Anda di halaman 1dari 25

MATERI KEPUTRIAN

SDIT AL HALIMIYAH

BAB I
PELAJARAN FIQIH

A. THAHARAH
1. Pengertian, Macam, dan Cara Thaharah
Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ adalah membersihkan diri, pakaian,
tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
Thaharah (bersuci) merupakan persyaratan dari beberapa macam ibadah. Oleh karna itu bersuci
menjadi masalah penting dalam ajaran islam.Tata cara bersuci yang diajarkan islam dimaksudkan agar
manusia menjadi suci dan bersi,baik lahir maupun batin. Thaharah menempati kedudukan yang penting
dalam ibadah.Misalnya,setiap orang yang akan mengerjakan salat dan tawaf diwajibkan terlebih dahulu
berThaharah,sepertih berudu,tayamum,atau mandi.

ُّ ‫ين َويُ ِح‬


َ ‫ب ال ُْمتَطَ ِّه ِر‬
)٢٢٢( ‫ين‬ َ ‫َّواب‬ ُّ ‫إِ َّن اللَّهَ يُ ِح‬
ِ َّ ‫ب الت‬

Artinya:  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.
Apabila badan, tempat, atau perlengkapan lain terkena najis, hendaknya dibersihkan amendapat
kesehatan dan akan disenangi oleh sesamanya.Allah SWT mencintai orang-orang yang membersihkan
diri serta lingkungannya.
Orang-orang yang suci adalah orang yang membersihkan dirinya dari segala najis, hadas, dan
kotoran. Secara garis besar, bersuci ada dua macam, yaitu bersuci dari najis dan hadas. Jika dilihat dari
sifat dan pembagiannya, thaharah (bersuci) dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bersuci lahiriah
dan batinia.
a. Bersuci Lahiriah
Beberapa contoh thaharah / bersuci yang bersifat lahiriah adalah membersihkan badan, tempat
tinggal, dan lingkungan darisegala bentuk kotoran atau najis. Bersuci lahiriah meliputi kegiatan
bersuci dari najis dan bersuci dari hadas.
1) Bersuci dari najis adalah berusaha untuk membersihkan segala bentuk kotoran yang melekat pada
badan atau tempat yang didiami. Cara membersihkannya disesuaikan dengan bentuk atau jenis
kotoran yang akan dihilangkan, seperti dibasuh sampai hlang rasa, bau, dan warna.
2) Bersuci dari hadas adlah menghilangkan atau membersihkan hadas dengan cara berwudu atau
mandi. Cara membersihkannya disesuaikan dengan jenis hadas yang akan di mersihkan.
b. Bersuci batiniah
Thaharah batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan perbuatan
maksiat, seprti syirik, takabur, dan ria. Cara membersihkan sifat atau perbuatan tercela ini adalah
dengan bertobat kepada Allah SWT tidak mengulangi perbuatan tercela tersebut, serta menggantinya
dengan perbuatan terpuji.

2. Macam-Macam Alat Thaharah


Hanya airkah yang dapat digunakan thaharah? Bagaimanakah jika disuatu tempat bagaimanakah
jika disuatu tempat sulit ditemukan air? Dalam hal ini, Islam tetap memberi kemudahan. Alat atau benda
yang dapat digunakan untuk bersuci menurut Islam ada dua macam, yakni benda padat dan benda cair.
Benda padat yang dimaksud adalah batu, pecahan genting, batu merah, kertas, daun, dan kayu.
Semua benda tersebut harus dalam keadaan bersih dan tidak terpakai. Islam melarang pemakaian benda-
benda tersebut apabila masih dipakai, misalnya buku yang masih digunakan, kertas yang akan dipakai,
dan batu merah yang akan dipasang.
 Benda cair yang boleh digunakan untuk bersuci adalah air.air ada yang boleh digunakan untuk
bersuci, ada pula yang tidak boleh atau tidak sah untuk bersuci. Air yang dapat dipakai untuk bersuci,
diantaranya air mutlak. Air mutlak adalah air yang tidak tercampuri oleh suatu apa pun dari najis,
misalnya air sumur,air mata air,air sungai,air laut,dan air salju.
a. Macam-Macam Air
Macam-macam air tersebut adalah:
1) air yang suci dan mensucikan, yaitu air yang halal untuk di minum dan sah digunakan untuk
bersuci, misalnya air hujan,air sumur,air laut, air salju,air embun,dan air sungaiselama semuanya
itu belum berubah warna,bau,dan rasa;
2) air suci,tetapi tidak menyucikan, yaitu air yang halal untuk diminum,tetapi tidak sah untuk
bersuci, misalnya air kelapa,air teh,air kopi, dan air yang di keluarkan dari pepohonan;
3) air mutanajis (air yang terkena najis), air yang tidak halal untuk diminum dan tidak sah untuk
bersuci, seperti
a) Air yang sudah berubah warna, bau, dan rasanya karena terkena najis serta.
b) Air yang belum berubah warna, bau, dan rasanya, tetapi sudah terkena najis dan air tersebut
dalam jumlah sedikit (kurang dari dua kulah).
c) Air yang makruh di pakai bersuci, seperti air yang terjemur atau terkena panas matahari
dalam bejana, selain bejana dari emas atau perak.
d) Air mustakmal, yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah
warnanya. Air ini tidak boleh digunakan bersuci karena dikhawatirkan telah terkena najis
sehingga dapat mengganggu kesehatan.
3. Macam-Macam Najis dan Tata Cara Thaharah
Dalam ajaran Islam, najis dibagi menjadi tiga macam, yaitu najis mugallazah, mukhaffafah, dan
mutawassitah.
a. Najis Berat (Mugallazah)
Najis berat adalah suatu materi (benda) yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang
pasti (qat’i). Yang termasukdalam kelompok ini adalah najis yang berasal dari anjing dan babi. Cara
menyucikannya adalh menghilangkan terlebih dahulu wujud benda najis itu, kemudian dicuci dengan
air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.
b. Najis Ringan (Mukhaffafah)
Najis ringan adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-
apa, kecuali air susu ibunya dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara menyucikan najis ini cukup
dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis.
c. Najis Sedang (Mutawassitah)
Najis sedang adalah semua najis yang idak termasuk dua macam najis di atas
(mugallazah dan mukhaffafah). Najis mutawassitah ada dua, yaitu mutawassitah
hukmiyyah dan mutawassitah ‘ainiyah.
1) Mutawassitah hukumiyyah adalah najis yang diyakini adanya tetapi tidak ada bau, rasa, ataupun
wujudnya, seperti kencing yang sudah kering. Cara menyucikannya cukup disiram air diatasnya.
2) Mutawassitah  ‘ainiyah adalah najis yang masih ada wujud, bau, atau pun rasa. Cara
menyucikannya adlah dibasuh samapai hilang wujud, bau, ataupun rasa (kecuali jika sangat susah
dihilangkan).
4. Bacaan Doa Niat Wudhu 
a. Do’a
Bacaan doa niat wudhu dalam bahasa arab:

‫ضا للِّ ِه َت َعالَى‬


ً ‫صغَ ِر َف ْر‬ ِ ‫ضوء لِرفْ ِع الْح َد‬
ْ َ ‫ث ااْل‬ َ َ َ ْ ُ ‫ت ال ُْو‬
ُ ْ‫َن َوي‬
Nawaitul Wudhu’A Lirof’Il Hadatsil Ashghori Fardhol Lillaahi Ta’Aala
Artinya : “Saya niat wudhu untuk mengangkat hadats kecil fardhu karena Allah Ta’aala”.

Bacaan Doa Sesudah Wudhu/Doa Setelah Wudhu

‫اج َعلْنِ ْى ِم َن‬ ٰ ِ ِ


َ ‫ك لَهُ َواَ ْش َه ُد اَ َّن ُم َح َّم ًد‬
ْ ‫ اَللّ ُه َّم‬.ُ‫اع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬ َ ْ‫اَ ْش َه ُد اَ ْن الَّالَهَ االَّاهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬
‫الصالِ ِح ْي َن‬
َّ ‫اد َك‬ ِ ‫ وجعلْنِي ِمن ِعب‬،‫َّوابِين واجعلْنِى ِمن الْمتَطَ ِّه ِرين‬
َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ َ ْ َّ ‫الت‬
Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lahu wa asyhadu anna muhammadan
‘abduhuuwa rosuuluhuu, alloohummaj’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathohhiriina,
waj'alnii min 'ibadikash shaalihiina.
Artinya:"Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah,
jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-
orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba Mu yang shaleh"

b. Niat Tayammum
ِ ‫ض‬
‫ِهلل َت َعالَى‬ ِ َّ ‫ت التَّي ُّمم اِلِ ستِباح ِة‬
ً ‫الصالَة َف ْر‬ َ َ ْ َ َ ُ ْ‫َن َوي‬
Nawaitut tayammuma li-istibahatis sholaati fardhal lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Sengaja aku bertayamum untuk melakukan sholat, fardhu karena Allah Ta'ala"
c. Syarat Bertayamum
Berikut Ini adalah syarat-syarat bertayamum:
1) Sudah masuk waktu sholat.
2) Sudah berusaha mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu sholat sudah masuk (kecuali
orang yang bertayamum karena sakit atau sudah yakin bahwa disekitar tempat itu tidak ada air).
3) Menggunakan tanah yang suci dan berdebu (pendapat ini menurut imam Syafi'i sedangkan
menurut imam lainya boleh dengan tanah, pasir atau batu).
4) Menghilangkan najis sebelum melakukan tayamum.
d. Tata Cara Bertayamum
Seperti halnya dengan wudhu tayamum juga ada tata caranya berikut ini adalah tata cara
bertayamum:
1) Membaca Basmallah.
2) Niat bertayamum (Niat dalam hati melakukan tayamum karena Allah Swt).
3) Menepukkan kedua tangan ke tanah, lalu menipiskannya dengan cara meniup-niup atau
mengibaskannya.
4) Mengusap-usap muka.
5) Mengusap kedua tangan hingga pergelangan tangan.
6) Tertib (berurutan)
7) Membaca doa seperti doa setelah selesai berwudhu.
e. Hal Yang Disunahkan Dalam Tayamum
1) Membaca Basmalah.
2) Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri.
3) Menipiskan Debu (Mengembus/meniup tanah dari dua telapak tangan agar tanah yang ada di
telapak tangan menipis).
4) Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai tayamum.

f. Hal-hal Yang Membatalkan Tayamum


Adapun hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu:
1) Semua hal yang membatalkan wudhu.
2) Ada air, bagi yang bertayamum karena tidak ada air, itupun jika terjadi sebelum sholat, kalau
sudah selesai sholat maka tidak batal tayamumnya.
3) Murtad, keluar dari islam.

