Anda di halaman 1dari 24

THAHARAH DAN

MACAM – MACAM NYA


KELOMPOK 7
FAZRIAH ULPAH (1187040022)
FIRMAN M. FIQRI (1187040024)
INDAH NUR FADHILAH S. (1187040027)
PENGERTIAN THAHARAH
• Menurut Bahasa :
Thaharah adalah mengerjakan sesuatu, yang mana ibadah shalat tidak akan
sah tanpa melaksanakan hal tersebut
• Menurut Istilah :
Menurut istilah atau terminologi thaharah adalah menghilangkan hadas,
menghilangkan najis
MACAM-MACAM THAHARAH
1. Wudhu
Wudlu menurut bahasaya itu sebutan untuk pembersihan sebagian anggota
badan . Adapun menurut syara’, wudlu adalah sebutan untuk pembersihan
bagian-bagian tertentu dengan niat yang tertentu . Hukum wudlu ada dua, wajib
bagi orang yang hadats dan sunnah bagi orang yang memperbarui wudlu baik
setelah shalat ataupun setelah mandi wajib, serta ketika orang yang junub
hendak melakukan makan, tidur atau wathi dan lain sebagainya .
MACAM-MACAM THAHARAH
2. Mandi (Al Ghusl)
Mandi secara bahasa adalah mengalirkan air ke segala sesuatu baik badan,
pakaian dan sebagainya tanpa diiringi dengan niat. Sedangkan menurut syara’
mandi yaitu mengalirkan air ke seluruh anggota badan denagn niat tertentu.
Dalam islam, mandi atau Al Ghusl memiliki posisi yang cukup urgen. Hal ini
mengingat mandi bertujuan untuk menghilangkan hadats atau kotoran yang
tidak bisa dihilangkan hanya dengan wudlu.
MACAM-MACAM TAHARAH
3. Tayammum
Menurut bahasa, tayammum adalah menyengaja (‫)القصد‬. Sedangkan menurut
ishtilah yaitu mengusapkan debu pada wajah dan kedua tangan dengan niat
tertentu. Tayammum yaitu sebuah ritual penyucian diri dari hadats dengan
menggunakan debu sebagai pengganti air dikarenakan beberapa sebab atau hal
tertentu.
MACAM-MACAM THAHARAH
Sebab-sebab tayammum:
1. Pertama yaitu tayammum yang wajib mengulangi sholat yang telah dilakukan
seperti tayammum karena tidak adanya air di tempat yang biasanya terdapat air
melimpah, lupa meletakkan air, hilangnya air dari tempatnya dan sebagainya .
2. Kedua yaitu dimana tidak diwajibkan untuk mengulangi sholat yang telah
dilakuakan seperti tayammum karena tidak ada air di tempat yang sudah biasa tidak
ada airnya dan kebutuhan akan air tersebut untuk diminum atau dijual untuk
memenuhi kebutuhan, tidak adanya air kecuali dengan harga tertentu dan tidak ada
uang untuk membeli atau akan dipergunakan untuk kebutuhan lain .
PEMBAGIAN THAHARAH
1. Bersuci Lahiriah
Thaharah atau bersuci yang bersifat lahiriah adalah membersihkan badan,
tempat tinggal, dan lingkungan darisegala bentuk kotoran atau najis. Bersuci
lahiriah meliputi kegiatan bersuci dari najis dan bersuci dari hadas
PEMBAGIAN THAHARAH
JENIS BERSUCI LAHIRIAH:
1. Bersuci dari najis adalah berusaha untuk membersihkan segala bentuk
kotoran yang melekat pada badan atau tempat yang didiami. Cara
membersihkannya disesuaikan dengan bentuk atau jenis kotoran yang akan
dihilangkan, seperti dibasuh sampai hlang rasa, bau, dan warna.
2. Bersuci dari hadas adalah menghilangkan atau membersihkan hadas dengan
cara berwudu atau mandi. Cara membersihkannya disesuaikan dengan jenis
hadas yang akan di mersihkan.
PEMBAGIAN THAHARAH
2. Bersuci batiniah
Thaharah batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa
dan perbuatan maksiat, seprti syirik, takabur, dan ria. Cara membersihkan sifat
atau perbuatan tercela ini adalah dengan bertobat kepada Allah SWT tidak
mengulangi perbuatan tercela tersebut, serta menggantinya dengan perbuatan
terpuji.
MACAM-MACAM ALAT THAHARAH
Alat atau benda yang dapat digunakan untuk bersuci ada dua macam, yakni
benda padat dan benda cair.
a. Benda padat yang dimaksud:
batu, pecahan genting, batu merah, kertas, daun, dan kayu. Semua benda
tersebut harus dalam keadaan bersih dan tidak terpakai.
MACAM-MACAM ALAT THAHARAH
Benda cair yang boleh digunakan untuk bersuci adalah air.air ada yang boleh
digunakan untuk bersuci, ada pula yang tidak boleh atau tidak sah untuk
bersuci. Air yang dapat dipakai untuk bersuci, diantaranya air mutlak.
Air mutlak adalah air yang tidak tercampuri oleh suatu apa pun dari najis,
misalnya : air sumur,air mata air,air sungai,air laut,dan air salju.
MACAM-MACAM AIR
1. Air yang suci dan mensucikan
yaitu air yang halal untuk di minum dan sah digunakan untuk bersuci, misalnya
air hujan,air sumur,air laut, air salju,air embun,dan air sungai selama semuanya
itu belum berubah warna,bau,dan rasa
2. Air suci,tetapi tidak menyucikan
yaitu air yang halal untuk diminum,tetapi tidak sah untuk bersuci, misalnya air
kelapa, air teh,air kopi, dan air yang di keluarkan dari pepohonan
MACAM-MACAM AIR
3. Air mutanajis atau air yang terkena najis
air yang tidak halal untuk diminum dan tidak sah untuk bersuci, seperti air yang
sudah berubah warna, bau, dan rasanya karena terkena najis serta. air yang
belum berubah warna, bau, dan rasanya, tetapi sudah terkena najis dan air
tersebut dalam jumlah sedikit (kurang dari dua kulah).
MACAM-MACAM AIR
4. Air yang makruh di pakai bersuci
seperti air yang terjemur atau terkena panas matahari dalam bejana, selain bejana dari
emas atau perak.
5. Air mustakmal
yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah warnanya. Air ini
tidak boleh digunakan bersuci karena dikhawatirkan telah terkena najis sehingga dapat
mengganggu kesehatan.

MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA
MENSUCIKANNYA
1. Najis Berat (Mugallazah)
Najis berat adalah suatu benda najis yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan
dalil yang pasti (qat’i). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah najis yang
berasal dari anjing dan babi.
Cara menyucikannya adalah menghilangkan terlebih dahulu wujud benda najis
itu, kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya
dengan tanah.
MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA
MENSUCIKANNYA
2. Najis Ringan (Mukhaffafah)
Najis ringan adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum
makan apa-apa, kecuali air susu ibunya dan umurnya kurang dari 2 tahun.
Cara menyucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang
terkena najis.
MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA
MENSUCIKANNYA
3. Najis Sedang (Mutawassitah)
Najis sedang adalah semua najis yang idak termasuk dua macam najis di atas
(mugallazah dan mukhaffafah). Najis mutawassitah ada dua, yaitu:
• mutawassitah hukumiyyah adalah najis yang diyakini adanya tetapi tidak ada bau,
rasa, ataupun wujudnya, seperti kencing yang sudah kering.
Cara menyucikannya cukup disiram air diatasnya.
• mutawassitah ‘ainiyah adalah najis yang masih ada wujud, bau, atau pun rasa.
Cara menyucikannya adlah dibasuh samapai hilang wujud, bau, ataupun rasa (kecuali
jika sangat susah dihilangkan).
LANDASAN THAHARAH
Dasar hukum thaharah, H.abdul khaliq Hasan mengemukakan salah satu landasan hukum
thaharah adalah surah al Furqan ayat 48

Artinya : Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, dekat sebelum kedatangan
rahmatnya(hujan) dan kami turunkan air dari langit air yang bersih(QS.Al-Furqan:48)
LANDASAN THAHARAH
Al Qur’an Surat al mudatsir ayat 3 dan 4 yang berbunyi sebagai berikut

Artinya : dan pakaianmu bersihkanlah dan seluruh kotoran termasuk berhala jauhilah (QS.Al-
Muddatsir:4,5)
LANDASAN THAHARAH
surah Al-Baqorah ayat 222

artinya : sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang
menyucikan diri (QS.Al-Baqarah:222).
LANDASAN THAHARAH
Rasulullah S.A.W Bersabda :
“janganlah selalu kebersihan sedapat mungkin, karna allah swt membangun
islam di atas kebersihan, dan tidak akan masuk surge kecuali orang-orang yang
bersih” (H.R Athabrany)
LANDASAN THAHARAH
Rasulullah S.A.W. bersabda:
“ Kunci sholat ialah suci, yang menyebabkan haram melakukan perkara –
perkara yang yang di halalkan sebelum sholat adalah takbiratul ihram dan yang
menghalalkan melakukan perkara yang diharamkan sewaktu sholat ialah salam”
LANDASAN THAHARAH

Rasulullah S.A.W bersabda:

Artinya : kesucian adalah sebahagian dari iman (HR. Muslim)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai