Anda di halaman 1dari 13

Budidaya Lidah Buaya

Rencana Analisis Anggaran Keuangan

Rencana Analisis Anggaran Keuangan


1. Pembelian bibit,pupuk kandang,dan polybag
a. Polybag ukuran 35x35
3 kg polybag = Rp 100.000
b. Pupuk kandang
1 poly bag membutuhkan 6 kg x 100 polybag = 600 kg x 15 = Rp 900.000
c. Pembelian bibit
100 bibit x Rp 2000 = Rp 200.000
1. Polybag = Rp 100.000
2. Pupuk kandang = Rp 900.000
3. Bibit lidah buaya = Rp 200.000 +
Jumlah Rp 1.200.000
Biaya peralatan = Rp. 1.000.000
Biaya pekerja = Rp. 1.350.000 +
Jumlah = Rp.2. 350.000
2. Bahan baku pembuatan sirup aloe vera
Gula 25 kg x Rp10 = Rp 250.000
Asam nitrat 10 bungkus x Rp1000 = Rp 10.000
@pewarna makanan 1botol x Rp 2000 = Rp 2000
@benzoat Rp 1000 x 10 = Rp 10.000
50 botol x Rp 1000 = Rp 50.000 +
Jumlah = Rp 322.000 x 30 hari
= Rp. 9.660.000

Total pengeluaran/bulan = Rp 1.200.000


Rp 9.660.000
Rp. 2.350.000 +
Rp.13.210.000
3. Pemasukan
Penjualan bibit:
Bibit kecil = Rp. 3000
Bibit sedang = Rp. 5000
Bibit besar = Rp. 7000
Bibit kecil @hari terjual 100 x Rp. 3000 = Rp. 300.000
Bibit sedang @ hari terjual 100 x Rp. 5000 = Rp. 500.000 +
Bibit besar @ hari terjual 100 x Rp. 7000 = Rp.700.000
Jumlah Rp. 1.500.000 x 30 hari = Rp 45.000.000
Penjualan sirup
Harga sirup = Rp. 15.000/ botol
Dalam satu hari menghasilkan 50 botol = 50 x Rp. 15.000 = Rp. 750.000
Rp. 750.000 x 30 hari =Rp. 2.250.000
Jumlah total pemasukan => 1. Penjualan bibit = Rp 45.000.000
2.penjualan sirup = Rp. 2.250.000 +
Jumlah total pemasukan Rp. 47.250.000
Keuntungan @ bulan => Jumlah pemasukan – jumlah pengeluaran
Rp. 47.250.000 – Rp. 13.210.000 = Rp 34.040.000
(02)

contoh analisis keuangan perusahaan peternakan dan LAPORAN PRAKTIKUM


EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN by: sandi suroyoco sinambela perusahaan
ayam petelur

LAPORAN PRAKTIKUM
EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN

PT. E DAN E FARM KECAMATAN MIJEN

PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012

BAB I
PENDAHULUAN
PT. E dan E bergerak dalam bidang usaha ternak ayam petelur. Dalam menjalankan
usaha perusahaan membutuhkan dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari
piutang. Melakukan bisnis setiap perusahaan selalu memerlukan aktiva riil (real assets), baik
yang berwujud seperti mesin, kantor, pabrik, kendaraan maupun yang tidak berwujud seperti
keahlian teknis, merek dagang dan hak paten.
Prinsip manajemen perusahaaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun
dalam menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
Dengan demikian pembelanjaan perusahaan atau manajemen keuanagan tidak lain adalah
manajemen untuk fungsi-fungsi pemebelanjaan. Dalam pengertian manajemen terkandung
fungsi-fungsi perncanaan, dan pengendalian yang baik dalam menggunakan maupun dalam
pemenuhan kebutuhan dana khususnya dalam perusahaan peternakan.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengkaji berbagai aspek kegiatan
usaha ekonomi peternakan yang merupakan faktor yang perlu dicermati dalam perencanaan
usaha dan evaluasi usaha serta mahasiswa dapat menyusun perencanaan dan kelayakan
proyek usaha di bidang pertenakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teknis Usaha Peternakan
2.1.1. Ayam petelur
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap
dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah
dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. (Aziz, 2007). Arah seleksi ditujukan pada
produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah
dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk
tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal
dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga
kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 2003).

