PROPOSAL
Di Susun Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
yang adil dan makmur, baik materiil maupun spirituil yang berdasarkan
kehidupannya. Manusia dapat bekerja apa saja yang penting tidak melanggar
1
meminjam kepada rekan-rekannya, jika tidak ada maka peran institusi
kuangan sangat penting karena dapat menyediakan modal bagi yang ingin
berusaha. Seiring dengan inilah, maka berbagai lembaga keuangan baik bank
maupun non bank mulai tumbuh dan berkembanga secara pesat di Indonesia,
baik yang dikelola secara formal maupun informal. Sebagai institusi bisnis
lembaga keuangan ini tidak lepas dari motif laba. Tujuan maksimum laba
bunga.
Menurut Kasmir bunga bank dapat diartikan “sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat
diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang
memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)”.1
untuk modal/investasi usaha, maka bunga atas modal tersebut akan menjadi
beban tetap yang berdampak pada biaya tinggi, hal ini tidak adil karena jika
usaha yang dibiayai ternyata merugi, maka kreditor tidak menanggung resiko
berdirinya bank syari’ah yang menerapkan sistem syari’ah yang aman dari
sistem bunga.
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2015). h. 114
2
Perbankan syari’ah pada dasarnya merupakan pengembangan dari
pembiayaan dan jasa keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral
Riba dapat timbul dalam pinjaman (riba dayn) dan dapat pula timbul
dalam perdagangan (riba bai’). Riba bai’ terdiri dari dua jenis, yaitu
riba karena pertukaran barang sejenis, tetapi jumlahnya tidak seimbang
(riba fadl), dan riba karena pertukaran barang sejenis dan jumlahnya
dilebihkan karena melibatkan jangka waktu (riba nasiah). Sedangkan
riba day berarti tambahan, yaitu pembayaran premi atas setiap jenis
pinjaman dalam transaksi utang-piutang maupun perdagangan yang
harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman di samping
pengembalian pokok, yang ditetapkan sebelumnya. Secara teknis, riba
berarti pengambilan tambahan harta pokok atau modal secara bathil.2
fungsinya sebagai pengelola dana zakat, dan dana-dana amal lainnya termasuk
3
seperti Bank Syari’ah Mandiri (BSM). Kemudian berikutnya berdiri
Bank Syari’ah sebagai cabang dari bank konvensional yang sudah ada,
seperti, Bank BNI, Bank IFI, dan BPD Jabar. Bank-Bank Syari’ah lain
yang direncanakan akan membuka cabang adalah BRI, Bank Niaga, dan
Bank Bukopin”.4
pembiayaan dan menagih saja, tetapi BMT juga bertanggung jawab agar usaha
47
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya., h. 165
5
Ahmad Hassan Ridwan, BMT & Bank Islam Instrumen Lembaga Keuangan Syari’ah,
(Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2004), h. 29.
6
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Jakarta. 2012), h. 55
4
: ص لَّي اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ
َ ال َر ُس ْو ُل اهلل َ ََع ْن اَيِب ُهَر ْي َر َة َر ِض َي اهللُ َعْن هُ ق
َ َ ق:ال
فَِإ َذا َخ ا َن، ُاحبَه ِ الش ِري َك ِ م امَل خَيُن َأح ُدمُه ا ص ِ
َ َ َ ْ ْ َ ث َ ْ نْي ُ قال اهلل َعَز َو َج َّل َأنَا ثَال
)ت ِم ْن َبْينِ ِه َما (رواه ابو داود وصححه احلاكم ُ َخَر ْج
Artinya: Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosulullah SAW bersabda,
“Aku Berfirman, Aku menjadi orang ketiga dari dua orang yang bersekutu
selama salah seorang dari mereka tidak berkhianat kepada temannya. Jika
ada yang berkhianat, aku keluar dari (persekutuan) mereka‟.”.(diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Al-Hakim)7
BMT bersifat usaha bisnis, mandiri ditumbuhkembangkan secara
tingkat efisiensi yang tinggi. Aspek bisnis BMT menjadi kunci sukses
hasil yang kompetitif kepada para Shohibul Maal serta mampu meningkatkan
anggota yang tidak mungkin dijangkau dengan prinsip bisnis. Pada tahap
awal, kelompok anggota ini diberdayakan dengan stimulan dana zakat, infaq,
7
A. Hassan, Tarjamah Bulughul Maram, (Diponegoro, Bandung. 2011) h. 391
5
BMT berasaskan pancasila dan UUD ’45 serta berlandaskan prinsip
keberadaan BMT menjadi organisasi yang sah dan legal. Sebagai lembaga
sukses di dunia dan akherat juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil
(sosial dan bisnis), juga keterpaduan antara fisik dan mental, rohaniyah dan
kesuksesan tersebut diraih secara bersama baik antar pengurus dan pengelola
maupun dengan anggota. Kemandirian BMT tidak dapat hidup hanya dengan
satunya adalah BMT UGP Wonogiry. Faktor yang bisa menyatakan bahwa
sejak berdiri terdiri dari 927 nasabah dan sampai saat ini telah mencapai 2.373
nasabah dan mereka merasa puas dengan layanan yang diterima dari BMT
6
tersebut bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai
relatif terhadap nasabah. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan nasabah
tersebut.
Sumber daya insani atau bisa juga disebut dengan sumber daya manusia
kemakmuran bersama”.8
yaitu “setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada
8
Safuan Alfandi & Nurmadi H. Sumarta, Kamus Ekonomi Edisi Lengkap Inggris-
Indonesia, (Solo: Sendang Ilmu, tt)., h. 366
7
pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat
pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan
suatu negara, sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada
baik secara fisik maupun mental. Sumber daya manusia atau penduduk
Kekayaan alam yang melimpah tidak akan mampu memberikan manfaat yang
besar bagi manusia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu
Perkembangan BMT ini tentunya juga harus diikuti dan didukung oleh
sumber daya insani yang memadai baik dari segi kualitas maupun
sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syari’ah tidak memiliki
9
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 152
10
Herry Sutanto & Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), h. 278-279
8
signifikan memengaruhi produktifitas dan profesionalisme BMT itu sendiri.
terdorong untuk mengkaji atau menulis Tugas Akhir dengan judul “Upaya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-
apa. Oleh karena itu sulit sekali mendapatkan contoh yang tidak bertujuan.
Tidak ada satupun usaha yang tidak memiliki tujuan. Demikian pula dalam
penelitian ini juga terkandung tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk
9
mengetahui Upaya Peningkatan Sumber Daya Insani dalam Meningkatkan
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi yang akurat dan
Daya Insani.
10