Anda di halaman 1dari 15

AKHLAQ MULIA

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Marwanto (2230203174)
2. Rani dentika (2230203176)
3. Dewi Anjani (2230203162)

Dosen Pengampu :
Amaliyyah Layyinah,M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat
waktu dengan judul Akhlaq mulia faktor penyebab metode pengembangan dan
dampaknya.

Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas Akhlaq tasawuf pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Allah Swt, Kepada kedua orang tua,
Kepada Ibu Amaliyyah layyinah,M.Pd..I selaku dosen mata kuliah Akhlaq
tasawuf Dan seluruh teman-teman yang turut mendukung dan membimbing
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, Bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu,
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa lebih baik di masa mendatang. Penulis juga berharap
semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pihak yang memerlukannya dan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. Pengertian akhlaq mulia.................................................................................. 2
B. Keutamaan akhlaq mulia................................................................................. 3
C. Macam macam akhlaq mulia .......................................................................... 4
D. Manfaat akhlaq mulia ..................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B.Kritik dan saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai akhlak, maka pengertian akhlak itu sendiri secara
etimologi berasal dari kata khalaga yang berarti menciptakan, membuat atau
menjadikan. Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya khuluqun,
yang berarti perangai, tabiat, adat atau khulqun yang berarti kejadian, buatan,
ciptaan. Sehingga Akhlak secara etimologi berarti suatu sistem perilaku yang
dibuat oleh manusia. Sedangkan secara terminologis akhlak mempunyai arti
ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terbaik dan
tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Dan dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai kelakuan, tabiat,
tingkah laku.
B.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlaq mulia?
2. Apa keutamaan akhlaq mulia?
3. Ada beberapa macam akhlaq mulia?
4. Apa manfaat dari berakhlaq mulia?
C.Tujuan penulisan
1. Supaya mengetahui makna dari akhlaq mulia!
2. Supaya mengetahui keutamaan akhlaq mulia!
3. Supaya mengetahui macam macam akhlaq mulia!
4. Supaya mengetahui manfaat dari berakhlaq mulia!

1
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian akhlaq mulia
Menurut istilah, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang
manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa
adanya suatu pemikiran dan paksaan. Sedangkan menurut Ibnu Miskawaih, Al
Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak diartikan sebagai tingkah laku. Makna tersebut berarti suatu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang tidak cukup
hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya, didorong
oleh motivasi dari dalam diri, dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan
pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan
sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan
dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Berikut ini pengertian akhlaq menurut beberapa tokoh islam
1.Menurut ibnu Miskawaih
Akhlaq ialah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang mendorongnya
untuk melakukan yang perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
2.Abu Hamid Al Ghazali
Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya
terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan. senang dan mudah tanpa
memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
3.Menurut Ahmad bin Mushthafa:
Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis
keutamaan, yaitu terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni
kekuatan berpikir, marah, dan syahwat atau nafsu.
4.Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani:

2
Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam
kuat dalam diri manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan.
B.Keutamaan akhlaq mulia
Akhlak yang mulia merupakan cermin seberapa dalam iman seseorang
kepada perintah Allah ta'ala. Wahyu Allah azza wa jalla kepada Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berupa Al-Qur'an yang terdiri dari
6000-an ayat. Dari ribuan ayat tersebut, sekitar 300-an ayat berbicara tentang
hukum (fiqh) yakni sekitar 5% dari seluruh isi Al-Qur'an. Selebihnya sekitar
95% sisanya berbicara tentang akhlak dan segala hal yang berkaitan dengan
etika dalam bingkai syariah yang berkaitan dengan ketauhidan.
Akhlak dan perilaku sangat berkaitan dengan keimanan seseorang.
Sedangkan puncak dari keimanan dan ketauhidan adalah keesaan Tuhan, dan
puncak dari nilai-nilai moral adalah kasih sayang. Dua Sifat Allah yakni
Arrahman dan Arrahim (Maha Pengasih dan Penyayang) selalu menyertai
setiap akan memulai aktivitas sehari-hari, yakni dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Berakhlak mulia kepada siapapun senantiasa dianjurkan oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam. Dari Muaz bin Jabal, Nabi bersabda:
"Sesungguhnya, Islam meliputi akhlak- akhlak yang terpuji dan perilaku yang
baik.
Adapun contoh dari akhlak yang mulia adalah pergaulan yang baik,
perbuatan terpuji, perkataan yang lemah lembut, melakukan perbuatan yang
ma'ruf, memberi makan tamu, menyebarkan salam, menziarahi orang muslim
yang sakit baik yang akhlaknya baik maupun yang buruk, mengantarkan
jenazah muslim, berlaku baik kepada tetangga baik yang muslim maupun yang
kafir, memuliakan yang lebih tua, menghadiri undangan perjamuan makan dan
mendoakannya, suka memaafkan, senang mendamaikan, bersifat pemurah,