2.1.2. Perkandangan
Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena
itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil
produksi yang maksimal (Abidin, 2003). Kandang yang nyaman dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Apabila kandang lebih dari satu dengan umur yang sama maka kumpulan
kandang tersebut disebut satu flock. Kumpulan seluruh kelompok yang memenuhi suatu
aturan sanitasi dan tata laksana peternakan disebut perkandangan Perkandangan, ruang staff,
gudang, mess dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu peternakan (Rasyaf, 2003).

2.1.3. Pakan
Pakan yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian, sebab pakan yang kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam yang baik,
dapat juga menjadi salah satu sebab ayam sakit, untuk itu agar dicapai efisiensi dan
produktivitas yang optimal maka perlu adanya koordinasi antara pakan, pemeliharaan
kesehatan dan program pengelolaan usaha (Irawan, 1995). Pemberian pakan harus diberikan
setiap hari sesuai dengan kebutuhan ayam, baik secara kuantitatif maupun kualitasnya.
Pemberian pakan yang salah dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga
ayam banyak menemui masalah Ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya,
misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan hidup pokok selain
itu unsur gizi dibutuhkan untuk produksi telur (Rasyaf, 2003).

2.1.4. Kesehatan
Penyakit dalam pengertian umum dapat dinyatakan sebagai penyimpangan dari
kondisi normal dari seekor hewan, penyakit juga dapat dikatakan sebagai perubahan kondisi
normal dari seekor hewan yang disebabkan oleh jasad hidup. Bentuk pengobatan terpenting
adalah pencegahan (preventif), yaitu suatu tindakan untuk melindungi individu terhadap
serangan penyakit (Akoso, 1998). Pencegahan penyakit merupakan cara yang paling baik dan
murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit merupakan bagian dari tata laksana
peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak (Lubis dan Paimin, 2001).
Tindakan pencegahan penyakit sering diabaikan peternak sehingga terjadilah
penyakit. Tindakan pencegahan penyakit bertujuan menyelamatkan ayam dari gangguan
penyakit (Rasyaf , 2003). Penyakit adalah salah satu kendala dalam usaha peternakan
sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Penyebab penyakit dalam suatu usaha
peternakan merupakan penyebab kegagalan seluruh usaha peternakan (Akoso, 1998).

2.2 Analisis Laporan Keuangan


Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Sigit, 1982). Tujuan utama
analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini.
Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara
mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan
sebelumya atau tidak (Kasmir, 2008).
2.2.1. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang
dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau
dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang
berjalan (Case dan Fair, 2007). Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran
sumberdaya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau
membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang
digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya (wikipedia.com).

2.2.1.1.Biaya tetap, Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output
perusahaan, dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa menghindarinya atau mengubahnya
meskipun produksinya nol (Case dan Fair, 2007). Biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan (Juanda dan Cahyono, 2005).

2.2.1.2.Biaya variabel, Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas
tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total
biaya variabel (Case dan Fair, 2007). Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total
biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.
2. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya
semakin konstan (Juanda dan Cahyono, 2005).

2.2.2. Penerimaan
Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi
dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair, 2007). Macam-macam penerimaan yaitu
diantaranya adalah total penerimaan, penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal
(Mulyadi, 2011).

2.2.3 Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,
kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa. Bagi investor, pendapatan kurang penting
dibanding keuntungan, merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran
(Juanda dan Cahyono, 2005). Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari
penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang
konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual
ke publik melalui saham untuk menarik investor (Wikipedia.com).

2.2.4. Neraca keuangan


Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun
secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan posisi keuangan
berupa aktiva / harta, kewajiban / modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu
(Kasmir, 2008). Neraca keuangan bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
pada periode waktu tertentu, pada umumnya pada akhir tahun anggaran (Rangkuti, 1998).
2.2.5. Laporan laba-rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu
periode tertentu (Kasmir, 2008).
Unsur-unsur laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

 Pendapatan dari penjualan


o Dikurangi Beban pokok penjualan
 Laba/rugi kotor
o Dikurangi Beban usaha
 Laba/rugi usaha
o Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
 Laba/rugi sebelum pajak
o Dikurangi Beban pajak
 Laba/rugi bersih (Case dan Fair, 2007).

2.2.6. Analisis ratio keuangan


Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu
laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode (Kasmir, 2008). Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,
analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan
datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam
penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan
satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-
persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas,
dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis
kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.(Case dan Fair, 2007).

