Anda di halaman 1dari 9

NAJIS DAN HADAS

A. HADAS 
adalah keadaan tidak suci yang mengenai rohani manusia, seperti karena kentut, buang
air kecil atau besar, haid, nifas, dan junub. Hadats tidak harus berupa benda. Orang yang
berhadats tidak diperbolehkan untuk shalat dan thawaf di Ka'bah. Para ulama membagi
hadas menjadi dua.
1.) Hadas Kecil
Mengeluarkan sesuatu dari dubur dan atau kubul yang berupa;
1. Kentut
2. Air kencing
3. Tinja
4. Menyentuh kemaluan
Cara mensucikannya hadas kecil ini dengan cara berwudhu atau tayamum
2.) Hadas Besar
1. Terhentinya haid dan nifas
2. Mengeluarkan air mani
3. Hubungan antara suami istri
Cara bersuci dari hadas besar harus dengan cara mandi besar atau janabat. Bila mana tak ada air,
maka dengan tayammum.

B. NAJIS
 adalah kotoran yang seorang muslim wajib membersihkan diri dari padanya seperti : air
kencing, darah haid/ nifas, berak manusia, khamr. Najis berupa benda. Para ulama ahli fiqih
membagi najis menjadi 3 (tiga) :
1.) Najis Mukhaffafah (ringan) ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan
belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibunya (ASI). Cara mensucikannya cukup diperciki
air pada tempat najis itu.

2. Najis mughallazhah (berat) ialah najis dari jilatan anjing. Cara mensucikannya ialah lebih
dahulu dhilangkan wujud benda najis, kemudian baru dicuci bersih dengan air sampai tujuh kali
dan permulaan atau pengakhiran di antara pensucian itu dicuci dengan air yang bercampur tanah.
Misalnya ada anjing menjilat bejana, maka cara menyucikan bejana tersebut wajib dibasuh 7
(tujuh) kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah.
3. Najis Mutawassithah (sedang ) ialah najis yang selain dari dua najis di atas. Cara
mensucikannya dengan dibasuh sehingga sifat-sifat najisnya berupa warna, bau dan rasanya
hilang.
Najis Mutawassithah dibagi menjadi dua :
a.) Najis ‘ainiyah adalah najis berwujud yang jelas dapat dilihat.
b.) Najis hukmiyah adalah najis yang tidak kelihatan jelas bendanya misal seperti bekas kencing
yang sudah kering dan sebagainya.
Dari penjelasan di atas, perbedaanya yang jelas ialah kalau hadas itu tidak berwujud benda
sedangkan najis berwujud benda. Cara mensucikan hadas dengan wudhu, tayamum dan mandi
besar. Sedangkan najis dengan dibasuh hingga hilang sifat najisnya, khusus najis yang berat
sampai 7 kali dan salah satunya disertai tanah. Baiklah, semoga penjelasan ini bermanfaat dan
kita dapat beribadah kepada Allah Swt. dengan sebaik-baiknya, 

Najis dan Tata cara Thaharahnya

Pengertian Thaharah
Taharah secara bahasa adalah bersih atau bersuci, sedangkan menurut istilah adalah menyucikan
badan, pakaian, dan tempat dari hadast dan najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat
Islam.
Thaharah dan macam-macamnya
1. Thaharah (bersuci) dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara
menyucikannya adalah dengan air yang suci dan menyucikan, yang biasa disebut dengan
air mutlak.
2. Thaharah dari hadast, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudhu, dan tayamum.

Pengertian Najis
Najis menurut bahasa berarti kotor. Sedangkan menurut istilah adalah segala sesuatu yang
dianggap kotor menurut syara’ (Hukum Islam). Benda atau barang yang terkena najis disebut
mutanajjis. dan benda mutanajjis bisa disucikan kembali, misalkan pakaian yang terkena air
kencing dapat disucikankan dengan cara menyucinya. namun berbeda dengan benda najis,
seperti bangkai, kotoran manusia dan hewan tidak dapat disucikan lagi, sebab ia tetap najis.
Kotoran adalah segala sesuatu yang kotor atau tidak bersih. Tidak semua yang kotor berarti najis,
misalnya daki yang menempel pada badan atau noda air teh pada baju.

Dalam fikih najis dikelompokkan menjadi tiga :

1.Najis mughalladhah (najis berat) : najis yang harus dicuci hingga tujuh kali basuhan dengan
menggunakan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau air yang dicampur
dengan tanah. Contoh najis dalam kelompok mughalladhah adalah air liur anjing.

2.Najis mutawassithah (najis sedang) : najis yang dicuci dengan cara menggunakan air mutlak
sampai hilang bau dan warnanya.

Najis mutawassithah dibagi menjadi dua :


•   Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat wujudnya, warnanya, rasanya, maupun baunya.
Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, warna, rasa dan baunya.
•   Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya namun tidak nyata wujudnya, baunya,
rasanya, dan warnanya, misalkan seperti air kencing yang sudah mengering.

3.Najis mukhaffafah (najis ringan) : najis yang dapat disucikan dengan memercikkan atau
menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya yaitu air kencing bayi yang belum pernah
makan apa-apa kecuali minum air susu ibu (ASI).
Najis ma'fu (najis yang dimaafkan) : najis yang dapat disucikan cukup dengan air, jika najisnya
kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak apa-apa, karena termasuk najis yang
telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah
yang sedikit, debu dan air di lorong - lorong yang memercik sedikit yang sukar
menghindarkannya.

Tata cara mensucikan najis


1. Sesuatu yang terkena najis mughaladhah (najis berat) seperti dijilat anjing atau babi,
wajib dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur dengan tanah
2. Sesuatu yang terkena najis mukhaffafah (najis ringan), cara menyucikannya cukup
diperciki air pada tempat yang terkena najis tersebut.
3. Sesuatu yang terkena najis mutawassithah (najis sedang) dapat disucikan dengan cara
dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasa) itu menjadi hilang. Namun
alangkah lebih baiknya jika dibasuh sebanyak 3 kali.
4. Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air saja pada najis
tadi.
Tatacara bersuci pada hadast kecil

hadast secara bahasa artinya kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah syar‘i hadast
berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang menghalangi sahnya ibadah yang
dikerjakan. Jika kita mengerjakan sholat dalm keadaan berhadast maka sholat kita tidak sah
menurut hukum syari'at islam.

Rasulullah saw. bersabda:


“Allah tidak akan menerima sholat seseorang dari kamu jika dalam keadaan berhadast,
sehingga berwudhu.” (HR. al Bukhari dan Muslim).

Hadast dan macam-macamnya :

Hadast dibagi menjadi dua kelompok yaitu hadast kecil dan hadast besar.
1. Hadast kecil: hadast yang mensucikannya dengan cara berwudhu atau bertayamum
dengan syarat tidak ada air.
2. Hadast besar: hadast yang mensucikannya dengan cara mandi junub dan juga
bertayamum dengan syarat tidak ada air.
 Hal-hal yang termasuk dalam hadast kecil :
1. sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin (kentut).
2. bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan baligh dan bukan muhrim.
3. menyentuh kemaluan dengan telapak tangan.
4. tidur dalam keadaan tidak tetap
5. hilang akal : mabuk, gila, atau pingsan.

TAYAMUM
Syarat dan Rukun melakukan Tayamum
melakukan tayamum diperbolehkan dengan syarat:
1. Tidak ada air untuk bersuci meskipun sudah melakukan usaha maksimal dalam mencari
air.
2. Karena sakit yang dapat kambuh jika terkena air.
3. Telah masuk waktu sholat.
4. Menggunakan debu yang suci.
Rukun atau Fardhu Tayamum
 Niat
 Mengusap wajah dengan debu tanah
 Mengusap dua belah tangan sampai siku dengan debu tanah
 Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
 Tertib
Tatacara Mengerjakan Tayamum
 Meletakkan kedua tangan diatas debu yang bersih dan suci
 Mengusap muka dengan debu tanah sebanyak 2 kali usapan, seraya mengucapkan niat
tayamum.
 Mengusap kedua belah tangan sampai siku sebanyak 2 kali usapan dengan menggunakan
debu yang lain(berbeda dari debu pertama).
 Tertib (secara urut).
Niat Tayamum :

" Nawaitut-tayammuma li istibaahatish - shalaati fardhallillaahi ta'aalaa


" Aku niat bertayammum untuk dapat mengerjakan sholat fardhu karena Allah "

WUDHU
Wudhu secara bahasa mempunyai arti bersih dan indah, sedang menurut syar'i wudhu
mempunyai arti membersihkan anggota wudhu dengan niat untuk menghilangkan hadats kecil.
Wudhu dilakukan dengan menggunakan air suci/bersih dari najis dan Wudhu juga dapat
dilakukan dengan menggunakan debu (tayamum-yang sudah dijelaskan diatas).

Syarat wudhu:
1. Islam
2. Tamyiz (dapat membedakan baik buruknya sesuatu)
3. Tidak sedang berhadast besar
4. Dengan air suci mensucikan ( thohir muthohir)
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu seperti getah, cat dan
lain-lain.
6. Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunnah.
Rukun (Fardhu) wudhu:

1. Niat: ketika membasuh wajah


2. Membasuh seluruh wajah (dari tumbuhnya rambut hingga dagu dan kedua telinga )
3. Membasuh kedua tangan hingga siku
4. Membasuh sebagian rambut kepala
5. Membasuh kedua belah kaki hingga mata kaki
6. Tertib (secara urut)
Tatacara mengerjakan Wudhu :

1. Membaca basmalah "Bismillaahir-rahmaanir-rahiim", seraya mencuci kedua belah


tangan hingga pergelangan tangan sampai bersih.
2. Berkumur sebanyak 3 kali, sambil membersihkan gigi
3. Mencuci lubang hidung sebanyak 3 kali
4. Membasuh seluruh wajah sebanyak 3 kali seraya membaca niat wudhu
5. Membasuh kedua belah tangan sampai siku sebanyak 3 kali.
6. Mengusap sebagian rambut kepala sebanyak 3 kali
7. Mengusap kedua telinga sebanyak 3 kali
8. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki sebanyak 3 kali
9. Lakukan dengan cara Tertib (Berurutan)
10. Setelah selesai berwudhu kemudian baca do'a sesudah wudhu.

