Anda di halaman 1dari 12

AKHLAK ISLAMIYAH : AKHLAK MAHMUDAH DAN AKHLAKA

MAZMUMAH

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Hasyim As’ari, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Novi Nurlatifatul Lestari 231210063

Ira Nurhasanah 231210033

Suryaningsih 231210084

Progam Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG

2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi nikmat, rahmat serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Akhlak Islamiyah : Akhlak Mahmudah dan Akhlak mazmumah dengan tepat
waktu. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah di progam studi
Pendidikan Guru Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Ma’arif Lampung
pada semester Dua. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Hasyim As’ari,
M.Pd.I selaku dosen pembimbing Mata kuliah Akhlak Tasawuf dan kepada
segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Metro, 01 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Pengertian Akhlak.....................................................................................2
B. Pengertian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah ....................................3
C. Pembagian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah.....................................4
D. Cara Mencegah Akhlak Madzmumah Dan Meningkatkan Akhlak
Mahmudah.................................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................8

A..Kesimpulan.................................................................................................8
B..Saran...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sasaran pertama yang dituju oleh Islam adalah membangun “manusia
yang shalih” yang pantas menjadi khalifah di bumi, yang telah dimuliakan
oleh Allah dengan semulia-mulianya, yang telah diciptakan-Nya dalam
penciptaan yang paling baik dan yang ditaklukan untuknya semua apa yang
ada dilangit dan apa yang ada di bumi. Ia adalah Manusia yang lengkap
padanya karakteristik kemanusiaan dan terangkat dari karakter binatang ternak
ataupun binatang buas. Manusia yang shalih inilah yang merupakan dasar
keluarga yang shalih, masyarakat yang shalih dan umat yang shalih.
Untuk menjadi manusia yang shalih tentu kita perlu mempelajari apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari atau ditinggalkan, karena
hidup manusia tidak hanya mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan
kesuciannya, tapi kadang pula mengarah kepada keburukan.
Hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya,
yang akan di jelaskan dalam pembahasan ini. Dan dalam pembahasan ini
Akhlak tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan dengan akhlak yang
terpuji agar kita melakukan terlebih dahulu usaha takhliyah, yaitu
mengosongkan atau membersihkan diri/jiwa dari sifat-sifat tercela sambil
mengisinya (takhliyah) dengan sifat-sifat terpuji. Kemudian kita melakukan
tajalli, yaitu mendekatkan diri kepada Allah
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Akhlak?
2. Apa Pengertian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah?
3. Apa saja Pembagian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah?
4. Bagaimana Cara Mencegah Akhlak Madzmumah Dan Meningkatkan
Akhlak Mahmudah?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah kata jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab
yang berarti perangai, tingkah laku, atau karakter. Kata akhlak didefinisikan
sebagai perilaku, tetapi perilaku harus diulang hanya sekali tidak cukup untuk
melakukan perbuatan baik, atau hanya kadang-kadang. Seseorang dapat
dikatakan merosot jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi yang
kuat dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan terutama pikir pertimbangan
sering diulang, sehingga terkesan sebagai suatu keharusan untuk melakukan.
Jika hal itu dilakukan oleh dipaksa tidak refleksi dari akhlak.adapun
pengertian ahlak menerut alquran ; tercantum dalam Al-quran surah Al-
Qalam(68): 4, yang artinya “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di
atas budi pekerti yang agung” Kata akhlak juga dapat kita temukan dalam
hadis yang sangat populer yang diriwayatkan oleh Imam Malik, yang artinya:
“Bahwasanya aku (Muhammad) diutus tidak lain adalah untuk
menyempurnakan akhlak mulia”. Secara terminologis, terdapat beberapa
definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli. Ahmad Amin
mendefinisikan akhlak sebagai ”kehendak yang dibiasakan”.
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah “sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Sedangkan Abdullah
Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah “suatu kekuatan dalam
kehendak yang mantap yang membawa kecendrungan kepada pemilihan pada
pihak yang benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang
buruk)”. Selanjutnya menurut Abdullah Darraz, perbuatan-perbuatan manusia
dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya

v
B. Pengertian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah
1. Pengertian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)
Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin
pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak
menyenangkan orang lain. Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia
dihimpun pengertian “buruk”.sebagai berikut:
a. Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b. Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
c. Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan
yang bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat,
dan masyarakat yang berlaku.
Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini di kenal dengan
sifatsifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat
membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja
bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.
2. Pengertian Akhlak mahmudah (akhlak terpuji)
Dalam bahsa arab disebut khair, yang artinya akhlak Bagus. Dari
beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” dan terdapat
sebagai berikut :
a. Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
b. Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan,
kesenangan persesuaian, dst.
c. Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang
diharapkan dan member keputusan.
d. Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, member
perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya
“menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah
digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan
tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik,
melakukannya dan mencintainya”.

vi
C. Pembagian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah
1. Pembagian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela).
Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
a. Maksiat Lahir
Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma’siyah, artinya “pelanggaran
oleh orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan
yang dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh
syariat islam. Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan
manfaat, berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang
batil, berdebat dan berbantah hanya mencari menangnya sendiri
tanpa menghormati orang lain, berkata kotor, mencaci-maki atau
melaknat, menghina, menertawakan, atau merendahkan orang lain,
berkata dusta, dan lain sebagainya.
2) Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaran orang lain,
mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyi yang dapat
melalaikan ibadah kepada Allah Swt.
3) Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita ataupun laki-laki yang
bukan muhrimnya, melihat kemungkaran tanpa beramar makruf
nahi mungkar.
4) Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri, dan
menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan.
b. Maksiat Batin
Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakan oleh
tabiat hati. Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan
maksiat lahir, karena terkadang tidak terlihat, dan lebih sukar
dihilangkan. Selama maksiat batin belum dilenyapkan, maksiat lahir
tidak bisa dihindarkan dari manusia. Beberapa contoh penyakit batin
(akhlak tercela) adalah:

vii
1) Marah (ghadab). Islam menganjurkan orang yang marah agar
berwudhu (menyiram api kemarahan dengan air).
2) Dongkol (hiqd). Rasulullah bersabda, “orang mukmin itu bukanlah
orang yang suka dongkol”.
3) Dengki (hasad). Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana
sabda Nabi, “Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya
dengki dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.
4) Sombong (takabur). Allah Swt berfirman, Artinya: Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina".
2. Pembagian Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji).
Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai
dengan norma-norma atau ajaran Islam. Akhlak yang terpuji dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Taat Lahir
Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan
Tuhan, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan
lingkungan,dan dikerjakan oleh anggota lahir. Beberap perbuatan yang
dikategorikan taat lahir adalah:
1) Tobat, dikategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan
tingkah laku seseorang. Namun sifat penyesalannya merupakan
taat batin.
2) Amar makruf dan nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada
manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan
kemaksiatan dan kemungkaran.
3) Syukur, berterima kasih terhadap nikmat yang telah dianugrahkan
Allah kepada manusia dan seluruh makhluknya.

