PENDAHULUAN
Pisang (Musa spp.) merupakan salah satu dari sekian banyak komoditas penghasil
devisa yang diekspor oleh Indonesia. Pisang menduduki tempat pertama diantara
jenis buah-buahan lain, baik dari segi sebaran, luas pertanaman maupun dari segi
produksi. Total produksi pisang Indonesia tahun 2017 sebesar 7.162.680 ton dan
sebesar 29.189 ton atau 0,5 % dari total produksi pisang nasional (BPS, 2017).
pemanfaatan buah pisang sebagian besar masih dikonsumsi dalam bentuk segar
tidak diimbangi dengan kualitas buah pisang yang baik. Kualitas yang rendah
disebabkan oleh panen tidak tepat waktu (ketuaan tidak memenuhi syarat),
dan Amanupunyo, 2012). Gejala yang ditimbulkan pada permukaan kulit buah
banyak pisang dijual dengan harga yang rendah, bahkan dapat terbuang percuma.
Salah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan yang ada adalah dengan
yang lebih awet dan bernilai ekonomis tinggi. Mengingat pisang memiliki daya
simpan yang tidak lama seperti halnya komoditi pertanian yang lain, sedangkan
seperti pisang goreng ataupun kolak (Nasriati dan Fauziah, 2011), sehingga perlu
industri hulu maupun hilir. Namun, industri hilir yang berupa pengolahan pasca
panen berbasis pisang di Provinsi Jambi umumnya baru dilaksanakan pada tingkat
home industry.
olahan). Produk olahan yang dihasilkan dari buah pisang pun ada bermacam
macam, antara lain: tepung pisang, keripik (Mulyanti, 2008), sari buah pisang, jus,
meliputi pembuatan keripik, sale, puree, dan tepung pisang (Saragih, 2012).
Peluang olahan pisang dalam bentuk puree cukup potensial karena produk
tersebut merupakan bahan baku dalam pembuatan makanan bayi dan juice.
Pertambahan penduduk dunia jika diperhitungkan berdasar bayi yang baru lahir
3
produk olahan pisang cukup besar (Satyantari, et al. 2008). Pengolahan menjadi
keripik pisang juga sebagai potensi olahan yang memiliki nilai tambah bagi
pengolahan berbasis pisang perlu dikaji lebih dalam mengenai aspek-aspek yang
penentuan lokasi serta analisa kelayakan usaha ditinjau dari aspek pasar, teknis
dan teknologi, manajemen, dan aspek finansial. Analisis nilai tambah juga perlu
1.2. Tujuan
Proses (AHP).
4
di Provinsi Jambi ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan
Menurut Badan Pusat Statistik (2017), produksi pisang di Provinsi Jambi tahun
2017 adalah sebesar 29.189 ton, menurun sebanyak 21.186 ton dibanding tahun
2016 (50.375 ton). Penurunan produksi dari tahun ke tahun terus terjadi karena
Dalam kondisi produksi yang terus menurun, harapan untuk menjadikan pisang
nilai jual kelapa sawit pada akhir-akhir ini, karena pisang merupakan bahan
pangan olahan yang mempunyai nilai tinggi, mengingat kandungan gizinya cukup
produksi buah pisang yang tidak terpasarkan dan belum sepenuhnya dimanfaatkan
produk olahan baik produk jadi maupun produk setengah jadi. Agroindustri
berbasis pisang di Provinsi Jambi saat ini masih sebatas skala rumah tangga,
padahal memiliki bahan baku yang melimpah, sehingga masih dibutuhkan kajian
alternatif, yaitu tepung pisang, keripik pisang dan puree/pasta pisang. Proses
prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria dan merupakan salah satu metode
berbasis pisang yang masih bersifat umum. Penentuan jenis agroindustri berbasis
pisang ini dilakukan dengan memperhatikan kriteria potensi pasar, bahan baku,
teknologi, modal, sumber daya manusia, dan nilai tambah produk. Setelah
produk terpilih.
