Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN AGROBISNIS

Disusun oleh :
Kelompok XLIII
Gupuh Sinung Hari PT/06723
Fasha Wisnumurti Pradhana PT/06781
Elsa Dhesiyanna Dewi PT/06787
Achmad Fadel PT/06851
Rifky Khifni Afifudin PT/06867
Akhid Hartanto PT/06992

Asisten Pendamping : Adelia Ghafira Putri

LABORATORIUM AGROBISNIS PETERNAKAN


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Manajemen Agrobisnis ini disusun dan diajukan


sebagai syarat dalam mata kuliah Manajemen Agrobisnis di Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Laporan Manajemen Agrobisnis ini telah disetujui dan disahkan oleh
asisten pembimbing pada tanggal 9 Mei 2017.

Yogyakarta, 9 Mei 2017


Asisten Pembimbing,

Adelia Ghafira Putri


NIM 13/346241/PT/06468

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


sehingga atas limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan
laporan Nutrisi Pakan Ternak. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan
ini, di antaranya :
1. Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., selaku dekan Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
2. Prof. Dr. Ir. Sudi Nurti, SU., Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani,
MM., Dr. Tri Anggraeni Kusumastuti SP., MP., Dr. Ir. Rini Widiawati,
MS, dan Mutjahidah Anggraini Ummul Muayyanah, S.Pt., MP.,
Ph.D. selaku dosen pengampu matakuliah Manajemen Agrobisnis
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
3. Bapak Hakim selaku Wakil Manager Divisi TS dan Humas PT
Natural Nusantara dan segenap karyawanyang telah membantu
selama pengambilan data di PT Natural Nusantara.
4. Asisten dan staff Laboratorium Agrobisnis Peternakan, Departemen
Sosisal Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas
Gadjah Mada
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
praktik lapangan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan. Oelh sebab itu penyusun megharapkan saran dan keeitik
yang bersifat membangundemi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 9 Mei 2017

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
Latar Belakang ....................................................................... 1
Tujuan Praktikum Lapangan ................................................... 2
Metode ................................................................................... 2
BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 4
Profil Perusahaan .................................................................... 4
Lokasi Perusahaan .................................................................. 5
Potensi Perusahaan ................................................................ 7
Struktur Organisasi Perusahaan.............................................. 9
BAB III. KEGIATAN PRAKTIKUM ................................................ 14
BAB IV. MANAJEMEN AGROBISNIS PADA PERUSAHAAN ..... 16
Hubungan Subsistem pada Perusahaan ............................... 16
Manajemen Pengadaan Bahan Baku dan Pengorganisasian 17
Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi ....... 20
Manajemen Pasca Panen dan Pemasaran ........................... 24
BAB V. PENUTUP ......................................................................... 29
Kesimpulan ............................................................................ 29
Saran ..................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 30
LAMPIRAN .................................................................................... 33
Dokumentasi Kegiatan Praktikum.......................................... 33
Kartu Praktikum ..................................................................... 35
Kuesioner .............................................................................. 40

iv
DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman
1. Lokasi PT. Natural Nusantara…………………………………………6
2. Struktur organisasi PT. Natural Nusantara…..……………………...10
3. Tata Letak Fasilitas Di PT. Natural Nusantara……………………...22

v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Dokumentasi kegiatan praktikum ......................................................... 33
2. Kartu Praktikum ................................................................................... 35
3. Kuesioner ............................................................................................. 40

vi
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Agrobisnis merupakan keterpaduan sistem bisnis pertanian mulai
dari subsistem industri hulu atau penyedia sarana dan prasarana,
budidaya, hilir atau pasca panen dan pemasaran yang saling terkait, yaitu
kaitan ke belakang (backward linkage), kaitan ke depan (forward linkage)
dan kaitan ke luar (outside linkage) yang mengarah pada agroindustri.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk pertanian sehingga
agrobisnis di Indonesia terbagi menjadi empat sub sistem agrobisnis, yaitu
sub sistem hulu, sub sistem on farm, sub sistem hilir dan pengolahan, dan
subsistem pemasaran. Subsistem hulu meliputi industri bibit ternak, pakan
ternak, obat-obatan dan vaksin ternak, serta alat-alat dan mesin
peternakan. Subsistem agribisnis hilir meliputi usaha pemotongan hewan,
industri susu, industri pengalengan daging, industri telur asin, industri kulit,
restaurant dan lain sebagainya. Subsistem pemasaran merupakan sub
sistem yang terfokus pada distribusi produk - produk peternakan menuju
konsumen.
Peternakan merupakan subsektor yang strategis karena
merupakan industri sebagai penghasil pangan terutama sumber protein
hewani sehingga dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
Implementasi agrobisnis pada industri peternakan yang berkelanjutan
sangat diharapkan dalam rangka mendorong industrialisasi subsektor
peternakan. Industrialisasi adalah proses kegiatan usaha pertanian dari
hulu ke hilir dilaksanakan dengan pendekatan secara industrial. Setiap
aktivitas yang terkait dengan industri peternakan dari hulu ke hilir perlu
pengelolaan atau manajemen yang baik agar penggunaan sumberdaya
dapat optimal dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap
perekonomian nasional.

1
Subsistem pemasaran dalam agrobisnis peternakan merupakan
salah satu subsistem yang paling banyak digeluti oleh para pengusaha.
Salah satu contoh perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan
peternakan adalah PT. Natural Nusantara Yogyakarta. PT. Natural
Nusantara Yogakarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pemasaran produk – produk agrobisnis, produk kesehatan, dan beberapa
produk kecantikan. Melalui sistem pemasaran Network Marketing, PT.
Natural Nusantara sampai saat ini merupakan salah satu perusahaan
ternama yang menyuplai produk – produk agrobisnis di Yogyakarta.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan pengamatan
secara langsung pada subsistem usaha tani agribisnis peternakan.
Pengamatan dilakukan melalui kegiatan praktikum yang dilaksanakan di
PT. Natural Nusantara Yogyakarta. PT. Natural Nusantara merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran produk hasil pertanian
dan peternakan menjadi produk-produk yang berguna di bidang pertanian
dan peternakan yang siap digunakan oleh masyarakat.

Tujuan Praktikum Lapangan


Praktikum lapangan Manajeman Agrobisnis bertujuan untuk
mengetahui hubungan subsistem pada perusahaan, manajemen
pengadaan bahan baku dan pengorganisasian, manajemen
pengoperasian dan pengawasan produksi, manajemen pasca panen dan
pemasaran dari perusahaan yang bergerak di bidang peternakan, dalam
hal ini yaitu perusahaan PT. Natural Nusantara.

Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum lapangan Manajemen
Agrobisnis yaitu metode wawancara dan observasi. Metode wawancara
dilakukan secara langsung dengan narasumber. Metode observasi

2
dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan. Data hasil
wawancara dan observasi kemudan akan tuangkan dalam penulisan
laporan praktikum Manajemen Agrobisnis.

3
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Profil Perusahaan
PT.Natural Nusantara berdiri sejak 1 Oktober 2002. Berdirinya PT.
Natural Nusantara berawal dari suatu penelitian skripsi tentang pupuk
organik yang dilakukan mahasiswa fakultas pertanian pada tahun 1985
khususnya di sub sektor hortikultura. Semenjak tahun 1988 sampai 1995
mulai disebarluaskan lebih intensif atas permintaan beberapa pihak
dengan mengingat hasil-hasil positif di lapangan selama digunakan dan
keprihatinan mendalam mencermati kondisi agrokompleks di Indonesia.
Suatu perusahaan akan diakui secara sah bahwa perusahaan
tersebut telah terbentuk apabila perusahaan tersebut mempunyai Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP). SIUP merupakan surat izin yang wajib
dimiliki oleh setiap perusahaan di Indonesia. Pada tahun 2002, melalui
Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) 14/PDN-2/SIUPL/B/7/2006,
PT. Natural Nusantara resmi terbentuk. Terbentuknya perusahaan
tersebut tidak lepas dari banyaknya permintaan dari berbagai pihak untuk
memproduksi produk – produk agrokomplek. Melalui visinya yaitu “Hidup
Bahagia dan Selaras dengan Alam”, PT. Natural Nusantara berusaha
memberikan menghasilkan dan memasarkan produk – produk
agrokompleks secara alami dan tanpa bahan kimia yang membahayakan.
Melalui Misi yang dicanangkan perusahaan tersebut yaitu “Bersama
Menuju Masa Depan yang Lebih Baik”, PT. Natural Nusantara berharap
dapat menjadi salah satu perusahaan yang lebih baik.
Bentuk Perusahaan dari PT. Natural Nusantara adalah Perseroan
Terbatas (PT). Perusahaan dengan bentuk PT merupakan perusahaan
fungsional dimana setiap staff ahli perusahaan mempunyai wewenang
dalam mengatur bagian perusahaan. Beberapa divisi yang terdapat dalam
perusahaan tersebut diantaranya adalah divisi humas dan technical
service, divisi pemasaran, divisi keuangan, divisi personalia, dan divisi

4
gudang dan distribusi produk. PT. Natural Nusantara Yogyakarta
memasarkan berbagai produk mulai dari produk agrokompleks pertanian,
peternakan, perikanan, rumah tangga, hingga produk kesehatan dan
kecantikan. Contoh produk di bidang agrokompleks peternakan adalah
Viterna Plus dan Tangguh Probiotik. Kedua produk tersebut merupakan
suplemen yang dapat diberikan ke ternak maupun ikan.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran adalah
PT. Natural Nusantara. Strategi pemasaran yang diterapkan PT. Natural
Nusantara Yogyakarta dalam memasarkan produk-produknya
menggunakan konsep Network Marketing. Network Marketing merupakan
pemasaran bertingkat dengan basis kemitraan. Network Marketing
dilakukan secara murni, yaitu tidak ada bonus perekrutan, bonus yang
diberikan berdasarkan omset yang bisa dibangun, harga realistis, prinsip
keadilan bagi anggotanya di mana orang yang bekerja keras akan
mendapat penghasilan lebih. Penerapan strategi pemasaran Network
Marketing yang dilakukan perusahaan dalam rangka menyebarkan visi
dan misi, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan
kegiatan ekonomi kerakyatan, dan memberdayakan sumber daya
manusia. Sistem Network Marketing perusahaan dilakukan dengan
menjual atau menyediakan produk asli perusahaan kepada stockist yang
telah terdaftar. Stockist menjual produk kepada distributor yang berperan
memasarkan produk kepada konsumen.

Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Natural Nusantara Yogyakarta berada di Jalan Ring
Road Barat no 72, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta. Lokasi perusahaan terletak di pinggir
jalan tersebut menyebabkan mudah dijangkau dengan transportasi umum
maupun pribadi. Lokasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.

5
Gambar 1. Lokasi PT. Natural Nusantara
Sumber : Google Earth, 2017
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa perusahaan
tersebut terletak di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai oleh penduduk.
Lokasi perusahaan dari awal pembentukan sampai saat ini tidak pernah
berpindah. Hal tersebut menyebabkan perusahaan memiliki jalur
transportasi kendaraan secara umum dan dapat dengan leluasa
memasarkan produk perusahaan. Pemilihan lokasi suatu organisasi
atau perusahaan akan mempengaruhi risiko dan keuntungan
perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi sangat
mempengaruhi biaya tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka
menengah maupun jangka panjang.
Ghanimata (2012) menjelaskan bahwa faktor lokasi merupakan
faktor yang menentukan keputusan konsumen untuk membeli produk
tersebut. Akhmad (1996) dalam Ghanimata (2012) menjelaskan bahwa
pemilihan lokasi yang strategis dan tepat akan menjangkau konsumen
dan keamanannya lebih terjamin. Lamb (2001) dalam Ghanimata (2012)
juga menjelaskan bahwa penentuan lokasi harus mempertimbangkan
karakteristik sosioekonomis, arus lalu lintas, biaya tanah, peraturan
kawasan, dan transportasi publik.

6
Potensi Perusahaan
Bidang usaha PT. NASA adalah distributor produk agrokompleks,
kesehatan, dan kecantikan alami. Subsistem perusahaan yang dijalankan
oleh PT NASA adalah pemasaran. PT NASA tidak melakukan kegiatan
hulu, hilir, dan budidaya, karena PT NASA menjual produk jadi dari petani
pembuat produk agrokompleks, kesehatan dan kecantikan alami.
Keuntungan yang didapat yaitu harga yang ditetapkan oleh petani dan
harga yang ditetapkan oleh agen pemasaran. Pemasaran yang dilakukan
PT NASA menggunakan media online seperti website, facebook,
instagram dan lain-lainnya.
PT. Natural Nusantara merupakan perusahaan dengan skala usaha
besar, namun dalam pendistribusian produk tidak hanya menyasar pada
perusahaan skala besar melainkan juga pada skala usaha kecil,
menengah, dan sambilan. Aset-aset yang dimiliki perusahaan antara lain
gedung kantor, showroom, tanah, hak paten, dan hak guna dari produk-
produk yang dihasilkan. Fasilitas yang disediakan perusahaan untuk
menunjang sarana dan prasarana antara lain ruang diskusi, ruang pusat
informasi, gudang, tempat parkir, kendaraan untuk distribusi produk,
ruangan ber-AC, dan kamar mandi. Peralatan yang disediakan antara lain
AC dan TV. Jumlah karyawan di PT. NASA kurang lebih 35 orang, baik
karyawan yang berada di dalam kantor maupun karyawan lain di
showroom.
PT. NASA memiliki distributor sebanyak 45 orang. Peran
distributor adalah sebagai agen penyalur atau perantara aliran barang
dan jasa dari produsen ke konsumen akhir. Distributor yang tersebar
di seluruh Indonesia memungkin pendistribusian barang dan jasa ke
seluruh pelosok negeri tanpa harus membeli langsung ke
perusahaan. Tjiptono (2004) menyatakan bahwa distributor dibutuhkan
karena adanya beberapa kesenjangan antara produsen dan konsumen
dalam hal waktu, daerah geografis, jumlah barang, dan informasi.
Kesenjangan gegrafis disebabkan lokasi perusahaan tempat