3
mulia, toleran, memulai memberi salam, menahan amarah, dan memberi maaf
orang yang minta maaf.1
C.Macam-Macam Akhlak Terpuji
1.Akhlaq terhadap allah
a. Menauhidkan Allah SWT.
Definisi tauhid adalah pengakuan bahwa Allah SWT. satu-satunya yang
memiliki sifat rububiyyah dan uluhiyyah, serta kesempurnaan nama dan
sifat. 14 Tauhid dapat dibagi ke dalam tiga bagian.
1. Tauhid Rububiyyah
2. Tauhid Uluhiyyah
3. Tauhid asma dan sifat
b. Berbaik sangka (Husnuzhon)
Berbaik sangka terhadap keputusan Allah SWT. merupakan salah satu
akhlak terpuji kepada-Nya. Di antara ciri akhlak terpuji ini adalah ketaatan
yang sungguh-sungguh kepada-Nya.
c.Mengingat allah (zikrullah)
Mengingat Allah (zikrullah) adalah asas dari setiap ibadah kepada
Allah SWT karena merupakan pertanda hubungan antara hamba dan
Pencipta pada setiap saat dan tempat. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa
Rasulullah SAW senantiasa mengingat Allah SWT. pada sepanjang
hidupnya (HR. Muslim). Zikrullah merupakan aktivitas paling baik dan
paling mulia bagi Allah SWT
d. Tawakkal
Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah
2
Azza wa Jalla, membersihkannya dan ikhtiar yang keliru, dan tetap
menapaki kawasan-kawasan hukum dan ketentuan. Dengan demikian,
hamba percaya dengan bagian Allah SWT. untuknya. Apa yang telah

1
Ipop S.Purintyas (2020),Akhlaq mulia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Hlm 2-5
2
Abdul Aziz, At-Tauhid li An-Nasyi'ah wa Al-Mubtadi'in, Arab Saudi: Wizarah Asy Sye Islamiyyah
wa Al-Awqaf wa Ad-Da'wah wa Al-Irsyad, 1422 H, him, 11: Lihar ju Khuzaimah, Kitab At-Tauhid,
Riyad: Maktabah Ar-Rasyid, 1994.

4
ditentukan Allah SWT untuknya, ia yakin3 pasti akan memperolehnya
Sebaliknya, apa yang tidak ditentukan Allah SWT. untuknya, ia pun yakin
pasti tidak akan memperolehnya.
2. Akhlaq terhadap diri sendiri
a. Sabar
Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky (w. 386/996), sabar adalah
menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai keridaan Tuhannya
dan menggantinya dengan bersungguh-sungguh menjalani cobaan-cobaan
Allah SWT. terhadapnya.23 Sabar dapat didefinisikan pula dengan tahan
menderita dan menerima cobaan dengan hati rida serta menyerahkan diri
kepada Allah SWT. setelah berusaha. Selain itu, sabar bukan hanya bersabar
terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah
SWT., yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
b.Syukur
Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak menggunakan nikmat
yang diberikan oleh Allah SWT dalam melakukan maka kepada-Nya.
Bentuk syukur ini ditandai dengan keyakinan bahawa nikmat yang diperoleh
berasal dari Allah SWT, bukan selain Nya, la diskuti pajan och lisan, dan
tidak menggunakan nikmat terbat untuk sesuatu yang dibenci pemberinya
c. Menunaikan amanah
Pengertian amanah menurut arti bahasa adalah kesetiaan, ketulusan
4
hati, kepercayaan (tsiqah), atau kejujuran, kebalikan dari khianat. 31
Amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan jujur
dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta
benda, rahasia, ataupun tugas kewajiban Pelaksanaan amanat dengan baik
biasa disebut al-amin yang berarti dapat dipercaya, jujur, setia, aman.
d. Benar atau jujur5

3
Abd Ar-Razzaq ibn 'Abd Al -Muhsin Al-Badr, Fiqh Al-Ad'iyah wa Al-Adzkar, Kuwait: 2003, hlm. 33.
19 Gharall, op. cit., hlm. 322
4
Ibid. Lihat pula Al-Harawi, Manazil As-Sa'irin, Bairut: Dar Al-Kutub Al-'Ilmiyyah, 1988, hlm. 50.
5
Amir ibn Muhammad Al -Madary, Al-Mawaizh Al-Imaniyyah min Al-Ayat Al-Qur'aniyyah.

