Anda di halaman 1dari 116

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.

G
DENGAN MASALAH BAYI ISPA DI RT 18 KELURAHAN SAMBUTAN
KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA
TANGGAL 29 AGUSTUS-16 SEPTEMBER 2022

Disusun dalam rangka memenuhi tugas PKL Kebidanan Komunitas (Keluarga Binaan)

OLEH:
Siti Jamiatun Khoiriah
NIM. P07224318026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN. G


DENGAN MASALAH BAYI ISPA DI RT 18 KELURAHAN SAMBUTAN
KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA
TANGGAL 29 AGUSTUS-16 SEPTEMBER 2022

Samarinda,17 September 2022


Pembimbing Institusi Mahasiswa,

Nurari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah


NIP.1978051920021220011989022020150320 NIM. P07224318026
02
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau

lebih dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam

satu rumah tangga serta di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga yang

mana berinteraksi di antara sesama anggota keluarga dan setiap anggota

keluarga mempunyai peran masing-masing untuk menciptakan dan

mempertahankan suatu kebudayaan.

Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015

dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi prioritas utama

dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Dari target MDGs 102 per

100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 AKI telah mengalami penurunan

dari 228 per 100.000 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan

target AKB pada MDGs 23 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun yang sama

tercatat mengalami penurunan dari 34 per 1000 menjadi 24 per 1000

Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil,

bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja),

keluarga (wanita dengan gangguan system reproduksi), masyarakat. Yang

menjadi sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung

(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

andeksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA


merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak

dijumpai pada balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat.

ISPA yang berat jika masuk kedalam jaringan paru-paru akan menyebabkan

Pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat

menyebabkan kematian terutama pada anak-anak (Jalil, 2018).

Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam

bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan dan

cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.

Inhalasi dapat diberikan dengan obat atau tanpa obat. Adapun bahan bahan

yang dapat digunakan dalam inhalasi sederhana antara lain minyak kayu

putih, daun mint, atau bahan lainnya. Minyak kayu putih diproduksi dari daun

tumbuhan Malaleuca leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah

eucalyptol (cineole). Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan

bahwa cineole memberikan efek mukolitik (mengencerkan dahak),

bronchodilating (melegakan pernapasan), anti inflamasi dan menurunkan rata-

rata eksaserbasi kasus paru obstruksi kronis dengan baik seperti pada kasus

pasien dengan asma dan rhinosinusitis. (utami siti, 2021)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu

melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif.


2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat:

a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. G

b. Menginterpretasikan masalaj apa saja yang terjadi pada keluarga Tn.G

c. Menentukan diagnosis potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan

d. Menentukan antisipasi masalah

e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi

f. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat

g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

C. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Tanggal 31 Agustus – 16 September 2022

Waktu : 09.00 WITA

Tempat : di rumah Tn. G


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Friedman, 2010).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Departemen Kesehatan RI, 2014). Sedangkan menurut WHO (2012)

keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan

sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan

perkawinan dan mempunyai ikatan darah.

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya

mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan

perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai,

tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat

lebih dini ditanamkan (Friedman, 2010).


7

Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk

dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan

dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota

keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan

masyarakat yang ada disekitarnya (Friedman, 2010).

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan

kesehatan, keluarga mempunyai tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang

perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak

mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang

terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang

ada.

2. Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat.


8

Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya adalah (Friedman,

2010) :

a. Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal

Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga Kawin

Keluarga kawin adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri

3. Bentuk Keluarga

Gambaran tentang pembagian tipe keluarga sangat beraneka

ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokkan, namun secara umum pembagian tipe keluarga dapat

dikelompokkan sebagai berikut (Friedman, 2010) :


9

a. Pengelompokan secara Tradisional

Secara Tradisional, tipe keluarga dapat dikelompokkan dalam 2

macam, yaitu :

1) Nuclear Family (Keluarga Inti)

Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang

diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2) Extended Family (Keluarga Besar)

Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan

bibi.

b. Pengelompokan secara Modern

Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan

meningkatnya rasa individualisme, maka tipe keluarga modern dapat

dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :

1) Tradisional Nuclear

Adalah keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam

satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

2) Niddle Age/Aging Couple

Adalah suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan

istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan

anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/

meniti karier.

3) Dyadic Nuclear
10

Adalah suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan

tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja

di luar rumah.

4) Single Parent

Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai

akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya

dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

5) Dual Carrier

Adalah keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang

karier dan tanpa memiliki anak.

6) Three Generation

Adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang

tinggal dalam satu rumah.

7) Comunal

Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua

pasangan suami istri atau lebih yang monogamy berikut anak-

anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation

Adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang

tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.

9) Composite/Keluarga Berkomposisi

Adalah sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan

hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.


11

10) Gay and Lesbian Family

Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis

kelamin sama.

4. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar

pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan

yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 2010) :

a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu

kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di

lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), sebagai berikut:

a. Fungsi Afektif
12

Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala

sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam

berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi Sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi Reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan

keluarga.

e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

6. Tahapan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :

a. Tahap 1 : Keluarga pemula, perkawinan dari sepasang insan

menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah

atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang
13

ke hubungan baru yang intim. Adapun tugas perkembangan keluarga

yaitu :

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orangtua).

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak, tahap kedua

dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30

bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak

pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi

biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi

tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan

semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada

mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan

ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas

perkembangan keluarga yaitu :

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).

2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota keluarga.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.

c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah, tahap ketiga

siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5


14

tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga

mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah,

istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.

Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas

perkembangan keluarga yaitu :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang

bermain, privasi, keamanan.

2) Mensosialisasikan anak.

3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

(hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan

diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah, tahap ini dimulai

ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah

dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan

hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan

keluarga yaitu :

1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan

lingkungan.

2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.

4) Meningkatkan komunikasi terbuka.


15

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja, ketika anak pertama

melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga

dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun

tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih

awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur

19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.

f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda,

permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah

kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat

singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang

ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang

masih tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman pasangan.

3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua.

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Tahap VII : Orang tua pertengahan, tahap ketujuh dari siklus

kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua,


16

dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya

dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir

pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.

Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :

1) Mempertahankan kesehatan.

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak.

3) Meningkatkan keakraban pasangan.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia, tahap

terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau

kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga

salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain

meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll.

3) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat.

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

5) Melakukan “ Life Review”


17

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian data subyektif dan obyektif diperoleh dari data primer

maupun data sekunder. Data primer dapat diperoleh melalui hasil

wawancara/anamnesis, pengamatan secara langsung dan pemeriksaan

kesehatan pada keluarga. Data sekunder dapat dilakukan dengan studi

dokumentasi, dengan cara melihat data kesehatan keluarga yang ada di

pelayanan kesehatan (misalnya Pustu, Polindes, Puskesmas) maupun di

Kelurahan. Data-data yang diperlukan untuk pengkajian asuhan keluarga

terlampir pada format pengkajian asuhan keluarga.

2. Analisis

a. Analisis Data

Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis data adalah

bagaimana perkembangan kesehatan keluarga, keadaan lingkungan

rumah dan sosial budaya setempat.

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan masalah

keluarga bukan merupakan rumusan permasalahan individu, sehingga

rumusan permasalahan kesehatan keluarga merupakan cermin dari

kesehatan keluarga. Hal yang harus diperhatikan untuk merumuskan

permasalahan kesehatan keluarga adalah bagaimanakah ancaman

kesehatan (keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit dalam

keluarga), kegagalan dalam memantapkan kesehatan (misalnya

kegagalan pertumbuhan dan perkembangan), keadaan

kegawatdaruratan (misalnya perdarahan), serta 3K (Ketidaktahuan,


18

Ketidakmauan dan Ketidakmampuan) keluarga dalam melaksanakan

tugas-tugas kesehatan.

c. Prioritas Masalah

Skala prioritas disusun dengan memperhatikan sifat permasalahan,

kemungkinan melakukan pencegahan, mengurangi atau menuntaskan

permasalahan, berat ringannya masalah untuk dilakukan pencegahan

dan dikurangi serta masalah mana yang memerlukan penanganan

segera.

Perhitungan skala prioritas :

No. Kriteria Nilai Bobot


Sifat masalah 1
Skala :
1. Tidak/kurang sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
2. Dengan mudah 2
Hanya Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk diubah 1
Skala :
3. Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya Masalah 1
Skala :
4. Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Cara Skoring :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

3) Jumlah skor untuk semua kriteria

4) Skor tertinggi adalah 5


19

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan sekumpulan tindakan yang akan dilakukan

dalam memecahkan masalah kesehatan pada keluarga, yang disusun secara

sistematis, berdasarkan teori dengan menitikberatkan keluarga.

Perencanaan disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan (Plan of Action)

penyelesaian masalah di keluaraga binaan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan yang

telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan harus melibatkan keluarga

dengan memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber daya yang

ada, nilai/norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan prasarana, serta

penerimaan keluarga.

5. Evaluasi

Penilaian dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi terdiri atas evaluasi struktur,proses dan hasil.


7

C. Infeksi Saluran Pernapasan Akut

1. Pengertian

Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan

atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

berkisar dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan,

tergantung pada patogen penyebabnya, faktor penjamu dan faktor

lingkungan. Penyakit ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas

penyakit menular di dunia. Penyakit ISPA juga penyebab utama kematian

terbesar ketiga di dunia dan pembunuh utama di Negara berpenghasilan

rendah dan menengah. Kematian akibat penyakit ISPA sepuluh sampai lima

puluh kali di Negara berkembang dari pada Negara maju. ISPA termasuk

golongan Air Borne Disease yang penularan penyakitnya melalui udara.

Patogen yang masuk dan menginfeksi saluran pernafasan dan menyebabkan

inflamasi (Lubis Ira, dkk.2019). ISPA dapat disebabkan oleh berbagaii

macam organisme, namun yang terbanyak adalah infeksi yang disebabkan

oleh virus dan bakteri. Virus merupakan penyebab terbanyak infeksi saluran

nafas atas akut (ISPA) seperti rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis, dan

laringitis. Hampir 90% dari infeksi tersebut disebabkan oleh virus dan hanya

sebagian disebabkan oleh bakteri (Tandi, 2018).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung

(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

andeksanya, seperti sinus,


8

rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan infeksi saluran

pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Infeksi Saluran Pernapasan

Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada balita dan

anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat. ISPA yang berat jika

masuk kedalam jaringan paru-paru akan menyebabkan Pneumonia.

Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan

kematian terutama pada anak-anak (Jalil, 2018).

2. Klasifikasi ISPA pada balita

Menurut Halimah (2019) klasifikasi ISPA dapat dikelompokkan

berdasarkan golongannya dan golongan umur yaitu :

i. ISPA berdasarkan golongannya :

1) Pneumonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-


paru (alveoli).

2) Bukan pneumonia meliputi batuk pilek biasa (common cold), radang

tenggorokan (pharyngitis), tonsilitisi dan infeksi telinga (otomatis

media).

ii. ISPA dikelompokkan berdasaran golongan umur yaitu :

1) Untuk anak usia 2-59 bulan :

a) Bukan pneumonia bila frekuensi pernapasan kurang dari 50 kali

permenit untuk usia 2-11 bulan dan kurang dari 40 kali permenit

untuk usia 12-59 bulan, serta tidak ada tarikan pada dinding dada.

b) Pneumonia yaitu ditandai dengan nafas cepat (frekuensi pernafasan

sama atau lebih dari 50 kali permenit untuk usia 2- 11 bulan dan
9

frekuensi pernafasan sama atau lebih dari 40 kali permenit untuk

usia 12-59 bulan), serta tidak ada tarikan pada dinding dada.

c) Pneumonia berat yaitu adanya batuk dan nafas cepat (fast

breathing) dan tarikan dinding pada bagian bawah ke arah dalam

(servere chest indrawing).

2) Untuk anak usia kurang dari dua bulan :

a) Bukan pneumonia yaitu frekuensi pernafasan kurang dari 60 kali

permenit dan tidak ada tarikan dinding dada.

b) Pneumonia berat yaitu frekuensi pernafasan sama atau lebih dari 60

kali permenit (fast breathing) atau adanya tarikan dinding dada

tanpa nafas cepat.

3. Tanda dan gejala ISPA

Tanda dan gejala ISPA biasanya muncul dengan cepat, yaitu

dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Penyakit ISPA pada balita

dapat menimbulkan bermacam macam tanda dan gejala. Tanda dan

gejala ISPA seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan,

pilek, sakit telinga dan demam (Rosana, 2016).

Gejala ISPA berdasarkan tingkat keparahan adalah sebagai berikut

(Rosana, 2016):

i. Gejala dari ISPA ringan

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan

satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :


10

1) Batuk.

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan

suara (pada waktu berbicara atau menangis).

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C.

ii. Gejala dari ISPA sedang

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai

berikut :

1) Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu :untuk

kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per

menit atau lebih untuk umur 2 -< 5 tahun.

2) Suhu tubuh lebih dari 39°C.

3) Tenggorokan berwarna merah.

4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak


campak.

5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

6) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).

iii. Gejala dari ISPA berat

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai

gejala - gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau

lebih gejala-gejala sebagai berikut :

1) Bibir atau kulit membiru.

2) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.


11

3) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah.

4) Sela iga tetarik ke dalam pada waktu bernafas.

5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

6) Tenggorokan berwarna merah.

4. Pertolongan pertama penderita ISPA

Menurut (Oktaviani, 2009) untuk perawatan ISPA di rumah ada

beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mengatasi

anaknya yang menderita ISPA yaitu dengan cara :

i. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat diatasi

dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi di

bawah dua bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol

diberikan sehari empat kali setiap enam jam untuk waktu dua hari.

Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya kemudian

digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan

menggunakan kain bersih dengan cara kain dicelupkan pada air

(tidak perlu di tambah air es).

ii. Mengatasi batuk

Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya

ramuan tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok teh dicampur

dengan kecap atau madu setengah sendok teh dan diberikan tiga kali

sehari.
12

iii. Pemberian makanan

Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit

tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih

jika terjadi muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap

diteruskan.

iv. Pemberian minuman

Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan sebagainya)

lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu mengencerkan

dahak, selain itu kekurangan cairan akan menambah parah sakit

yang diderita.

5. Pencegahan penyakit ISPA

Menurut (Oktaviani, 2009) pencegahan ISPA ada empat yaitu :

i. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik

ii. Melakukan immunisasi

iii. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

iv. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA


13

D. MPASI
i. Pengertian MPASI

MPASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung

nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan

peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan atau

minuman lain diberikan bersama pemberian ASI, (WHO). Pada Global

Strategy for Infant and Young Child Feeding(GSIYCF) dinyatakan

bahwa MPASI harus memenuhi syarat berikut :

1. Tepat waktu (Timely) : MPASI mulai diberikan saat kebutuhan energi

dan nutrien melebihi yan didapat dari ASI

2. Adekuat (Adequeate) : MPASI harus mengandung cukup energi,

protein, dan mikronutrien

3. Aman (Safe) : penyimpanan, penyiapan dan sewaktu diberikan,

MPASI harus higienis

4. Tepat cara pemberian (Properly) : MPASI diberikan sejalan dengan

tanda lapar dan nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi

dan cara pemberiannya sesuai dengan usia

b. Mulai pemberian MPASI pada saat yang tepat sangat bermanfaat

bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi serta

merupakan periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan

keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang

merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus

selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur

dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi


14

oleh makanan keluarga.

c. Masa peralihan ini yang berlangsung antara 6bulan sampai 23 bulan

merupakan masa rawan pertumbuhan anak kerana pada masa inilah

awal terjadinyamalnutrisi yang berlanjut dan kontribusi pada

tingginya prevalensi malnutrisi anak balita.

Pada saat bayi berusia enam bulan, umumnya kebutuhan nutrisi

tidak lagi terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein dan

beberapa mikronutrien terutama zat besi (Fe), seng (Zn) dan

vitamin A. Pemberian MPASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini

diberikan (kurang dari empat bulan) ataupun terlambat (sesudah

usia tujuh bulan) dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan

seperti :

1. Terlalu dini (< 4 bulan)

a. Risiko diare, dehidrasi

b. Produksi ASI menurun

c. Sensitisasi alergi

d. Gangguan tumbuh kembang

2. Terlambat (> 7 bulan)

a. Potensial untuk terjadinya gagal tumbuh

b. Defesiensi zat besi

c. Gangguan tumbuh kembang.


15

Saat yang tepat memulai pemberian MPASI yaitu :

1. Kesiapan atau kematangan saluran cerna : perkembangan

enzim pencernaan sudah sempurna pada usia bayi 3-4 bulan

2. Perkembangan keterampilan oromotor : kesiapan bayi untuk

menerima makanan padat bervariasi antara 4-6 bulan

3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI : tidak diperlukan sebelum

usia enam bulan karena ASI masih dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila terbukti lain yang

ditunjukkan dengan adanya gangguan pertumbuhan atau

kenaikan berat badan yang kurang atau tanpa penyebab jelas

(sakit, dll)

4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur : sejalan

dengan perkembangan oromotornya dalam satu tahun

pertama bayi perlu dikenalkan dengan berbagai variasi rasa,

aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk pembinaan

selera, juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah)

yang mulai timbul pada usia enam bulan. Usia 6-9 bulan

merupakan periode kritis dalam perkembangan keterampilan

makan.
16

d. Ciri-ciri bayi siap mendapat MPASI :

Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk

menerima makanan selain ASI. Seyogyanya setiap petugas

kesehatan dan para ibu atau pengasuh bayi maampu mengenali

tanda tersebut agar dapat memeberikan MPASI tepat waktudan

sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.

a. Kesiapan fisik:

i. Reflek ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang

ii. Keterammpilan oromotor : dari hanya mampu menghisap

dan menelan yang cair menjadi menelan makanan yang

lebih kental dan padat, memindahlan makanan dari bagian

depan ke bagian belakang mulut

iii. Mampu menahan kepala tetap tegak

iv. Duduk tanpa atau hanya dengan sedikit bantuan dan mampu

menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih

benda di dekatnya

b. Kesiapan psikologis :

i. Bayi akan memeperlihatkan perilaku makan lanjut :

1. Dari reflektif ke imitatif

2. Lebih mandiri dan eksploratif

3. Pada usia enam bulan bayi mampu menunjukkan keinginan

makan dengan cara membuka mulutnya, rasa lapar dengan

memajukan tubuhnya kedepan atau kearah makanan, tidak

berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang


17

atau menjauh

ii. Dalam proses peberian MPASI secara bertahap sejalan usia

bayi, penting untuk membantu bayi agar kelak mampu

makan mandiri dengan cara .

1. Memberi makanan yang dapat dipegang sendiri (finger


foods)

2. Memberi minum dengan cangkir usia 6-8 bulan

3. Membiarkan bayi memegang sendiri cangkir atau botol susu

4. Membuat jadwal makan sedemikian rupa sehingga terjadi

rasa lapar dan kenyang yang teratur.

e. Responsive feeding

Saat makan merupakan periode pembelajaran dan pemberian kasih

sayang, berbicara dan kontak mata selama memberi makan akan

dirasakan sebagai suasana yang menyenangkan bagi anak.

Responsive feeding adalah perilaku pemberian makan dengan

menerapkan prinsip asuhan psikososial, antara lain :

a. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu

makan, ibu / peaasuh harus peka terhadap tanda lapar dan

kenyang yang ditunjukkan anak

b. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan

dengan paksaan

c. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain

yang berbeda tekstur dan rasanya.


18

d. Hindari atau sesedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang

dapat mengalihkan perhatian) selama pemberian makan

e. Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata

KUNCI : bukan hanya apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana,

kapan, dimana dan oleh siapa anak diberi makan

E. Penilaian Perkembangan dan Deteksi Tumbuh Kembang Anak

Menurut batasan WHO, skrining merupakan prosedur yang relatif

cepat, sederhana dan murah untuk populasi yang asimtommatik tetapi

mempunyai risiko tinggi atau dicurigai mempunyai masalah. Blackman

(1992) menganjurkan agar bayi atau anak dengan resiko tinggi

(berdasarkan anamnesis atau pemeriksaan fisik rutin) harus dilakukan

skrining perkembangan secara periodik. Bayi atau anak yang mempunyai

resiko rendah dimulai dengan kuesioner pra skrining yang diisi atau

dijawab oleh orang tua. Kuesioner yang dicurigai terdapat gangguan

tumbuh kembang dilakukan skrining lanjut

Metode skrining ini dilakukan untuk mengetahui deteksi dini pada

perkembangan bayi atau anak. Deteksi dini ini sangat berguna bagi

kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya agar

berlangsung lebih baik dan optimal untuk bayi atau anak.