2.2.6.1 Ratio likuiditas, Ratio likuiditas atau Rasio Modal Kerja merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Ratio Likuiditas berfungsi
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau
utang pada saat ditagih. atau untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar
perusahaan/likuiditas badan usaha maupun dalam perusahaan/likuiditas peusahaan (Kasmir,
2008). Rasio likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio adalah rasio antara harta lancar dengan hutang lancar

Current ratio = x 100 %

Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi
hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang
pembayaran jangka pendeknya (Rangkuti, 1998).
2.2.6.2 Ratio solvabilitas, Ratio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dibiayai dengan utang. Ratio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008). Solvabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan
menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali
perusahaan mengalami kepailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-
aset yang dimiliki oleh perusahaan (Mulyadi, 2011).

2.2.6.3 Ratio rentabilitas, Rasio ini adalah ukuran untuk mengetahui efektivitas manajemen
dalam mengelola perusahaannya (Rangkuti, 2005). Ratio rentabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manejemen suatu perusahaan. Cara pengukuran rasio ini
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Kasmir, 2008).

2.2.7. Return on investment


Return on Investment adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan
dengan modal yang telah dikeluarkan (Juanda dan Cahyono, 2005).

ROI = x 100%
Penggunaan Return on Investment mempunyai tujuan untuk mengetahui prestasi perusahaan
sekaligus prestasi manajer dan untuk mengetahui hasil kinerja apakah kinerja keuangan
perusahaan dinyatakan baik atau sebaliknya (Mulyadi, 2011).

2.2.8. Payback period

Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau aliran kas netto atau net cash flows
(Juanda dan Cahyono, 2005) Dengan demikian payback periode dari suatu investasi
menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dan yang tertanam pada suatu
investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Proyek dikatakan menguntungkan apabila
periode payback lebih pendek dari yang diisyaratkan (Mulyadi,2011).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi Pelaksanaan Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah di PT. E dan
E FARM Kecamatan Mijen. Praktikum Pengamatan Perusahaan Peternakan Ayam Petelur
dilaksanakan pada hari senin, tanggal 15 Oktober 2012.

3.2 Metode Praktikum


Metode Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah dengan cara obervasi atau
pengamatan secara langsung dilapangan dan wawancara dengan pemilik dan para karyawan
perusahaan.
Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dengan melakukan wawancara langsung dengan responden yaitu tenaga ahli dan pekerja,
lapangan. Data sekunder diperoleh dari catatan PT. E dan E FARM. Data sekunder antara
lain data penjualan telur dan kotoran, pengeluaran untuk ternak, data investasi dan pembelian
peralatan, dana data mengenai finansial perusahaan.
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yaitu secara deskriptif dengan menggambarkan keadaan yang
ada dilapangan lalu membandingkan dengan pustaka. Data yang diperoleh dikelompokkan
pada jenis dan kategorinya kemudian dibahas dengan membandingkan dengan pustaka yang
ada.
Data primer dan sekunder yang telah terkumpul kemudian direkap dan diolah untuk
mengetahui jumlah harta, hutang dan modal serta penerimaan, biaya dan pendapatan
selanjutnya dimuat dalam neraca keuangan dan laporan rugi laba. Melalui neraca keuangan
dan laporan rugi laba tersebut kemudian akan dihitung nilai rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio rentabiltas, Return on Investment dan Payback Period.

1. Ratio Likuiditas
Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar

2. Ratio Solvabilitas

Solvabilitas = Total Aktiva / Total Utang

3. Ratio Rentabilitas
Rentabilitas Ekonomis / RE = ( EBIT / TOTAL ASET) x 100 %
Rentabilitas Modal Sendiri / RMS = (EAT / MS) x 100 %

4. Return on Investment

ROI = x 100 %

Kriteria :
ROI < tingkat bunga bank = usaha tidak layak dilakuka karena tidak mampu menghasilkan
keuntungan.
ROI > tingkat bunga bank = usaha layak untuk dilakukan karena mampu menghasilkan
keuntungan

5. Payback Period

PP = x 1 tahun

Kriteria :
PP > jangka waktu yang ditetapkan = usaha tidak layak beropersi karena pengembalian
investasi lebih lama dari jangka waktu yang ditetapkan.
PP < jangka waktu yang ditetapkan = usaha layak beropersi karena pengembalian investasi
lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Teknis Usaha Peternakan
4.2. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan disini bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan PT. E
dan E Farm saat ini. Setelah dilakukan analisis laporan keuangan maka akan terlihat apakah
perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
4.2.1. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang
dan jasa. Biaya berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau
dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang
berjalan (Case dan Fair, 2007). Biaya yang dikeluarkan oleh PT Tosari Jaya Farm terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel.
4.2.1.1. Biaya tetap, terdiri dari biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja sembilan orang
dibayar Rp. 600.000 setiap bulannya. Biaya penyusutan kandang, peralatan kandang dan
pajak bumi dan bangunan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Penghitungan Total Biaya Tetap Per Periode (12 bulan)


Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Biaya tenaga kerja (9 orang) 72.000.000
Penyusutan Peralatan kandang 2.000.000
Penyusutan kandang 4.000.000
Pajak Bumi dan bangunan 28.400.000
Total biaya tetap 106.400.000
Sumber: Data primer praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.

