Anda di halaman 1dari 13

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PADI

(Panen dan Pascapanen Padi)

Tim Pengampu :
1. Suharno
2. Sari Megawati
3. Sumanto
Pascapanen

Pascapanen padi adalah tahapan kegiatan yang meliputi pemungutan (panen)


perontokan,pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan pengolahan menjadi beras
untuk dipasarkan.

Panen

Perontokan Pengeringan

Pengolahan

Pengemasan Penyimpanan
Penentuan Saat panen

Panen pada saat umur optimum sangat penting


untuk memperoleh mutu beras yang baik dan
menekan kehilangan hasil. Umumnya panen
optimum dilakukan pada saat gabah menguning Catatan :
90−95%, kadar air gabah 25−27% pada musim Umur panen tergantung varietas
hujan dan 21−24% pada musim kemarau atau
pada umur 50−60 hari setelah pembungaan,
bergantung pada varietas (Nugraha, 2008)
Perontokan
Teknologi perontokan yang paling banyak
diterapkan oleh petani dan buruh panen di
Indonesia saat ini adalah Gebot (memukulkan
padi pada landasan papan atau bambu). Selain
menggunakan alat yang sederhana, buruh panen
juga sering menunda perontokan. Akibatnya,
terjadi kehilangan hasil, baik bobot maupun
mutu gabah.

Dua teknologi
perontokan yang lebih
maju dan sudah
diterapkan di beberapa
daerah
adalah perontokan
dengan menggunakan
pedal thresher dan
power thresher
Pengeringan

Pengeringan gabah adalah proses untuk


menurunkan kadar air sampai pada tingkat
dimana gabah aman untuk disimpan atau digiling.
Pengeringan merupakan tahap paling kritis dari
penanganan pascapanen. Pengeringan yang tepat
dapat mempertahankan kualitas gabah dan
meminimumkan kehilangan hasil.

Keterlambatan pengeringan atau pengeringan yang tidak baik akan


menurunkan bobot dan mutu gabah. Kadar air yang tinggi akan
memungkinkan seranggabberkembang dengan baik. Oleh karena itu,
pengeringan yang baik akan mencegah gabah dari serangan
serangga dan penurunan mutu gabah.

IRRI merekomendasikan bahwa pengeringan harus sudah dilakukan


paling lambat 12 jam setelah padi dipanen (IRRI, 2009)
Pengeringan

Teknologi pengeringan yang paling umum


diterapkan petani dan penggilingan padi di
Indonesia adalah penjemuran menggunakan
lantai jemur, terpal, atau tikar. Teknologi
pengeringan yang paling sederhana adalah
menjemur di tepi jalan menggunakan tikar atau
terpal
Pengeringan
Teknologi maju pengeringan yang saat ini sudah diterapkan oleh banyak penggilingan
padi di Indonesia adalah: (1) Alat pengering mekanis tipe bak (Flat Bed Dryer) dan (2)
alat pengering mekanis kontinyu vertikal (Vertical Continuous Dryer). Berdasarkan
bahan bakar yang digunakan, alat pengering tipe bak terdiri dari tiga jenis yaitu alat
pengering tungku minyak tanah, alat pengering tungku gas, dan alat pengering tungku
sekam (Swastika, 2012)
Pengemasan

Pengemasan adalah alat yang Pengemasan berfungsi


digunakan sebagai wadah / bahan (a) sebagai wadah,
Yang digunakan agar gabah dan (b) untuk melindungi gabah dan beras
beras tidak tercecer. dari serangan ayam, burung dan tikus ,
(c) untuk mempermudah pengangkutan.

Agar dapat berfungsi seperti tersebut diatas, maka pengemas harus dibuat dari bahan
yang kuat, fleksibel dan murah yang sesuai dengan tujuannya. Sebaiknya pengemas
harus diberi label antara lain nama varietas gabah dan beras yang dikemas, klas mutu
beras, nama perusahaan penggilingan padi.

Jika untuk kebutuhan lokal, pengemasan cukup dengan karung plastik dan jika untuk
dipasarkan antara pulau atau antar propinsi sebaiknya digunakan pengemas rangkap
yaitu: kantong plastik dirangkap dengan karung plastik.
Syarat Bahan Pengemasan

Syarat-syarat bahan pengepak


➢ Permeabilitasnya terhadap udara (oksigen dan gas lain)
➢ Harus bersifat non toksik dan inert (tidak bereaksi)
➢ Harus kedap air
➢ Tidak mudah bocor
➢ Tahan panas
➢ Mudah dikerjakan secara maksimal dan harga relative murah.

Jenis-jenis wadah pengepak


➢ Wadah utama → yang langsung berhubungan (kaleng, botol, plastik/kertas)
➢ Wadah kedua → yang tidak langsung berhubungan dengan bahan yang dipak
(kotak kayu /karton)
Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan komoditi dan


melindungi produk dari kerusakan serta terkait erat dengan kebijakan distribusi dan
pemasaran seperti pengangkutan, pengeringan, penjualan dan pengolahan.

Penyimpanan gabah di tingkat petani pada umumnya sudah menggunakan lumbung


yang bersih dengan kontruksi yang memenuhi persyaratan. Gabah yang disimpan
dalam bentuk curahan atau dimasukan dalam karung goni yang bersih, kuat, tidak
bocor dan bebas dari hama.
Penyimpanan

Syarat-syarat dalam penyimpanan gabah/benih :

• Untuk gabah/benih yang disimpan dalam waktu lama, setelah 3 bulan harus dijemur
kembali selama 1-2 hari, atau kadar air sebelum disimpan untuk gabah 12 %, untuk benih
10 %.
• Ruang penyimpanan harus mempunyai ventilasi yang baik, gunanya untuk : mengeluarkan
udara panas, membuang gas-gas sisa hasil respirasi, mempertahankan keseimbangan
kelembapan, menjaga keseragaman suhu, membuang debu-debu dan kotoran-kotoran
lainnya.
• Untuk gudang lumbung yang berlantai semen, harus mengunakan alas/plonder
setebal/setinggi kurang lebih 15 cm, agar bahan atau produk yang disimpan tidak kontak
langsung dengan lantai dan mempermudah aliran udara.
• Dinding gudang harus bebas dari lubang-lubang tempat hama bersembunyi /bersarang dan
sekeliling gudang harus bersih, agar gudang tidak menjadi/tidak terlalu lembab.
• Letak gudang harus strategis dan memanjang dari Timur ke Barat, agar gudang tidak
lembab, sinar matahari dapat diperkecil.
• Pemeliharaan gudang/lumbung penyimpanan harus selalu dibersihkan dari kotoran-
kotoran, hama gudang, dan disemprot dengan cairan insektisida. Dianjurkan menggunakan
Insektisida Silosan.
Pengolahan
(Penggilingan gabah menjadi beras)

Penggilingan padi merupakan proses yang merubah


gabah menjadi beras.

Proses penggilingan padi terdiri dari dua tahap, yaitu:


1. pengupasankulit gabah menjadi beras pecah kulit
(BPK),
2. penyosohan beraspecah kulit menjadi beras sosoh
dimana bagian kulit aleuron dihilangkan.

Tujuan utama proses


penggilingan adalah
menghasilkan beras giling.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai