https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/jf
Shofiyyatun Dzakiroh1*
1
Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro, Indonesia
*Correspondence: shofiyya865@gmail.com
Abstract
The resilience of this family is studied to provide an overview of the problems that are currently being
faced. Starting from the COVID-19 pandemic that hit Indonesia and even the whole world, it has affected
various aspects of life. Economically, the impact is felt by most people, especially the lower class. Apart
from the economy, other aspects are also affected. Psychological, social, and even spiritual aspects.
Family resilience is the key. Family resilience includes economic resilience, social resilience,
psychological resilience and spiritual resilience. Economic resilience is the ability to meet the basic
needs of the family, namely clothing, food and housing. Social resilience is the ability to build positive
interactions with the environment. Psychological resilience is the ability to build a positive self-concept
so as to be able to take lessons from whatever events occur. Meanwhile, spiritual resilience is the ability
to carry out religious law and make religious values a fortress and a support for life in facing various
challenges.
Abstrak
Ketahanan keluarga ini dikaji untuk memberikan gambaran terkait permasalahan yang banyak dihadapi
saaat ini. Berawal dari pandemi covid-19 yang melanda Indonesia bahkan seluruh dunia telah
mempengaruhi berbagai sendi kehidupan. Secara ekonomi dampak yang ditimbulkan sangat terasa bagi
sebagian besar masyarakat, khususnya kalangan bawah. Selain ekonomi, aspek lain juga terdampak.
Aspek psikologis, sosial, bahkan juga spiritual. Ketahanan keluarga menjadi salah satu kuncinya.
Ketahanan keluarga meliputi ketahanan ekonomi, ketahanan sosial, ketahanan psikologis dan ketahanan
spiritual. Ketahanan ekonomi merupakan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar keluarga, yakni
sandang, pangan dan papan. Ketahanan sosial merupakan kemampuan membangun interaksi positif
dengan lingkungannya. Ketahanan psikologis adalah kemampuan membangun konsep diri positif
sehingga mampu mengambil hikmah dari apapun peristiwa yang terjadi. Sedangkan ketahanan spiritual
adalah kemampuan menjalankan syariat agama dan menjadikan nilai-nilai agama sebagai benteng dan
sandaran hidup dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kata Kunci: Ketahanan Keluarga, Pandemi
A. PENDAHULUAN
Keluarga sebagai unit sosial-ekonomi Selanjutnya, keluarga juga dipahami sebagai
kesatuan interaksi dan komunikasi yang terlihat dari keterlibatan semua orang dalam
memainkan peran, baik itu sebagai suami dan istri, orang tua dan anak, maupun anak dan
saudara. Dari proses interaksi dan komunikasi tersebut, keluarga diharapkan dapat berperan
penting dalam mempertahankan suatu kebudayaan bersama.1
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sebagai akibat meluasnya penyebaran virus di
tingkat dunia memaksa Pemerinta Republik Indonesia untuk melakukan berbagai kebijakan.
1
Amorisa Wiratri, “Menilik Ulang Arti Keluarga Pada Masyarakat Indonesia,” Jurnal Kependudukan
Indonesia 13, No. 1 (2018): 15–26, Https://Doi.Org/10.14203/Jki.V13i1.305.
Shofiyyatun Dzakiroh
Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi
Kebijakan ini dikeluarkan untuk menekan jumlah korban yang terjangkit virus corona. Adanya
dampak Covid-19 menganggap banyak terdapat sektor yang dirugikan, tertuma dalam keluarga.
Keluarga harmonis adalah keluarga yang selalu memahami kekurangan masingmasing dan juga
saling menghargai kepribadian satu sama lain. Tidak memiliki keturunan dalam pernikahan
adalah hal yang sulit.2
Pandemi Covid 19 ini jelas berdampak terhadap ketahanan keluarga Indonesia. Semakin
baik ketahanan keluarga, semakin baik pula kemampuan keluarga menghadapi perubahan akibat
pandemi dan pascapandemi. Kebijakan yang tepat dapat mencegah keluarga Indonesia berada
dalam situasi krisis sekaligus memastikan ketahanan keluarga tetap tangguh. Ketahanan
keluarga mencerminkan kecukupan dan kesinambungan akses suatu keluarga terhadap
pendapatan dan sumber daya agar mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti pangan, air
bersih, pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, partisipasi di dalam masyarakat, dan
integrasi sosial.
Ketahanan keluarga adalah elemen utama dalam menghadapi kerentanan terhadap
guncangan dari luar, baik guncangan kecil, sedang maupun besar. Pandemi Covid-19 yang
melanda dunia sejak Januari 2020 adalah guncangan besar yang dalam waktu singkat mengubah
dunia ke arah kerusakan: kematian, kehancuran ekonomi, kepanikan dan kekacauan. Lockdown
diterapkan di mana-mana di seluruh dunia yang menghasilkan dua dampak : mengurangi jumlah
orang terinfeksi namun di sisi sebaliknya semakin memperparah kerusakan ekonomi dan sosial.
WHO menyarankan dunia menerapkan New Normal, kondisi di nama kehidupan dijalankan
seperti sediakala namun dengan cara yang berbeda. Berhasil atau tidak berhasilnya New Normal
bergantung pada seberapa lenting ketahanan keluarga beradaptasi menghadapi guncangan
besar.3
Salah satu upaya yang penting dilakukan adalah dengan memperkokoh resiliensi keluarga.
Resiliensi keluarga merupakan kombinasi karakteristik individu, pola hubungan dan interaksi
antar anggota dalam keluarga sehingga resiliensi terbentuk dari relasi yang kuat dan positif
dalam keluarga. Untuk itu dibutuhkan adanya keluarga yang resilience. Keluarga yang resiliensi
akan memaknai “sulit” sebagai sebuah ujian dalam kehidupannya. Dengan demikian, keluarga
mampu memiliki harapan untuk melewati situasi krisis. Islam dengan landasan Alquran
memberikan alternatif solusi dalam menghadapi tantangan, kesulitan dan masalah kehidupan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Toha: 2 “Kami tidak menurunkan Alquran ini
kepadamu agar kamu menjadi susah”. Maksudnya adalah bahwa umat manusia yang mau
2
Khoirul Rochim and M Khoirul Hadi Al-Asy’ari, “Pandemi dan Keluarga: Implikasi Pandemi Covid-19
terhadap Harmonisasi Keluarga,” Alhamra: Jurnal Studi Islam 2, no. 2 (2021): 195–205.
3
Roma Megawanty and Dan Margaretha Hanita, “Ketahanan Keluarga Dalam Adaptasi New Normal Pandemi
Covid- 19 Di Indonesia,” Jurnal Kajian LEMHANAS RI 9, no. 1 (2021): 491–504.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk melihat ketahanan keluarga di masa pandemi dengan
menggunakan metode penelitian studi literature. Studi literature (library research) ini diambil
dari beberapa jurnal, buku, maupun berita terkait dengan isu-isu ketahanan keluarga di masa
pandemi. Pada hakekatnya data yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat
dijadikan landasan dasar dan alat utama bagi pelaksanaan penelitian lapangan. Penelitian ini
dikatakan juga sebagai penelitian yang membahas data-data sekunder.5
Penelitian kepustakaan tidak hanya sekedar urusan membaca dan mencatat literatur atau
buku-buku sebagaimana yang sering dipahami banyak orang selama ini. Apa yang disebut
dengan penelitian kepustakaan atau sering juga disebut dengan studi pustaka, ialah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat
serta mengolah bahan penelitian
9
Hibana, “Meningkatkan Ketahanan Keluarga Di Masa Pandemi Corona” (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2020).
10
“Permen No.6 Thn 2013 - Pelaksanaan Pembangunan Keluarga.Pdf,” n.d.
11
“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,” N.D.
12
“UU No.23 Tahun 2002 Ttg Perlindungan Anak.Pdf,” n.d.
13
“UU Nomor 8 Tahun 2016.Pdf,” n.d.
14
“PP No.17- 2015 Ketahanan Pangan Gizi.Pdf,” n.d.
15
“PP No.17- 2015 Ketahanan Pangan Gizi.Pdf.”
16
Mahkamah Agung RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berkaitan Dengan Kompilasi
Hukum Islam Dengan Pengertian Dalam Pembahasannya (Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2011)., hlm. 84
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Putra Grafika, 2012.
Fadhlillah, Fikry, Firdaus Hadi, Gilang Ramadhena, and Gina Fauziah. “Ketahanan Keluarga
Dalam Meminimalisir Perceraian Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan
Cengkareng.” MIZAN Journal of Islamic Law 5, no. 2 (2021): 303–14.
https://doi.org/10.32507/mizan.v5i2.1046.
Hibana. “Meningkatkan Ketahanan Keluarga Di Masa Pandemi Corona.” Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2020.
Mahkamah Agung RI. Himpunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
kompilasi hukum islam dengan pengertian dalam pembahasannya. Jakarta: Mahkamah
Agung RI, 2011.
Maryanti, M, H Heridadi, and Sri Sundari. “Ketahanan Keluarga Dalam Menghadapi Ancaman
Bencana Non-Alam Covid-19: Sebuah Studi Kasus Di Kota Bogor.” Jurnal Manajemen
Bencana (JMB) 7, no. 1 (2021): 19–26. https://doi.org/10.33172/jmb.v7i1.671.
Megawanty, Roma, and Dan Margaretha Hanita. “Ketahanan Keluarga Dalam Adaptasi New
Normal Pandemi Covid- 19 Di Indonesia.” Jurnal Kajian LEMHANAS RI 9, no. 1 (2021):
491–504.
Nudin, Burhan, Fuad Hasan, and Muhammad Iqbal. Ketahanan Keluarga Islami Dalam Multi
Perspektif. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2021.
“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,” n.d.
“Permen No.6 Thn 2013 - Pelaksanaan Pembangunan Keluarga.Pdf,” n.d.
“PP No.17- 2015 Ketahanan Pangan Gizi.Pdf,” n.d.
Prayitno, Isnu Harjo, and Edi Sofwan. “Konsep Ketahanan Keluarga Yang Ideal Untuk
Menciptakan Keluarga Yang Tangguh Dan Sejahtera Di Kota Tangerang Selatan” 1, no. 2
(2021): 70–85.