antara lain: aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, organisasi dan
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C), dan Payback Period (PbP) (Ibrahim, 2009). Pendirian usaha tersebut dapat
dikembangkan bila NPV bernilai lebih besar dari nol (NPV>0), IRR bernilai lebih
besar dari discount factor (IRR>i), Net B/C ratio bernilai lebih besar dari satu,
maka nilai payback period lebih pendek dari umur ekonomis proyek/investasi.
kerja dan pemilik perusahaan. Adapun skema kerangka pikir penelitian ini dapat
T
u
j
Upaya pengembangan Agroindustri berbasis pisang di
u
a Provinsi Jambi
n
d
a
n
s
a
s
Penentuan Agro Industri Analisis kelayakan
a
r
berbasis pisang yang pendirian Agroindustri
a
n
potensial dengan metode meliputi aspek pasar,
AHP teknis & teknologi,
finansial, dan analisis
nilai tambah
1.4. Hipotesis
dari jenis agroindustri dan analisis kelayakan usahanya yang meliputi aspek pasar,
teknis dan teknologi, manajemen, finansial, serta analisis nilai tambah produk
hasil olahannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pisang
Pisang (Musa paradisiaca L.) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal
dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Pisang adalah nama umum
yang diberikan pada tumbuhan raksasa berdaun besar memanjang dari suku
disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika
matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau
bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber
dikelompokkan menjadi:
Pisang yang banyak dimanfaatkan daunnya, yaitu: Pisang Batu dan Klutuk; 4)
Salah satu cara untuk mengawetkan buah pisang adalah dengan mengolahnya
menjadi berbagai jenis produk. Sebagai bahan untuk pengolahan, buah pisang
harus memenuhi syarat sudah tua dan tidak cacat, baik mekanis maupun
pisang menjadi keripik pisang bisa menggunakan buah pisang yang mentah dan
buah pisang yang matang. Keripik yang diolah menggunakan buah pisang yang
masih mentah, dipilih jenis pisang olahan seperti Pisang Kepok, Tanduk, Nangka,
Kapas, dan jenis pisang olahan lainnya. Hampir semua jenis pisang dapat diolah
menjadi keripik, namun ada beberapa jenis yang menghasilkan keripik dengan
rasa yang enak. Jenis pisang yang enak diolah menjadi keripik, antara lain: Pisang
Kepok, Tanduk, Nangka, dan Kapas. Keripik yang diolah dari buah pisang yang
matang memiliki cita rasa enak, manis, dan aromanya kuat. Jenis pisang matang
yang dapat diolah menjadi keripik antara lain Pisang Ambon, Tanduk, Nangka,
dan Kepok.
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari bonggol, batang, daun,
buah, dan bunga. Pisang dijadikan buah meja, sale, puree, dan tepung. Kulit
alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai
macam makanan tradisional Indonesia. Batang Pisang Abaca diolah menjadi serat
untuk pakaian, kertas, dan sebagainya. Batang pisang yang telah dipotong kecil
dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing)
Buah pisang mengandung gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang
cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan yang lain. Menurut Suyanti dan
Ahmad (2008), pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor
dan C. Kadar besi pisang mencapai 2 mg per 100 g dan seng 0,8 mg per 100 g
betakaroten 45 mg per 100 g berat kering. Kadar vitamin B6 pisang juga cukup
tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 g. Vitamin B6 ini yang berperan dalam
proses sintesis dan metabolisme protein, khususnya serotonin yang aktif sebagai
pada pisang adalah kalium yang diperkirakan menyumbang sekitar 440 mg.
Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (2017), Provinsi Jambi secara
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu, sebelah timur berbatasan dengan
Laut Cina Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi
pesisir umumnya bekerja sebagai nelayan dan bercocok tanam, sedangkan bagian
tengah banyak yang berkebun, dan lain lain. Komoditi unggulan daerah-daerah di
12
Provinsi Jambi, yaitu: sektor perkebunan, pertanian, peternakan, dan jasa. Sub
sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa pisang, jagung, kedelai, ubi
Tanjung Jabur Timur, Tanjung Jabur Barat, Muaro Jambi, Kerinci, Batang Hari
Bungo, Tebo, Merangin,Sarolangun, Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh (Tabel
2). Kabupaten Tanjung Jabur Timur merupakan daerah penghasil pisang terbesar
di Provinsi Jambi dalam kurun waktu tahun 2012 - 2106, diikuti Kabupaten
Muaro Jambi, sedangkan Kabupaten Tanjung Jabur Barat konsisten berada di tiga
besar.
suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa mendatang dengan
tidak. Jika proyek tersebut merupakan proyek investasi yang berorientasi laba,
maka studi kelayakan yang dimaksud adalah studi atau penelitian untuk menilai
Aspek yang dikaji dalam suatu studi kelayakan dapat meliputi, antara lain: aspek
pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek hukum, dan
finansial.
Aspek pasar dan pemasaran sangat penting dalam pelaksanaan studi kelayakan
proyek, hal ini disebabkan aspek pasar dan pemasaran sangat menentukan hidup
pemasaran bertujuan untuk menguji serta menilai sejauh mana pemasaran dari
produksi;
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang
telah direncanakan.
Aspek pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat dinilai baik atau tidak dilihat
dari segi daya serap pasar, kondisi pemasaran, dan besarnya persaingan di masa
yang akan datang. Kegunaan analisa pasar adalah untuk menentukan besar, sifat
dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang dihasilkan, deskripsi tentang
produk dan harga jual, situasi pasar dan adanya persaingan, serta strategi atau
program pemasaran yang sesuai untuk produk dan berbagai faktor yang ada
Kajian aspek teknis produksi menitik beratkan pada penilaian atas kelayakan
proyek dari sisi teknis dan produksi. Aspek teknis produksi adalah aspek yang
a. Penentuan lokasi proyek, yaitu dimana suatu proyek akan didirikan, baik
berupa lokasi atau lahan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
tenaga kerja, tenaga listrik dan air, kondisi sosial ekonomi (Kurniawan dan
yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Penentuan luas produksi
kerja; tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar; daur hidup produk
Suatu industri dapat beroperasi dengan lancar jika didukung dengan bahan
baku utama dan bahan baku tambahan yang tersedia dalam jumlah cukup
berapa banyak, serta ada atau tidak kemungkinan bahan pengganti jika bahan
baku tersebut hilang dari pasar, siapa saja yang menjadi supplier, berapa
16
tingkat harga, dan berapa tingkat kebutuhan rutin usaha saat ini dan
seterusnya.
pengadaan tenaga ahli, bahan baku, bahan pembantu, kondisi alam, dan
lainnya.
d. Pemilihan proses produksi yang akan dilakukan dan tata letak pabrik yang
kelayakan suatu proyek dari aspek finansial adalah menganalisis perkiraan arus
kas keluar dan masuk selama umur proyek atau investasi yaitu dengan cara
menguji dengan kriteria seleksi. Arus kas ini akan terbentuk atau meliputi dari
perkiraan biaya awal, modal kerja, biaya operasi, biaya produksi, dan pendapatan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), analisis terhadap aspek finansial atau
Perolehan dana yang ada dapat dicari dari berbagai sumber dana, baik itu
Terdiri dari biaya pembuatan studi kelayakan dan biaya pengurusan izin-
izin.
Biaya pembelian aktiva tetap berupa aktiva tetap yang berwujud yaitu
berwujud lainnya dan juga aktiva tetap tidak berwujud seperti hak cipta,
usaha setelah pembangunan proyek siap yang terdiri dari biaya tetap
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya
seperti biaya tenaga kerja tidak langsung, bunga bank, asuransi, dan dana
Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan
pemasukan, biaya dan rugi laba perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Kriteria kelayakan investasi yang digunakan, antara lain: nilai sekarang / Net
Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), periode
Ibrahim (2009) mengatakan bahwa, Net Present Value (NPV) adalah kriteria
investasi yang banyak digunakan untuk mengukur apakah suatu proyek layak atau
tidak untuk dijalankan. Data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
Jika NPV ≥ 0 maka proyek dapat dijalankan, nika NPV < 0 maka proyek ditolak.