5. Doa Niat Mandi Wajib (Junub) atau Niat Mandi Besar


ِ ‫ضا‬
‫ِهلل َت َعالَى‬ ِ ‫ت الْغُسل لِرفْ ِع الْح َد‬
ً ‫ث اْالَ ْكبَ ِر َف ْر‬ َ َ َ ْ ُ ْ‫ َن َوي‬ 
Nawaitul Ghusla Liraf'il Hadatsil Akbari Fardhan Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya : "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Taala."

a) Tata Cara Mandi Wajib


Berikut urutan-urutan tata cara mandi wajib yang benar, adalah sebagai berikut:
1) Mencuci kedua tangan dengan tanah atau sabun lalu mencucinya sebelum dimasukkan ke wajan
tempat air.
2) Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri.
3) Mencuci kemaluan dan dubur.
4) Najis-najis dibersihkan.
5) Berwudhu sebagaimana untuk shalat, dan menurut jumhur disunnahkan untuk mengakhirkan
mencuci kedua kaki.
6) Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa
kulit kepalanya telah menjadi basah.
7) Menyiram kepala dengan 3 kali siraman.
8) Membersihkan seluruh anggota badan.
9) Mencuci kaki.
b) Sunnah-sunnah yang Dianjurkan saat dalam Mandi Wajib:
1) Membaca basmalah.
2) Membasuh kedua tangan sebelum memasukkan ke dalam air
3) Berwudhu` sebelum mandi Aisyah RA berkata,`Ketika mandi janabah, Nabi SAW berwudhu
seperti wudhu` orang shalat. (HR Bukhari dan Muslim).
4) Menggosokkan tangan ke seluruh anggota tubuh. Hal ini untuk membersihkan seluruh anggota
badan.
5) Mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri seperti dalam berwudhu’
c) Hal-hal yang mewajibkan Mandi Wajib
Seseorang di wajibkan mandi wajib di karenakan beberapa hal sehingga dia berada dalam
keaadan berhadats besar,
1) Karena bersetubuh baik keluar mani atau tidak.
2) Haid (menstruasi)
3) Nifas, yaitu darah yang keluar dari rahim wanita setelah melahirkan.
4) Karena keluar mani dalam keadaan sadar atau mimpi.
5) Meninggal dunia
6) Masuk Islam
d) Hal-hal yang Dilarang Bagi Orang yang Berjunub
Orang bersetubuh atau keluar mani disebut juga janabat/junub, Orang-orang yang
berjunub tidak boleh melakukan hal-hal di bawah ini:
1) Shalat
2) Membaca Al Quran
3) Menyentuh dan Mengangkat Alquran
4) Berdiam diri di dalam mesjid
5) Thawaf
e) Hal-hal yang Dilarang Bagi Orang yang Haid
1) Shalat
2) Thawaf
3) Bersetubuh dan Bersenang-senang dengan apa yang antara pusat dan lutut.
4) Menyentuh dan Mengangkat Alquran
5) Berdiam diri di dalam mesjid
f) Rukun Mandi Wajib
1) Niat, karena hadits Nabi: Sesungguhnya amal itu dengan niat. Dan juga untuk membedakannya
dari kebiasaan, dan tidak disyaratkan melafalkannya, karena tempatnya ada di hati.
2) Membasuh seluruh tubuh, karena firman Allah: “… (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu
dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An Nisa: 43).
Dan hakikat mandi adalah meratakan air ke seluruh tubuh.
3) Mazhab Hanafi menambahkan rukun ketiga yaitu: berkumur, menghisap air ke hidung, yang
keduanya sunnah menurut imam lainnya.

B. SHALAT LIMA WAKTU


Adapun yang menjadi shalat wajib bagi seorang muslim adalah shalat lima waktu yang dikerjakan
sebanyak lima kali sehari dalam waktu-waktu tertentu. Kecuali berhalangan oleh sebab-sebab tertentu yang
dibenarkan oleh agama, selebihnya Shalat Wajib tidak boleh ditinggalkan oleh Muslim yang telah pubertas.
Shalat Wajib terdiri atas; Shalat Subuh (2 raka’at), Shalat Dzuhur (4 raka’at), Shalat Ashar (4 raka’at),
Shalat Maghrib (3 raka’at), dan Shalat ‘Isya (4 raka’at).
1. Waktu Mengerjakan Shalat
Waktu shalat berbeda-beda pada setiap tempat atau wilayah, bahkan perbedaan ni juga terasa
dari waktu ke waktu sebab waktu shalat berkaitan dengan peredaran semu matahari terhadap bumi.
Untuk menentukan waktu shalat diperlukan letak geografis, waktu (tanggal), dan ketinggian.
a. Shalat Subuh; dimulai sejak munculnya fajar shaddiq, yaitu cahaya putih yang melintang di ufuk
timur sampai ketika matahari terbit.
b. Shalat Dzuhur; dimulai jika matahari telah condong ke arah barat sampai tiba waktu Ashar.
c. Shalat Ashar; diawali ketika kita meletakkan benda dan bayangannya lebih panjang dari benda itu
sendiri (dalam Mazhab Hanafi jika panjang bayangan dua kali panjang benda), berakhir ketika
matahari terbenam.
d. Shalat Maghrib; dimulai sejak terbenamnya matahari sampai masuk waktu ‘Isya.
e. Shalat ‘Isya; dimulai sejak hilangnya cahaya merah (syafaq) di barat sampai terbit fajar
shaddiq  esok pagi.
2. Syarat – Syarat Shalat
a. Beragama Islam.
b. Sudah baligh dan berakal.
c. Suci dari hadast atau najis.
d. Suci seluruh anggota badan, pakaian, dan tempat.
e. Menutup aurat; laki-laki auratnya antara pusar sampa lutut, sedangkan wanita auratnya seluruh
anggota badan kecuali muka dan kedua telapak tangan.
f. Telah masuk waktu yang sudah ditentukan untuk masing-masing shalat.
g. Menghadap kiblat.
h. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunnat.
3. Rukun Shalat
a. Membaca niat
b. Takbiratul ihram.
c. Berdiri tegak bagi yang mampu, boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.
d. Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
e. Ruku’ dengan thuma’ninah.
f. I’tidah dengan thuma’ninah.
g. Sujud dengan kali dan thuma’ninah.
h. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah.
i. Duduk tasyahud akhir dengan thuma’ninah.
j. Membaca tasyahud akhir.
k. Membaca shalawat Nabi pada tasyahud akhir.
l. Membaca salam yang pertama.
m. Tertib; berurutan dalam mengerjakan rukun-rukun shalat.

4. Yang Membatalkan Shalat


a. Bila sala satu syarat atau rukunnya tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.
b. Terkena najis yang tidak dimaafkan.
c. Terbuka auratnya.
d. Berkata-kata dengan sengaja walau hanya satu huruf tapi yang memberi pengertian.
e. Mengubah niat; misalnya ingin memutuskan shalat.
f. Makan atau minum saat shalat walau hanya sedikit.
g. Tertawa terbahak-bahak.
h. Membelakangi kiblat.
i. Mendahului imamnya dua rukun (jika shalat berjamah).
j. Murtad (keluar dari Islam).
k. Menambah rukun yang berupa perbuatan seperti ruku’ dan sujud.
l. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan dengan sengaja.
5. Sunnat Dalam Mengerjakan Shalat
a. Sunnat Hai’at
Sunaat Hai’at ialah apabila tidak dikerjakan, tertinggal, atau tidak diinginkan untuk
melakukannya tidak perlu melakukan sujuh sahwi.
1) Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika ruku’, dan ketika berdiri dari
ruku’.
2) Meletakkan telapak tangan yang kanan diatas tangan kiri ketika bersidekap.
3) Membaca do’a iftitah setelah takbiratul ihram.
4) Membaca ta’awwudz ketika hendak membaca Al-Fatihah.
5) Membaca “Aamiin” setelah selesai membaca Al-Fatihah.
6) Membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’at pertama sehabis membaca Al-Fatihah.
7) Mengeraskan bacaan surat Al-Alfatihah dan surat Al-Qur’an pada raka’at pertama dan kedua
pada shalat Maghrib, ‘Isya, dan Subuh; kecuali makmum.
8) Membaca takbir ketika gerakan naik turun.
9) Membaca Sami’ Allaahu liman hamidah ketika bangkit dari ruku’ dan membaca Rabbanaa lakal
hamdu ketika I’tidal.
10) Meletakkan telapak tangan di atas paha pada waktu duduk bertasyahud awal dan akhir dengan
membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan kecuali jari telunjuk.
11) Duduk iftirasy (duduk dengan menegakkan kaki kanan dan membentangkan kaki kiri kemudian
menduduki kaki kiri tersebut) dalam duduk dalam shalat.
12) Duduk tawwaruk (simpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir.
13) Membaca salam yang kedua.
14) Memalingkan muka ke kanan dan kiri masing-masing ketika mengucap salam.

b. Sunnat Ab’adh
Yakni sunnat dalam shalat yang apabila ditinggalkan maka disunnatkan untuk
menggangantinya dengan sujud sahwi. Cara melakukan sujud sahwi adalah dengan dua kali sujud
sebagaimana sujud biasa, dilakukan sebelum salam. Membaca tasyahud awal
1) Membaca shalawat pada tasyahud awal.
2) Membaca shalawat atas keluarga Nabi Muhammad SAW pada tasyahud akhir
3) Membaca do’a Qunut pada shalat Subuh.
6. Makruh Shalat
a. Menaruh telapak tangan di dalam lengan baju ketika takbiratul ihram, ruku’, dan sujud.
b. Memejamkan mata.
c. Menutup mulutnya rapat-rapat.
d. Memalingkan muka ke kiri dan kanan (tengok sana sini)
e. Menengadah ke langit.
f. Kepalanya terbuka.
g. Bertolak pinggang.
h. Menahan hadast.
i. Meludah
j. Mengerjakan shalat di atas kuburan.
k. Melakukan hal-hal yang dapat mengurangi kekhusyuk’an shalat.
7. Perbedaan Shalat Laki-laki dan Perempuan
a. Laki-laki
1) Auratnya antara pusar sampai lutut.
2) Merenggangkan kedua siku tangan dari kedua lambung saat ruku’ dan sujud.
3) Saat ruku’ dan sujud mengangkat pertunya dari kedua paha.
4) Menyaringkan suara bacaannya.
5) Bila terdapat kesalahan maka menegur imam dengan ucapan tasbih Sunhaanallah.
b. Perempuan
1) Auratnya seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
2) Merapatkan satu anggota tubuh kepada anggota tubuh lainnya.
3) Saat ruku’ dan sujud meletakkan perut pada kedua paha.
4) Merendahkan suara bacaan di hadapan laki-laki yang bukan muhrim.
5) Bila terdapat kesalahan maka menegur imam dengan tepuk tangan; yaitu telapak tangan kanan
dipukulkan ke punggung tangan yang kiri.