5
Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku benar dan jujur, baik dalam
perkataan maupun dalam perbuatan " Benar dalam perkataan adalah
mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ngada, dan tidak pula
menyembunyikannya. Lain halnya apabila yang disembunyikan itu bersifat
rahasia atau karena menjaga nama baik seseorang. Benar dalam perbuatan
adalah mengerjakan sesuatu sesuai dengan petunjuk agama. Apa yang boleh
dikerjakan menurut perintah agama, berarti itu benar. Dan apa yang tidak
boleh dikerjakan sesuai dengan larangan agama, berarti itu tidak benar. 6
e. Menepati janji7
Dalam Islam, janji merupakan utang. Utang harus dibayar (ditepati).
Kalau kita mengadakan suatu perjanjian pada hari tertentu, kita harus
menunaikannya tepat pada waktunya. Janji mengandung tanggung jawab.
Apabila tidak kita penuhi atau tidak kita tunaikan, dalam pandangan Allah
SWT., kita termasuk orang yang berdosa. Adapun dalam pandangan
manusia, mungkin kita tidak dipercaya lagi, dianggap remeh, dan
sebagainya. Akhirnya, kita merasa canggung bergaul, merasa rendah diri,
jiwa gelisah, dan tidak tenang.

3. Akhlaq terhadap keluarga


a. Berbakti kepada keluarga
Berbakti kepada kedua orangtua merupakan faktor utama
diterimanya doa seseorang, juga merupakan amal saleh paling utama
yang dilakukan oleh seorang muslim. Banyak sekali ayat Al-Quran
ataupun hadis yang menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada kedua
orangtua. Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini seiring dengan nilai-nilai
kebaikan untuk selamanya dan dicintai oleh setiap orang sepanjang
masa.8
b. Bersikap baik kepada saudara

6
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, hlm. 73
7
Ibnu Abi Ad-Dunya, Asy-Syukr, Kuwait: Al-Maktab Al-Islami, 1980; Lihat pula Al -Khara'ithy,
Fadhilah Asy-Syukr Lillah 'ala Ni'matih, Damaskus: Dar Al -Fikr, 1402 H.
8
As-Safarayni, op. cit., hlm. 299.

6
Agama Islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak
saudara atau kaum kerabat sesudah menunaikan kewajiban kepada Allah
SWT. dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dengan saudara dapat
tercapai apabila hubungan tetap terjalin dengan saling pengertian dan
tolong-menolong. Pertalian kerabat itu dimulai dari yang lebih dekat
dengan menurut tertibnya sampai kepada yang lebih jauh Kita wajib
membantu mereka, apabila mereka dalam kesukaran. Sebab, dalam hidup
ini, hampir semua orang mengalami berbagai kesukaran dan
kegoncangan jiwa. Apabila mereka memerlukan pertolongan yang
bersifat benda, bantulah dengan benda. Apabila mereka mengalami
kegoncangan jiwa atau kegelisahan, cobalah menghibur atau
menasihatinya. Sebab, bantuan itu tidak hanya berwujud uang (benda),
tetapi juga bantuan moril Kadang-kadang bantuan moril lebih besar
artinya daripada bantuan materi9
4. Akhlaq terhadap masyarakat
a. Berbuat baik kepada tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan
karena pertalian darali atau pertalian pemadaman Bahkan, mungkin tidak
seagama dengan kita Dekat di sini adalah ceang yang tinggal berdekatan
dengan rumah kita. Ads up yang menunjukkan bahw tetangga adalah
empat puluh rumah (yang berada di sekitar rumah) dari setiap penjuru
mata angin. Dengan demikian, tidak diagukan lag bahwa yang
berdekatan dengan rumahmu adalah tetangga Apabila ada kabar yang
besar (tentang penafsiran tangga) dari Rasulullah SAW itulah yang kita
pakai. Apabila tidak, hal ini dikembalikan pada bef (adat kebiasaan),
yaitu kebiasaan orang-orang dalam menetapkan seseorang sebagai
tetangganys
b. Suka menolong orang lain
Dalam hidup ini jarang sekali ada orang yang tidak memerlukan
pertolongan orang lain. Ada kalanya karena sengsara dalam hidup; ada