Menurut Ibrahim (2009), Internal Rate of Return atau disingkat IRR adalah suatu
tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol).
19
IRR dapat menggambarkan berapa besar tingkat pengembalian atas modal yang
diinvestasikan yang nilainya harus lebih besar dari SOCC atau social opportunity
cost of capital agar rencana usaha investasi layak untuk dilaksanakan, dengan
NPV(1)
IRR = i + [ i(2) – i(1)]
(1)
NPV(1) – NPV(2)
Keterangan:
i(1) = adalah tingkat suku bunga / dicount rate yang membuat NPV positif i(2)
= adalah tingkat suku bunga / dicount rate yang membuat NPV negatif
Jika IRR dari suatu proyek sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku, maka
NPV dari proyek itu sebesar 0. Jika IRR ≥ i, maka proyek layak untuk dijalankan,
begitupun sebaliknya.
Menurut Ibrahim (2009), Net B/C adalah perbandingan antara jumlah PV net
benefit yang positif dengan jumlah PV net benefit yang negatif. Jumlah present
value positif sebagai pembilang dan jumlah present value negatif sebagai
penyebut. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara
manfaat dan biaya, pada awalnya biaya lebih besar daripada benefit sehingga BtCt
negatif, kemudian pada tahun-tahun berikutnya benefit lebih besar dari biaya
n NBi (+)
Net B/C = ∑
i=1
NBi (-)
keterangan:
Suatu usaha dinyatakan layak secara finansial jika nilai net B/C lebih besar dari 1
(satu), jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak, dan untuk net B/C = 1
dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Secara sederhana, PBP
dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV
berbanding terbalik dengan PBP. Jika nilai NPV semakin besar, maka nilai PBP
maka semakin baik proyek tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung
n n
∑ Ii - ∑ Bicp-1
i=1 i=1
PBP = Tp-1 +
21
Bp
dimana:
Apabila payback period dari suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari
pada payback period maksimum, maka usul investasi tersebut dapat diterima.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas atau sering dikenal dengan istilah analisis kepekaan bertujuan
untuk mengetahui pengaruh berbagai faktor luar dan dalam suatu proyek terhadap
finansial, terutama untuk proyek investasi yang berumur panjang (10-15 tahun)
(Soeharto, 2002).
kepekaan untuk kondisi normal dan kondisi dimana ada perubahan faktor-faktor
rencana industri akan tetap layak secara finansial jika terjadi perubahan-perubahan
Komoditas hasil pertanian seperti pisang merupakan bahan yang mudah rusak
penambahan nilai suatu produk sebelum diolah dan setelah diolah per satuan.
Nilai tambah diketahui dengan melihat selisih antara nilai output dan nilai input.
Menurut Hayami (1997) dalam Priyantini (2013), menghitung nilai tambah dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: nilai tambah untuk pemasaran dan pengolahan.
dua kelompok, yaitu: faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang
mempengaruhi adalah jumlah bahan baku yang digunakan, kapasitas produk serta
tenaga kerja, sedangkan faktor pasar yang mempengaruhi antara lain harga bahan
baku, upah tenaga kerja, harga output, dan nilai input lainnya selain bahan baku
Analisis Hierarki Proses (AHP) menurut Atmanti (2008) adalah suatu model yang
Ada (empat) prinsip dasar Analitik Hirarki Proses (AHP) menurut Marimin
Tabel 3. Nilai dan definisi pendapat kualitatif menurut Saaty (1983) dalam
Marimin (2004).
Nilai Keterangan
1 Kriteria / alternatif A sama penting dengan kriteria / alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
matematik.
pencapaian tujuan.
