Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKHLAK TERPUJI (AKHLAK MAHMUDAH)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Pada Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


PROGRAM STUDI S.I HUKUM EKONOMI SYARIAH

Di Susun Oleh :

M. SOLIHIN
NPM. 171140012

INSTITUT AGAMA ISLAM MAARIF NU


METRO LAMPUNG
1439 H/ 2017 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
laporan observasi ini dapat bermanfaat dan kami minta maaf sebelumnya kepada
Dosen, apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas
kritik dan saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.

Metro, Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Akhlak Terpuji .................................................................... 2

B. Keutamaan Akhlak Terpuji ............................................................... 4

C. Macam-Macam Akhlak Terpuji ........................................................ 4

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 9

A. Kesimpulan ....................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam menginginkan umatnya untuk memiliki akhlak mahmudah.
Sebagaimana Rasulullah SAW. diutus oleh Allah SWT., dengan salah satu
misinya untuk menyempurnakan akhlak seluruh umatnya.
Secara umum ada dua macam akhlak yang kita kenal, akhlak
mahmudah dan akhlak mazmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak mulia
yang harus dan wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim. Dan akhlak
mazmumah ialah akhlak yang harus ditinggalkan jauh oleh umat muslim.
Bagi umat muslim, akhlak yang paling mulia adalah akhlak
mahmudah yang terdapat pada diri Rasulullah SAW. karena sifat dan
perangainya merupakan contoh teladan.
Allah SWT. sendiri sering memuji akhlak Nabi Muhammad SAW
didalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya:


Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak
agung.
Perilaku yang mulia ini ditekankan karena disamping akan membawa
kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang
ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Akhlak Terpuji?
2. Bagaimana keutamaan Akhlak Terpuji?
3. Apa saja macam-macam Akhlak Terpuji?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Akhlak Terpuji
2. Untuk mengetahui keutamaan Akhlak Terpuji
3. Untuk mengetahui macam-macam Akhlak Terpuji

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah)


Ditinjau dari etimologi (bahasa), akhlak berasal dari bahasa Arab,

khuluq ( )atau akhlaq ( )yang berarti perangai, tabiat, dan agama.1

Sedangkan arti kata mahmudah atau karimah berasal dari bahasa Arab,

( - ) yang berarti mulia, murah hati, dan dermawan.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai


budi pekerti, watak, dan tabiat.3
Sedangkan menurut istilah akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli
sebagai berikut:4

1. Menurut Al-Ghazali yaitu segala sifat yang tertanam dalam hati yang
menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa
memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.
2. Menurut Abdul Karim Zaidin yaitu nilai dan sifat yang tertanam dalam
jiwa sehingga seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk
,kemudian memilih melakukan atau meninggalkan perbuatan tersebut.
Jadi, akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua peruatan
yang baik, yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang. 5 Nabi SAW.
menegaskan pula, bahwa menjunjung tinggi akhlak mahmudah dapat
dihubungkan dengan kualitas kemauan seseorang, bobot amal seseorang dan
jaminan masuk surga.

B. Keutamaan Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah)

1
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurruyyah,
2010), hlm 120
2
Ibid, hlm 371
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), hlm 15
4
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), (Terj), Farid Maruf, dari judul asli al-Akhlak,
(Jakarta: Bulang Bintang, 1983). hlm. 56
5
Humaidi Tatangpangarsa, Akhlaq Yang Mulia, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991), hlm 14

3
Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul
mahmudah, artinya segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan akhlak buruk yang disebut juga
akhlak mazmumah, yaitu segala macam perilaku atau perbuatan buruk/tercela
yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salah satunya adalah
hadis yang diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad saw, yang
artinya:
wahai abu dzar! maukah aku tunjukan dua hal yang sangat ringan
dipunggung, tetapi sagat berat ditimbangan(pada hari kiamat kelak?), Abu
dzar menjawab, hendaklah kamu melakukan akhlak terpuji dan banyak diam.
Demi Allah yang tanganku berada digenggamannya, tidak ada makhluk lain
yang dapat bersolek dengan dua hal tersebut (H.R Al-baihaqi)6

C. Macam-Macam Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah)


Dalam menentukan macam-macam akhlak terpuji, para pakar muslim
umumnya merujuk pada ketentuan Al-Quran dan Al-Hadis. Ini tentunya
seiring dengan konsep baik dan buruk dalam pandangan islam sebagaimana
telah dipaparkan. Muhammad bin Abdillah As-Sahim umpamanya,
menyebutkan bahwa diantara akhlak terpuji ialah betgaul secara baik dan
berbuat baik kepada sesama, adil, rendah hati, jujur, dermawan, tawakal,
ikhlas, bersyukur, sabar dan takut kepada Allah SWT.
1. Akhlak Terhadap Allah SWT
a. Menauhidkan Allah SWT
Definisi tauhid adalah pengakuan bahwa Allah SWT . satu-
satunya yang memiliki sifat rububiyyah dan uluhiyyah, serta
kesempurnaan nama dan sifat
1) Tauhid Rububiyyah, yaitu meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya
yang menciptakan alam ini, yang memilikinya, yang menurunkan

6
http://anamalabinsamudi.blogspot.co.id/2017/06/makalah-akhlak-terpuji-dan-akhlak.
html, diakses pada tanggal 09 Oktober 2017

4
rezeki kepada makhluk, yang berkuasa mendatangkan manfaat dan
menimpakan mudarat, yang mengabulkan doa dan permintaan
hamba ketika mereka terdesak, yang berkuasa melaksanakan apa
yang dikehendakinya, yang memberi dan mencegah di tangan-Nya
segala kebaikan dan bagi-Nya penciptaan dan juga segala urusan.
2) Tauhid Uluhiyyah, yaitu mengimani Allah SWT.
3) Tauhid Asma dan sifat.
b. Berbaik Sangka (husnu zhann)
Berbaik sangka terhadap keputusan Allah SWT. Merupakan
salah satu akhlak terpuji kepada-Nya. Diantara ciri akhlak terpuji
adalah ketaatan yang sunguh-sunguh kepada-Nya.
c. Zikrullah
Mengingat Allah (Zikrullah) adalah asas dari setiap ibadah
kepada Allah SWT. Karena merupakan pertanda hubungan antara
hamba dan pencipta pada setiap saat dan tempat.
d. Tawakal
Hakikat tawakal adalah enyerahkan segala usrusan kepada Allah
Azza wa Jalla, membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap
menampaki kawasan-kawasan hukum dan ketentuan.7
2. Aklak terhadap Diri Sendiri
a. Sabar
Secara etimologis, sabar (ash-shabr) berarti menahan dan
mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berarti
menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap
ridha Allah.8
Sabar dapat didefinisikan dengan tahan menderita dan menerima
cobaan dengan hati rida serta menyerahkan diri kepada Allah SWT.
Sabar terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

7
http://anamalabinsamudi.blogspot.co.id/2017/06/makalah-akhlak-terpuji-dan-akhlak.
html, diakses pada tanggal 09 Oktober 2017
8
Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlaq. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) hlm. 134

5
1) Sabar dari maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang agama.
2) Sabar karena taat kepada Allah SWT, artinya sabar untuk tetap
melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-
Nya sengan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada-Nya.
3) Sabar karena musibah, artinya sabar ketika ditimpa kemalangan
dan ujian, serta cobaan dari Allah SWT.9
b. Syukur
Syukur merupakan sikap seseorang untuk tidak menggunakan
nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dalam melakukan maksiat
kepada-Nya. Bentuk syukur in ditandai dengan keyakinan hati bahwa
nikmat yang diperoleh berasal dari Allah SWT, bukan selain-Nya, lalu
diikuti pujian oleh lisan, dan tidak menggunakan nikmat untuk sesuatu
yang dibenci pemberinya.
c. Menunaikan Amanah
Pengertian Amanah menurut arti bahasa adalah kesetiaan,
ketulusan hati, kepercayaan, atau kejujuran, kebalikan dari khianat.
Amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi yang setia, tulus hati dan
jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya,
berupa harta benda, rahasia, ataupun tugas kewajiban.10
Amanah dalam pengertian yang sempit adalah memelihara
titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk
semula. Sedangkan dalam pengertian yang luas amanah mencakup
banyak hal: menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang
lain, menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya dan lain-lain sebagainya.11

d. Benar atau Jujur


9
Rosihon Anwar. Akhlak Tasawuf.(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010) hlm. 96-97
10
Ibid., Hlm 100
11
Yunahar Ilyas. Op.Cit., hlm. 89

