Anda di halaman 1dari 4

RESUME

MATA KULIAH FIKIH


MATERI 3

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Fikih

Dosen Pengampu : Miftakhul Amri, S.Sy., M.H.

Oleh:
Nama : Netrallita Athikha Prihandoko
No Absen : 18
NIM : 2017201018
Kelas : 1 Ekonomi Syariah A

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO
TAHUN 2020
MATERI 3
A. Dasar Hukum Thaharah
Thaharah secara bahasa berarti bersuci. Sedangkan secara istilah bisa
diartikan sebagai kegiatan bersuci dan membersihkan.
Dalil yang menjelaskan tentang disyariatkannya Thaharah dalam Islam adalah
sebagai berikut:
1. Q.S. Al-Maidah ayat 6
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur." (Al-Maidah :6 )
2. Hadis Nabi SAW

ُّ ‫صالَ ِة ال‬
‫ط ُهو ُر‬ ُ ‫ِم ْفت‬
َّ ‫َاح ال‬
Artinya: kunci shalat adalah suci (HR. Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi,
Baihaqi, dan ad-Daruquthni)

B. Macam-macam bersuci dan Tata Caranya


1. Pengertian Hadas dan Najis
a. Hadas merupakan keadaan diri pada seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak suci dan tidak sah untuk mengerjakan shalat.
Hadas dibagi menjadi dua yaitu:
 Hadas Kecil
Macam-macam hadas kecil diantaranya:
 -Mengeluarkan sesuatu dari qubul atau dubur, meskipun kentut.
 -Tidur nyenyak, dengan miring ataupun telentang (hilang akal)
 -Menyentuh kemaluan
Cara bersuci dari hadas kecil seperti diatas dengan cara berwudhu
atau tayamum.
 Hadas Besar
Macam-macam hadas besar diantaranya:
 Bersetubuh
 Keluar Mani
 Haid/Nifas
Cara bersuci dari hadas besar seperti diatas dengan cara mandi
besar/janabat.
b. Najis menurut bahasa berarti kotor, tidak bersih atau tidak suci.
Sedangkan menurut istilah adalah kotoran yang seorang muslim wajib
membersihkan diri dan menyuci apa-apa yang terkena najis.
 Benda-benda yang termasuk najis yaitu:
 Darah haid/nifas
 Air kencing dan madzi
 Kotoran (berak/tinja)
 Air liur anjing
Dari benda-benda najis diatas adalah najis yang harus dibersihkan dari
badan, pakaian, dan tempat ketika akan sholat. Maka pengertian dari
khomr dan daging babi tentu bukan najis seperti yang dimaksud secara
syar’i.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Maidah ayat 90
yang artinya: “Sesungguhnya khomr dan jufi . . . itu kotor termasuk
amalan syaitan”. (Q.S. Al Maidah:90).
Maksud nya kotor tidak boleh diminum bukan tidak boleh dipegang,
demikian pula judi itu kotor, artinya tidak boleh dikerjakan.
 Macam-macam Najis:
 Najis ringan (Mukhafaffah), yaitu naijs yang cara
mensucikannya cukup memercikan air kepada tempat atau
benda yang di kenainya. Contoh najis ini adalah kencing
bayi laki-laki yang belum makan makanan, kecuali asi.
 Najis sedang (Mutawassithah), yaitu najis yang cara
mensucikannya dengan membersihkan najis itu terlebih
dahulu, kemudian mengalirkan air kepada tempat yang
dikenainya.
 Najis berat (Mughaaladzah), yaitu najis yang harus
dibersihkan dengan air sebanyak 7 kali, salah satunya
dicampur dengan tanah. Contoh najis ini adalah terkena air
liur anjing atau jilatan anjing.
 Najis yang dimaafkan (Ma’fu), yaitu najis yang dimaafkan
karena sulit untuk mengenalinya. Contoh najis ini adalah
terkena percikan najis dijalanan.
 Tata Cara Mensucikan Najis
 Dibersihkan hingga hilang bau, rasa, dan warnanya. Bila
telah diupayakan tetapi masih ada sedikit, tidaklah
mengapa.
 Untuk liur anjing, dibasuh 7 kali dan salah satunya dengan
menggunakan tanah.
 Istinja’
 Bersuci dari najis setelah membuang hajat besar atau hajat
kecil. Pelaksanaannya:
1. Dilakukan dengan tangan kiri.
2. Tidak dengan menghadap kiblat.
3. Menggunakan air.
4. Boleh dan mencukupi dengan menggunakan 3 buah
batu atau sesuatu yang lain. Pengertian 3 buah batu
adalah tiga usapan, ini sudah mencukupi tidak
menggunakan tiga batu, sebab maksud istinja’ ini
adalah membersihkan kotoran atau najis.

Sumber:
http://punyalembak.blogspot.com/2016/03/pengertiandasar-hukumtujuan-dan-
alat.html
https://baladena.id/fiqih-thaharah-pengertian-dasar-hukum-dan-jenis/

Anda mungkin juga menyukai