.1.4 Sumber Sinensetin


Sinensetin dapat ditemukan dalam tanaman kumis kucing, penelitian
Wini (2010) menyakatakan bahwa rendemen sinensetin pada daun
kumis kucing bunga putih dalam ekstrak kloroform adalah 4.93%
dan 6.24% dalam ekstrak etanol. Selain terdapat dalam daun kumis
kucing, sinensetin dapat ditemukan dalam kulit jeruk (Steinke,
2013).

2.2 Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)


Daun kumis kucing atau biasa disebut Orthosiphon stamineus dari keluarga
Lamiaceae adalah tanaman obat yang banyak tumbuh di daerah tropis. Tanaman
ini dapat diidentifikasi dengan bunga berwarna putih atau ungu yang menyerupai
kumis kucing (Arifianti, 2017). Tanaman kumis kucing berkhasiat untuk
mengobati beberapa penyakit salah satu diantaranya adalah diabetes. Daun
tanaman kumis kucing diperkenalkan ke Eropa dan Jepang sebagai teh kesehatan
yang biasanya dikenal dengan sebutan “Java Tea” (Febjislami, 2018). Peneletian
terkini mengungkapkan bahwa ada sekitar 116 senyawa kimia diisolasi dari
tanaman Kumis Kucing, yang memberikan manfaat pengobatan bagi kesehatan
manusia (Aziz, 2018). Metabolit sekunder utama yang terkandung dalam ekstrak
O. stamineus antara lain asam rosmarinat, eupatorin, 5-hydroxy-3', 4', 6,7-
tetramethoxyflavone (TMF) dan sinensetin (A, 2015).

2.3 Isolasi Sinensetin dari Daun Kumis Kucing


Banyak peneliti yang sudah melakukan isolasi sinensetin dengan metode
nya masing-masing. Salah satu nya menggunakan maserasi, pada penelitian Wini
(2010) isolasi sinensetin dilakukan dengan mengekstraksi menggunakan maserasi.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan
yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan kerugian cara
maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna serta
biasanya menghasilkan rendemen yang rendah selain itu jumlah pelarut yang
digunakan tidak efisien.
5

2.4 Isolasi menggunakan Refluks


Refluks adalah penyarian untuk mendapatkan ekstrak cair yaitu dengan
proses penguapan dengan menggunakan alat refluks. Prinsip kerja refluks yaitu
dengan cara cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan pada
tabung dari kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari gelas, baja tahan
karat atau bahan lainya yang cocok. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih.
Uap penyari akan naik ke atas melalui serbuk simplisia. Uap penyari mengembun
karena didinginkan oleh pendingin balik. Embun turun melalui serbuk simplisia
sambil melarutkan zat aktifnya dan kembali ke labu. Cairan akan menguap
kembali berulang seperti proses di atas (Nurniswati, 2009). Keuntungan dari
metode refluks ini yaitu menggunakan pelarut yang sedikit, hemat serta ekstrak
yang didapat lebih sempurna. Selain itu, metode ini memungkinkan pemisahan
senyawa tidak hanya berdasarkan kelarutan saja teteapi juga berdasrkan kelarutan
dalam kondisi suhu yang berbeda pada pelarut yang sama. Dengan demikian dari
sisi biaya bisa menjadi teknik yang lebih ekonomis.

2.5 Analisis Menggunakan High Performance Liquid Chromatography


(HPLC)
Sebanyak 1 ml ekstrak ditambah 5 ml metanol : Air (6:4) dan sampel
disaring dengan saringan membran 0.45 µm sebelum dianalisis dengan HPLC.
Kurva standar kalibrasi dibuat dengan hubungan antara luas area di bawah puncak
dan konsentrasi standar sinensetin (Suryana, 2010). Kondisi kromatografi
berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Wini 2010, yaitu kolom C 18 dengan
diameter dan panjang kolom masing-masing 4.6 mm dan 150 mm; suhu kolom
25˚C; fase gerak metanol:H2O (pH 3.0):tetrahidrofuran (45:50:5); laju alir 1
ml/menit; volume injeksi 20 µl; λ detektor UV 340 nm.