7
pemusatan produksi hanya terdapat di satu tempat sedangkan
konsumen berada di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
Kesenjangan waktu disebabkan permintaan konsumen dilakukan
pada waktu tertentu sedangkan proses produksi berlangsung
sepanjang waktu. Kesenjangan informasi disebabkan kurangnya
informasi yang diperoleh konsumen mengenai keberadaan perusahaan
yang memproduksi produk yang diinginkan sedangkan pihak produsen
tidak tahu di mana dan siapa saja konsumen. Oleh karena itu distributor
berfungsi untuk mengumpulkan produk dari produsen, mengelompokkan
produk, dan menjual produk kepada konsumen sesuai permintaan yang
diterima.
PT. NASA merupakan bentuk perusahaan agribisnis berbasis
kemitraan dengan sistem pemasaran Multi Level Marketing atau MLM.
MLM merupakan konsep penyaluran barang atau jasa tertentu yang
memberi kesempatan kepada para konsumen untuk turut terlibat aktif
sebagai penjual dan memperoleh keuntungan di dalam garis
kemitraannya. Damayanti (2009) menyatakan bahwa kemitraan dalam
agribisnis dapat diartikan sebagai jalinan kerjasama yang berorientasi
ekonomi (bisnis) yang berkesinambungan antara dua atau lebih pelaku
agribisnis, baik dalam satu subsistem maupun antar subsistem agribisnis
(keterkaitan antar subsistem). Jalinan kerjasama tersebut harus saling
membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan, sehingga
hubungannya akan berkesinambungan. Sistem agribisnis Indonesia
memiliki lima bentuk kemitraan antara petani dengan pengusaha besar.
Bentuk-bentuk kemitraan yang dimaksud adalah pola kemitraan inti
plasma, subkontrak, dagang umum, keagenan, dan kerjsama operasional
agribisnis (KOA).
Pola kemitraan inti plasma merupakan hubungan antara petani,
kelompok tani, atau kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan
inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana
produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan mengolah

8
serta memasarkan hasil produksi. Kelompok mitra bertugas memenuhi
kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah
disepakati. Pola subkontrak merupakan pola kemitraan antara
perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang
memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai
bagian dari produksinya. Pola kemitraan dagang umum merupakan
hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi. Pihak yang terlibat
dalam pola ini adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha
pemasok komoditas yang diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut
(Damayanti, 2009).
Pola kemitraan keagenan merupakan bentuk kemitraan yang
terdiri dari pihak perusahaan mitra dan kelompok mitra atau pengusaha
kecil mitra. Pihak perusahaan mitra (pengusaha besar) memberikan hak
khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang atau jasa
perusahaan yang dipasok oleh pengusaha besar mitra. Perusahaan
besar atau menengah bertanggung jawab atas mutu dan volume produk
(barang atau jasa), sedangkan usaha kecil mitranya berkewajiban
memasarkan produk atau jasa. Pihak-pihak yang bermitra terdapat
kesepakatan tentang target-target yang harus dicapai dan besarnya fee
atau komisi yang diterima oleh pihak yang memasarkan produk. Pola
kemitraan KOA merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh
kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan
lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan pihak perusahaan mitra
menyediakan biaya, modal, manajemen, dan pengadaan sarana produksi
untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas pertanian.
(Damayanti, 2009). Berdasarkan literatur dapat diketahui PT. NASA
menjalankan pola kemitraan keagenan dengan sistem MLM.

Struktur Organisasi Perusahaan


Suatu perusahaan yang baik tentunya harus memiliki struktur
organisasi yang jelas agar segala pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

9
baik dan terstruktur. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi
atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Bentuk-bentuk struktur organisasi yang sering digunakan dalam
organisasi pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu struktur organisasi
fungsional, struktur organisasi divisional (berdasarkan produk/pasar) dan
struktur organisasi matriks. Struktur organisasi PT. Natural Nusantara
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur organisasi PT. Natural Nusantara


Sumber: Kegiatan Lapangan

Berdasarkan gambar di atas PT. Natural Nusantara dipimpin oleh


direktur utama sebagai penanggung jawab semua kegiatan produksi,
dibawahnya terdapat Direktur operasional yang membawahi lima bidang
yaitu Manager Pemasaran, Manager Humas dan Technical Service (TS),

10
manager keuangan, Manager Personalia, Manager Gudang dan Distribusi
Produk, yang masing-masing divisi membawahi supervisor kemudian staf
perusahaan. Manager pemasaran memegang kendali atas berbagai
macam pemasaran yang dilakukan perusahaan. Manager Humas dan TS
memegang kendali atas kerjasama dan pelayanan. Manager Keuangan
memegang kendali atas arus keluar-masuknya keuangan perusahaan.
Manager Gudang dan Distribusi Produk memegang kendali atas
penyimpanan serta distribusi produk. Manager personalia memegang
kendali atas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki perusahaan.
Struktur organisasi PT. NASA termasuk jenis struktur organisasi
fungsional. Hal ini dikarenakan sudah terdapat pembagian tugas dan
wewenang yang jelas pada tiap-tiap divisi yang ada. Secara umum
terdapat empat jenis struktur organisasi perusahaan, yaitu organisasi lini,
lini staff, matriks dan fungsional. Soegoto (2009) menyatakan bahwa
organisasi fungsional merupakan struktur organisasi yang masing-masing
manajer adalah seorang spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan
mempunyai beberapa pimpinan, para karyawan dituntut untuk mampu di
segala bidang fungsional karena harus dapat menjalankan perintah dari
berbagai atasan.
NASA Direktur utama PT. NASA bernama Bapak Ir. Hana Indra
Kusuma, MP dan Direktur operasional bernama Bapak Gunawan
Budiharjo, SE. Tugas dan tanggung jawab direktur utama tertuang dalam
UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yaitu memimpin
perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahaan, memilih,
menentukan, mengawasi pekerjaan karyawan, dan penyetujui anggaran
tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada pemegang saham.
Tugas dan tanggung jawab direktur operasional perusahaan atara lain
merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan
operasional perusahaan, membuat standar perusahaan mengenai semua
proses operasional, produksi, proyek dan kualitas hasil produksi, mmbuat
stategi dalam pemenuhan target perusahaan dan cara mencapai target

11
tersebut, membantu tugas-tugas direktur utama, mengecek, mengawasi
dan menentukan semua kebutuhan dalam proses operasional
perusahaan, bertanggung jawab pada pengembangan kualitas produk
ataupun karyawan, membuat laporan kegiatan untuk diberikan kepada
direktur utama, memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan
tertinggi perusahaan, bertanggung jawab dalam memimpin dan
menjalankan perusahaan, bertanggung jawab atas kerugian yang
dihadapi perusahaan termasuk juga keuntungan perusahaan, dan
mengangkat serta memberhentikan karyawan perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab manajer personalia antara lain
merencanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing departemen, mengatur kegiatan yang berhubungan dengan
karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin,
menampung dan mencari keluhan karyawan, mengatur dan
merencanakan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan, dan
bertanggung jawab terhadap disiplin kerja karyawan, menjawab dan
menjelaskan pertanyaan dari masyarakat, pers, dan organisasi terkait,
mengorganisir acara promosi seperti konferensi pers, open days,
pameran, wisata, memberikan dan menyediakan data informasi tentang
peluang promosi baru dan kampanye, melakukan riset pasar yang
relevan.
Tugas dan tanggung jawab manajer pemasaran antara lain
bertanggungjawab terhadap manajemen bagian pemasaran, perolehan
hasil penjualan, dan penggunaan dana promosi, sebagai koordinator
manajer produk dan manajer penjualan, membimbing seluruh karyawan
dibagian pemasaran, dan membuat laporan pemasaran kepada direksi.
Tugas manajer keuangan antara lain mengambil keputusan penting
investasi dan berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan
keputusan tersebut, bertugas dalam menjalankan dan mengoperasikan
roda kehidupan perusahaan seefisien mungkin dengan menjalin kerja
sama dengan manajer lainnya, sebagai penghubung antara perusahaan

12
dengan pasar keuangan sehingga bisa mendapatkan dana dan
memperdagangkan surat berharga perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab manajer gudang dan distribusi produk
antara lain membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya,
mengawasi dan mengontrol operasional gudang, enjadi pemimpin bagi
semua stafff gudang, mengawasi dan mengontrol semua barang yang
masuk dan keluar sesuai dengan SOP, melakukan pengecekan pada
barang yang diterima sesuai SOP, membuat perencanaan, pengawasan
dan laporan pergudangan, memastikan ketersediaan barang sesuai
dengan kebutuhan, mengawasi pekerjaan stafff gudang lainnya agar
sesuai dengan standar kerja, memastikan aktivitas keluar masuk barang
berjalan lancar, dan elaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari
dan ke gudang. Tugas dan tanggung jawab supervisor antara lain
mengatur kerjanya para bawahannya (staff), membuat job descriptions
untuk staff bawahanya, bertanggung jawab atas hasil kerja staff,
memberi motivasi kerja kepada staff bawahanya, membuat jadwal
kegiatan kerja untuk karyawan, memberikan briefing bersama staff, dan
membuat rencana pekerjaan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
Staff adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu dan bertugas sebagai
pelaksana dan memberi nasehat serta saran dalam bidang kepada
pemimpin dalam suatu perusahaan.

13
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM

Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari Selasa 14 Maret 2017


di PT. Natural Nusantara di jalan Ring Road No. 72, Desa Trihanggo,
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kegiatan
dikakukan dengan metode wawancara secara langsung pada
narasumber dan observasi lapangan. Kegiatan dimulai dengan
pembukaan dari ibu Ani selaku dosen pembimbing selama praktikum
berjalan dan dilanjutkan pembukaan dari bapak Hakim selaku perwakilan
dari PT. Natural Nusantara yang dilanjutkan dengan sesi pengenalan PT.
Natural Nusantara. Bapak hakim menerangkan struktur, visi dan misi,
produk yang dipasarkan dan sistem kerja dalam PT. Natural Nusantara.
Kerjasama yang dibangun oleh PT. Natural Nusantara pada petani dan
peternak dapat mengembangkan usaha PT. Natural Nusantara.
Pengenalan PT. Natural Nusantara diselingi dengan video pembukaan
dari PT. Natural Nusantara.
Wawancara langsung dilakukan ketika Bapak Hakim kemudian
memberikan waktu untuk sesi tanya jawab untuk mahasiswa dan
akan dijawab oleh beliau. Sesi tanya jawabdiberikan agar
mahasiswa dapat mengertahui keseluruhan pra-produksi hingga pada
pemasaran yang terjadi pada PT. Natural Nusantara (NASA).
Perusahaan ini beberapa kali memenangkan piala penghargaan sebagai
perusahaan yang memadahi dan menguntungkan bagi konsumen.
Sehingga konsumen percaya dengan produk yang dihasilkan dan
kualitas pelayanan yang terbaik diberikan oleh seluruh pegawai PT.
NASA.
Acara selanjutnya yakni penyerahan kenang-kenangan oleh ibu Ani
yang diberikan pada bapak Hakim. Bapak Hakim mengajak seluruh
mahasiswa untuk mengeliligi PT. NASA agar mengetahui layout dan
penataan dalam perusahaan. Melewati meja penerimaan tamu dan
gudang tempat pengemasan barang, terakhir menuju rauang meeting.

14
Diselingi dengan sesi tanya jawab bagi mahasiswa sehingga dapat
menambah wawasan mahasiswa. Usai mengelilingi perusahaan,
mahasiswa berfoto dengan Bapak Hana selaku Direktur utama PT. NASA.
Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati keadaan perusahaan
dari berbagai aspek sesuai dengan data yang dibutuhkan. Praktikan
meninggalkan perusahaan sekitar pukul 16.00 WIB.

15
BAB IV
MANAJEMEN AGROBISNIS PADA PERUSAHAAN

Hubungan Subsistem Pada Perusahaan


Sistem agrobisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari
berbagai subsistem yaitu subsistem agro industri hulu, subsistem usaha
tani, dan subsistem agro industri hilir (pengolahan) dan pemasaran (tata
niaga) produk pertanian dan olahannya, serta subsistem jasa layanan
pendukung agrobisnis (kelembagaan) (Firdaus, 2008).
PT. Natural Nusantara (NASA) merupakan suatu perusahaan yang
bergerak pada subsistem pemasaran. Hal tersebut dapat dilihat dari
aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dimana PT. Natural
Nusantara hanya menyediakan produk-produk agrokompleks. Produk –
produk tersebut antara lain pupuk organik, probiotik, dan vitamin ternak.
Selain bergerak di bidang pertanian dan peternakan, PT. Natural
Nusantara juga menghasilkan produk-produk kecantikan seperti kosmetik,
obat-obatan, makanan berbentuk suplemen, dan minuman. Produk-
produk yang ada pada PT. Natural Nusantara tidak di produksi sendiri,
melainkan berasal dari supplier yang ingin memasarkan produknya
melalui PT. NASA.
Sistematika pemasaran yang dilakukan PT Natural Nusantara
dilakukan melalui sistem Network Marketting murni, dimana terdapat
seorong stockist yang memasarkan produknya kepada konsumen.
Aktifitas lainnya yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah penyedia
pelayanan purnajual seperti konsultasi teknis, penyuluhan lapangan,
pendampingan dalam aplikasi, dan memberikan pembelajaran bagi
masyarakat. Berbagai pelayanan yang diberikan oleh PT Natural
Nusantara tersebut merupakan bentuk aktifitas yang dilakukan pada
subsistem penunjang.
Subsistem agrobisnis hulu meliputi pengadaan sarana produksi
pertanian. Faktor produksi pertanian antara lain terdiri dari bibit, makanan

16
ternak, pupuk, obat pemberantas hama penyakit, dan lain sebagainya.
Subsistem agrobisnis hulu berfungsi menyediakan bahan baku untuk
diolah oleh perusahaan dalam subsistem hilir (Suwarni, 2009).
Subsistem perusahaan agrobisnis hilir berfungsi melakukan
pengolahan lanjut (baik tingkat primer, sekunder maupun tersier) untuk
mengurangi susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat
memenuhi kebutuhan dan selera konsumen, serta berfungsi
memperlancar pemasaran hasil melalui perencanaan sistem pemasaran
yang baik. Kemitraan inti plasma umumnya menitikberatkan perusahaan
agrobisnis hilir sebagai inti yang mempunyai kewajiban untuk mendorong
berkembangnya usahatani (Moerdiyanto, 2009).
Subsistem pemasaran yakni kegiatan untuk memperlancar
pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan di dalam dan
di luar negeri. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan distribusi untuk
memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra
konsumsi, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar (market
intelligence) (Hastuti, 2008).
Subsistem jasa penunjang (penyuluhan, penelitian, informasi
agrobisnis, pengaturan, kredit modal, transportasi, dll) secara aktif
ataupun pasif berfungsi menyediakan layanan bagi kebutuhan pelaku
sistem agrobisnis untuk memperlancar aktivitas perusahaan dan sistem
agrobisnis. Masing-masing komponen jasa penunjang itu mempunyai 24
karakteristik fungsi yang berbeda, namun intinya adalah agar mereka
dapat berbuat sesuatu untuk mengurangi beban dan meningkatkan
kelancaran penyelenggaraan sistem agrobisnis (Moerdiyanto, 2009).