6
Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku benar dan jujur, baik
dalam perkataan maupun dalam perbuatan. Benar dalam perkataan
adalah mengatakan keadaan yang sebenarnya, tidak mengada-ngada
dan tidak pula menyembunyikannya.
e. Menepati Janji (al-wafa)
Dalam Islam, janji merupakan utang. Utang harus dibayar
(ditepati). Kalau kita mengadakan perjanjian pada hari tertentu, kita
harus menunaikannya tepat pada waktunya. Janji mengandung tangung
jawab.
f. Memelihara kesucian diri
Memelihara kesucian diri (al-iffah) adalah menjaga diri dari
segala tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan.12 Secara
etimologis iffah adalah bentuk masdar dari affa-yaiffuiffah yang
berarti menjauhkan dari hal-hal yang tidak baik dan juga berarti
kesucian tubuh. Secara terminologis, iffah adalah memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan
menjatuhkannya.13
3. Akhlak Terhadap Keluarga
a. Berbakti kepada orang tua
Berkati kepada orang tua merupakan faktor utama diterimanya
doa seseorang, juga merupakan amal saleh paling utama yang
dilakukan oleh seorang muslim.
b. Bersikap baik kepada saudara
Agama islam memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak
saudara atau kaum kerabat sesudah menunaikan kewajiban kepada
Allah SWT dan ibu bapak. Hidup damai dengan saudara dapat tercapai
apabila tetap terjalin dengan saling pengertian dan tolong menolong.

4. Akhlak Terhadap Masyarakat

12
Rosihon Anwar. Op.Cit., hlm. 102-104
13
Yunahar Ilyas. Op.cit, hlm. 103

7
a. Berbuat baik kepada tetangga
Tetangga adalah orang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena
pertalian darah atau pertalian persaudaraan. Bahkan, mungkin tidak
seagama dengan kita. Dekat disini adalah orang yang tinggal
berdekatan dengan rumah kita.
b. Suka menolong Orang lain
Orang mukmin apabila melihat orang lain tertimpa kesusahan
akan tergerak hatinya untuk menolong mereka sesuai dengan
kemampuannya. Apabila tidak asa bantuan berupa benda, kita dapat
membantu orang tersebut dengan nasehat atau kata-kata yang dapat
menghibur hatinya.
5. Akhlak Terhadap Lingkungan
Dalam pamdangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan
mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar,
karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk
mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk
menghormati proses-proses yang sedang berjalan dan terhadap semua
proses yang sedang terjadi.14

14
Rosihon Anwar. Op.Cit., hlm 102-114

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab
akhlaq mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk maful dari kata hamida
yang berarti di puji. Akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaq karimah
(akhlak mulia), atau makarim al-akhlaq (akhlak mulia), atau al-akhlaq al-
munjiyat (ahlak yang menyelamatkan pelakunya).
Macam-macam akhlak terpuji:
1. Akhlak terhadap Allah SWT
2. Akhlak terhadap diri sendiri
3. Akhlak terhadap keluarga
4. Akhlak terhadap masyarakat
5. Akahlak terhadap lingkungan

B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini,
segala koreksi dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan
sebagai bentuk kepedulian bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan
dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari apa yang telah disusunnya.
Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), (Terj), Farid Maruf, dari judul asli al-
Akhlak, (Jakarta: Bulang Bintang, 1983).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: Balai Pustaka, 1994)

http://anamalabinsamudi.blogspot.co.id/2017/06/makalah-akhlak-terpuji-dan-
akhlak. html, diakses pada tanggal 09 Oktober 2017

Humaidi Tatangpangarsa, Akhlaq Yang Mulia, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991)

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa


Dzurruyyah, 2010)

Rosihon Anwar. Akhlak Tasawuf.(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010)

Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlaq. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)

10

Anda mungkin juga menyukai