2.6 Identifikasi Menggunakan Spektrofotometer IR


Identifikasi dengan spektrofotometer IR dilakukan untuk menentukan gugus
fungsi dari senyawa-senyawa yang ada dalam suatu sampel yaitu dengan
membandingkan frekuensi puncak-puncak yang dihasilkan pada spektrum IR
dengan frekuensi standar yang ada.
6

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan pada Bulan Januari hingga Bulan Mei 2020 di
Laboratorium Kimia, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI), Jl. Soekarno –
Hatta (Parakan Resik), Bandung, Jawa Barat, 40266.

3.2 Alat
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah labu alas bulat, pipa
kapiler, HPLC (Water 1525 Binary HPLC Pump, Water 486 Tunable
Absorbance Detector), oven (Kirin), neraca analitik (Ohaus Carot Series),
blender, pipet tetes, chamber KLT, kertas saring, lampu UV 254 nm,
spektrofotometer UV-Vis, FTIR, plat silika gel GF 254 dan alat-alat gelas
(Pyrex).

3.3 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun kumis kucing,
standar sinensetin, n-heksana, kloroform, MgSO4, amilalkohol, etil asetat,
metanol, etanol, diklorometan, silika gel 60, H2SO4, FeCl3, AlCl3, aquades,
kloroform pro analis, metanol pro analis dan aquades pro analis.

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Determinasi
Daun kumis kucing yang digunakan dideterminasi terlebih dahulu di
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas
MIPA, Universitas Padjajaran.

3.4.2 Ekstraksi
Serbuk kumis kucing diekstraksi menggunakan 1 L diklorometan
selama 8 jam menggunakan metode refluks. Hasil refluks dimasukkan
kedalam freezer, kemudian endapan dan filtrat dipisahkan. Filtrat
diuapkan hingga kering kemudian dilarutkan menggunakan metanol
panas. Kemudian filtrat metanol panas dimasukkan kedalam freezer,
endapan dan filtrat dipisahkan. Kemudian filtrat diuapkan hingga
kering dan dilarutkan menggunakan etanol panas. Kemudian filtrat
etanol panas dimasukkan kedalam freezer kembali, endapan dan filtrat
dipisahkan. Filtrat diuapkan hingga kering kemudian dilarutkan
menggunakan kloroform dan dimasukkan kedalam freezer, dipisahkan
kembali. Lalu filtrat kloroform kemudian diuapkan hingga didapatkan
ekstrak sinensetin.

3.4.3 Fraksinasi
7

Ekstrak sinensetin kemudian dimasukkan kedalam kolom dengan


teknik elusi gradien menggunakan n-heksan:etil asetat dengan (7:3),
(5:5) dan (3:7). Eluat yang dihasilkan kemudian ditampung dalam vial
tiap 2 mL dan dikeringkan dari pelarutnya. Hasilnya, fraksi yang
diduga mengandung sinensetin disatukan, kemudian dimurnikan
secara KLT preparatif pengembang kloroform-etil asetat (14:1).

3.4.4 Analisis Menggunakan High Performance Liquid Chromatography


HPLC
Sampel dianalisis dengan HPLC menggunakan kolom C18 dengan
diameter dan panjang kolom masing-masing 4.6 mm dan 150 mm;
suhu kolom 25˚C; fase gerak metanol:H2O (pH 3.0):tetrahidrofuran
(45:50:5); laju alir 1 ml/menit; volume injeksi 20 µl; λ detektor UV
340 nm (Wini, 2010).

3.4.5 Identifikasi Menggunakan FTIR


Sampel hasil isolasi yang telah murni dianalisis menggunakan
spektrofotometer inframerah. Kemudian diukur puncak serapannya.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P


No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan 825.000
2. Bahan habis pakai 8.135.500
3. Perjalanan 80.000
4. Lain-lain 636.000
Jumlah 9.676.500

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P


Jenis Bulan
No.
Kegiatan 1 2 3 4 5
1. Studi
Pustaka
2. Persiapan
Bahan dan
Alat
3. Penelitian
4. Analisis
Hasil dan
Data
5. Pembuatan
Laporan
6. Publikasi:
Jurnal atau
Seminar
9

