IBADAH
A. Pengertian Ibadah
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dilakukan untuk mengesakan dan
mengagungkan Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan seamata mata untuk
memperoleh ridho dan pahala dari Allah SWT.
Ayat di atas mengatakan bahwa beribadah adalah tujuan manusia di ciptakan. Oleh
karena itu ketika kita melakukan setiap aktivitas, walaupun itu sekedar makan, bekerja,
mendidik anak, dll, itu semua bisa bernilai ibadah jika kita niatkan untuk mendapat ridho
Allah. Jadi ibadah itu bukan hanya sholat, puasa, sedekah, naik haji. Tapi segala
perbuatan yang kita lakukan dengan niat karena Allah.
“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa .” (Q.S Al –Baqarah : 21)
THAHARAH
A. Pengertian Thaharah
Thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti bersih atau suci.
Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah membersihkan diri, pakaian, dan tempat
dari najis dan hadas, sehingga seseorang diperbolehkan beribadah yang ditentukan
harus dalam keadaan suci.
Thaharah terbagi 2:
1. Thaharah Ma’nawiyah
Thaharah ma'nawiyah merupakan bersuci rohani misalnya membersihkan segala
penyakit hati yaitu iri, dengki, riya dan lainnya.
Pasalnya, thaharah ma'nawiyah ini penting dilakukan sebelum melakukan thaharah
hissiyah, karena ketika bersuci harus dalam keadaan bersih dari sifat-sifat sirik
tersebut.
2. Thaharah Hissiyah
Thaharah hissiyah adalah bersuci jasmani, atau membersihkan bagian tubuh dari
sesuatu yang terkena najis (segala jenis kotoran) maupun hadas (kecil dan besar).
Untuk membersihkan dari najis dan hadas ini, bisa dilakukan dengan menggunakan
air seperti berwudu, mandi wajib, serta tayamum (bila dalam kondisi tidak ada air).
Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah air bersih (suci dan mensucikan) yang turun dari
langit atau keluar dari bumi dan belum pernah dipakai bersuci, di antaranya:
Air hujan
Air sumur
Air sungai
Air laut
Air salju
Air telaga
Air embun
C. Pembagian/ Macam Air Untuk Thaharah
1. Air suci dan menyucikan, yaitu air mutlak atau masih murni dapat digunakan untuk bersuci
dengan tidak makruh (digunakan sewajarnya tidak berlebihan).
2. Air suci dan dapat menyucikan, yaitu air musyammas (air yang dipanaskan dengan matahari)
di tempat logam yang bukan emas.
3. Air suci tapi tidak menyucikan, yaitu air musta'mal (telah digunakan untuk bersuci)
menghilangkan hadas atau najis walau tidak berubah rupa, rasa dan baunya.
4. Air mutanajis, yaitu air yang kena najis (kemasukan najis), sedangkan jumlahnya kurang,
maka tidak dapat menyucikan.
5. Air haram, yaitu air yang diperoleh dengan cara mencuri (ghashab), atau mengambil tanpa
izin, sehingga air itu tidak dapat menyucikan.
A. Wudhu
Tata Cara Thaharah