Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

" AKHLAK DALAM ISLAM "

Dosen Pembimbing :
Dr.Muh Yahdi,M.Ag.,

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 1

 A.Ainun Fatimah
 Afifah Muthia Putri
 Andi Saqila Asriady Natsir
 Annisa Juniarsy
 Annisa Putri Yunandari
 Aryani
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga ‘Makalah Akhlak dalam islam’ di selesaikan tepat pada
waktunya.
Penulisan Makalah ini, penulis memperoleh berbagai bantuan dari pihak
tertentu. Maka dari itu, Penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat Bapak Dr. Muh Yahdi M.Ag, selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Agama yang membantu penulis dalam mata kuliah.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Baik dari segi penulisan, format tulisan dan bahasa. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan pengembangan
makalah kedepannya.

Gowa, 26 Oktober 2020


Penyusun,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar belakang.......................................................................................1

B. Rumusan masalah ................................................................................2

C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

A. Pengertian akhlak..................................................................................3

B. Dasar akhlak.........................................................................................4

C. Pembagian akhlak.................................................................................4

D. Macam-macam akhlak..........................................................................6

E. Ruang lingkup akhlak...........................................................................9

F. Ciri-ciri akhlak islamiyah.....................................................................9

G. Tujuan pembentukan akhlak.................................................................12

H. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak.....................12

BAB III PENUTUP..........................................................................................14

A. Kesimpulan...........................................................................................14

B. Saran.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam. Akhlak yang
baik akan menitik beratkan timbangan kebaikan seseorang pada hari kiamat,
menurut keterangan Abdulloh Ibnu Umar, orang yang paling dicintai dan yang
paling dekat dengan Rasulullah saw pada hari kiamat adalah yang paling baik
akhlaknya.
Salah satu misi utama agama Islam adalah untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Nabi bersabda:
ْ‫ﺧﻠﻖ‬
َْ ‫ﺄ‬Iَ‫ﺄﱢَﺗﻤَﻢَﻣﻜﺎرَِماْﻟ‬Iُ‫ﺖِﻟ‬
ُ ‫ﺜ‬I‫ِإﱠﻧَﻤﺎُِﺑ ْﻌ‬

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR:


Ahmad dan Baihaqi)

Akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam merupakan orientasi yang harus
dipegang oleh setiap muslim. Akhlak merupakan ukuran kemanusiaan yang
hakiki dan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia, bahkan untuk
membedakan antara hewan dan manusia terletak pada akhlaknya. Manusia yang
tak berakhlak sama halnya dengan hewan, kelebihannya manusia hanya pandai
berkata-kata. Krisis akhlak terjadi karena sebagian besar orang tidak mau lagi
mengindahkan tuntunaan agama, yang secara normative mengajarkan kepada
pemeluknya untuk berbuat baik, meninggalkan perbutan-perbuatan maksiat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemrosotan akhlak terjadi merupakan
akibat dari dampak negative dari kemajuan teknologi dan era globalisasi.
Kemajuan teknologi dan derasnya arus globalisasi menimbulkan dampak
negative dikarenakan tidak diimbangi dan diiringi dengan keimanan.
Oleh karena itu pelajaran Akhlak dalam pendidikan sangatlah penting,
bahkan pendidikan akhlak ini masih di pelajari hingga bangku kuliah, salah satu
realisasi dari tugas agama yaitu pembuatan makalah akhlak ini.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian Akhlak?
2. Apa saja dasar Akhlak ?
3. Apa saja sumber Akhlak ?
4. Apa saja Pembagian Akhlak ?
5. Apa saja macam-macam Akhlak?
6. Bagaimana Ruang Lingkup Akhlak?
7. Bagaimana ciri-ciri Akhlak Islamiyah?
8. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan akhlak?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini, dimaksudkan untuk menginformasikan kepada
pembaca, apa itu akhlak sesama manusia, apa dan bagaimana akhlak yang
sebenarnya diajarkan islam, demi terciptanya kehidupan yang islami menuju
keridhoan Allah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Secara etimologi (lughatan) akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari
khuluq yang berarti budi pekerti, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata
khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk
(yang diciptakan) dan khalaq (penciptaan). Secara termologi ada beberapa definisi
tentang akhlak menurut para ahli, yaitu:
1. Imam Ghazali
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan dan
pertimbangan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia telah membicarakan tentang
hakikat budi pekerti yang baik dan budi yang baik itu. Mereka tidak menyinggung
pada buahnya. Kemudianmereka tidak melengkapi semua buah itu. Bahkan
masing-masing menyebut dari buahnya apa yang terlintas baginya. Dan apa yang
muncul dari hatinya. Mereka tidak mencurahkan kesungguhan hatinya untuk
mencurahkan kesungguhannya untuk menyebutkan batas dan hakikatnya yang
melalui dari buah tersebut.
2. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tetanam dalam jiwa, yang dengannya lahir
macam-macam perbuatan , baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.
3. Abdul Karim Zaidam
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat sifat yang tertanam dalam jiwa yang
dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk,untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkan.
Dari pengertian ketiga diatas dapat dinyatakan bahwa akhlak atau khulaq
itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul

3
seccul secara spontan bilamana diperlukan.tanpa memerlukan atau pertimbangan
terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

B. Dasar Akhlak
Dasar akhlak berinduk pada tiga perbuatan yang utama, yaitu: hikah
(bijaksana) syaja`ah (perwira atau kesatria). Dan iffah (menjaga diri dari
perbuatan dosa dan maksiat). Ketiga macam induk akhlak ini mucul dari ikap adil
yaitu sikap pertengahan atau seimbangan dalam mempergunakan ketiga potensi
rohaniah yang terdapat data diri manusia yaitu akal (pemikiran) yang tepusat di
kepala ghadab (amarah) yang berpusat di dada dan Nafsu syahwat (dorongsn
seksual) yang berpusat di perut.

C. Pembagian Akhlak
a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )
Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang
terpuji adalah sebagai berikut:
1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan
berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah
suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah
dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-
Nya Adalah untuk kebaikan manusia
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti
berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah
berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi
pelakunya sendiri maupun orang lain.
2) Tawaduk

4
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang
merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim
maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri
terhadapnya maka Allah akan merendahkannya” (HR. Ath-Thabrani).
3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai
sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku
(Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak
bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu
dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)
Selain sifat-sifat di atas masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainya yang
menjadi patokan akhlak kita antar sesame.
b. Akhlak Tercela ( Mazmumah )
Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak
antar sesama diantaranya:
1. Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu
melihat orang lain beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Janganlah
kamu saling membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah
kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang
bersaudara dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari
tiga hari“. (HR. Anas).
2. Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
membalas kejahatan. Allah berfirman:

5
”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah
itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
3. Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan
nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan
orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu
tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman,
”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Tentu kamu merasa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).
4. Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan
seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi
perselisihan antara keduanya. Allah berfirman,
”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6)

D. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk
kepada kholiq-Nya, diantaranya:
- Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembah-Nya sesuai denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah
membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
- Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

6
- Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan penerapan akhlak dalam Kehidupan.
- Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
- Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh
karena itu idak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau
memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah.
- Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak
mengotorinya dengan perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin
Umayah pernah meminta nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah
memberinya nasihat singkat dengan mengingatkan, “Janganlah kamu
menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun,
meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara dibakar hidup-
hidup atau tubuh kamu dibelah menjadi dua“. (HR. Ibnu Majah).
2. Akhlak kepada Diri Sendiri
Adapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di
antaranya:
- Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika
ditimpa musibah.
- Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang
tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan
dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan
Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan
menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
- Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk

7
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang
menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara
anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak
kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan
perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk
perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk
terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati
perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan
tidak mampu lagi berusaha.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan
dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah
mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada
orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak
oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam
komunikasisemua pihak dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan
batin,keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan
menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan demikian rumah bukan
hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal
yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui
komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu
menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi
pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.
4. Akhlak kepada Sesama Manusia
Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari
rasa kasih sayang dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda
Rasulullah saw, “Mukmin yang paling sempurna imanya ialah yang paling
baik akhlaknya. Dan yang paling baik diantara kamu ialah mereka yang paling
baik terhadap isterinya“. (HR. Ahmad).

8
5. Akhlak Dalam Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang
berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan
tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan
yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka
dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.

E. Ruang Lingkup Akhlak


Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan denga etika. Etika dibatasi
oleh sopan santun pada lingkungan social tertentu dan hal ini belum tentu terjadi
pada lingkungan masyarakat yang lain. Etika juga hanya menyangkut perilaku
hubungan lahiriah. Misalnya, etika berbicara antara orang pesisir, orang
pegunungan dan orang keraton akan berbeda,dan sebagainya.
Akhlak mempunyai makna yang lebih luas, karena akhlak tidak hanya
bersangkutan dengan lahiriah akan tetapi juga berkaitan dengan sikap batin
maupun pikiran. Akhlak menyangkut berbagai aspek diantaranya adalah
hubungan manusia terhadap Allah dan hubungan manusia dengan sesame
makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda bernyawa dan tidak
bernyawa).

F. Ciri- Ciri Akhlak Islamiyah


1. Kebajikan yang mutlak
Islam menjamin kebajikan mutlak. Karena Islam telah menciptakan akhlak
yang luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan atau
masyarakat pada setiap keadaan, dan waktu bagaimanapun. Sebaliknya akhlak
yang diciptakan manusia, tidak dapat menjamin kebaikan dan hanya
mementingkan diri sendiri.
2. Kebaikan yang menyeluruh
Akhlak islami menjamin kebaikan untuk seluruh manusia. Baik segala
jaman, semua tempat, mudah tidak mengandung kesulitan dan tidak
mengandung perintah berat yang tidak dikerjakan oleh umat manusia di luar

9
kmampuannya. Islam menciptakan akhlak yang mulia, sehingga dapat
dirasakan sesuai dengan jiwa manusia dan dapat diterima akal yang sehat.
3. Kemantapan
Akhlak Islamiayah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri
manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan
Tuhan yang bijaksana, yang selalu memliharanya dengan kebaikan yang
mutlak. Akan tetapi akhlak/etika ciptaan manusia bersifat berubah-rubah dan
tidak selalu sama sesuai dengan kepentingan masyarakat dalam satu jaman atau
satu bangsa. Sebagai contoh aliran materialism, hati nurani dana lain
sebagainya.
4. Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia sebab ia
mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam
keadaan suka dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat
mendorong untuk tetap berpegang kepadanya. Juga sebagai perangsang
untuk berbuat kebaikan yang diiringi dengan pahala dan mencegah perbuatan
jahat, karena takut skan siksaan Allah SWT.
5. Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, islam
menghargai hati nurani bukan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan
beberapa usaha. Firman Allah dalam surat Al-Qiyamah: 1-2 ; yang artinya:
“Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang
amat menyesali (dirinya sendiri)”.

G. Tujuan Pembentukan Akhlak


Telah dikatakan di atas bahwa pembentukan akhlak adalah sama dengan
pendidikan akhlak, jadi tujuannya pun sama. Tujuan pendidikan akhlak dalam
Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan
yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah swt.21 Inilah yang akan
mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan diakhirat.Proses
pendidikan atau pembentukan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang

10
berakhlak mulia. Akhlak yang mulia akan terwujud secara kukuh dalam diri
seseorang apabila setiap empat unsur utama kebatinan diri yaitu daya akal, daya
marah, daya syahwat dan daya keadilan, Berjaya dibawa ke tahap yang seimbang
dan adil sehingga tiap satunya boleh dengan mudah mentaati kehendak syarak dan
akal. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok pembentukan akhlak Islam ini.
Akhlakseseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-
nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an.
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud tujuan pembentukan akhlak setidaknya
memiliki tujuan yaitu:
a. Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selaluberamal sholeh.
Tidak ada sesuatu pun yang menyamai amalsaleh dalam mencerminkan
akhlak mulia ini. Tidak ada pula yang menyamai akhlak mulia dalam
mencerminkan keimanan seseorang kepada Allah dan konsistensinya kepada
manhaj Islam
b. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang menjalanikehidupannya sesuai
dengan ajaran Islam; melaksanakan apa yang diperintahkan agama dengan
meninggalkan apa yang diharamkan; menikmati hal-hal yang baik dan
dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk,
tercela, dan munkar
c. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik
dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu
bergaul dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha
Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-ajaran-Nya dan petunjuk-petunjuk
Nabi-Nya, dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan
kesinambungan hidup umat manusia.
d. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak
orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar24 dan
berjuang fii sabilillah demi tegaknya agama Islam
e. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan
persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hak-hak
persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan

11
sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan
yang benar.
f. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bahwa dia adalah
bagian dari seluruh umat Islam yang berasal dari daerah, suku, dan bahasa.
Atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi
seluruh umat Islam selama dia mampu

H. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak


Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak ada tiga aliran yang sudah amat populer.Pertama aliran nativisme. Kedua,
aliran Empirisme. Dan ketiga aliran konvergensi.25
Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang
bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat akal, dan lain-lain. Jika seseorang
sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka dengan
sendirinya orang tersebut menjadi baik, Aliran ini tampaknya begitu yakin
terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia, dan hal ini kelihatannya
terkait erat dengan pendapat aliran intuisisme dalam penentuan baik dan buruk
sebagaimana telah diuraikan di atas. Aliran ini tampak kurang menghargai atau
kurang memperhitungkan peranan pembinaan atau pembentukan dan pendidikan
Kemudian menurut aliran empirisme bahwa faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu
lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika
pembinaan dan pendidikan yang diberikan . jika pendidikan dan pembinaan yang
diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu.
Demikian juga sebaliknya. Aliran ini tampak begitu percaya kepada
peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi
berbeda dengan pandangan aliran konvergensi, aliran ini berpendapat
pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak,
dan faktor dari luar yaitu pendidikan atau pembentukan dan pembinaan yang
dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah atau

12
kecenderungan ke arah yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara
intensif melalui berbagai metode. Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan
ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari surat An-Nahl ayat, 78;

ُ ‫ون ِم ْن َج ُك ْم َأ ْخ َر َوهَّللا‬ ِ ُ‫لَ ُك ُم َو َج َع َل َش ْيًئا تَ ْعلَ ُمونَ اَل تِ ُك ْم ُأ َّمهَا بُط‬


‫ار َواَأْل ال َّس ْم َع‬
َ ‫ْص‬ َ ‫تَ ْش ُكرُونَ لَ َعلَّ ُك ْم ْفِئ َدةَ َواَأْل ب‬

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberikan kamu pendengaran,penglihatan,
dan hati agar kamu bersyukur ( QS An-Nahl ayat 78

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa
seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu
tindakan. Berdasarkan apa yang telah menjadi pokok bahasan pada materi di atas,
maka secara sederhana dapat di tarik sebuah kesimpulan yaitu ahlak merupakan
cerminan dari agama islam itu sendiri, dimana bila ahlak seorang manusia
mencerminkan sebuah kebaikan, kesucian, kesopanan dan lain sebagainya yang
bertujuan menggapai rido allah swt. Yang menjadi ukuran baik dan burukna ahlak
adalah syarak, iaitu apa yang diperintahkan oleh syarak, itulah yang baik dan apa
yang dilarang oleh syarak itulah yang buruk. Perkembangan teknologi dapa
mempengaruhi lingkungan serta kebudayaan masyarakat. Apabila dalam
dingkungan masyarakat tersebut tidak memiliki tembok yang kuat, niscaya
keruntuhan Ahlak dan morallah yang akan terjadi. Yaitu di mulai dengan
hilangnya norma-norma dalam masyarakat tersebut.

B. Saran
Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan
yang semakin hari, semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu
yang menggebu-gebu dalam menggapai ataupun meraih sebuah tujuan. Namun
dengan adanya pengaruh syaitan yang sangat kuat dalam diri manusia itu sendiri,
yang menjadikan tujuan yang baik, menjadi merosot kearah keburukan yang
menyesatkan kehidupan manusia baik di dunia maupun akherat. Untuk itu marilah
kita secara sadar dan bersama-sama menjalanka kaidah dan menguatkan nlai-nilai
aqidah islam dalam jiwa kita degan sebaik-baiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT. RAJA GRAFINDO PERSADA,


2012).

Aboebakar Aceh, Pendidikan Sufi Sebuah Karya Mendidik Akhlak Manusia


Karya Filosof Islam di Indonesia, (Solo: CV. Ramadhani, 1991).

Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif,


1980),

Bodset, 2011. Makalah tentang Akhlak. https://www.google.com/amp/s/makalah


4you.wordpress.com/2011/10/05/4/amp/. Diakses pada 20 oktober 2020.

Hamzah Yaqub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro, 1993)


Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV. PUSTAKA SETIA, 2010).

Shareandcare, 2015. Makalah akhlak dalam islam. shareandcare123.blogspot.com


/2015/08/makalah-akhlak-dalam-islam.html?m=1. Diakses pada 20 oktober 2020

Yunahar Yas, Kuliah Akhlak. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004).

15

Anda mungkin juga menyukai