a. Skrining Perkembangan Denver II

Ada empat parameter perkembangan yang digunakan untuk skrining

perkembangan anak antara lain :


19

(1)Aspek sosial personal, merupakan aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri sosialisasi dan interaksi lingkungan.

Untuk bayi 6 bulan aspek ini meliputi tersenyum ketika meliat

mainan lucu.

(2) Aspek motorik halus, merupakan ketrampilan penting yang

ditunjukkan oleh kemampuan manusia untuk berinteraksi dan

belajar dari pengalaman untuk menciptakan aktifitas baru,

merupakan nonverbal intelegensi yang dapat diukur. Misalnya

kemampuan adalah konsep dari angka, matematika, dan

penglihatan.

(3)Aspek motorik kasar, merupakan aspek yang berhubungan

dengan pergerakan dari sikap tubuh serta melibatkan otot-otot

besar. Arah perkembangan motorik adalah dari umum ke

spesifik atau dari kemampuan gerakan motorik kasar ke motorik

halus.

(4)Aspek bahasa dan bicara. Otak bayi telah disiapkan dengan baik

untuk belajar bahasa sejak dia dilahirkan. Setelah lahir bayi

sudah dapat mengetahui perbedaan suara yang digunakan.

b. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver

Prescreening Developmental Questionnaire (PDQ) oleh tim Depkes

RI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak,

neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986. Kuesioner ini

untuk skrining pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai anak umur 6


20

tahun yang dilakukan oleh orangtua. Di dalam Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan (KPSP) ada 10 pertanyaan tentang

kemampuan perkembangan anak sesuai dengan usianya dari 0 bulan

sampai 72 bulan, yang harus diisi (atau dijawab) oleh orangtua

dengan ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15

menit. Jika jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai

ada gangguan perkembangan dan perlu dirujuk, atau dilakukan

skrining dengan Denver II. Jika jawaban ya sebanyak 7-8, perlu

diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika jawaban ya 9-10, anak

dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur berikutnya sebaiknya

dilakukan KPSP lagi untuk mendapat jawaban yang sesuai dengan

perkembangan umurnya

1. Factor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak secara umum

terdapat dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan

(Soetjiningsih, 1995).

a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil

akhir proses tumbuh kembang anak. Namun melalui intruksi genetik

yang terkandung dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan

kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di

Negara maju lebih sering diakibatkan faktor genetik. Sedangkan di

Negara berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan

faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk


21

tubuh kembang anak yang optimal, bahkan ke dua faktor ini dapat

menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.

b. Faktor Lingkungan

Faktor ini sangat menentukan atau tidaknya potensi bawaan.

Lingkungan cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi

bawaan, sedagkan kurang baik akan menghambatnya. Secara garis

besar faktor lingkungan dibagi dua yaitu faktor lingkungan yang

mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan (prenatal)

dan faktor lingkungan setelah lahir (postnatal).

Dalam faktor lingkungan, asupan bayi sangat penting

diperhatikan. ASI merupakan asupan pertama yang baik untuk janin

setelah lahir. ASI selain memberikan antibodi bagi tubuh bayi juga

memberikan pendekatan dengan ibu melalui proses menyusui.

Pendekatan melalui proses menyusui ini akan meningkatkan

hubungan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin ini merupakan awal

yang baik dan sangat penting, karena turut menentukan perilaku anak

dikemudian hari, menstimulasi perkembangan otak anak, merangsang

perhatian anak dengan kehidupan luar dan menciptakan kelekatan

(attachment) antara ibu dan anak. Interaksi yang ditimbulkan pada

saat ibu menyusui bayi akan meningkatkan hubungan batin antara ibu

dan anak, menimbulkan rasa aman bayi yang nantinya meningkatkan

rasa kepercayaan pada diri anak.