4.2.1.2. Biaya variabel, terdiri dari biaya untuk pembelian bakalan, biaya pakan, biaya obat
obatan, biaya listrik dan biaya pemasaran dimana jumlah totalnya berubah sebanding dengan
kegiatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) bahwa biaya
variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan
volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya
variabel. Rincian biaya variabel dari PT E dan E Farm yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Penghitungan Total Biaya Variabel Per Periode (12 bulan)


Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Biaya Variabel
Pembelian bakalan 43.200.000
Pakan pullet 504.868.000
Pakan Ayam Produktif 1.023.022.000
Biaya obat – obatan 24.000.000
Biaya listrik 14.400.000
Biaya pemasaran 36.000.000
Total biaya variabel 1.645.490.000
Sumber: Data primer praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.

Berdasarkan data tersebut, didapatkan total biaya produksi yaitu sebesar Rp.
1.645.490.000 yang diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap dan total biaya variabel.
4.2.2. Penerimaan
Penerimaan PT. E dan E Farm didapatkan dari penjualan produksi telur, kotoran dan
ayam afkir. Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi
dijual oleh suatu perusahaan (Case dan Fair, 2007). Produksi telur yang dihasilkan saat ini
yaitu sebanyak 378 kg setiap hari dengan asumsi produksi 70% - 90%. Harga diambil dari
bulan Oktober 2012 yaitu sebesar Rp. 14000 per kg, maka penerimaan yang didapatkan dari
hasil menjual telur yaitu Rp. 1.905.120.000 selama satu tahun. Kotoran dilimpahkan langsung
kepada karyawan, maka penghasilan penjualan kotoran langsung menjadi milik karyawan.
Ayam yang sudah tidak produktif saat itu kosong. Maka didapatkan penerimaan sebesar Rp.
1.905.120.000 dalam periode 1 tahun.
4.2.3. Pendapatan
Pendapatan dapat diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya produksi.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Juanda dan Cahyono (2005) bahwa pendapatan adalah
jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan
produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding
keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Berdasarkan perhitungan didapatkan pendapatan PT E dan E yaitu sebesar Rp. 153.230.000
dalam periode tahun ini.

4.2.4. Neraca Keuangan


Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban / modal,
modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan PT Tosari
Jaya Farm adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Neraca Keuangan


Jumlah (Rp)

 Kas 1.000.000.000
 Piutang 598.660.000
 Sediaan 153.230.000
ncar Aktiva lancar 1.751.890.000
aktiva tetap 153.230.000
usutan Akumulasi penyusutan - (6.000.000)
ap Total Aktiva Tetap 147.230.000
Total Aktiva 1.805.120.000
Utang Lancar
ncar Total Utang Lancar 315.200.000
Ekuitas
- Modal setor 744.960.000
Total ekuitas 744.960.000
Total pasiva 1.805.120.000
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
4.4.5. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu
periode tertentu (Kasmir, 2008). Jenis-jenis penerimaan, biaya yang dikeluarkan dan
pengurangan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan dilaporkan dalam
laporan laba rugi. Laporan laba rugi PT E dan E Farm dapat dilihat dalam tabel laporan laba
rugi.
Tabel 6. Laporan laba rugi
ran laba rugi komponen laporan laba-rugi Jumlah (Rp)
Total penjualan 1.905.120.000
uksi Total biaya produksi 1.717.890.000
Laba kotor 187.630.000
penyusutan 6.000.000
EBIT 181.630.000
EBT 181.630.000
pajak 28.400.000
EAT 153.230.000
Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2012.
Total penjualan yang lebih besar dari pada total biaya menunjukkan bahwa perusahaan
mendapatkan laba. Laba kotor yang didapat PT. E dan E Farm adalah sebesar Rp.
187.630.000. Laba kotor selanjutnya dikurangi biaya penyusutan bangunan dan peralatan
sehingga didapatkan nilai Earning Before Interest and Tax sebesar Rp 153.230.000.
Perusahaan yang sebagian pembiayaannya dibiayai oleh modal sendiri aba kotor yang
sudah dikurangi penyusutan tidak dikurangi dengan bunga. Total EBT perusahaan adalah
sebesar Rp 181.630.000.
Bagian terakhir yang harus dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah pajak. Pajak (Tax)
harus dibayar oleh perusahaan kepada negara, sehingga akan mengurangi jumlah total
pendapatan dan disebut Earning After Interest and Tax (EAT). Jumlah EAT PT. E dan E
Farm adalah sebesar Rp 153.230.000.