C. TATA CARA MENGERJAKAN SHALAT SERTA BACAANNYA


1. Niat
Berdiri tegak menghadap kiblat dan sambil mengucap niat untuk mengerjakan shalat. Niat shalat
adalah sesuai dengan shalat yang sedang dikerjakan;
a. Niat Shalat Subuh :
“Ushalli fardhas subhi rak’ataini mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi
ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya: “Aku niat shalat fardhu subuh dua raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai
imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
b. Niat Shalat Dzuhur :
“Ushalli fardhadz dzuhri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman)
lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya: “Aku niat shalat fardhu dzuhur empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai
imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
c. Niat Shalat Ashar :
“Ushalli fardhal ashri arba’a raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi
ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya: “Aku niat shalat fardhu ashar empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai
imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
d. Niat Shalat Maghrib :
“Ushalli fardhal maghribi salasa’ raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman)
lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya: “Aku niat shalat fardhu maghrib tiga raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai
imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
e. Niat Shalat ‘Isya :
“Ushalli fardhal ‘Isyaa-i raka’aatin mustqbilal qiblati adaa-an (ma’mumam/imaaman) lillaahi
ta’aalaa. Allaahu akbar.”
Artinya: “Aku niat shalat fardhu ‘isya empat raka’at menghadap kiblat (sebagai ma’mum/sebagai
imam) karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
2. Kemudian takbiratul ihram (mengangkat kedua tangan sambil membaca: Allaahu akbar (Allah Maha
Besar).
3. Kemudian kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah:
ِ ‫الس مو‬ ِ ِ ِ ‫اهلل ب ْك ر ًة وأ‬
ِ ِ ِ
‫ات‬ َ َ َّ ‫ت َو ْج ِه َي ِلل ذ ْي فَطََر‬
ُ ‫ أنِّي َو َّج ْه‬.ً‫َص ْيال‬ َ َ ُ ‫ْح ْم ُد ِهلل َكث ْي ًر َو ُس ْب َحا َن‬ َ ‫اهللُ اَ ْكَب ْر َكبِْي ًرا َوال‬
.‫ب ال َْع الَ ِم ْي َن‬ ِ ‫ إِ َّن ص الَتِي ونُس ِكي و ْم ْحي اي ومم اتِي‬.‫ض حنِيِْي ًف ا مس لِما وم ا أَنَ ا ِمن الْم ْش ِركِ ْين‬
ِّ ‫ِهلل َر‬ ْ َََ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ََ ً ْ ُ َ َ ‫َواْآل َْر‬
‫ت َوأَنَا ِم َن ال ُْم ْسلِ ِم ْي َن‬ُ ‫ك أ ُِم ْر‬
َ ِ‫ك لَهُ َوبِ َذل‬
َ ْ‫الَ َش ِري‬
“Allaahu akbaru kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii
wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal
musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil ‘aalamiin. Laa syariika
lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin”

Artinya: “Allah Maha Besar, Maha Sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang
sebanyak-banyaknya. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku
kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan
dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-
Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang islam”.
Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah:

َ َّ‫ إِي‬.‫ك َي ْوِم ال دِّي ِن‬


‫اك َن ْعبُ ُد‬ ِ ِ‫ مال‬.‫ ال َّر ْح ٰم ِن ال َّر ِحيم‬. ‫ب الْع الَ ِمين‬
َ َ
ِِ ِ ِ
َ ‫ ال‬. ‫بِ ْس ِم اللَّه ال َّر ْح َٰم ِن ال َّرح ِيم‬
َ َ ِّ ‫ْح ْم ُد للَّه َر‬
ِ َّ ِ ‫الصرا َط الْمستَ ِق‬ ِ ْ ‫اك نَستَ ِعين‬
َ ِّ‫وب َعلَْي ِه ْم َواَل الضَّال‬
‫ين‬ ِ ‫ض‬ ُ ‫ت َعلَْي ِه ْم غَْي ِر ال َْم ْغ‬َ ‫ين أَْن َع ْم‬
َ ‫ ص َرا َط الذ‬.‫يم‬
َ ُْ َ ِّ ‫اهدنَا‬. ُ ْ َ َّ‫َوإِي‬
“Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim.
Maalikiyaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iinu. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal
ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladhdhaalliin. Aamiin.”
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penguasa hari pembalasan.
Hanya kepada-Mu lah aku menyembah dan hanya kepada-Mu lah aku memohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Kau berikan nikmat,
bukan jalannya orang-orang yang Kau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang
sesat.”
Dilanjutkan dengan membaca salah satu surah pendek atau ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
4. Ruku’
Selesai membaca surat, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar,
kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara
punggung dan kepala supaya rata. Setelah sempurna, kemudian membaca:
“Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih”. (3x)

Artinya: “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.” (3x)
5. I’tidal
Setelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil
membaca:
“Sami’allaahu liman hamidah.”
Artinya: “Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
Setelah berdiri tegak lalu membaca:
“Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.”

Artinya: “Ya Allah Tuhan Kami. Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang
yang Engkau kehendaki sesudah itu.”
6. Sujud
Selesai I’tidal lalu sujud; dengan meletakkan dahi di alas shalat. Ketika turun, yaitu dari berdiri
i’tidal ke sujud sambil memabca Allahuu akbar. Dan saat sujud membaca tasbih:
“Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdih.” (3x)

Artinya: “Maha Suci Allah, serta memujilah aku kepada-Nya.”


7. Duduk di antar dua Sujud
Setelah sujud lalu bangun untuk duduk sambil membaca Allaahu akbar, dan saat duduk
membaca:
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan angkatlah derajatku dan ebrilah rezeki
kepadaku, dan berilah aku petunjuk, dabn berilah kesehatan bagiku dan berilah ampunan
kepadaku.”
8. Sujud Kedua
Sujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun bacaannya.
9. Tasyahud Awal
Pada raka’at kedua (jika kita Shalat kecuali shalat Subuh), kita duduk membentuk tasyahud awal
dengan sikap kaki kanan tegak dan kaki kiri diduduki sambil membaca tasyahud awal:

‫الس الَ ُم َعلَْينَ ا‬ ِ ُ‫ك اَُّي َه ا النَّبِ ُّي ور ْحم ة‬


َّ ،ُ‫اهلل َو َب َر َكاتُه‬ َ ‫الس الَ ُم َعلَْي‬
َّ ،‫ِهلل‬ ِ ‫ات‬ ُ َ‫ات الطَّيِّب‬
ُ ‫الص لَ َو‬َّ ‫ات‬ ُ ‫ات ال ُْمبَ َار َك‬ ِ ‫اَلت‬
ُ َّ‫َّحي‬
َ ََ
‫ص ِّل َعلَى َس يِّ ِدنَا‬ ْ ‫ أ‬،‫الص الِ ِح ْي َن‬
َّ ‫َش َه ُد اَ ْن آل إِلَ هَ إِالَّاهللُ َواَ ْش َه ُد أ‬ ِ ‫اد‬ ِ ‫و َعلَى ِعب‬
َ ‫لله َّم‬
ُ َ‫ ا‬،ُ‫َن ُم َح َّم ًدا َر ُس ْو ُل اهلل‬ َّ ‫اهلل‬ َ َ
،‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
ِ ‫ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬
َ
“Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu
warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin. Asyhadu
allaa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Allaahumma shalli ‘alaa
sayyidinaa muhammad.”

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga
keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya (tetap tercurahkan) atas mu, wahai Nabi
(Muhammad). Semoga keselamatan (tetap terlimpahkan) atas kami dan atas hamba-hamba
Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa
muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.”
Selesai Tahiyat Awal, lalu berdiri kembali dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga
sambil membaca Allaahu akbar untuk mengerjakan raka’at ketiga (cara-caranya sama seperti raka’at
pertama (tanpa dimulai membaca do’a Iftitah dan sesudah membaca surat Al-Fatihah tidak membaca
surat pendek maupun ayat-ayat Al-Qur’an).
Selesai raka’at ketiga, langsung mengerjakan raka’at keempat (cara-caranya sama seperti raka’at
kedua, hanya saja setelah sujud terakhir (sujud kedua) lalu duduk kaki bersilang (tawarruk) atau tahiyat
akhir.
10. Tahiyatul Akhir
Cara duduknya; usahakan pantat menempel di alas shalat dan kaki kiri dimasukkan ke bawah
kaki kanan. Jari-jari kaki kanan tetap menekan ke kiri alas shalat. Bacaan tahiyat akhir sama seperti
bacaan tahiyat awal ditambah dengan bacaan berikut ini:
“Wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad.”
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad SAW.”
Disunatkan membaca Shalawat Ibrahimiyah:

ِ ‫آل َس يِّ ِدنَا اِ ْب ر ِاه ْيم وبَ ا ِر ْك َعلَى َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬
‫آل َس يِّ ِدنَا‬ ِ ‫ت َعلَى َس يِّ ِدنَا اِ ْب ر ِاه ْيم و َعلَى‬ َ ‫ص لَّْي‬
َ ‫َك َم ا‬
َ ََ َ ََ َ
ِ ِ ‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬
َ َّ‫آل َسيِّ ِدنَا ا ْب َر ِاه ْي َم فِى ال َْعالَ ِم ْي َن إِن‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ََ َ َ ‫ُم َح َّم ٍد َك َما َب َر ْك‬
“Kamaa shallaitaa ‘alaa sayyidinaa ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Wa baarik ‘alaa
sayyidinaa muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa
ibraahiim wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.
Artinya: “Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan
limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau
memberi berkah kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya. Di seluruh alam semesta
Engkaulah Yang Terpuji dan Maha Mulia.”
11. Salam
Selesai tahiyat akhir, kemudia salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil membaca:
“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.”

