َ ل َط
Kata thaharah berasal dari bahasa Arabها ُر َا yang secara
bahasa artinya kebersihan atau bersuci.
Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah menyucikan
badan,pakaian, dan tempat dari hadas dan najis dengan cara yang
telah ditetapkan oleh syariat Islam.
Menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil
(sesuatu yang diminta -bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats
besar (sesuatu yang diminta bersucinya dengan mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri,
pakaian, dan tempat ibadah dari sesuatu yang najis dengan air.
DALIL-DALIL TENTANG
THAHARAH
َاِنَاللهُيُحِبَالتَوَابِيْنُوَيُحِبَاْلمُت
َطَهِرِيْن
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
ُلَايُقْبَلِاللهَالصَلَاةِبِغَيْرْطَهُو
ُر
Artinya:
NAJIS, HADAS, ALAT DAN CARA MEMBERSIHKAN /
MENSUCIKANNYA
PENGERTIAN NAJIS
Najis menurut bahasa adalah apa saja yang kotor . Sedangkan menurut
syara’ berarti kotoran yang mengakibatkan shalat/ ibadah tidak sah,
seperti darah dan kencing.
Cara membersihkan najis
-Istinja’ dan Istijmar
-Menggosok dan menyiram
PENGERTIAN HADAS
1. Air,
Dasar penggunaan air untuk bersuci dari najis adalah pernyataan
Rasulullah berikut ini:
ُاَلْمَاءلَاُيُنَجِسُهٌشَيْءاِلَامَاَغَلِبَع
لَىِطَعْمِهْاَوِلَوْنِهِاَوْرِيْحِه
Artinya:
“Air itu tidaklah menyebabkan najisnya sesuatu, kecuali jika berubah
rasanya, warnanya atau baunya.”(HR. Ibn Majjah dan Baihaqi)
Pembagian Air yang digunakan untuk bersuci :
•Air Mutlak(Air suci dan menyucikan)
•air suci namun tidak menyucikan
• Air musta’mal(air yang telah digunakan untuk bersuci)
• Air Mutanajis(air yang terkena barang najis, di mana volumenya
kurang dari dua qullah( dua qullah :270 liter))
•Air Musyammas air yang dipanaskan di bawah terik sinar matahari
7 Macam-macam air yang boleh dan sah untuk bersuci:
A.AIR HUJAN D. AIR MATA AIR G. AIR SUMUR
b. Najis Hukmiyah adalah semua najis yang telah kering dan
bekasnya sudah tidak ada lagi serta sudah hilang antara warna
dan baunya. Contohnya adalah kencing yang mengenai baju
yang kemudian kering sedang bekasnya tidak nampak.
Sedangkan secara timbangan berat ringannya, najis dibagi
kedalam tiga golongan, yaitu najis mughallazah,
mukhaffafah, dan mutawassithah.
Adapun cara untuk menyucikan najis ini adalah dengan diperciki air
sampai merata, baik najis itu bersifat ‘ainiyah maupun hukmiyah, baik
berada pada tubuh, pakaian maupun tempat shalat.
c. Najis Mutawassithah adalah najis yang sedang atau pertengahan
antara kedua najis sebelumnya. Yaitu najis selain anjing dan babi
atau najis selain kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun
selain susu. Yaitu seperti kencing manusia, kotoran manusia,
binatang dan darah.
N
A
J
I
S
PEMBAGIAN HADAS