WR.WB
BERSUCI
Disusun oleh :
1. Dinar Yunitasari (232008) PGMI
2. Indah Purwaningsih (232013) PGMI
3. Kanti Rahayu (232014) PGMI
4. Muhammad Saiful A’la (231012) PAI
5. Nurudin Disico Hameng (231013) PAI
Pengertian Thaharah
• Thaharah menurut bahasa berarti bersuci.
Menurut syara' atau istilah adalah membersihkan
diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari
najis dan hadas menurut cara-cara yang
ditentukan oleh syariat islam. Thaharah atau
bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan
dalam beberapa macam ibadah
• Seperti dalam QS Al-Maidah ayat : 6 [5:6] Hai orang-
orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau sentuhan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak bermaksud menyulitkan kamu, tetapi Dia
ingin membersihkan kamu dan menyempurnakan
kenikmatan- Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Thaharah dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Bersuci lahiriah Beberapa contoh yang bersifat lahiriah
adalah membersihkan diri, tempat tinggal dan
lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan najis.
Membersihkan diri dari najis adalah membersihkan
badan, pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran
sampai hilang rasa, bau dan warnanya. QS Al-
Muddassir ayat : 4 [74:4] dan pakaianmu bersihkanlah,
2. Bersuci batiniah Bersuci batiniah adalah
membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan
perbuatan maksiat seperti iri, dengki, takabur dll. Cara
membersihkannya dengan taubatan nashoha yaitu
memohon ampun dan berjanji tidak akan kembali lagi.
Jenis-jenis Najis dan Cara
Menyucikannya
A. Najis Mughallazhah
Pada daftar pertama ada najis mughallazhah atau najis berat. Ada
beberapa yang termasuk dalam najis jenis ini, di antaranya: najis
dari anjing dan babi beserta anak-anaknya.
Cara mensucikannya adalah dengan membasuh bagian yang
terkena najis sebanyak 7 kali, salah satunya harus menggunakan
debu suci.
B. Najis Mukhaffafah (Ringan)
Tidak serumit yang pertama, cara mensucikannya hanya dengan
menghilangkan najisnya yakni mengalirkan air sampai dirasa
bersih.
Perlawanan dari mughalladzah, ada najis mukhaffafah yaitu najis
ringan. Contohnya adalah kencing bayi laki-laki yang belum
makan apapun selain ASI serta usianya belum mencapai dua
tahun sempurna.
C. Najis Mutawassithoh
Batu
Batu, yaitu salah satu media yang bisa digunakan untuk
beristinja dengan syarat-syarat tertentu. Sebagaimana
sabda Rasulullah, “Apabila salah seorang dari kamu
pergi membuang hajat, maka hendlah membawa serta
tiga butir utuk beristinja. Sesungguhnya tiga batu itu
akan mencukupinya.” (HR. Abu Dawud)
Kesimpulan
Thaharah atau bersuci adalah membersihkan diri, pakaian, tempat, dan
benda-benda lain dari najis dan hadas menurut cara-cara yang ditentukan oleh
syariat islam. Bersuci dibedakan menjadi 2 yaitu bersuci lahiriah dan batiniah.
Bersuci lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal dan lingkungan dari
segala bentuk kotoran, hadas dan najis.
Jenis-jenis najis dan cara menyucikannya yaitu :
Najis Mughallazhah
Misalnya : najis dari anjing dan babi beserta anak-anaknya. Cara
mensucikannya adalah dengan membasuh bagian yang terkena najis sebanyak
7 kali, salah satunya harus menggunakan debu suci.
Najis Mukhaffafah (Ringan)
Cara mensucikannya hanya dengan menghilangkan najisnya yakni
mengalirkan air sampai dirasa bersih. Contohnya adalah kencing bayi laki-laki
yang belum makan apapun selain ASI serta usianya belum mencapai dua tahun
sempurna.
Najis Mutawassithoh
Umumnya, najis ini berasal dari khamr, darah, nanah, bangkai selain manusia,
ikan, belalang, air kencing selain air kencing bayi laki-laki, madzi, wadi (cairan
kental, keruh berwarna putih), dan lain sebagainya. Cara mensucikannya adalah
dengan menghilangkan bau, warna, dan rasa najisnya.
WASSALAMUALAIKUM
WR.WB