Artinya: “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
Pada waktu salam pertama kita terlebih dahulu menengok ke sebelah kanan, baru ke sebelah kiri.

D. SHOLAT JENAZAH

Sholat jenazah adalah sholat yang hukumnya adalah fardhu kifayah dan merupakan sholat yang
dilakukan dengan 4 kali takbir. Fardhu kifayah sendiri artinya wajib dan ditujukan oleh orang banyak namun
jika sebagian orang muslim sudah melakukannya maka kewajiban tersebut telah gugur bagi muslim yang
lainnya. Namun jika seluruh kaum muslimin meninggalkan sholat jenazah maka kaum muslimin tersebut
berdosa.
Sholat jenazah ada dua macam atau dua jenis, kaum muslim tentu sudah tahu jenis dari shalat jenazah
tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat jenazah yang harus kita ketahui :
A. Shalat Jenazah Perempuan
Shalat jenazah perempuan memiliki tata cara khusus dan berbeda dari jenazah laki-laki. Setiap kaum muslimin
harus tahu bagaimana caranya melakukan sholat jenazah perempuan. Hal itu dikarenakan kesalahan dalam
melakukan sholat jenazah bisa membuat amalan kurang sempurna. Oleh sebab itu umat muslim harus tahu
seperti apa ilmunya untuk menyalatkan jenazah perempuan.
B. Shalat Jenazah Laki-Laki
Sama halnya dengan shalat jenazah perempuan. Shalat jenazah laki-laki memiliki tata cara khusus. Doanya pun
berbeda dengan doa jenazah perempuan. Setiap muslim sebaiknya memiliki ilmu tentang shalat jenazah yang
benar.
C. Shalat Jenazah Anak-Anak
Untuk jenazah anak-anak, doa yang dibaca pun berbeda dengan jenazah laki-laki dan jenazah perempuan. Hal
itu dikarenakan anak-anak akan menjadi tabungan di akhirat untuk kedua orangtuanya kelak. Anak yang belum
baligh bisa menjadi penolong bagi kedua orangtuanya.

1. Tata Cara Sholat Jenazah


Tata cara holat jenazah dibedakan antara jenazah laki-laki dan jenazah perempuan. Yang harus
diperhatikan di sini adalah sholat jenazah berbeda dengan sholat fardhu. Perbedaan itu diantaranya adalah sholat
jenazah tidak menggunakan adzan maupun iqamah, tidak menggunakan ruku, tidak menggunakan sujud, tidak
menggunakan I’tidal dan tidak menggunakan tahiyat.
Sholat jenazah terdiri dari 4 takbir, oleh sebab itu jika dia tidak paham tentang tata cara sholat
jenazah pada takbir kedua ada orang yang langsung ruku’, takbir ketiga i’tidal dan takbir yang keempat
melakukan sujud. Yang benar adalah 4 takbir tersebut adalah takbiratul ikhram semua sehingga 4 takbir tetap
dilakukan dalam posisi berdiri dan membaca bacaan yang telah ditentukan.
Berikut ini adalah tata cara sholat jenazah yang harus diketahui :
1. Niat
Hal pertama yang dilakukan adalah niat. Niat sangatlah penting sebab dari niat lah Allah tahu apa yang
mau kita lakukan. Dari niat pulalah Allah tahu ketulusan dan tekat hamba NYA dalam melakukan hal tersebut.
Yang berbeda adalah niat untuk sholat jenazah laki-laki dan shalat jenazah perempuan.
Niat juga merupakan syarat syahnya sholat sehingga setiap amalan yang akan dilakukan harus diawali
dengan niat. Berikut ini adalah niat sholat jenazah yang harus diketahui :
Niat menjadi makmum jenazah laki-laki
Bunyi niat menjadi makmum dari jenazah laki-laki adalah :
ِ ‫ْك َفاي ِة مأْموما‬
ِ ٍ ‫ت اَربع تَ ْكبِر‬
ِ
‫ِهلل َت َعالَى‬ ً ْ ُ َ َ ‫ض ال‬ َ ‫ات َف ْر‬ َ َ َ ْ ِّ‫صلِّى َعلَى َه َذاال َْمي‬
َ ُ‫ا‬
Usholli ‘alaa haadzalmayyiti arba’a takbiraatin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aala.
Artinya: saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmum karena Allah
Ta’ala.
Niat menjadi makmum jenazah perempuan
Untuk niat menjadi makmum shalat jenazah perempuan adalah seperti ini :
ِ ‫ْك َفاي ِة مأْموما‬
‫ِهلل َت َعالَى‬ ِ ٍ ‫اُصلِّى َعلَى َه ِذ ِه الْميِّتَ ِة اَربع تَ ْكبِر‬
ً ْ ُ َ َ ‫ض ال‬ َ ‫ات َف ْر‬ َ ََْ َ َ
” usholli ‘alaa haadzihil mayyitati arba’a takbiraatin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aala.”
Artinya: Saya niat shalat di atas mayit perempuan ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi
makmum karena Allah ta’ala.
Niat menjadi imam sholat jenazah
 
Untuk menjadi imam, kita juga harus mengucapkan niat. Ketika menjadi imam, lafadz pada bacaan
ma’muuman diubah menjadi lafadz imaa’man. Berikut ini adalah niat yang harus dibaca ketika menjadi imam
bagi jenazah :
ِ ‫ْك َفاي ِة إِماما‬
ِ ٍ ‫ت اَربع تَ ْكبِر‬
ِ
‫ِهلل َت َعالَى‬ ً َ َ ‫ض ال‬ َ ‫ات َف ْر‬ َ َ َ ْ ِّ‫صلِّى َعلَى َه َذاال َْمي‬
َ ُ‫ا‬
Bunyi dari ayat tersebut adalah “usholli ‘alaa haadzalmayyiti arba’a takbiraatin fardhol kifaayati imaaman
lillaahi ta’aala.”
Artinya: saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah menjadi imam karena Allah ta’ala.
Lafadz niat itu berlaku bagi jenazah perempuan maupun jenazah laki-laki.
2. Takbir Pertama
Setelah membaca niat, kita akan melakukan takbir yang pertama. Takbir yang pertama tersebut kita dianjurkan
untuk membaca surat Al-fatihah.
3. Takbir Kedua
Takbir kedua masih dilakukan dalam posisi berdiri, jangan melakukan sujud sebab dalam shalat jenazah tidak
ada sujud. Pada saat takbir yang kedua ini kita diwajibkan untuk membaca shalawat Nabi Muhammad SAW.
Bunyi shalawat yang lengkap adalah berikut ini:

ِ ‫ و َعلَى‬،‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا إِ ْبر ِاهيم‬


‫آل َسيِّ ِدنَا‬ َ ‫صلَّْي‬ ٍ ِ ِ ‫ و َعلَى‬،‫اللَّه َّم ص ِّل َعلَى سيِّ ِدنَا مح َّم ٍد‬
َ ‫ َك َما‬،‫آل َسيِّدنَا ُم َح َّمد‬ َ ُ
َ َ َ َ َُ َ
ِ ‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا إِ ْبر ِاهيم و َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا‬ ِ ‫ و َعلَى‬،‫إِ ْبر ِاهيم وبَا ِر ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫ َك َما بَ َار ْك‬،‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
ََ َ َ ََ َ
‫ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬
َ َّ‫ إِن‬،‫ين‬ ِ ِ ‫إِبر ِاه‬.
َ ‫يم في ال َْعالَم‬
َ َْ
“Allahumma shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa ali muhammad. kamaa shallaita ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali
ibraahiim. wabaarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa ali muhammad. kamaa baarakta ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali
ibraahiim. Fil ‘alaamiina innaka hamiidummajiid”.
Artinya:
“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, beserta dengan keluarganya. Sebagaimana
telah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkat atas Nabi
Muhammad SAW beserta dengan keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkat atas Nabi Ibrahim AS
dan keluarganya. Di seluruh alam semesta, Engkaulah yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.
4. Takbir Ketiga
Takbir ketiga adalah membaca doa khusus jenazah. Pembacaan doa tersebut berbeda tergantung dengan
jenazahnya. Berikut ini adalah doa yang diucapkan berdasarkan dengan jenazahnya :
A. Jenazah perempuan
Untuk jenazah perempuan bacaan doa yang harus dilafadzkan menggunakan lafadz (haa). Berikut ini
adalah bacaan doa lengkapnya :

ُ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَ َها َو ْار َح ْم َها َو َعافِ َها َوا ْع‬


‫ف َع ْن َها‬
Bunyi bacaan tersebut adalah “Allaahummaghfir lahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa.
Artinya:  “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia .”
B. Jenazah laki-laki
  Untuk jenazah laki-laki bacaan ( haa ) diganti dengan bacaan ( hu ). Berikut ini adalah bacaan doa yang
harus dibaca ketika jenazahnya laki-laki:

ُ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر لَهُ َو ْار َح ْم ِه َو َعافِ ِه َوا ْع‬