• Operasional, yaitu bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi
Keuntungan atau manfaat yang dapat diperolah dari penggunaan metode AHP
Memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan fleksibel untuk
penerapan prioritas;
26
penelitian; dan
seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Pada prinsipnya MPE merupakan
metode skoring terhadap pilihan yang ada. Perbedaan nilai antar kriteria dapat
secara eksponensial.
antara lain:
berikut:
m
Total nilai (Tni) = ∑ (Vij)Bj
j=i
Keterangan:
penghasil pisang potensial di Provinsi Jambi, Universitas Jambi dan Dinas atau
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi pustaka, observasi, survey,
dan juga wawancara dengan para pakar yang berkaitan dengan pendirian
agroindustri berbasis pisang. Para pakar tersebut berjumlah 10 orang dan berasal
dari Dinas atau Instansi terkait penelitian, yaitu 5 orang berasal dari Dinas
sedangkan 5 orang lainnya berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data
o Obervasi
lingkungan. Observasi adalah cara yang paling tidak formal diantara ketiga
cara pencarian data primer. Data diperoleh dengan melihat, mendengar, dan
o Survey
o Wawancara
o Studi Pustaka
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian yang dilakukan merupakan data yang didapatkan
secara langsung oleh peneliti melalui observasi, survey, dan wawancara. Data
data yang dikumpulkan tersebut diolah dan dihitung untuk mendapatkan perincian
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan berkaitan dengan kajian
Alternatif Kripik
Puree Tepung
Pisang
Pisang Pisang
Aspek yang dianalisis pada aspek pasar adalah potensi pasar, kebutuhan pasar,
tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan
sumber data yang diperoleh. Peluang pasar akan didapatkan dari selisih jumlah
Provinsi Jambi, selain juga didukung oleh pasokan bahan baku yaitu pisang untuk
penggunaan peralatan dan mesin, serta tata letak (lay out) pabrik yang baik.
Halhal yang diperlukan pada analisis aspek teknis dan teknologi, antara lain:
(produsen pisang), dan teknologi proses yang sudah ada, tabulasi kebutuhan mesin
dan neraca energi, tata letak (lay out) pabrik, kebutuhan luas pabrik, dan site plan
dari pabrik tersebut. Diagram alir untuk analisis aspek teknis dan teknologi dapat
Mulai
33
Daerah-daerah
potensial penghasil
pisang
Selesai
kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan pertimbangan yang ada dalam
dilakukan meliputi hal apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pendirian pabrik
yang terdiri dari kriteria yang meliputi: ketersediaan dan kemudahan suplai bahan
baku, kemudahan akses dengan pasar, sarana dan akses transportasi, ketersediaan
tenaga kerja dan upah, utilitas (air dan listrik) dan lain-lain seperti terlihat pada
c. Aspek manajemen
35
baku. Diagram alir untuk analisis aspek manajemen dapat dilihat pada Gambar 5.
MULAI
MULAI
-- Tujuan
Tujuan Perusahaan
Perusahaan
-- Data
Data Prakiraan
Prakiraan investasi
investasi
yang
yang diperlukan
diperlukan dari
dari
penggunaan
penggunaan mesin
mesin dan
dan
bahan
bahan baku
baku
-- Data
Data Kapasitas
Kapasitas Produksi
Produksi
-Teknologi
-Teknologi Proses
Proses yang
yang
digunakan
digunakan
Bentuk
Bentuk Usaha
Usaha yang
yang dipilih
dipilih
Membuat
Membuat kebutuhan
kebutuhantenaga
tenaga kerja
kerja ,, dan
danspesifiksi
spesifiksi
pekerjaan
pekerjaan
Membentuk
Membentuk Struktur
Struktur Organisasi
Organisasi
SELESAI
SELESAI
d. Aspek finansial
36
Return
(IRR), Net Benefit Cost Ratio (B/C), dan Pay Back period (PBp) (Ibrahim, 2009).
Secara lengkap prosedur aspek finansial industri berbasis pisang dapat dilihat
pada Gambar 6.