Niat Wudhu :

” NAWAITUL WUDLUU-A LIRAF’IL HADATSIL ASH-GHARI FARDHLAN LILLAAHI


TA’AALA ”.
” Aku Niat Berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Alloh Ta'ala”.
Doa Setelah Wudhu :

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAHU WA


ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHUUWA ROSUULUHUU,
ALLOOHUMMAJ'ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL
MUTATHOHHIRIINA WAJ'ALNI MIN 'IBADIKA ASHSHALIKHINA"Aku mengaku bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku
bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari
golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang
bersuci dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang sholih".

Hal-hal yang termasuk dalam kategori hadast besar yaitu:

 bersenggama (hubungan suami isteri), msekipun keluar air mani maupun tidak
 keluarnya darah haid, wiladah, nifas, serta istihadah.
 keluar air sperma (mani), baik ada sebab maupun tidak seperti mimpi sampai keluar mani
 orang meninggal dunia (mati).

Mandi Besar (junub)


Sebab-Sebab mandi junub (mandi wajib)
 Bersenggama (hubungan suami isteri)
 Keluarnya air mani disebabkan karena bersenggama ataupun karena sebab yang lain.
 Mati (selain mati syahid)
 Setelah selesai masa nifas (keluar darah saat melahirkan)
 Karena wiladah (pasca melahirkan)
 Setelah selesai masa menstruasi (haidh).
Rukun Mandi junub
 Niat
 Membasuh seluruh anggota badan luar (dari ujung rambut sampai ujung kaki) dengan air
suci secara merata.
 Menghilangkan najis
Sunnah Mandi junub
 Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis di seluruh anggota badan luar
 Membaca basmalah pada saat memulai mandi
 Menghadap arah kiblat saat mandi dan mendahulukan bagian anggota badan yang kanan
 Membasuh anggota badan sebanyak tiga kali basuhan.
 Membaca doa seperti membaca doa sesudah wudhu (lafadznya seperti telah tersebut
diatas).
Cara Mengerjakan Mandi junub
 Membaca niat.
 Membasuh seluruh bagian tubuh dengan air suci hingga merata (rambut serta kulitnya
harus terkena air).
 Menghilangkan najis apabila ada yang menempel pada anggota tubuh.
Niat mandi junub

‫ض هّٰلِل ِ تَ َع ٰالی‬ ِ ‫س َل ا ْل ِجنَابَ ِة لِ َر ْف ِع ا ْل َح َد‬


ً ‫ث ااْل َ ْكبَ ِرفَ ْر‬ ْ ‫نَ َويْتُ ا ْل ُغ‬
NAWAITUL GHUSLAL JINABATI LIRAF'IL HADATSIL AKBARI FARDHAN LILLAAHI
TA'AALAA.
 "Aku berniat mandi junub untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Taala.
Sunah-sunah Mandi :
 Membaca Basmalah saat akan mulai mandi.
 Berwudhu sebelum mandi seperti wudhu mau sholat
 Membasuh badan dengan tangan hingga 3 kali.
 Mendahulukan anggota badan sebelah kanan
 Sambung menyambung dalam membasuh anggota badan (muwalat).
Selain mandi wajib (mandi junub), ada beberapa mandi sunnah diantaranya :
 Mandi saat akan Sholat Jumat
 Mandi saat akan Sholat Idul Fitri
 Mandi saat akan Sholat Idul Adha
 Mandi setelah sembuh dari sakit gila
 Mandi saat akan ihram haji ataupun umrah
 Mandi setelah memandikan jenazah
 Mandi seorang Muallaf (baru masuk islam)
Larangan atau hal yang tidak boleh dilakukan buat orang yang sedang  berhadast Besar:
=>Larangan buat orang yang sedang Junub:
 Mengerjakan Sholat (baik shalat wajib maupun sholat sunat)
 Mengerjakan Thawaf (Thawaf rukun haji / sunat).
 Menyentuh (membawa) serta membaca Al-quran.
 Berdiam dalam waktu yang lama didalam masjid (I'tikaf)
=>Larangan buat orang yang sedang Haid / Nifas:
 mengerjakan Semua larangan seperti larangan orang yang sedang junub.
 Di cerai (talak)
 Berpuasa baik puasa wajib maupun puasa sunat
 berhubungan suami isteri (Bersenggama)
 Bersenang-Senang Dengan Sesuatu (Bagian Badan) Yang Ada Di Antara Pusar dan
Lutut, maksudnya seorang suami tidak diperbolehkan bersenang-senang dengan sesuatu
pada bagian badan isterinya yang ada di antara pusar dan lutut karena dikhawatirkan
seorang suami tidak mampu menahan nafsu birahinya.
 berdiam diri di masjid.
Demikianlah penjelasan tentang berbagai jenis hadast dan najis serta cara bersucinya.

Anda mungkin juga menyukai