4.2.6. Analisis ratio keuangan


Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu
laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode (Kasmir, 2008). Analisis ratio keuangan ini dibagi menjadi 3 yaitu, ratio likuiditas,
ratio solvabilitas dan ratio rentabilitas.

4.2.6.1. Ratio likuiditas, berfungsi mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai


dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih (Kasmir, 2008). Berdasarkan hasil
perhitungan rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi sangat
likuid, digambarkan dengan angka current ratio sebesar 556 %. Angka tersebut menjelaskan
bahwa setiap 1 rupiah hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo dapat ditanggung oleh
5,56 rupiah aktiva lancar perusahaan.

4.2.6.2. Ratio solvabilitas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk


membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2008). Ratio solvabilitas dapat dihitung dengan menghitung
debt ratio. Berdasarkan perhitungan, nilai debt t ratio PT E dan E Farm adalah sebesar
17,4%. Nilai ratio tersebut menunjukkan bahwa 17,4% pendanaan perusahaan dibiayai oleh
hutang. Artinya setiap Rp 100,00 pendanaan perusahaan, Rp 17,4 dibiayai oleh hutang dan
sisanya Rp 83 disediakan oleh pemilik perusahaan. Nilai ratio yang tinggi menunjukkan
peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
semua kewajibannya (Darsono, 2005).

4.2.6.3. Ratio rentabilitas, merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan . Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manejemen suatu
perusahaan (Kasmir, 2008). Berdasarkan hasilperhitungan diperoleh ratio rentabilitas sebesar
24,4 % yang didapatkan dari persentase hasil bagi dari EBIT dan Ekuilitas.
2.2.7. Return on investment

Return on Investment adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan


dengan modal yang telah dikeluarkan (Juanda dan Cahyono, 2005). ROI didapatkan dari hasil
perhitungan EAT dibagi Investasi. Berdasarkan perhitungan, ROI dari PT E dan E Farm
adalah sebesar 30,3% yang memiliki arti setiap 1 rupiah investasi menghasilkan EAT 3,03
rupiah.

2.2.8. Payback period


Payback Periode adalah suatu periode yang perlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan procced atau aliran kas netto atau net cash flows
(Juanda dan Cahyono, 2005). Berdasarkan perhitungan, payback period dari PT E dan E
Farm adalah sebesar 2,6 yang berarti pengembalian investasi didapat setelah perusahaan
berproduksi selama 2,6 tahun.

KESIMPULAN

PT. E dan E Farm merupakan perusahaan peternakan yang bergerak dibidang ayam
petelur. Perusahaan ini mengalami keuntungan dimana semua biaya yang dikeluarkan
tertutupi oleh penerimaan yang dihasilkan. Modal yang modal didapatkan dari modal sendiri
yaitu dari pemilik PT. E dan E Farm sendiri. Maka perusahan ini layak dipertahankan dan
dikembangkan melalui inovasi yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, D. 2007. Mengenal Ayam Petelur. CV. Sinar Cemerlang Abadi, Jakarta
Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Petelur. Agromedia, Jakarta
Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas: Panduan bagi Petugas Teknis. Penyuluh dan Peternak. Kanisius,
Yogyakarta
Irawan, A. 1995. Menanggulangi Berbagai Penyakit Ayam. CV. Aneka, Solo
Lubis, A.M. dan F.B. Paimin. 2001. 8 Kiat Mencegah Penurunan Produksi Telur Ayam. PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Juanda, D. dan Cahyono, B. 2005. Wijen, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kansius,
Yogyakarta
Case, K.E. dan Fair, R.C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi 8 Jilid 1. Erlangga, Jakarta
Rangkuti, F. 1998. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta
Mulyadi, Y. 2011. Wartawarga.gunadarma.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pukul 10.17
WIB.
Wikipedia.com. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 pukul 10.45 WIB

Anda mungkin juga menyukai