Manajemen Pengadaan Bahan Baku Dan Pengorganisasian


Pengadaan bahan baku yang diperoleh PT NASA adalah barang
jadi, sehingga bahan baku tidak dikelola sendiri. Produk barang jadi
tersebut meliputi produk agrokompleks (pupuk, suplemen ternak dll),
kesehatan alami, dan kecantikan. Produk tersebut berasal dari petani

17
yang memproduksi sendiri dengan kualitas yang baik. Pelaksanaan
produksi yang dilakukan di PT. NASA adalah tipe terputus-putus. Produk
yang dihasilkan terus menerus diperbanyak dan dikembangkan dari
sebelumnya pupuk bertambah menjadi suplemen untuk ternak.
Permintaan dari petani selalu meningkat karena produk yang dihasilkan
memiliki dampak yang besar terhadap hasil panen. Tipe pelaksanaan
produksi yang dilakukan PT. Natural Nusantara adalah tipe produksi
terputus-putus karena hanya bergerak di bidang pemasaran yakni dengan
menghasilkan produk tanpa adanya pengadaan bahan baku dan kegiatan
on farm sendiri. Ketersediaan bahan baku dapat ada secara terus
menerus karena adanya kerjasama dengan kemitraan-kemitraan serta
kelompok tani ternak. Widiati dan Kusumastusti (2013) menjelaskan, tipe
produksi terputus-putus ditandai dengan arus masukan yang berlangsung
terus menerus melalui sistem yang ditetapkan standarnya untuk
mengeluarkan keluaran yang sama. Perencanaan input bahan baku
merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam suatu sistem
usaha. Noor (2008) menyatakan bahwa masalah yang dihadapi tiap
industri akan berbeda disesuaikan dengan perbedaan tata letak apakah
berorientasi pada produk atau proses. Kapasitas bahan baku dan produk
akan bergantung pada tata letak dan lokasi dari sistem usaha. Hal
tersebut mendukung kemudahan dalam sistem transportasi produk dan
bahan baku (Noor, 2008).
Perusahaan Natural Nusantara memiliki akses jalan yang sangat
mudah dan cukup dekat dari jalan poros yang menghubungkan ke kota.
Hal tersebut akan mendukung pemasaran produk dan ketersediaan bahan
baku. Bahan baku dapat berupa feses ternak, tanaman. Saragih (1998),
menyatakan bahwa wilayah yang berbeda juga menyediakan tenaga kerja
yang berbeda pula. Wilayah tertentu memerlukan upah dan tunjangan
yang tinggi untuk pekerjanya karena biaya hidup yang berbeda dengan
daerah lain. Efisiensi jumlah pekerja juga penting untuk diperhatikan demi
berlangsungnya sistem usaha dengan tujuan tertentu. Tanggung jawab

18
yang diberikan kepada pekerja harus diberikan secara penuh dengan
batasan yang dimengerti sehingga akan lebih mudah bagi para pekerja
untuk menjalankan tugas yag diberikan demi tercapainya keberhasilan
perusahaan. Berdasarkan praktikum yang dilakukan pengorganisasian di
Perusahaan Natural Nusantara dibagi dengan pemberian tugas yang
berbeda-beda. Dalam proses penyampaian perintah belum ada kendala
yang berarti hingga saat ini.
Manajemen operasi diperlukan untuk membantu kegiatan produksi.
Manajemen operasi merupakan suatu serangkaian kegiatan mendesain,
pengembangan sistem dan membuat suatu barang dan jasa yang
menambah nilai guna dimana operasinya berdasar pada fungsi-fungsi
manajemen terhadap sumber-sumber daya secara efektif dan efisien
sehingga manajer operasi dapat membuat keputusan yang benar dalam
perencanaan dan pengawasan sistem produksi serta mengatasi segala
kendala-kendala yang dihadapi oleh organisasi dan lingkungan
ekternalnya. Suatu kegiatan produksi juga memerlukan pengawasan
sebagai petunjuk agar kegiatan berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan.
Perencanaan produksi merupakan bagian dari manajemen
produksi agar tercapainya tujuan perusahaan. Faktor pertimbangan yang
terlibat diantaranya adalah lokasi, fasilitas, tata letak, dan pengendalian
produksi. Pegendalian produksi meliputi kontrol kualitas produk dan
design produk. Seluruh faktor tersebut merupakan bagian dai tinjauan
sistem yang menyeluruh (Noor, 2008).
Berdasarkan literatur, perusahaan Perusahaan Natural Nusantara
memiliki lokasi yang cukup baik. Lokasi produksi juga dekat dengan pasar
dan akses jalan raya sehingga memudahkan dalam distribusi produk.
Firdaus (2009), menyatakan bahwa salah satu penentu ukuran pabrik
yang sangat penting adalah kuantitas keluaran yang dibutuhkan.
Agribisnis yang mampu menjual banyak unit produk dengan kulitas
konstan akan menjamin keberlangsungan siklus produksi dalam pabrik

19
tersebut. Manajer juga harus mempertimbangkan faktor-faktor jangka
panjang untuk memperhitungkan kelanjutan permintaan.
Penjualan yang dilakukan oleh PT. Natural Nusantara
menggunakan sistem Multi Level Marketing. Wiradinata (2014)
menyatakan bahwa sistem Multi Level Marketing (MLM) menggunakan
modal yang kecil karena modalnya hanya untuk membuat ijin usahanya
dan untuk membeli produknya saja, waktu yang fleksibel karena bisnis ini
dijalankan dengan menggunakan waktu-waktu luang, tempat yang
fleksibel juga karena untuk menjalankan bisnis ini tidak dibutuhkan
bangunan atau gedung untuk menjalankannya, disamping itu resiko untuk
menjalankan bisnis Multi Level Marketing ini juga kecil karena modalnya
relatif kecil dan untuk menjalankan bisnis ini tidak membutuhkan latar
belakang khusus karena nantinya akan ada sekolah bisnis yang
mengajarkan cara-cara untuk menjalankan bisnis ini yang juga dibantu
dan dibimbing oleh para tim kerja.

Manajemen Pengoperasian Dan Pengawasan Produksi


Proses Produksi adalah kegiatan menciptakan barang yang mempunyai
nilai jual dan mampunyai nilai guna. Produk adalah hasil dari proses
produksi baik itu berupa barang atau jasa. Proses produksi adalah metode
yang digunakan dalam menciptakan barang atau jasa dengan
memanfaatkan sumber daya perusahaan yang dimiliki. Manajemen
pengoprasian produksi dalam agribisnis terdiri atas perencanaan produksi
dan pengendalian proses produksi. Melalui kegiatan pengoprasian
produksi, segala sumber daya perusahaan dapat di intregasikan untuk
menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah (Widastuti dkk., 2013).
Proses produksi yang yang terjadi di PT. Natural Nusantara
Yogyakarta diawali dengan penentuan banyaknya barang yang akan
diambil dari PT. Natural Nusantara Group yang berada di wilayah lainnya
seperti di Purwokerto. Kedua, PT. Natural Nusantara Yogyakarta akan
menyalurkan produk tersebut menuju konsumen baik itu peternak

20
langsung maupun distributor dengan sistem pemasaran Multi Level
Marketing (MLM). Ketiga, PT. Natural Nusantara akan mengawasi dan
melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja perusahaan. Alur proses
produksi menurut Syahza (2011) meliputi perencanaan produksi
pertanian, pengorganisasian input dan sarana produksi, kegiatan produksi
pertanian, pengawasan produksi pertanian, evaluasi produk pertanian,
dan pengendalian produksi pertanian. Berdasarkan literatur yang didapat,
alur produksi yang dilakukan PT. Natural Nusantara Yogyakarta sesuai
dengan literatur.
Lokasi PT. Natural Nusantara berada di Jalan Ring Road Barat no
72, Trihanggo, Gamping, Sleman dengan ketinggian yang tidak jauh dari
ketinggian kota Jogja yaitu sekitar 112 mdpl. Lokasi yang terletak di
pinggir jalan tersebut menyebabkan mudah dijangkau dengan transportasi
umum maupun pribadi. Meskipun demikian, letaknya yang agak jauh
dengan pusat kota dan pemukiman warga menyebabkan lokasi tersebut
jauh dari keramaian. Ghanimata (2012) menjelaskan bahwa faktor lokasi
merupakan faktor yang menentukan keputusan konsumen untuk membeli
produk tersebut. Akhmad (1996) dalam Ghanimata (2012) menjelaskan
bahwa pemilihan lokasi yang strategis dan tepat akan menjangkau
konsumen dan keamanannya lebih terjamin. Lamb (2001) dalam
Ghanimata (2012) juga menjelaskan bahwa penentuan lokasi harus
mempertimbangkan karakteristik sosioekonomis, arus lalu lintas, biaya
tanah, peraturan kawasan, dan transportasi publik. Berdasarkan literatur
yang didapat, lokasi PT. Natural Nusantara Yogyakarta strategis karena
mudah dijangkau dengan transportasi publik. Tata letak fasilitas yang
berada di PT. Natural Nusantara Yogyakarta terdiri atas pintu masuk, front
office, ruang aula, tempat packaging dan identifikasi, ruang rapat, kantor
manajemen pengelola, mushola, tempat parkir, dan pos penjaga. Berikut
merupakan tata letak fasilitas yang terdapat di PT. Natural Nusantara.

21
Gambar 3. Tata Letak Fasilitas Di PT. Natural Nusantara

Sumber: Kegiatan Lapangan

Tata letak yang dimiliki PT. Natural Nusantara Yogyakarta sesuai


dengan tata letak perusahaan pada umumnya dimana antara tempat
penyimpanan dengan kantor diletakkan secara terpisah dan agak
berjauhan. Penempatan ruang rapat atau diskusi pegawai dengan ruang
kantor dan front office yang berdekatan akan memudahkan para pegawai
dan tamu yang berkunjung untuk mengadakan pertemuan dengan pihak
pengelola. Pramesti dkk. (2014) menjelaskan bahwa tata letak merupakan
tata cara pengaturan fasilitas guna menunjang kelancaran proses
produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya. Tata letak
dari suatu bangunan harus memperhatikan kelancaran gerakan material,
penyimpanan material baik bersifat temporer maupun permanen, dan para
pekerja yang berada dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan literatur
yang didapat, tata letak yang terdapat di PT. Natural Nusantara
Yogyakarta sudah sesuai dengan literatur karena memudahkan pegawai

22
dan tamu untuk bertemu serta letak ruang penyimpanan yang agak
berjauhan dan terpisah dengan kantor.
Penjaminan mutu merupakan suatu usaha yang dilakukan agar
produk yang dihasilkan suatu perusahaan tetap terjaga kualitasnya. Cara
penjaminan mutu yang dilakukan di PT. Natural Nusantara Yogyakarta
dilakukan dengan cara penyimpanan tidak dilakukan dibawah terik
matahari langsung dan setiap produk di PT. Natural Nusantara akan
diambil sampel untuk diuji. Maulana dkk. (2012) menjelaskan bahwa
aspek mutu merupakan aspek yang menentukan dalam perdagangan di
pasaran. Penjaminan mutu menurut Maulana dkk. (2012) meliputi
pengecekan berkala terhadap produk yang dihasilkan dan pengujian tiap
produk ketika produk tersebut telah tiba di lokasi. Berdasarkan literatur
yang didapat, penjaminan mutu yang dilakukan di PT. Natural Nusantara
sudah sesuai dengan literatur yaitu dilakukan pengecekan terhadap
produk ketika tiba di lokasi.
Penyimpanan merupakan salah satu metode yang dilakukan agar
barang yang diproduksi tetap awet dan terjaga kualitasnya. PT. Natural
Nusantara Yogyakarta melakukan penyimpanan barang di dalam gudang
sebelum barang tersebut siap dipasarkan. Penyimpanan barang yang
dilakukan PT. Natural Nusantara Yogyakarta dilakukan dengan cara
dimasukan dalam botol atau kardus kedap udara dan disimpan pada suhu
ruang. Menurut Ritonga (2011), penyimpanan merupakan suatu metode
pengawetan yang dilakukan agar kualitas barang tersebut tetap terjaga
dan tidak rusak ketika akan dipasarkan. Ritonga (2011) juga
menambahkan bahwa salah satu teknik penyimpanan adalah
penyimpanan pada suhu ruang yang kedap udara sehingga mencegah
kontaminan di dalam produk tersebut. Berdasarkan literatur yang di dapat,
penyimpanan yang dilakukan PT. Natural Nusantara Yogyakarta sudah
sesuai dengan literatur yaitu penyimpanan pada suhu ruang dan kedap
udara.

23
Standard Operational Procedure (SOP) merupakan standar
pengoprasian produksi yang ditetapkan suatu perusahaan dan harus
ditaati oleh setiap pegawai perusahaan tersebut. SOP yang dilakukan
didalam PT. Natural Nusantara Yogyakarta terkait prosedur kerja adalah
Masuk kerja mulai pukul 8.00 sampai pulang kerja pukul 16.00 untuk
karyawan umum dengan istirahat pada pukul 12.00 sampai jam 13.00.
SOP produk PT. Natural Nusantara Yogyakarta di antaranya sesuai
dengan standar konsentrasi kandungan setiap produk yang ditetapkan
dan tidak lebih ataupun kurang. Pengoperasian dan pengawasan
dilakukan dengan rutin karena PT. Natural Nusantara Yogyakarta
mengutamakan kualitas, kuantitas, dan kelestarian. Sulistiani (2016)
menyatakan bahwa SOP adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis,
administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang dilakukan PT. Natural Nusantara dilakukan
setiap satu bulan sekali dalam forum evaluasi bulanan dalam bentuk buku
kas keuangan. Penjaminan dan peningkatan kualitas produk dilakukan
dengan terus melakukan riset tentang produk tersebut dan evaluasi
produk oleh staf bagian ahli penelitian. Menurut Yulianingtyas (2010),
laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme
pertanggungjawaban dan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi
pihak eksternal maupun internal suatu perusahaan.