7
kalanya karena penderitaan batin atau kegelisahan jiwa; ada kalanya
karena sedih mendapat berbagai musibah. Oleh sebab itu, belum tentu
orang kaya dan orang yang mempunyai kedudukan tidak memerlukan
pertolongan orang lain
5.Akhlaq terhadap lingkungan
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al Quran terhadap
tingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi mantia dengan sesamanya dan manusia
terhadap alam Kekhalifahan mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan, serta pembimbingan agar setiap makik mencapai tujuan
penciptaannya10
Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan
mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar,
karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk
mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk
menghormati proses-proses yang sedang berjalan dan terhadap semua
proses yang sedang terjadi. Hal ini mengantarkas manusia bertanggung
jawab sehingga ia tidak melakukan perusaker bahkan dengan kata lain.
"Setiap perusakan terhadap lingkungan ha dinilai sebagai perusakan pada
diri mana sendiri.
D.Manfaat akhlaq mulia
a. Dicintai oleh rosulullah SAW
Keutamaan memiliki akhlak yang terpuji (akhlakul mahmudah) yaitu dicintai
oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi,
disebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki sifat terpuji akan dekat dengan
Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam hadist berikut ini, RasulullahSAWbersabda:11
"Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari
kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya

10
Dikutip dari Hasan, op. cit., hlm. 28.
11
https://www.merdeka.com/tr ending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-serta-macam-
macamnya.html

8
benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang
keras dan rakus, suka menghina dan sombong." (HR. Tirmizi).
b. Berat timbangan di hari kiamat

Keutamaan memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) yang kedua yaitu


berat timbangan di hari kiamat. Seorang muslim yang memiliki sifat terpuji
(akhlakul mahmudah) akan diselamatkan oleh Allah SWT di hari akhir.Tak
hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai
derajat seperti orang yang berpuasa atau salat. Sebagaimana dalam hadist
berikutini,RasulullahSAWbersabda.
"Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat
dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa
menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat."

9
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari makalah kami ini ialah akhlaq mulia wajib
ditanamkan oleh semua orang karena akhlaq mulia ini bisa membawakan kita
ke surganya nanti dan akhlaq mulia ini bisa menjadikan diri kita menjadi
seseorang yang berakhlaq baik.
B.Kritik dan saran
Kami sebagai pemakalah ini telah berusaha semampu kamu untuk
membuat makalah ini dengan baik dan sesuai apa yang kalian inginkan tetapi
kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum sempurna dan
masih banyak kekurangannya baik dari segi pembuatan makalah maupun dari
segi bahasa maka daripada itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman
teman supaya kelanjutannya kami akan bisa membuat makalah sesuai apa yang
kalian inginkan

10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Athoullah Diktat Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf. Serang: Fakultas
Syari'ah IAIN Sunan Gunung Djati. 1985.
Abdullah, Hawash. Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di
Nusantara, Surabaya Al-Ikhlas. 1930.
A.S., Asmaran Pengantar Studi Tasawuf Jakarta: Raja Grafindo Persada 1996
Bruinessen, Martin Van. Tarekat Nagsabandiyah di Indonesia. Bandung:Mizan.
1994.

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan


Bintang. 1982.

Faridh, Ahmad. Tazkiyat An-Nufus. Alih Bahasa Nabhani Idris Bandung Pustaka
1989
https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-
serta-macam-macamnya.html

Hafani, Abd Al-Mun'im Al- Al-Mausu'ah Ash-Shufiyyah. Kairo: Där Ar-Rasyad


1992

Ipop S.Purintyas (2020),Akhlaq mulia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Hlm


2-5

Jamban, Zainuddin dan Muhammad Al-Islam 2 Muamalah dan Akhink Bandung


Pustaka Setia 1999

M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, hlm. 73

Muhammad, Ali Abdul Mu'ti. Filsafat Politik Antara Barat dan Islam. Terj.
Rosihon Anwar Bandung. Pustaka Setia 2010.

Mundziri, Al- At-Targhib wa At-Tarhib min Al-Hadis Asy-Syarif Beirut: Dar Al-
Kutub Al-'Ilmiyyah. 1417.

11
12

Anda mungkin juga menyukai