DAFTAR PUSTAKA
A, A. S. 2015. Optimasi Formula Tablet Kombinasi Ekstrak Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.), Daun Seledri (Apium graveolens L.), dan Daun
Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Bl.) Miq.) . Diunduh dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/.
Arifianti, L., & Sukardiman. 2017. COMPARATIVE STUDY OF SINENSETIN
COMPOUND IN THE LEAVES OF ORTHOSIPHON STAMINEUS
BENTH. FROM DIFFERENT REGIONS OF INDONESIA. World
Journal of Pharmaceutical Research. 97.
Arifianti, L., Sukardiman, & Santosa, M. H. 2017. Sinensetin-Rich Fraction Solid
Dispersion Inhibits Cancer Cell Cycle. The Veterinary Medicine
International Conference. 437.
Aziz, A. H. dkk. 2018. Enhancement And Optimization Of Sinensetin Extract
From Orthosiphon stamineus Using Supercritical Carbon Dioxide
Extraction. Malaysian Journal Of Analytical Sciences. 868.
Febjislami, S., Melati, M., Kurniawati, A., & Wahyu, Y. 2018. Karakter
Agronomi dan Kadar Sinensetin Beberapa Aksesi Tanaman Kumis Kucing
(Orthosiphon stamineus). J. Hort. Indonesia. 207.
Nurniswati, Purgiyanti, Joko Santoso. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PEKTIN
DARI KULIT BUAH PEPAYA (Carica papaya) DENGAN METODE
REFLUKS OLEH IKATAN APOTEKER INDONESIA KOTA TEGAL.
125.
Steinke, K., Jose, E., Sicker, D., Siehl, H. U., Zeller, K. P., & Berger, S. 2013. Ein
Flavon Sinensetin. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
159.
Suryana, W. N. 2010. OPTIMISASI EKSTRAKSI SINENSETIN DARI DAUN
KUMIS KUCING. Skripsi. Bogor Agriculture University. 2.
Yam, M. F., Tan, C. S., Ahmad, M., & Shibao, R. 2016. Vasorelaxant Action of
the Chloroform Fraction of Orthosiphon stamineus via NO/cGMP
Pathway, Potassium and Calcium Channels. The American Journal of
Chinese Medicine. 1414.
10

LAMPIRAN – LAMPIRAN
11
12
13
14
15

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)
- Plat Silica Gel Gf 254 1 buah 345.000 345.000
- Vial (pcs) 90 buah 2.000 180.000
- Pipa Kapiler 1µL 1 box 300.000 300.000
SUB TOTAL (Rp.) 825.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)
- Simplisia Kumis Kucing 3 kg 150.000 450.000
- Standar Sinensetin 100 mg 3.950.000 3.950.000
- N-Heksan 1 liter 60.000 60.000
- Kloroform Teknikal 2 liter 210.000 420.000
- Kloroform Pro Analis 1 liter 258.000 258.000
- Etil Asetat 1 liter 60.000 60.000
- Metanol Teknikal 2 liter 35.000 70.000
- Metanol Pro Analis 1 liter 450.000 450.000
- Etanol 1 liter 50.000 50.000
- Aquadest Pro Analis 1 liter 115.000 115.000
- Asam Sulfat 500 g 48.000 48.000
- FeCl3 500 g 55.000 55.000
- Diklorometan 1 liter 248.500 248.500
- Magnesium Serbuk 500 g 416.000 416.000
- Silica Gel 60 1 kg 1.200.000 1.200.000
- AlCl3 500 g 225.000 225.000
SUB TOTAL (Rp.) 8.135.500
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)
- Pengiriman Standar Sinensetin 1 kali 50.000 50.000
- Pengiriman Simplisia Kumis 1 kali 30.000 30.000
Kucing
SUB TOTAL (Rp) 80.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp.) Nilai (Rp.)
Determinasi Tanaman 1 kali 100.000 100.000
Biaya Publikasi Jurnal ISSN 1 kali 500.000 500.000
Jilid Laporan 3 kali 12.000 36.000
SUB TOTAL (Rp.) 636.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp.) 9.676.500
(Terbilang Dua Belas Juta Seratus Lima Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Program Bidang Alokasi Waktu
No. Nama / NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Nanda Sinta S1 Farmasi 14 Pembelian bahan,
Setiyowati/ Farmasi penyiapan bahan,
A 161 038 ekstraksi, analisis,
dan pengolahan
data.
2 Silvia S1 Farmasi 14 Ekstraksi, analisis,
Mutiara Farmasi dan pengumpulan
Hidayah/ data.
A 171 098
3 Deriva S1 Farmasi 14 Ekstraksi, analisis,
Lukita / A Farmasi dan pengumpulan
171 071 data.
17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Peneliti

Anda mungkin juga menyukai