ُ‫ف َع ْنه‬
Bunyi bacaan tersebut adalah “Allaahummaghfir lahu warhamhu wa’aafihu wa’fu ‘anhu.
Artinya:  “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia .”
5. Takbir Keempat
Takbir keempat kita akan membaca doa khusus. Berikut ini adlaah bacaan yang harus dibaca ketika
takbir yang keempat :

ُ‫َج َرهُ َوالَ َت ْفتِنَا َب ْع َدهُ َوا ْغ ِف ْر لَناَ َولَه‬


ْ ‫اَللَّ ُه َّم الَ تَ ْح ِر ْمناَ أ‬
Bunyi dari bacaan tersebut adalah “Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir
lanaa wa lahu.”
Artinya:“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami ( janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan
ampunilah kami dan dia.”
6. Salam
Tata cara yang terakhir adalah salam. Bacaan salam adalah :
ِ ُ‫السالَم َعلَْي ُكم ور ْحمة‬
ُ‫اهلل َو َب َر َكاتُه‬ َ ََ ْ ُ َّ
Arti dari bacaan salam adalah “keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
Syarat Sholat Jenazah

E. ISTINJA’
1. Pengertian Istinja.
Istinjak adalah membersihkan diri dari segala kotoran yang keluar dari qubul dan duburmanusia yaitu air
kecil dan air besar dengan menggunakan air atau batu .- Di utamakan ketika beristinjak yaitu dengan
menggunakan batu dan barumenggunakan air sebanyak tiga kali siraman.- Dan diperbolehkan orang yang
beristinjak meringkas air atau beberapa batu ataudisunahkan menigakalikan ketika beristinjak.
Orang yang beristinjak itu lebih utama menggunakan air dari pada menggunakan batukarena air bias
menghilangkan keadaan najis (warna,baud an rasa) sehingga menjadi suci.* Syarat beristinjak menggunakan
batuv Barang atau najis yang keluar belum keringv Belum pindah dari tempatnyav Tidak bersifat baru
2. Larangan Dalam Buang Hajat:
1) Tidak boleh menghadap kiblat dan membelakang kiblat ketika buang hajad di tanah lapang
2) Dan di perbolehkan ketika buang hajat di tempat yang sudah di sediakan (wc)
3) Hukumnya sunah ketika menjauhkan diri dari buang hajat di air yang diam atau tenang
4) Dan dimakruhkan buang hajat di tempat atau air yang sedikit
5) Di larang duang hajat di bawah pohon yang berbuah
6) Di larang buang hajat di jalan yang sering di lewati manusia
7) Di larang buang hajat di tempat istirahat manusia
8) Di larang buang hajat menghadap matahari dan di lubang dalam bumi (leng)
9) Tidak boleh berbicara ketika buang hajat kecuali dzorurot seperti melihat ular dan ulartersebut
mendekati .Imam nawawi (kitab roudzoh)
10) Dimakruhkan ketika buang hajat menghadap matahari dan rembulan

F. PERBEDAAN DARAH HAID, NIFAS DAN ISTIHADAH


Bagi kaum perempuan, urusan darah yang keluar dari bagian kewanitaan adalah perkara penting. Ibadah
wajib mengharuskan umat Islam untuk suci dari najis, serta bebas dari hadas, baik itu hadas kecil maupun hadas
besar.

Jenis darah tertentu yang keluar dari bagian kewanitaan melahirkan konsekuensi tertentu, misalnya
darah haid dan nifas menjadikan seorang perempuan tidak wajib melaksanakan beberapa ibadah, seperti salat,
puasa, dan lain sebagainya.

Sedangkan darah istihadah tetap mewajibkan perempuan untuk salat, puasa, dan melaksanakan ibadah-
ibadah lainnya.

Penjelasan dan perbedaan rincinya adalah sebagai berikut:

1. Darah Haid

Darah haid merupakan darah yang keluar dari mekanisme kerja hormonal tubuh perempuan dan dialami
dalam siklus rutin. Umumnya, ia keluar lima hingga tujuh hari. Menurut aturan syariat, paling sedikit masa haid
adalah sehari semalam, sedangkan paling lama adalah lima belas hari. Darah haid keluar karena meluruhnya
dinding rahim. Pemicunya adalah kerja hormon, terutama hormon estrogen dan progesteron, dan ada
hubungannya dengan produksi sel telur.

2. Darah Nifas

Selepas perempuan melahirkan, biasanya akan keluar darah dari bagian kewanitaan. Darah tersebut
dikenal dengan sebutan darah nifas.
Secara syariat, paling sedikit, darah nifas keluar sekejab saja dan paling banyak selama 60 hari.
Umumnya, darah nifas keluar selama empat sampai enam hingga tujuh pekan. Perempuan yang keluar darah
haid dan nifas tidak diperbolehkan salat, puasa, membaca Alqur'an, memegang dan membawa mushaf, berdiam
diri di masjid, tawaf, dan berhubungan suami-istri. Untuk ibadah puasa, setelah perempuan tersebut suci, maka
ia wajib mengqada puasa sebanyak hari yang ditinggalkannya. Cara bersuci dari darah haid dan nifas adalah
dengan mandi janabat selepas darah tidak lagi keluar dari alat kelamin perempuan.

3. Darah Istihadah

Darah istihadah merupakan darah yang keluar dari kelamin perempuan, selain darah haid dan nifas
Perempuan yang keluar darah istihadah tetap diwajibkan puasa, salat, berwudu ketika akan tawaf, dan
memegang mushaf. Statusnya, seperti seseorang yang berhadas kecil.Perempuan yang keluar darah istihadah
dikategorikan sebagai orang-orang yang senantiasa berhadas (dâimul hadats). Bagi perempuan yang keluar
darah istihadah, cara bersucinya adalah dengan membersihkan dulu darahnya, kemudian membalut jalan keluar
darah, dan berwudu jika hendak salat wajib.

BAB II
PRAKTEK THAHARAH DAN IBADAH

A. PRAKTEK WUDHU
"Fardhu wudhu ada enam:
1. Niat
2. Membasuh muka
3. Membasuh kedua tangan beserta kedua siku
4. Mengusap sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki, dan
6. Tertib.”

B. PRAKTEK TAYAMMUM
Rukun-rukun tayammum ada lima, yaitu:
1. Memindah debu.
2. Niat.
3. Mengusap wajah.
4. Mengusap kedua belah tangan sampai siku.
5. Tertib antara dua usapan.

C. PRAKTEK SHOLAT FARDHU

Rukun salat ada 13 ( yang disertai tumakninah ) yaitu :

1. Berdiri bagi yang mampu.


2. niat dalam hati
3. Takbiratul ihram.
4. Membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat.
5. Rukuk dan tuma’ninah.
6. Iktidal setelah rukuk dan tumakninah.
7. Sujud dua kali dengan tumakninah.
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah.
9. Duduk tasyahud akhir
10. membaca tasyahud akhir.
11. Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir.
12. Membaca salam yang pertama.
13. Tertib melakukan rukun secara berurutan.

D. PRAKTEK SHOLAT SUNNAH


Sama dengan praktek Sholat Fardhu, hanya di niatnya yang dibedakan.
E. PRAKTEK SHOLAT JENAZAH
Rukun Sholat Jenazah ada 5 yaitu :

1. Berniat.
2. Takbiratul Ihram (takbir yang pertama), kemudian membaca surat Al Fatihah.
3. Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas rasulullah.
4. Takbir ketiga kemudian membaca do'a untuk jenazah.
5. Takbir keempat kemudian membaca do'a minimal.
6. Mengucapkan salam.

F. PRAKTEK MANDI JUNUB


Rukun Mandi Junub ada 2 yaitu :
1. Mengguyur air keseluruh badan.
2. Mengguyur kepala tiga kali, kemudian guyur bagian tubuh yang lain.

G. PRAKTEK ISTINJA ( CEBOK )


Larangan Dalam Buang Hajat:
1. Tidak boleh menghadap kiblat dan membelakang kiblat ketika buang hajad di tanah lapang
2. Dan di perbolehkan ketika buang hajat di tempat yang sudah di sediakan (wc)
3. Hukumnya sunah ketika menjauhkan diri dari buang hajat di air yang diam atau tenang
4. Dan dimakruhkan buang hajat di tempat atau air yang sedikit
5. Di larang duang hajat di bawah pohon yang berbuah
6. Di larang buang hajat di jalan yang sering di lewati manusia
7. Di larang buang hajat di tempat istirahat manusia
8. Di larang buang hajat menghadap matahari dan di lubang dalam bumi (leng)
9. Tidak boleh berbicara ketika buang hajat kecuali dzorurot seperti melihat ular dan ulartersebut
mendekati .Imam nawawi (kitab roudzoh)
10. Dimakruhkan ketika buang hajat menghadap matahari dan rembulan

H. PRAKTEK ADAB BACA QUR AN.


1. Bersihkan dahulu mulut kita dengan menggunakan siwak atau menggosok gigi.
2. Biasakan berwudu dahulu sebelum menyentuh dan membaca Al-Qur'an.
3. Menghadap kiblat sebagaimana kita sedang melaksanakan salat.
4. Mengawalinya dengan kalimat taawuz (a'udzubillahi minasyaitonirrajim).
5. Membaca basmalah di setiap awal surah, kecuali pada surah At-Taubah.
6. Bacalah dengan khusyuk dan di tempat yang bersih.
7. Menangislah apabila bertemu dengan ayat-ayat yang menceritakan azab.
8. Bacalah dengan tenang dan tidak terburu-buru.
9. Baca dengan irama yang indah.
10. Mohonlah karunia saat membaca ayat yang dikaitkan dengan rahmat.

BAB III
PELAJARAN AKHLAK PEREMPUAN

Daripada menuntut terus persamaan gender, lebih baik setiap wanita berusaha memiliki 8 sifat wanita
terbaik berikut ini :
1. Menutup Aurat
Wanita terbaik itu menutup auratnya. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak
tangan, menurut pendapat terkuat di antara pendapat para ulama.
Allah Ta’ala berfirman :

َ ِ‫ين َعلَْي ِه َّن ِم ْن َجاَل بِيبِ ِه َّن ذَل‬


‫ك أَ ْدنَى أَ ْن ُي ْع َرفْ َن فَاَل ُي ْؤذَيْ َن‬ ِ ِ ِ ِ ِ‫ك ون‬ ِ َ ‫اج‬ ِ ‫يا أ َُّي َها النَّبِ ُّي قُل أِل َ ْزو‬
َ ‫ين يُ ْدن‬
َ ‫ساء ال ُْم ْؤمن‬
َ َ َ ‫ك َو َبنَات‬ َ ْ َ
ِ
‫يما‬ ً ‫َو َكا َن اللَّهُ غَ ُف‬
ً ‫ورا َرح‬
Artinya : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya  ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai
khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman :

‫ين ِزينََت ُه َّن إِاَّل َما ظَ َه َر ِم ْن َها‬ ِ


َ ‫وج ُه َّن َواَل ُي ْبد‬
َ ‫ْن ُف ُر‬
ِ ‫ضن ِمن أَب‬
َ ‫صا ِره َّن َويَ ْح َفظ‬
َ ْ ْ َْ ‫ض‬
ِ َ‫وقُل لِلْم ْؤ ِمن‬
ُ ‫ات َي ْغ‬ ُ ْ َ
Artinya :“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”
(QS. An Nuur: 31).
2. Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i
Wanita yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang
kami carikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah adalah :
A. Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.
B. Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman :

‫اهلِيَّ ِة اأْل ُولَى‬


ِ ‫و َقر َن فِي بيوتِ ُك َّن واَل َتب َّرجن َتب ُّرج الْج‬
َ َ َ َْ َ َ ُُ ْ َ
Artinya : “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-
orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).
Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj mengatakan,
“Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum
pria.”
C. Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
D. Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ِ ‫ت َعلَى َقوٍم لِي ِج ُدوا ِمن ِر‬
ٌ‫يح َها فَ ِه َي َزانِيَة‬ ٍ
ْ َ ْ ْ ‫ت فَ َم َّر‬ ْ ‫أَيُّ َما ْام َرأَة‬
ْ ‫اسَت ْعطََر‬
Artinya : “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar
mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An
Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa
hadits ini shohih)
E. Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata :

‫ِّس ِاء‬ ِ ِ ِ ِّ ‫لَ َعن النَّبِ ُّى – صلى اهلل عليه وسلم – الْم َخنَّثِين ِمن‬
َ ‫ َوال ُْمَت َر ِّجالَت م َن الن‬، ‫الر َجال‬ َ َ ُ َ
Artinya : “Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang
menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

‫شبَّهَ بَِق ْوٍم َف ُه َو ِم ْن ُه ْم‬


َ َ‫َم ْن ت‬
Artinya : “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.(HR. Ahmad
dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan
kriteria.
3. Betah Tinggal di Rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan
bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal
ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi
laki-laki.
Allah Ta’ala berfirman :

‫اهلِيَّ ِة اأْل ُولَى‬


ِ ‫و َقر َن فِي بيوتِ ُك َّن واَل َتب َّرجن َتب ُّرج الْج‬
َ َ َ َْ َ َ ُُ ْ َ
Artinya : “Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana
dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-
rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.
Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah -istri Rasulullah-, “Mengapa engkau tidak
berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain,
pent)?” Jawaban beliau, “Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk
tinggal di dalam rumah”. Perawi mengatakan, “Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu rumahnya
kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan”. Sungguh moga Allah ridha kepadanya.
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ِ ِ ْ ‫ وإَِّنها إِذَا َخرج‬،ٌ‫إِ َّن الْمرأَةَ عورة‬
ُ ‫ َوأَق َْر‬،ُ‫َح ٌد إِال أَ ْع َج ْبتُه‬
‫ب َما‬ َ ‫ َما َرآني أ‬:‫ول‬
ُ ‫الش ْيطَا ُن َفَت ُق‬ ْ ‫ت م ْن َب ْيتِ َها‬
َّ ‫استَ ْش َر َف َها‬ ََ َ َ َ َْ ْ َ

”‫ت فِي َق ْع ِر َب ْيتِ َها‬


ْ َ‫تَ ُكو ُن إِلَى اللَّ ِه إِ َذا َكان‬
Artinya : “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya.
Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.
(HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri keluar dari
rumah kecuali dengan izin suaminya.” Beliau juga berkata, “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya
berarti ia telah berbuat nusyuz (pembangkangan), bermaksiat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas
mendapatkan siksa.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32: 281)
4. Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ْحيَاءُ الَ يَأْتِى إِالَّ بِ َخ ْي ٍر‬


َ ‫ال‬
Artinya : “Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no.
37, dari ‘Imron bin Hushain.)
Kriteria ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria.
Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari
wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman :

ِ ‫ود‬ ِ ِ ‫اء َم ْديَ َن َو َج َد َعلَْي ِه أ َُّمةً ِم َن الن‬


‫ال َما َخطْبُ ُك َما قَالَتَا اَل‬
َ َ‫ان ق‬ َ ‫َّاس يَ ْس ُقو َن َو َو َج َد م ْن ُدونِ ِه ُم ْام َرأَت ْي ِن تَ ُذ‬ َ ‫َولَ َّما َو َر َد َم‬

َ ‫ب إِنِّي لِ َما أَْن َزل‬


‫ْت إِلَ َّي‬ َ ‫س َقى لَ ُه َما ثُ َّم َت َولَّى إِلَى الظِّ ِّل َف َق‬
ِّ ‫ال َر‬ ِ ِّ ‫ص ِد َر‬
َ َ‫) ف‬23( ‫الر َعاءُ َوأَبُونَا َش ْي ٌخ َكب ٌير‬
ِ
ْ ُ‫نَ ْسقي َحتَّى ي‬

)24( ‫ِم ْن َخ ْي ٍر فَِق ٌير‬


Artinya : “Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan
orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang
wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?”
Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala
itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. Maka Musa
memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24).
Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki
untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!
Tidak cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut.
Lihatlah bagaimana sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa ‘alaihis salaam; Allah
melanjutkan firman-Nya :

‫ت لَنَا‬
َ ‫َج َر َما َس َق ْي‬
ْ‫كأ‬َ َ‫وك لِيَ ْج ِزي‬ ْ َ‫استِ ْحيَ ٍاء قَال‬
َ ُ‫ت إِ َّن أَبِي يَ ْدع‬ ِ
ُ ‫اءتْهُ إِ ْح َد‬
ْ ‫اه َما تَ ْمشي َعلَى‬ َ ‫فَ َج‬
Artinya : “Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa
malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu
memberi minum (ternak) kami.‘” (QS. Al Qashash : 25)
Ayat yang mulia ini,menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan bersifat malu. Allah
menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya yang penuh dengan rasa malu dan terhormat.
Amirul Mukminin Umar bin Khoththob rodiyallohu ‘anhu mengatakan, “Gadis itu menemui Musa ‘alaihis
salaam dengan pakaian yang tertutup rapat, menutupi wajahnya.” Sanad riwayat ini shahih.
5. Taat dan Menyenangkan Hati Suami ketika sudah menikah
Istri yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami benci, itulah
sebaik-baik wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

‫س ُّرهُ إِذَا نَظََر َوتُ ِطيعُهُ إِذَا أ ََم َر َواَل تُ َخالِ ُفهُ فِي‬ َِّ َ َ‫َي النِّس ِاء َخ ْير ق‬ َّ ِ َّ َّ َ ‫ول اللَّ ِه‬ ِ ‫قِيل لِر ُس‬
ُ َ‫ال التي ت‬ ٌ َ ُّ ‫صلى اللهُ َعلَْيه َو َسل َم أ‬ َ َ

ُ‫َن ْف ِس َها َو َمالِ َها بِ َما يَ ْك َره‬


Artinya : Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang
paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika
diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-
Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Begitu pula tempat seorang wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya terhadap suaminya,
apakah ia taat ataukah durhaka. Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya :
ِ ْ‫ فَانْظُ ِري أين أَن‬:‫ال‬ ُ ‫ َما آلُْوهُ إِالَّ َما َع َج ْز‬:‫ت‬ ِ ْ‫ف أَن‬ ِ ْ‫ات َزو ٍج أَن‬
‫ت‬ َ ْ َ َ‫ ق‬.ُ‫ت َع ْنه‬ ْ َ‫ت لَهُ؟ قَال‬ َ ‫ َك ْي‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬.‫ َن َع ْم‬:‫ت‬
ْ َ‫ت؟ قَال‬ ْ ُ ‫أَ َذ‬

‫ار ِك‬ ِ ِ
ُ َ‫ فَإنَّ َما ُه َو َجنَّتُك َون‬،ُ‫م ْنه‬
Artinya : “Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap)
engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak
pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu
adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al
Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)
6. Menjaga Kehormatan, Anak dan Harta Suami
Allah Ta’ala berfirman :

ُ‫ظ اللَّه‬ ِ ‫ات لِ ْلغَْي‬


َ ‫ب بِ َما َح ِف‬ ٌ َ‫ات َحافِظ‬ ُ ‫الصالِ َح‬
ٌ َ‫ات قَانِت‬ َّ َ‫ف‬
Artinya : “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’: 34).
Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692), “Wanita tersebut menjaga dirinya ketika tidak
ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan hak
selain itu.”
7. Bersyukur dengan Pemberian Suami
Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah diberikan
suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka Allah Ta’ala.
Seselesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat :

:‫ قِ ْي َل‬.‫ بِ ُك ْف ِر ِه َّن‬:‫ال‬ ِ ‫ لِم يا رسو َل‬:‫ قَالُوا‬.‫ت أَ ْك َثر أ َْهلِ َها النِّساء‬
َ َ‫اهلل؟ ق‬ ُّ ِ
ُْ َ َ َ ََ َ ُ ْ‫َّار َفلَ ْم أ ََر َكالَْي ْوم َم ْنظًَرا قَط َو َرأَي‬ َ ‫ت الن‬ُ ْ‫َو َرأَي‬
:‫ت‬
ْ َ‫ك َش ْيئًا قَال‬ َ ‫َت ِم ْن‬
ْ ‫ ثُ َّم َرأ‬،‫الد ْه َر‬ ُ ‫لى إِ ْح َد‬
َّ ‫اه َّن‬ ِ َ ‫َحس ْن‬
َ ‫تإ‬ َ ْ ‫ لَ ْو أ‬،‫سا َن‬
ِ
َ ‫ يَ ْك ُف ْر َن ال َْعش ْي َر َويَ ْك ُف ْر َن اْ ِإل ْح‬:‫ال‬
ِ ِ‫ي ْك ُفر َن ب‬
َ َ‫اهلل؟ ق‬ ْ َ
‫ط‬ُّ َ‫ك َخ ْيرا ق‬ ِ ُ ‫ما رأَي‬
ً َ ‫ت م ْن‬ َْ َ
Artinya : “Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari
ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para
wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran
mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab,
“(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat
baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu
(yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan
darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).
Lihatlah bagaimana kekufuran si wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja, padahal
banyak kebaikan lainnya yang diberi. Hujan setahun seakan-akan terhapus dengan kemarau sehari.
8. Berdandan dan Berhias Diri Hanya Spesial untuk Suami
Sebagian istri saat ini di hadapan suami bergaya seperti tentara, berbau arang (alias: dapur) dan jarang
mau berhias diri. Namun ketika keluar rumah, ia keluar bagai bidadari. Ini sungguh terbalik. Seharusnya di
dalam rumah, ia berusaha menyenangkan suami. Demikianlah yang dinamakan sebaik-baik wanita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata :

‫س ُّرهُ إِذَا نَظََر َوتُ ِطيعُهُ إِذَا أ ََم َر َواَل تُ َخالِ ُفهُ فِي‬ َِّ َ َ‫َي النِّس ِاء َخ ْير ق‬ َّ ِ َّ َّ َ ‫ول اللَّ ِه‬ ِ ‫قِيل لِر ُس‬
ُ َ‫ال التي ت‬ ٌ َ ُّ ‫صلى اللهُ َعلَْيه َو َسل َم أ‬ َ َ

ُ‫َن ْف ِس َها َو َمالِ َها بِ َما يَ ْك َره‬


Artinya : Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang
paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika
diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai
no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

BAB IV
LIVE SKILLS ( KECAKAPAN HIDUP ) WANITA

1. MENGATUR WAKTU
Berikut adalah beberapa tips agar kita tidak menjadi orang yang rugi :
1. Hilangkan kebiasaan menunda-nunda
Perbuatan suka menunda tidaklah baik, namun bila menunda suatu pekerjaan untuk melakukan ibadah
wajib kepada Allah seperti shalat, maka hal tersebut diperbolehkan. Dalam Sya’ir Arab disebutkan :
“Janganlah engkau menunda-nunda amalan hari ini hingga besok. Seandainya besok itu tiba, mungkin
saja engkau akan kehilangan.”
2. Dahulukan yang wajib
Allah menyukai orang-orang yang senantiasa bertakwa kepadanya, dan ketakwaan tersebut berada
pada perbuatan yang diwajibkan dan diharamkan oleh Allah. Dan untuk menjadi orang yang tidak
merugi, alangkah baiknya jika kita mendahulukan apa yang menjadi kewajiban bagi kita sebagai umat
muslim. Apabila amalan-amalan yang wajib telah terpenuhi, barulah kita boleh mengerjakan amalan-
amalan sunnah dan mubah lainnya yang dapat mendatangkan kebaikan bagi kita.
3. Selesaikan pekerjaan tepat waktu
Jika kita memiliki sebuah pekerjaan yang waktu penyelesaiannya dapat diselesaikan pada saat itu juga,
maka akan lebih baik apabila pekerjaan tersebut diselesaikan tepat waktu, dan tidak mengulur-ulur
waktu penyelesaiannya.
4. Buat batasan waktu
Untuk mengatur waktu yang ada agar tidak sia-sia, maka sebaiknya buat batasan waktu pada setiap
kegiatang yang dilakukan. Misalnya : tidur dari jam sekian hingga jam sekian, belajar berapa jam
dalam sehari dan pada jam berapa saja, dan lain sebagainya.
5. Meninggalkan aktivitas yang tidak bermanfaat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Di antara kebaikan
Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits tersebut, bagi seorang muslim dianjurkan untuk meninggalkan hal-hal yang tidak
bermanfaat. Misalnya : menonton tv secara berlebihan, bermain ponsel seharian, tidur seharian, dan
lain-lainnya. Kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat tersebut sebaiknya dikurangi dan
dihilangkan karena masih ada banyak hal bermanfaat lainnya yang dapat kita lakukan.
6. Membuat jadwal kegiatan
Agar waktu yang kita miliki dapat berguna dan terisi dengan hal yang bermanfaat, ada baiknya jika
kita membuat daftar kegiatan tentang apa saja yang harus kita lakukan setiap hari.
7. Kurangi bersantai-santai
Allah akan memberikan manusia hasil kehidupan berdasarkan pada usaha hambanya. Apabila ia
berusaha dengan keras dan giat, maka Allah akan memberikan hasil yang setimpal dengan
perbuatannya. Namun apabila seseorang hanny bersantai-santai sepanjang waktu yang dia miliki, maka
orang tersebut akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan usahanya.
8. Jangan terjebak dalam masa lalu
Seseorang yang tidak ingin waktunya sia-sia, maka ia harus terus berjalan kedepan dan tidak terjebak
pada masa lalunya.
9. Belajar fokus pada sesuatu
Apabila seseorang mempunyai banyak target dalam hidupnya, maka ia haruslah fokus pada satu hal
dahulu, agar apa yang telah didapatkannya tidak terlepas dan waktu yang dia miliki tidak terbuang sia-
sia.
10. Niatkan berubah menjadi yang lebih baik
Untuk menjadi orang yang dapat mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya maka yang paling
pertama adalah adanya niat dari orang tersebut. Apabila tidak ada niat dan keinginan untuk berubah,
maka bagaimana bisa orang tersebut mengatur waktunya dan menjalankannnya dengan bermanfaat.
Jadi, sebagai muslim yang baik kita haruslah senantiasa mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya
agar kelak kita tidak menjadi orang yang merugi. Karena sesungguhnya, orang yang merugi dapat
kehilangan kesempatan untuk menempati surga milik Allah SWT.

2. MEMAKAI JILBAB SYAR’I


Cara memakai hijab segi empat :
1. Lipat hijab secara diagonal.

2. Saat rambutmu sudah benar-benar kering, pakai ciput hingga menutupi seluruh bagian rambut.
Lalu lipat hijab hingga membentuk segitiga. Kemudian pakai hijab dan posisikan tepat di tengah
hingga kedua ujung sama panjang.

3. Sematkan satu sisi hijab.

4. Ambil sisi kanan hijab dan rekatkan hingga membingkai wajah, lalu sematkan dengan jarum
pentul ke bagian ciput di area dekat telinga. Posisikan ujung hijabnya ke belakang punggung,
kemudian rapikan.

5. Rapikan hijab.

6. Bawa sisi hijab sebelah kiri dan sampirkan ke pundak kanan. Sembunyikan ujungnya dengan
menyelipkannya ke bawah kain hijab. Setelah itu rapikan kembali.

7. Rapikan

8. Supaya hasilnya lebih rapi, sematkan pentul pada hijab dan ciput di dekat pelipis kiri. Dengan
begitu hijabmu akan lebih stabil dan tidak mudah bergeser atau lepas. Selesai tutorial hijab segi empat
ini!
Gaya hijab segi empat ini juga bisa kamu padukan dengan beragam jenis busana, dari yang kasual hingga
spesial. Nah, agar cara memakai jilbab segi empat makin mudah, pastikan kamu memilih bahan hijab yang
mudah diatur ya. Kami merekomendasikan bahan paris, voile, dan polycotton untuk look yang kasual.

3. CARA MEMBUAT PENCIL/PULPEN KARAKTER DARI KAIN PLANEL


Berikut ini cara membuat hiasan pensil unik agar pensil biasa menjadi menarik dan menjadi lebih cantik.
Untuk membuat hiasan pensil ini, bahan yang kita gunakan adalah kain flanel dan dakron. Sedangkan untuk
peralatannya adalah jarum dan benang serta lem tembak. Langkah kangkahnya sebagai berikut :
11. Pertama-tama gambarlah pola kepala keroppi dan hello kitty dengan menggunakan kertas hvs atau
kertas apa saja yang penting bisa digunakan untuk menggambar pola. Selanjutnya gunting pola yang
sudah dibuat dan terapkan pada kain flanel. Potong kain flanel yang sudah disiapkan menurut bentuk
pola seperti pada gambar. Potong kain flanel bentuk persegi panjang kecil untuk membungkus ujung
pensil.
12. Langkah selanjutnya, pasang potongan kain flanel berbentuk persegi panjang tadi pada pensil dengan
cara digulung. Beri lem tembak dan rekatkan. Kemudian pasangkan mata, bulu mata, dan hidung pada
pola hello kitty. Lakukan hal yang sama pada pola keroppi. Jangan lupa buatlah mulut keroppi.
13. Langkah berikutnya letakkan pensil yang sudah dipasang kain flanel berbentuk persegi panjang tadi
pada pola hello kitty. Lakukan hal yang sama pada pola keroppi. Selanjutnya jahit dengan
menggunakan tusuk feston. Untuk memudahkan proses menjahit, lepaskan hiasan dari pensilnya.
Masukkan dakron dan lanjutkan menjahit sampai selesai. Sebagai variasi untuk mempercantik hiasan
pensil, tambahkan pita.
Dan itulah hiasan pensil unik dari kain flanel yang sudah selesai dibuat. Anda bisa memasangkan
secara permanen agar hiasan tidak lepas ketika pensil digunakan.