Manajemen Pasca Panen Dan Pemasaran


Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan, sedangkan

24
manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), penggerakan (Actuating) dan pengawasan (Controling).
Manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai
tujuan–tujuan organisasi (Natalia, 2010).
Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisikan,
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan
kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan
organisasi secara efesien dan efektif. Fungsi manajemen pemasaran ada
kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa
besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang
harus dihadapi. Bauran pemasaran merupakan strategi yang dijalankan
perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan
menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasarannya (Widodo, 2010).
PT. NASA tidak melakukan Inovasi secara khusus, perusahaan ini
hanya berperan sebagai distributor, sedangkan inovasi secara khusus
dilakukan oleh mitra dari perusaan ini, berupa dilakukannya riset-riset
terkait kebutuhan petani dan peternak sehingga dapat muncul produk-
produk baru yang dapat mengikuti zaman. Diferensiasi yang dilakukan
oleh PT. NASA yaitu mengembangkan produk agrokompleks yang berasal
dari limbah peternakan yang diubah menjadi pupuk dengan inovasi yaitu

25
pupuk dengan bakteri probiotik yang dapat memberikan nutrien pada
tanaman. Griffin (2003) menyatakan bahwa, diferensiasi produk adalah
penciptaan suatu produkl yang cukup berbeda dari produk yang telah
beredar dengan tujuan menarik minat konsumen. Diversifikasi yang
dilakukan oleh PT. NASA adalah dengan melakukan produksi selain
produk pertanian dan peternakan yaitu produk kecantikan dan produk
kesehatan. Khamidi et al. (2013) menyatakan bahwa, diversifikasi suatu
produk adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau produk yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai strategi pertumbuhan perusahaan
untuk merambah bisnis baru atau membeli perusahaan lain di luar.
Diferensiasi produk PT. NASA apabila dibandingkan dengan kompetitor
yaitu perusahaan ini memiliki produk tidak hanya dalam sektor pertanian
dan peternakan, juga dalam sektor kecantikan dan kesehatan, dengan
bahan alami tanpa bahan kimia (organik).
Perusahaan Natural Nusanara dalam pemasaran menggunakan
jaringan NM (Network Marketing) serta iklan. Lokasi perusahaan Nautral
Nusantara strategis karena terletak di dekat jalan raya, yaitu di Ring Road
Barat, dan memiliki SOP yang baik. PT. NASA melakukan supply,
pengadaan produk hingga packaging dari perusahaan itu sendiri,
sehingga proses standarisai hingga diversifikasi produk juga dilakukan
secara mandiri. Cara penetapan harga perusahaan dilakukan perusahaan
ini sendiri dan tidak terjadi mark up produksi sehingga harga eceran
tertinggi tetap.
Prawitasari (2010) menyatakan bahwa analisis SWOT adalah
analisis yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman
dilingkungan bisnis maupun kekuatan serta kelemahan yang dimiliki
internal perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menentukan strategi
perusahaan yang tepat dan berdaya saing dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi, menilai faktor-faktor internal perusahaan dan eksternal
lingkungan yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan bisnis. Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan

26
perusahaan dalam persaingan. Hal ini akan sangat membantu
perusahaan dalam mengenali diri, serta memanfaatkan setiap peluang
yang ada dan menghindari atau meminimalkan ancaman. PT. NASA
memiliki analisis tersendiri berdasarkan analisis SWOT yaitu berdasarkan
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities)
dan ancaman (threats). Wedhasmara (2009) analisis SWOT merupakan
analisis yang dipetakan dari hasil analisis lingkungan. vcfhgAnalisis
SWOT membandingkan antara faktor internal yaitu Strength dan
Weakness, serta faktor eksternal yairu Opportunity dan Threats.
Kekuatan atau strength serta kelemahan atau weakness
merupakan hasil analisis dari faktor internal, artinya dilakukan
berdasarkan keadaan dalam perusahaan terkait. Kekuatan Natural
Nusantara yaitu perusahaan ini melakukan supply hingga packaging
sendiri sehingga memudahkan pengawasan, selain itu jika akan
melakukan survey pasar hingga inovasi dapat dilakukan secara cepat
karena dilakukan sendiri serta mitra yang dekat. Wedhasmara (2009)
menyatakan kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan untuk mengetahui
apa saja kekuatan organisasi untuk dapat meneruskan dan
mempertahankan bisnis, dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki
organisasi akan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan
kekuatansebagai modal untuk dapat bersaing. Kelemahan pada PT.
NASA mulya adalah kurangnya kemampuan survey lapangan dan
perbaikan produk yang dapat meyebabkan ketertinggalan dengan
kompetitor sejenis. Wedhasmara (2009) menambahkan mengidentifikasi
kelemahan bertujuan untuk dapat mengetahui apa kelemahan-kelemahan
yang masih ada, dan dengan mengetahuikelemahan tersebut, maka
perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki agar menjadilebih baik.
Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan
bagiperusahaan. Oleh karena itu dengan semakin cepat mengetahui
kelemahan, makaperusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari
solusi untuk dapat menutupi kelemahan tersebut.

27
Peluang atau opportunity serta ancaman atau threat merupakan
hasil analisis dari faktor eksternal, artinya dilakukan berdasarkan keadaan
di luar perusahaan. Peluang yang dimiliki PT. NASA yaitu mampu
mengembangkan usaha lebih besar lagi, hal tersebut dikarenakan
kompetitor masih sedikit, serta supply dan uji coba dari perusahaan
sendiri karena mitra yang cukup banyak, serta memiliki badan riset sendiri.
Sistem NM yang diterapkan perusahaan ini dapat membangun ekonomi
masyarakat karena menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar.
Wedhasmara (2009) menjelaskan dengan mengetahui peluang, baik
peluang saat ini maupun peluang dimasa yang akan datang, maka
perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang
tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana
dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat
direalisasikan. Ancaman yang dimiliki PT. NASA berupa kesadaran
masyarakat yang menilai bisnis NM masih kurang baik, artinya stigma
negatif masyarakat terhadap NM masih banyak terjadi. Wedhasmara
(2009) menyatakan berbagai jalan untuk dapat mewujudkan peluang atau
kesempatan dan mempertahankan kelangsungan bisnis organisasi
tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman yang dapat
teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga organisasi dapat
meminimalkan ancaman tersebut.
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dlakukan, dapt
diketahui bahwa manajemen pemasaran pasca panen di PT. NASA cukup
baik karena memiliki kekuatan dan peluang cukup tinggi dibandingkan
dengan kelemahan dan ancamannya. Produk perusahaan ini
dibandingkan dengan kompetitor dapat bersaing dengan baik. PT. NASA
cukup mandiri dengan melakukan proses pemasaran dan standarisasi
yang dilakukan sendiri.

28
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa PT. Natural Nusantara merupakan perusahan yang bergerak
dibidang agrokompleks yang menghasilkan produk di bidang kesehatan,
agrokompleks, dan kecantikan. PT. Natural Nusantara termasuk dalam
subsistem pemasaran. PT. Natural Nusantara dominan bergerak dalam
sektor hilir yaitu bagian sistem pemasaran. PT. Natural Nusantara
memasarkan produknya dengan sistem net work marketing (MLM). PT.
NATURAL NUSANTARA memiliki manajemen yang baik. Manajemen
masing-masing telah dilakukan sesuai dengan literatur yang ada.
Beberapa ada yang berbeda pula, namun tidak begitu melenceng dari
literatur.

SARAN
Praktikum dibuat lebih menarik lagi, karena kegiatan kemarin
sangat membosankan. Praktikan hanya duduk mendengarkan penjelasan
dan kebanyakan praktikan mengantuk. Kegiatan berkeliling pun hanya
sebentar karena perusahaan yang kurang luas. Produk-produk PT.
Natural Nusantara perlu dilakukan diversifikasi sehingga dapat
memberikan manfaat.

29
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, R. 2012. Analisis Resiko Produksi Ayam Broiler pada Peternakan
Bapak Maulid di Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Bukit Baru,
Kota Palembang. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Amin, M. 2016. Strategi Pemasaran MLM (Multi Level Marketing)
Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus pada PT. NAtural
Nusantara Cabang Purwokerto). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri. Purwokerto.
Astuti, A.M. 2016. Kemitraan Pemasaran Benang Sutera Antara Kelompok
Tani Hutan Batu Tungke’e dengan CV Kurnia Jaya. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Baroto, T. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Budiasih, Y. 2012. Struktur organisasi, desain kerja, budaya organisasi,
dan pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan. Jurnal Liquidity.
Vol. 1. No. 2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan. Jakarta.
Damayanti, M. N. 2009. Kajian Keberhasilan Pelaksanaan Kemitraan
dalam Meningkatkan Pendapatan antara Petani Semangka di
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah dengan CV Bimandiri. Skripsi.
Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.
Firdaus, M. 2009. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Ghanimata, F. 2012. Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian. Skripsi. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Griffin, J. 2003. Customer Loyalty. Menumbuhkan dan Mempertahankan
Pelanggan. Airlangga. Jakarta.
Handoko, H. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
BPFE. Yogyakarta.
Handoko. 2003. Manajemen. Edisi 2, Cetakan Kedelapan belas. ISBN.
979-503-030-2. BPFE-Yogyakarta.
Hastuti, E. 2008. Pengaruh Penerapan Sistem Agribisnis Terhadap
Peningkatan Pendapatan Petani Sayuran Di Kabupaten Boyolali
[Skripsi]. Semarang. Universitas Diponegoro.

30
Khamidi, S., A. Fauzi D. H., dan I. Suyadi. 2013. Pengaruh Diversifikasi
Produk terhadap Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan
Konveksi “Faiza Border” Bangil-Pasuruan). Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya. Malang
KP4K. 2015. http://kp4k.kulonprogokab.go.id/article-24-agribisnis.html.
Diakses pada 5 Mei 2016 pukul 10.38 WIB.
Maulana, H., E. Afriyanto., dan I. Rustikawati. 2012. Analisis bahaya dan
penentuan titik pengendalian kritis pada penanganan tuna segar
utuh di PT. Bali Ocean Anugrah Linger Indonesia Benoa-Bali.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. Universitas Padjajaran. Bandung.
Moerdiyanto. 2009. Manajemen Pemasaran. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi Program Studi Manajemen UNY. Yogyakarta.
Natalia, Lia. 2010. Analisis Faktor Persepsi Yang Memengaruhi Minat
Konsumen Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermarket Bekasi.
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Bandung.
Noor, H. F. 2008. Ekonomi Manajerial. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta. Pertanian. Yayasan USESE. Bogor.
Pramesti, N., N.W. Setyanto., dan R. Yuniarti. 2014. Analisis persyaratan
dasar dan konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
dengan rekomendasi perancangan ulang tata letak fasilitas.
Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya. Malang.
Prasetyo, F. N. 2015. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk
Penyusunan Arahan Pengembangan Perumahan di Kabupaten
Sleman. Naskah Publikasi. Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pratiwi, A. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Lokasi terhadap Kesuksesan Usaha Jasa (Studi pada Usaha Jasa
Mikro-Kecil di Sekitar Kampus UNDIP Pleburan). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Prawitasari, S. 2010. Analisis swot sebagai dasar perumusan startegi
pemasaran berdaya saing. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Rifai, T. 2014. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan
Rumah Susun Sederhana Sewa di Sleman Studi Bentuk
Bangunan Berdasarkan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan.
Fakultas Arsitektur Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Ritonga, A.M. 2011. Teknik Penyimpanan dan Pengemasan. Diktat
Kuliah.Fakultas Pertanian. Universitas Jember.

31
Saragih, Bungaran. 1998. Kumpulan Pemikiran Agribisnis : Pembangunan
Ekonomi berbasis Peternakan. Jakarta. Yayasan Persada Mulia.
Siagian, Renville. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Soegoto, E. A. 2009. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. PT
ElexMedia Komputindo. Jakarta. Hlm 3-6.
Sulistiani. A. 2016. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Suwarni. 2009. Marketing Mix Strategy dalam meningkatkan Volume
Penjualan. Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 14 Nomor 1 Maret 2009
Syahza, A. 2011. Manajemen Produksi Agrobisnis. Diktat Kuliah.
Universitas Riau. Riau.
Tjiptono, F. 2004. Strategi Pemasaran Edisi Kedua. Penerbit Andi.
Yogyakarta. Hlm 188-190.
Wedhasmara, A. 2009. Langkah-langkah perencanaan strategis sistem
informasi dengan menggunakan metode ward and peppard. Jurnal
Sistem Informasi. Vol. 1. No. 1. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Widiati, R. dan T. A Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis Aplikasi
pada Industri Peternakan. CGS Press. Yogyakarta.
Widiati, R., Tri Angraeni K. 2013. Manajemen Agribisnis Aplikasi Pada
Industri Peternakan. Citra Gama Sakti. Yogyakarta
Widodo, Slamet. 2010. Pengembangan Potensi Agribisnis dalam Upaya
Pemberdayaan Ekonomi Pondok Pesantren (Kajian ekonomi dan
Sosiokultural). Embryo Vol. 7 No. 2.
Wulandari, Isna. 2013. 6 Tips Memilih Dan Menentukan Tempat Usaha
Yang Strategis. http://centrausaha.com/tempat-usaha-strategis/
Diakses 3 April 2017 pukul 18. 26 WIB
Yulianingtyas, R.R. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah
Terhadap Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Yuliati, A. 2016. Statistik Daerah Kabupaten Sleman 2016. BPPS
Kabupaten Sleman. Sleman. Hlm 1-3.

32
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan praktikum

33
34

Anda mungkin juga menyukai