viii
b. Taat Batin
Taat Batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang
dilakukan oleh anggota batin (hati).
1) Tawakal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam
menghadapi, menanti, atau menunggu hasil pekerjaan.
2) Sabar, dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi
adalah ujian dan cobaan dari Allah Swt.
3) Qana’ah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang
dianugrahkan oleh Allah.
D. Cara Mencegah Akhlak Madzmumah Dan Meningkatkan Akhlak
Mahmudah
1. Cara Mengatasi Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela) Menurut Ahmad
Amin ada 2 cara untuk mengatasi Ahlak tercela, yaitu:
a. Perbaikan pergaulan, seperti pendirian pusat pendidikan anak nakal,
mencegah perzinahan, mabuk, dan peredaran obat-obat terlarang.
b. Memberikan hukuman. Dengan adanya hukuman, akan muncul suatu
ketakutan pada diri sendiri karena perbuatannya akan dibalas
(dihukum). 7 Hukum ini pada akhirnya bertujuan untuk mencegah
melakukan yang berikutnya, serta berusaha keras memperbaiki
akhlaknya.
2. Cara Meningkatkan Akhlak Madzmumah (Akhlak Terpuji)
Ada banyak cara yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak yang
terpuji secara lahiriah, diantaranya:
a. Pendidikan, dengan pendidikan cara pandang seseorang akan
bertambah luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari
masing-masing (akhlak terpuji dan tercela).
b. Menaati dan mengikuti peraturan dan UU yang ada di masyarakat
dan negara. Bagi seorang muslim tentunya mengikuti aturan yang
digariskan Allah dalam Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad
SAW.

ix
c. Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditingkatkan melalui kehendak atau
kegiatan baik yang dibiasakan.
d. Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah
berteman dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan
(intelektual).
e. Melalui perjuangan dan usaha. Menurut Hamka, bahwa akhlak
terpuji tidak timbul kalau tidak dari keutamaan, sedangkan
keutamaan tercapai melalui perjuangan.

Sedangkan akhlak yang terpuji batiniah, dapat ditingkatkan


melalui beberapa cara, yaitu:
a. Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuatan yang telah
dilakukannya selama ini, baik perbuatan buruk beserta akibat yang
dilakukannya, ataupun perbuatan baik beserta akibat yang
ditimbulkannya.
b. Mu’aqobah, memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan
dantindakan yang telah dilakukannya. Hukuman tersebut tentu
bersifat ruhiyah dan berorientasi pada kebajikan, seperti melakukan
shalat sunah yang lebih banyak dibandingkan biasanya, berzikir dan
sebagainya.
c. Mu’ahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak
mengulangi kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta
menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Mujahadah, berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan yang
baik untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri
pada Allah SWT (muraqabah).

x
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak madzmumah (Akhlak Tercela) adalah suatu tingkah laku yang
dapat membawa manusia kepada kebinasaan dan kehancuran yang didorong
oleh beberapa factor yaitu dunia (harta), manusia, setan, dan nafsu. Akhlak
tercela ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu maksiat lahir seperti
berbicara hal-hal batil, menguping pembicaraan orang lain, melihat aurat
orang yang bukan muhrimnya, dan lain-lain. Kemudian maksiat batin yaitu
seperti marah, dongkol, dengki, dan sombong. Dan untuk akhlak tercela
tersebut diperlukan 2 cara yaitu perbaikan pergaulan dan member hukuman
bagi yang melakukan perbuatan buruk.
Adapun akhlak mahmudah (Akhlak Terpuji) yaitu menghilangkan
semua kebiasaan yang tercela sebagaimana yang telah digariskan dalam ajaran
Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian
membiasakan kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya. Akhlak
terpuji ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu taat lahir seperti tobat, amar makruf
dan nahi munkar, dan syukur.
Kemudian taat batin yaitu seperti tawakal, sabar, dan qana’ah. Dan
untuk meningkatkan akhlak terpuji dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu
apabila secara lahiriah, seperti memilih pergaulan yang baik, membiasakan
kegiatan yang baik, dan menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di
Negara maupun di masyarakat. Dan apabila secara batiniah yaitu dengan cara
muhasabah, mu’aqobah, mu’ahadah, mujahadah.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta kritik yang
membangun dari para pembaca

xi
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin, Nata. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Al-Qardhawy, Yusuf. 1997.Pengantar Kajian Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Anwar, Rosihon.2010. Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Humaidi,Tatangpangarsa. 1991. Akhlaq Yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu.

Mahjudin. 2003. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia.

Nata, Abuddin. 2006.Akhlak Tasawuf.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zahruddin,AR. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

xii

Anda mungkin juga menyukai