Anda di halaman 1dari 15

Filosofi Ibadah

Bersuci

Anggota Kelompok :
Ganda kusuma (163610236)
Ferdyansyah ( 163610209)
Hakikat Bersuci
• Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih dan
membersihkan diri dari kotoran yang bersifat hissiy
(indrawi) seperti najis. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kata bersih memiliki beberapa makna,
antara lain:
1) Bebas dari kotoran
2) Bening tidak keruh (tt air), tidak berawan (tt langit)
3) Tidak tercemar (terkena kotoran
4) Tidak bernoda; suci
5) Tidak dicampur dng unsur atau zat lain; asli.
Jadi, bersih yang dimaksud disini adalah suatu keadaan dimana
sesuatu terbebas dari segala hal yang membuatnya tampak
tidak baik dan bersifat merusak pandangan.
Dasar Hukum Bersuci
• Surat Al Maidah ayat 6 tentang wudlu, mandi dan tayammum:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu
dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.”
Surat An Nisa’ ayat 43 tentang mandi dan tayammum:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang
kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam
keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.”(4:43).
Tujuan Bersuci
Dalam kehidupan sehari-hari, bersuci memiliki fungsi yaitu :
• Membiasakan hidup bersih dan sehat
• Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT
melalui sholat
• Sebagai sarana untuk menuju surga
• Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT
• Menjaga agar kita selalu dalam keadaan suci
Hikmah Bersuci
• Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan
najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.
• Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan
enak dilihat oleh orang lain karena Allah Swt, juga mencintai
kesucian dan kebersihan.
• Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam
kehidupan sehari-hari-harinya karena kebersihan adalah sebagian
dari iman.
• Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun
tempat tidak mudah terjangkit penyakit.
• Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya,
maupun lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan
disiplin
Bersuci dari Najis
• Pengertian Najis menurut bahasa mempunyai artian kotor
sedangkan menurut istilah mempunyai arti kotoran yg harus
atau wajib dihindari atau di bersihkan oleh setiap umat muslim
mana kala terkena olehnya.
Pembagian Najis dalam Islam
Pembagian Najis di ajaran Islam sendiri dibagi menjadi 3 bagian:
• Najis Mukhaffafah yaitu Najis yg masih tergolong Ringan kelasnya.
Contoh Najis Mukhaffafah ialah air kencing seorang bayi laki – laki
yg belum berumur 2 (Dua) tahun dan belum pernah makan sesuatu
kecuali air susu ibu-nya.
• Najis Mutawassithah yaitu Najis yg tergolong kedalam kelas
Sedang. Contoh Najis Mutawassithah ialah segala sesuatu yg keluar
dari kubul dan dubur manusia dan binatang, Kecuali Barang caiir yg
memabukkan, Air Mani, susu hewan yg tidak halal dimakan, tulang,
bangkai, dan bulu-nya. Kecuali Bangkai – Bangkai Ikan serta
Belalang.
• Najis Mughallazhah yaitu Najis terakhir yg masuk kedalam
golongan Najis Berat. Contoh Najis Mughallazhah ini antara lain
Najis Anjing dan Babi serta Keturunannya. Hal ini sudah disebutkan
didlm Firman Alloh Swt yg berbunyi, ” Atau yg diharamkan juga
Daging Babi itu Keji atau Najis (QR. Al An’am : 145) ”. Kemudian
Hadist Nabi Muhammad Saw yg berbunyii, ”’ Apabilla anda dijilat
anjing maka hendaklah dibasuh sebanyak 7 (Tujuh) kali yg salah
satunya dicampur dg tannah (HR. Muslim) ”.
Cara Menghilangkan
Najis dalam Islam
Adapun untuk Cara Menghilangkan Najis untuk ketiga Najis
(Mukhaffafah, Mutawassithah, Mughallazhah) antara lain,
• Cara Menghilangkan Najis Mukhaffafah ialah cukup dengan
diperciki air pada tempat yg terkena Najis Mukhaffafah tersebut.
• Cara Menghilangkan Najis Mutawassithah ialah dapat dicuci dengan
cara dibasuh sekali asal sifat najis atau warna, bau dan rasanya itu
hilang. Bisa juga dengan cara dicuci sebanyak 3 (Tiga) kali atau
disiram lebih baik.
• Cara Menghilangkan Najis Mughallazhah seperti jilatan Anjing
maupun Babi ialah dengan dibasuh 7 (Tujuh) kali dan salah satu
diantara-nya dengan air yg bercampur dengan tanah dan hal tersebut
wajib dilakukan oleh setiap Muslim yg terkena Najis tersebut.
Bersuci dari Hadast Besar
• Hadas besar ialah segala sesuatu yang mewajibkan seseorang
mandi wajib.
• Seseorang dianggap mempunyai hadas besar antara lain jika
mengalami haid, nifas, junub dan mengeluarkan air mani.
• Cara mensucikan diri dari hadas besar yaitu dengan cara mandi
wajib.
Cara Mandi Wajib
• Adapun Tata Cara Mandi Wajib sebagai berikut:

1. Dimulai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar. Mulailah segala sesuatu hal
dengan niat. Bisa bahasa Arab atau bahasa Indonesia saja.

2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3x lalu Membersihkan kemaluan serta kotoran


yang ada disekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.

3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan tangan ke tanah


atau dengan menggunakan sabun.

4. Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat

5. Mengguyur air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut

6. Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri

7. Menyela-nyela (menyilang-nyilang) rambut dengan jari

8. Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan, lalu kiri.
Pengertian Tayamum
Tayammum secara bahasa diartikan sebagai Al Qosdu
( (ُ‫صد‬
ْ َ‫الق‬yang berarti maksud. Sedangkan secara istilah dalam
syari’at adalah sebuah peribadatan kepada Allah berupa
mengusap wajah dan kedua tangan dengan
menggunakan sho’id yang bersih[1]. Sho’id adalah seluruh
permukaan bumi yang dapat digunakan untuk
bertayammum baik yang terdapat tanah di atasnya
ataupun tidak.
Media yang dapat Digunakan untuk Tayammum

Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah


seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir,
bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering. Hal
ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam
dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu di
atas dan secara khusus,

ً ‫طهورُا‬ َ ‫ج ِعلَتُِاأل َ ْرضُكلُّ َهاُ ِل‬


َ ً ‫ىُوأل َّمتِىُ َم ْس ِجدا‬
َ ‫ُو‬

“Dijadikan (permukaan, pent.) bumi seluruhnya bagiku


(Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai
tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk
bersuci”.[6]
Tata cara Tayamum
• Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi
dengan sekali pukulan kemudian meniupnya.
• Kemudian menyapu punggung telapak tangan kanan
dengan tangan kiri dan sebaliknya.
• Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan.
• Semua usapan baik ketika mengusap telapak tangan
dan wajah dilakukan sekali usapan saja.
• Bagian tangan yang diusap adalah bagian telapak
tangan sampai pergelangan tangan saja atau dengan
kata lain tidak sampai siku seperti pada saat wudhu.
• Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal
janabah, demikian juga untuk hadats kecil.
• Tidak wajibnya urut/tertib dalam tayammum.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai