Anda di halaman 1dari 12

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA METRO

(IAIM NU) METRO LAMPUNG

MAKALAH THAHARAH

(Makalah ini di susun guna untuk mememenuhi tugas mata kuliah fiqih)

DOSEN PENGAMPU :H. Muh. Zaini, M.Pd.I

Prodi: Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh:

 Lutfi Amrulloh (211210081)

 Miftahus Sa’ada (211210088)

 Tesya Lailatul Fatma (211210149)

 Atin Nailatun Najah (211210025)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU METRO

2021/1442H

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mandiri

berupa sebuah Makalah yang berjudul“ Thaharah”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam

menyelesaikan Mata Kuliah Fiqih pada Institut Agama Islam Ma’arif Nu Metro

(IAIM) Ma’arif Metro Lampung TahunAkademik 2021/2022.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak/Ibu Dosen Pengampu

Mata Kuliah “ Fiqih” yang memberikan tugas ini kepada kami, serta semua pihak

yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih

jauhdarisempurna, oleh sebab itu kritik serta saran yang sifatnya membangun

sangat kami harapkan demi lebih baiknya penulisan makalah yang akan datang.

Akhirnya kami berharap semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca semua.

Metro,27 september 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2

A. Thaharah........................................................................................ 2

B. Mandi Wajib..................................................................................

C. Berwudhu.......................................................................................

D. Tayamum.......................................................................................

E. Istinja’............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Penutup

D. Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bersuci (thaharah) merupakan suatu kegiatan membersihkan diri dari

segala kotoran (polutan), dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi

daripada hanya sekedar membersihkan, namun termasuk juga bebas dari

benda-benda najis. Selain itu, persyaratan air untuk thaharah yakni tidak

berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna (Imam Bukhari). Dalam hal

volume, Rasulullah SAW mengatakan “jika air sudah mencapai ukuran 2

qullah, maka air tersebut tidak mambawa najis”. Namun, air mengalir masih

diperbolehkan meskipun memiliki volume yang lebih kecil karena

terpenuhinya aerasi untuk reaksi- reaksi oksidasi dan penguapan zatzat yang

lebih volatil dari air.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang perlu

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Thaharah

2. Hukum Thaharah

3. Macam – Macam Thaharah

4. Tata cara Thaharah

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Thaharah
1. Pengertian Thaharah

Thaharah (bersuci) menurut bahasa berarti bersih dan membersihkan diri


dari kotoran yang bersifat hissiy (inderawi) seperti najis dan kotoran yang
ma’nawi seperti cacat fisik maupun nonfisik (aib). Sedangkan menurut syara’,
thaharah adalah sesuatu yang dihukumi wajib untuk melaksanakan shalat seperti
wudhu, mandi, tayammum, istinja’, dan menghilangkan najis lainnya. Tanpa
adanya thaharah mustahil akan terwujud ibadah yang sah karena ibadah yang
dilakukan seorang hamba harus dalam keadaan yang bersih dan suci (thaharah wa
nadhafah) untuk mencapai kesempurnaan ibadah.

2. Hukum Thaharah

Thaharah (bersuci) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi dan dilakukan
dalam beberapa macam ibadah sebagaimana Al-Quran surat al-Maidah ayat 6.
Allah SWT berfirman :

Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub, maka mandilah, dan jika kamu sakit (sakit yang tidak boleh kena air) atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu
(tayamum). Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak

v
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur” (QS. al-Maidah: 6)

3. Macam-Macam Thaharah

Thaharah terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

 Thaharah Batiniah

Thaharah ma'nawiyah adalah membersihkan diri dari


kotoran batin berupa dosa dan penyakit hati seperti iri, dengki,
takabur, dan lain-lain.Cara membersihkannya dengan melakukan
taubatan nashuha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan
mengulanginya.

 Thaharah Lahiriah

Thaharah yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri,


tempat tinggal, lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadats dan
najis. Membersihkan diri dari najis adalah membersihkan badan,
pakaian, dan tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa,
bau dan warnanya.

Tata-Tata Cara Thaharah

Adapaun tata cara yang harus dilakukan seseorang saat


ingin mensucikan diri atau thaharah, meliputi:

I. Mandi Wajib

Istilah mandi wajib dalam thaharah yaitu mengalirkan air ke


seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki. Mandi wajib ini harus
dibarengi dengan membaca niat berikut ini:

Artinya :

“Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah,


fardhu karena Allah ta'ala."

Macam-Macam mandi wajib : Haid, Melahirkan, Nifas (setelah


melahirkan), Junub, dan Keluar air mani, Meninggal.

vi
II. Berwudhu

Wudhu menurut bahasa berarti bersih dan indah, sedangkan


menurut istilah berarti membersihkan anggota – anggota badan
untuk menghilangkan hadas kecil dan besar. Hukum berwudhu
adalah wajib bagi seorang muslim ketika hendak melakukan sholat
atau melakukan ibadah lainnya seperti membaca ayat suci Al-
Qur’an.

- Syarat Sah wudhu


 Islam
 Mumayyiz
 Menggunakan air suci dan mensucikan
 Tidak ada sesuatu yang menghalangi wudhu
- Fardu wudhu
 Niat
 Membasuh muka
 Membasuh dua tangan sampai ke siku
 Mengusap kepala
 Membasuh dua kaki sampai atas kedua mata kaki
 Tertib
- Sunah – Sunah Wudhu
 Membasuh telapak tangan
 Berkumur – kumur
 Istinsyaq
 Mengusap kedua telinga
 Menyela – nyela jari-jari tangan dan kaki
 Mendahulukan anggota kanan lalu kiri
 Meniga kalikan pada tiap –tiap membasuh anggota
wudhu
 Menghadap kiblat
 Membaca do’a setelah wudhu
- Hal – Hal Yang Membatalkan Wudhu
 Keluar sesuatu dari qubul dan dubur
 Hilang akal (gila), pingsan, tidur, dan mabuk
 Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan
 Tersentuhnya kemaluan (qubul dan dubur )
 Murtad

vii
III. Tayamum

Tayamum menurut bahasa berarti menuju sedang menurut


istilah mempergunakan debu yang bersih guna mengusap muka
dan tangan untuk mensucikan dari hadast menurut cara yang telah
di tentukan. Tayamum dapat menggantikan wudhu untuk
melaksanakan sholat di karenakan keadaan yang tidak memungkin
kan untuk menggunakan air di karenakan sakit dan tidak adanya
sumber air.

Golongan Orang – Orang Yang Di Perbolehkan Tayamum :

 Orang yang sedang sakit dan apabila terkena air


anggota yang sakit akan memperparah sakit tersebut
 Karena tidak ada air

Syarat – Syarat Sahnya Tayamum

 Muslim
 Telah masuknya waktu sholat
 Tidak adanya air sedang waktu sholat sudah hampir
selesai
 Dengan menggunakan debu
 Sakit
 Musafir (orang dalam berpergiaan ) tidak mendapatkan
air

Fardunya Tayamum

 Niat
 Mengunakan debu yang bersih dan suci
 Mengusap debu ke wajah dan kedua tangan sampai
siku
 Meratakan debu yang bersih pada anggota tayamum
 Tertib

Hal – Hal Yang Membatalkan Wudhu

 Segala hal yang membatalkan wudhu


 Melihat air sebelum melakukan sholat
 Murtad

viii
IV. Isinja’

Istinja adalah membersihkan sesuatu (najis) yang keluar dari


qubul atau dubur menggunakan air atau batu dan benda sejenisnya
yang bersih dan suci.

Benda – Benda Yang Dapat Di Gunakan Untuk Istinja’:

 Air
 Batu atau benda - benda keras seperti tisu dan daun

Macam – Macam Air Dan Pembagiannya

 Air Mutlak

Air suci yang mensucikan dapat di gunakan untuk


bersuci seperti air laut, air hujan, air sungai, air sumur,
air salju, dan air embun.

 Air Makruh

Air suci dan dapat mesucikan tapi makruh di


gunakan, seperti air musyammas (air yang di
panaskan dengan panas matahari) dalam tempat
logam yang di buat bukan dari emas dan logam.

 Air Suci Tapi Tidak Mensucikan


- Air yang telah berubah salah satu sifatnya
karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci, selain
dari perubahan yang tersebut di atas seperti air teh, air
kopi,dan sebagainya.
- Air sedikit kurang dari dua qullah (tempatnya
persegi panjang yang mana panjangnya,
lebarnya,dalamnya 1 1/4 hasta. Kalau tempatnya bundar
maka garis tengahnya 1 hasta, dalam 2 ¼ hasta, dan
keliling 3 1/7 hasta) Sudah terpakai untuk menghilangkan
hadas atau menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu
tidak berubah sifatnya dan tidak pula bertambah
timbangannya.
- Air pohon-pohonan atau air buah-buahan,
seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu(air nira),
air kelapa dan sebagainya.

ix
 Air Mutanajjis Atau Air Yang Najis

Dalam air mutanajis merupakan air yang


memiliki volume kurang dari dua qullah lalu terkena atau
kejatuhan barang najis atau air yang melebih dua qullah
namun berubah salah satu sifat air karena terkena najis.

x
PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

Thoharoh dapat diartikan sebagai bersuci,bersih dan membersihkan diri dari


kotoran yang bersifat hissiy (inderawi) seperti najis dan kotoran yang ma’nawi
seperti cacat fisik maupun nonfisik (aib).Thoharoh terdiriatas 2 macam yaitu
thoharoh batiniah dan lahiriah,sedangkan tata cara thoharoh yaitu ada 4 mandi
wajib,wudhu,tayamum,dan istinja'.

xi
DAFTAR PUSTAKA

 Drs.h.moh.rifa`I,ilmu fiqih islam lengkap (semarang 1999) Hal 146


 Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani,bulughul mahram hal 28

xii

Anda mungkin juga menyukai