37
e. Analisis Sensitivitas
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa peka kelayakan usaha terhadap
yang terjadi diasumsikan terjadi hanya pada satu bagian (variabel) saja, sedangkan
Analisis nilai tambah dilakukan untuk mengetahui besaran nilai tambah yang
diperoleh dari pengolahan bahan baku menjadi suatu produk. Menurut Sudiyono
(2002), besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan
biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak
termasuk tenaga kerja, yang artinya nilai tambah menggambarkan imbalan bagi
tenaga kerja, modal dan manajemen. Prosedur perhitungan nilai tambah dapat
No Variabel Nilai
Output, Input dan Harga
1 Output (Kg) (1)
2 Bahan Baku (Kg) (2)
3 Tenaga Kerja Langsung (HOK) (3)
4 Faktor Konversi (4) = (1) / (2)
5 Koefisien Tenaga Kerja Langsung (HOK/Kg) (5) = (3) / (2)
6 Harga Output (Rp/Kg) (6)
7 Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HOK) (7)
Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) (8)
9 Harga Input Lain (Rp/Kg) (9)
10 Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)
11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) (11a) = (10) – (8) – (9)
39
Atmanti, H.D. 2008. Analytical Hierarchy Process Sebagai Model yang Luwes.
Teknik Industri UNDIP : Prosiding INSAHP5. Semarang. 9 hlm.
Badan Pusat Statistik Jambi Selatanb). 2016. Ketapang Dalam Angka 2016. BPS
Jambi Selatan, Kalianda. 53 hlm.
Badan Pusat Statistik Jambi Selatanc). 2016. Jambi Selatan dalam Angka 2016.
BPS Jambi Selatan, Kalianda. 191 hlm.
Badan Pusat Statistik Jambi Selatand). 2016. Statistik Daerah Kabupaten Jambi
Selatan 2016. BPS Jambi Selatan, Kalianda. 40 hlm.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2017. Provinsi Jambi Dalam angka Tahun
2016. BPS Provinsi Jambi, Bandar Jambi. 314 hlm.
Badan Standarisasi Nasional. 1996. Standar Nasional Indonesia. SNI 01-
43151996: Keripik Pisang. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. 9 hlm.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2015. Data Produksi Pisang
Per Kabupaten Se-Provinsi Jambi, Jambi.
Hadiguna, R.A. dan Setiawan, H. 2008. Tata Letak Pabrik. Andi Offset,
Yogyakarta. 236 hlm.
Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta. 249
hlm.
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Prenada Media
Group, Jakarta. 262 hlm.
Mubarok, A.A., A. Arsyad dan H. Miftah. 2015. Analisis Nilai Tambah dan
Margin Pemasaran Pisang Menjadi Olahan Pisang. Jurnal Pertanian. 6(1):1-
14.
Mulyanti, N., Suprapto dan J. Hendra. 2008. Teknologi Budidaya Pisang. Balai
Pesar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Bogor. [Seri buku inovasi: TH/06/2008]. 28
hlm.
Nasriati dan Y.A. Fauziah 2011. Teknologi Pengolahan Tepung Pisang. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian, Jambi. 6 hlm.
Prabawati, S., Suyanti dan Dondy A. S. 2008. Teknologi Pasca panen dan Teknik
Pengolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian; Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Bogor. 53 hlm.
Predita, M.A. & S.R. Budiani. 2012. Potensi Industri Keripik Pisang di Kelurahan
Segalamider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Jambi. Jurnal
Bumi Indonesia. 1(3):147-155.
Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi para Pemimpin. Proses Hirarki
Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Kompleks.
Terjemahan. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. 478 hlm.
Soeharto, I. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Erlangga, Jakarta. 484 hlm.
Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
184 hlm.
Suyanti dan Ahmad S. 2008. Pisang, Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya, Jakarta. 124 hlm.
Weston, J.F. dan Brigham, E.F. 1992. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Ketujuh. Erlangga, Jakarta. 449 hlm.