4. MERAPIKAN RUMAH
5. CARA MENCUCI BAJU
Berikut akan berikan beberapa cara mencuci pakaian yang benar secara manual :
1. Isi air dingin ke dalam ember. Hindari menggunakan air hangat atau panas, karena hanya akan
membuat pakaian kamu mudah rusak. Kecuali pakaian dalam kamu, karena air panas berfungsi untuk
membunuh bakteri dan kuman yang menempel.
2. Gunakan deterjen lalu rendam hingga 15 - 30 menit untuk hasil yang maksimal.
3. Kucek pakaian menggunakan tangan secara perlahan. Ingat, jangan terlalu tergesa-gesa ya, girls.
Karena hal ini akan membuat pakaian kamu jadi rusak dan lecet.
4. Jika ada noda yang tak hilang, kamu bisa menggunakan sikat khusus pembersih pakaian dengan
cara menyikatnya di bagian terkena noda secara perlahan.
5. Kosongkan ember, lalu bilas kembali menggunakan air bersih yang dingin.
6. Kemudian, bilas kembali sampai busanya menghilang.
7. Langkah terakhir, keringkan pakaian dengan menggunakan jemuran di bawah paparan sinar
matahari secara langsung atau tidak (tergantung jenis pakaian).
6. MENGATUR KEUANGAN ( MENABUNG )
Berikut ini sejumlah tips menabung bagi kalangan pelajar :
1. Tentukan tujuan menabung
Menabung akan lebih semangat jika memiliki tujuan yang jelas. Misalnya, kalian menabung untuk
membeli sepatu baru. Tentu, dengan membayangkan membeli sepatu baru dari hasil tabungan, kalian
akan semakin termotivasi dan rajin menabung.
2. Selalu sisihkan uang saku
Biasakan untuk menyisihkan uang saku yang kalian terima setiap hari dari orang tua. Buat skema rutin
agar menabung menjadi kebiasaan. Misalnya, jika uang saku Rp10.000 per hari, sisihkan Rp3.000 untuk
ditabung.
3. Simpan uang saku di bank melalui simpanan pelajar
Banyak bank di Indonesia kini sudah memiliki produk layanan tabungan untuk pelajar. Para pelajar bisa
memanfaatkannya untuk membuka tabungan atas nama sendiri. Disamping menabung, kalian juga dapat
belajar mengetahui sistem administrasi di bank.
4. Buat prioritas kebutuhan pokok
Selalu tentukan prioritas kebutuhan kalian. Belilah barang yang bermanfaat, seperti buku dan alat tulis
dan perlengkapan sekolah lainnya. Dengan menentukan prioritas kebutuhan pokok, uang saku kalian
tidak habis untuk kebutuhan yang sebenarnya tidak perlu. Cara ini bisa memudahkan kalian menyisihkan
uang saku.
5. Membawa bekal dari rumah
Membawa bekal dari rumah saat berangkat ke sekolah bisa menjadi cara untuk berhemat. Dengan
membawa bekal, kalian tidak perlu menghabiskan seluruh uang saku untuk jajan di sekolah. Sisa uang
saku bisa ditabung. Selain itu, bekal dari rumah lebih terjamin kesehatan dan kebersihannya.

Cara Merapikan Tempat Tidur Sehari-hari

“Bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong Ibu, membersihkan tempat
tidurku…” Sebuah lagu yang populer di masa kanak-kanak ini mengajarkan kita untuk tetap rajin di pagi hari.
Setelah mandi dan menggosok gigi, kita wajib membersihkan dan merapikan tempat tidur. Bukan hanya agar
lebih sedap dipandang, tetapi untuk membuat tempat tidur terasa lebih nyaman ketika akan digunakan kembali.
Berikut ini Bacaterus akan berbagi cara merapikan tempat tidur sehari-hari yang paling mudah:
Tepuk tempat tidur menggunakan penebah agar debu-debu dan kotoran yang berada di atas tempat tidur hilang
Rapikan sprei yang membungkus kasur Anda. Jika Anda menggunakan sprei dengan ujung karet, maka Anda
hanya perlu menarik keempat ujungnya. Namun, bila sprei Anda terlalu panjang dan tidak dilengkapi dengan
karet, tarik sprei dari keempat ujung tempat tidur, masukkan sprei yang menjalar ke bagian bawah kasur
Ambil bantal dan guling, lalu tepuk dengan penebah untuk membersihkan debu
Letakkan bantal dan guling dengan rapi di atas tempat tidur Anda
Bentangkan selimut atau bed cover, lalu kibaskan agar debunya hilang. Selanjutnya lipat selimut secara rapi
Cara Memasang Sprei

Banyak orang yang mengira bahwa memasang sprei adalah kegiatan yang menyusahkan. Butuh waktu lama
untuk memasang sprei agar selalu rapi. Kalau Anda menggunakan sprei yang ujungnya diberi karet tentu akan
lebih mudah. Namun, bagaimana jika sprei yang dipakai hanya berupa kain tanpa karet di setiap ujungnya?
Berikut ini adalah cara memasang sprei yang rapi agar tidak mudah acak-acakan setiap hari:
Bentangkan sprei ke tempat tidur secara simetris (jangan sampai sisi sebelah kanan lebih panjang dibanding sisi
sebelah kiri atau sebaliknya)
Angkat tempat tidur dan masukkan kain sprei ke bawah tempat tidur sampai benar-benar rapi
Pasang peniti di setiap sisi tempat tidur untuk mengunci sprei agar tidak mudah berantakan. Banyaknya peniti
tergantung dengan besar tempat tidur Anda. Jika Anda king size bed pasang 7-8 peniti masing-masing di sisi
kanan dan kiri, lalu di sisi atas kepala dan bawah kaki masing-masing 5 peniti
Dengan memasang peniti di setiap sisi tempat tidur, maka sprei tidak akan terlalu berantakan setelah digunakan.
Cara merapikan tempat tidur juga jadi lebih mudah jika Anda sudah memasang peniti di setiap sisi tempat tidur.
Apabila Anda menggunakan sprei yang masing-masing ujungnya sudah dilengkapi dengan karet, maka Anda
tak perlu lagi memasang peniti. Akan tetapi, tak ada salahnya juga jika Anda tetap memasang peniti agar sprei
lebih rapi.
Cara Melipat Selimut

Bagaimana cara Anda melipat selimut sehari-hari? Apakah Anda melipat selimut tebal seperti melipat sarung
lalu meletakkannya begitu saja di atas tempat tidur? Anda bisa mencoba cara yang lebih rapi dalam melipat
selimut seperti lipatan selimut di hotel atau rumah sakit.
Melipat selimut adalah bagian dari cara merapikan tempat tidur yang benar. Kali ini, kami akan memberikan
panduan cara melipat selimut yang cukup mudah untuk Anda lakukan di rumah:
Bentangkan selimut di atas tempat tidur Anda dan pastikan bahwa lebar selimut sudah simetris di setiap sisinya
Buat lipatan seperti kasur rumah sakit, yakni dengan memasukkan kedua ujung bawah selimut ke bawah tempat
tidur Anda
Sementara itu, bagian atas selimut harus berjarak sekitar 25-30 cm dari ujung tempat tidur
Masukkan bagian selimut yang menjuntai ke bawah kasur tempat tidur Anda
Lipat bagian atas selimut ke dalam dan kegiatan melipat selimut telah selesai
Jika Anda merasa bahwa cara melipat selimut ini terlalu ribet, sejatinya tak masalah jika Anda melipat selimut
seperti sarung. Hanya saja, cara ini membuat tampilan tempat tidur lebih rapi dan memudahkan Anda memakai
selimut saat hendak tidur.
Cara Menata Bantal dan Guling

Bantal dan guling adalah bagian terpenting untuk membuat tidur jadi lebih nyenyak. Penataan bantal dan guling
ini sangat penting untuk mempercantik tampilan tempat tidur. Akan tetapi, masih banyak orang yang sekedar
meletakkan bantal dan guling begitu saja di atas tempat tidur tanpa ditata sedemikian rupa. Berikut ini adalah
panduan cara menata bantal dan guling agar tempat tidur terlihat lebih rapi dan luas:
Pasang sarung bantal dan guling yang senada motif dan warnanya dengan sprei Anda
Letakkan guling secara horisontal di atas tempat tidur (tepatnya di ujung tempat tidur)
Selanjutnya, letakkan dua buah bantal secara vertikal hingga menutupi guling tersebut
Guling bisa diletakkan di mana saja sesuai dengan keinginan Anda. Cara menata bantal dan guling di atas
tempat tidur akan memberikan kesan luas pada tempat tidur. Selain itu, Anda bisa langsung berbaring di atas
tempat tidur tanpa terganggu oleh guling.
Tips Membersihkan Tempat Tidur

Kebersihan tempat tidur akan memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang berbaring di atasnya. Jadi, Anda
harus membersihkan tempat tidur setiap hari untuk menjaga kenyamanannya. Simak beberapa tips berikut ini
agar Anda tidak malas membersihkan tempat tidur:
1. Bersihkan Setiap Hari

Baca Juga:

10 Cara Menghilangkan Bau Pesing di Kasur dengan Mudah

Ini Dia Cara Membersihkan Kasur Sesuai dengan Jenisnya

10 Cara Mengeringkan Kasur Tanpa Dijemur dengan Cepat


Bersihkan tempat tidur setiap hari untuk menghilangkan debu dan kotoran di atasnya. Sekedar informasi, debu
atau kotoran bisa membuat kulit gatal dan terasa tidak nyaman ketika berbaring
2. Penggunaan Pelapis Sprei
Pertimbangkan kembali jika Anda ingin memakai pelapis sprei. Pasalnya, pelapis sprei akan menambah
pekerjaan merapikan tempat tidur sehari-hari. Hanya saja manfaat dari pelapis sprei ini adalah melindungi kulit
dari permukaan selimut atau sprei yang kasar dan membuat sprei lebih mudah dicuci karena tidak terlalu kotor
3. Gunakan Sprei Berukuran Besar
Selalu gunakan sprei dengan ukuran yang lebih besar sedikit dari ukuran kasur Anda. Hal ini akan membuat
Anda lebih mudah dalam merapikan sprei. Silakan baca 10 merk sprei yang bagus untuk rekomendasi sprei
yang cocok untuk Anda.
Itulah berbagai cara merapikan tempat tidur yang paling mudah dan bisa Anda coba di rumah. Pada dasarnya,
merapikan tempat tidur akan membuat tampilan kamar jadi terlihat lebih rapi.

Anda mungkin juga menyukai