2. PENGERTIAN THAHARAH
Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat , dan benda –benda lain dari dari najis dan hadas
menurut cara-cara yang di tentukan oleh syariat islam. Thaharah atau bersuci adalah
syarat wajib yang harus dilakukan dalam beberapa macam ibadah. Seperti dalam QS Al-
maidah ayat : 6[5:6] Hai orang-orang yang beriman, maka basuhlah muka mu sampai
dengan siku, dan sapulah kepala mu dan (basuh) kaki mu sampai dengan kedua mata
kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan , lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ); sapulah
mukamu dan tangan mu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat nya bagi mu, supaya
kamu bersyukur.
Thaharah atau bersuci menurut pembagian nya dapat di bedakan menjadi dua
bagian yaitu:
A. Bersuci Lahiriah
Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri , tempat tinggal dan
lingkungan dari segala bentuk kotoran , hadas da najis. Membersihkan diri dari najis
adalah membersihkan badan , pakaian , atau tempat yang di diami dari kotoran sampai
hilang rasa , baud an warna nya Q.S Al- Muddasir ayat : 4 [74:4] dan pakaianmu
bersihkanlah.
B. Bersuci Batiniah
Bersuci batiniah adalah jiwa dari kotoran berupa dosa dan perbuatan maksiat seperti
iri, dengki , takabur dll. Cara membersihkan nya dengan taubatan nasuha yaitu
memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi.
MACAM-MACAM ALAT THAHARAH
Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu. Untuk bersuci misalnya, kita
tidak hanya bisa menggunakan air, tetapi kita juga bisa menggunakan tanah, batu, kayu dan
benda-benda padat lain yang suci untuk menggantikan air jika tidak ditemukan.
Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air yang boleh dan tidak boleh
digunakan untuk bersuci.
Macam-macam air
· Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan, yaitu air :
1. Air hujan
2. Air sumur
3. Air laut
4. Air sungai
6. Air salju
7. Air embun
QS Al- Anfal ayat : 11[8:11] (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk
mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan
untuk menguatkan hatimu dan memperteguh denganya telapak kaki(mu).
· Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal untuk diminum tapi tidak
dapat digunakan untuk bersuci seperti air teh, kopi, sirup, air kelapa dll.
· Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain emas dan perak. Air
ini makruh digunakan untuk bersuci
· Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak boleh digunakan
untuk bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau maupun warnanya
· Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah berubah rasa, warna dan
baunya maupun yang tidak berubah dalam jumlah yang sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270
liter menurut ulama kontemporer)
CARA-CARA THAHARAH
Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti berwudhu dan mandi junub atau
mandi wajib. Ada juga bersuci dengan menggunakan debu, tanah yaitu dengan bertayamum. Dan
bisa juga menggunakan air,tanah,batu dan kayu (tissue atau kertas itu masuk kategori kayu) yaitu
dengan beristinja.
Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan
apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara membersihkan najis
ini cukup dengan memercikkan air kebagian yang terkena najis.
Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara
membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya dengan air sampai najis tersebut
hilang (baik rasa, bau dan warnanya).
Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti
(qat’i) . yaitu anjing dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan menghilangkan barang
najisnya terlebih dahulu lalu mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya
dengan tanah atau batu.