22

BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGUMPULAN DATA KELUARGA
IDENTITAS KELUARGA

1. Nama KK : Tn. G
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur/tgl lahir : 31 tahun/ 26-11-1991
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Pendidikan : SMP
7. Status Pernikahan : Usia menikah suami : 20 thn. Istri 19 thn
Lama pernikahan : 15 thn
8. Alamat : Jl Keluarga RT 18 Kelurahan Sambutan

II.Anggota keluarga
A. Komposisi Keluarga
N0 Nama Umur L/P Hub.Kel. Pendidikan Pekerjaan Ket
1 Tn. G 31 thn L Suami SMP Swasta
2 Ny. R 27 thn P Istri SMP IRT
3 An W 8 thn L Anak I - Pelajar
4. An A 8 bln L Anak II - -
5 Ny G 47 thn L Orang Tua SD Swasta

B. Type Keluarga
(√ ) Extended Family ( ) Nuclear
23

C. Genogram

III. Tahap Perkembangan Dan Tugas Keluarga


A. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini (Carter dan McGoldrick)
( ) Tahap I ( ) Tahap II (√ ) Tahap III
( ) Tahap IV ( ) Tahap V ( ) Tahap VI

B. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi (Carter dan


McGoldrick)
( ) Tahap I ( ) Tahap II ( ) Tahap III
(√ ) Tahap IV ( ) Tahap V ( ) Tahap VI
24

IV. Status Kesehatan Keluarga (1 Tahun terakhir)


No Nama Umur L/P Gangguan Kesehatan yang Kondisi Saat ini
sedang/pernah diserita, kapan ?
1. Tn. G 31 thn L Tidak ada Sehat
2. Ny. R 27 thn P Tidak ada Sehat
3. An W 8 thn L ISPA Sehat
4. An A 8 bln L ISPA ISPA
5 Ny G 47 thn L Tidak ada Sehat

V. Status Kesehatan Individu (Anggota Keluarga)


A. Kesehatan Akseptor KB
1. Apakah Ibu menjadi Akseptor KB : Ya (√ ), Tidak ( )
Kalau Ya, Jenis apa…………………………………
1.1. Pil (√ )
1.2. Suntik ( )
1.3. IUD ( )
1.4. …………….
Riwayat KB sebelumnya : Ya (√ ), Tidak ( )
Kalau Ya, Jenis apa…………………………………
1.5. Pil (√ )
1.6. Suntk ( )
1.7. IUD ( )
……………
Siapa yang mendorong Ibu mengikuti KB
2.1. Kesadaran sendiri (√)
2.2. Disuruh Petugas kesehatan ( )
2.3. Disuruh Pamong/kader ( )
2.4. …………………………….

B. Riwayat Kesehatan Ginekologi


25

Ibu tidak memiliki riwayat Penyakit atau tidak sedang menerita


penyakit Vaginitis endometritis, myoma uteri dan penyakit lain yang
berpotensi menular

C. Kesehatan Bayi, Anak Balita & Anak Usia Sekolah


1. Data Imunisasi & Berat Badan
Imunisasi
BB Tempat
Nama/
No Pemberian
Umur DPT Polio Hep. B Pentabio
Lhr Kini BCG Campak Imunisasi
I II III I II III IV I II III Booster
1. An W 2,9 35 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Klinik
2. An A 2,9 18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Klinik

2. Tempat pemeriksaan Kesehatan


2.1. Rumah sakit (√)
2.2. Puskesmas (√)
2.3. Dokter Praktek/keluarga ( √)
2.4. Bidan/Perawat Praktek (√)
2.5. Dukun ( )
2.6. ………………………..
3. Frekuensi Pemeriksaan 1 kali per 6 bulan
4. Apakah anak di Timbang ? :
Ya (√), Tidak ( )
Alasan……………………………………
4. Apakah anak memiliki KMS ? :
Ya ( ), Tidak (√)
Alasan tidak mengikuti kegiatan posyandu
6. Pertumbuhan dan perkembangan Balita sesuai dengan KMS
6.1. Normal (√ )
6.2. Tidak Normal ( )

7. Apakah ada makanan pantang bagi anak ? :


26

Ya ( ), Tidak (√)
Sebutkan…………………………………..
8. Apakah anak diberikan makanan tambahan ? :
Ya (√ ) Tidak ( )

D. Data Kesehatan Lingkungan Keluarga


1. Perumahan
1.1.Status pemilikan Rumah
1.1.1. Milik Sendiri (√ )
1.1.2. Kontrak ( )
1.1.3. Menumpang ( )
1.1.4. …………………..
1.2. Jenis bangunan
1.2.1. Permanen ( )
1.2.2. Semi Permanen (√)
1.2.3. kayu ( )
1.2.4. Gedek ( )
1.3.Komposisi Ruangan
1.3.1. Ruang Tamu (√)
1.3.2. Ruang Makan (√)
1.3.3. Ruang Tidur ( √)
1.3.4. Ruang Keluarga (√)
1.3.5. Dapur ( √)
1.3.6. Kamar Mandi (√)
1.3.7. Kakus ( √)
1.3.8. Gudang ( )
1.3.9. ……………………..
1.4. Luas Bangunan 8 x 10 Meter persegi

1.5. Penerangan
1.5.1.Listrik (√)
27

1.5.2.Genset ( )
1.5.3.……………………….
1.6. Ventilasi Rumah : Cukup (√), Kurang
( )
1.6.1.Jendela ( √)
1.6.2.Pintu (√)
1.6.3.Ventilasi (√)
1.7. Lantai
1.7.1. Tegel ( )
1.7.2. Semen (√)
1.7.3. Papan ( )
1.7.4. Tanah ( )
1.8. Pengaturan alat rumah tangga
1.8.1. Bersih dan teratur (√)
1.8.2. Kotor dan tidak teratur ( )
1.8.3. ……………………….
1.9. Kebersihan Rumah
1.9.1. Cukup (√)
1.9.2. Kurang ( )

1.10. Denah Rumah :

Dapur

Kamar

Kamar

Ruang tamu

2. Sumber Air
28

2.1. Sumber air minum


2.1.1. Ledeng ( PAM ) (√)
2.1.2. Sumur Gali ( )
2.1.3. Sumur Pompa Tangan ( )
2.1.4. Sungai ( )
2.1.5. Mata Air ( )
2.1.6. Penampungan Air Hujan ( )
2.2. Tempat mengambil air untuk mencuci
2.2.1. Ledeng ( PAM ) ( √)
2.2.2. Sumur Gali ( )
2.2.3. Sumur Pompa Tangan ( )
2.2.4. Sungai ( )
2.2.5. Mata Air ( )
2.2.6. Penampungan Air Hujan ( )
2.3. Status Pemilikan
2.3.1. Milik Sendiri ( √)
2.3.2. Menumpang ( )
2.3.3. Bersama ( )
2.3.4. Umum ( )

2.4. Keadaan Air secara Makroskopis


Keterangan : Beri alasan ( Warna apa, Bau apa, Rasa apa )
2.4.1. Untuk Air Minum : Warna (bening), Bau ( - ), Rasa (-)
2.4.2. Untuk Cuci : Warna ( bening ), Bau ( - )
2.5. Penggunaan Air Minum
2.5.1. Di Masak (√ )
2.5.2. Kadang-kadang ( ), Alasan……………….
2.5.3. Tidak di Masak ( ), Alasan……………….
2.5.4. Air isi ulang

D. TEMPAT PENAMPUNGAN AIR


Penampungan air minum:
29

a. Tertutup (√)
b. Terbuka

Keadaan gentong/bak mandi:


a. Ada jentik nyamuk
b. Tidak ada jentik nyamuk
3. Jamban Keluarga
3.1. Tempat pembuangan kotoran ( BAB dan BAK )
3.1.1. Kakus (√)
3.1.2. Selokan ( )
3.1.3. Kolam ( )
3.1.4. Sawah ( )
3.1.5. …………………..
3.2. Status Pemilikan
3.2.1. Milik Sendiri (√)
3.2.2. Menumpang ( )
3.2.3. Bersama ( )
3.2.4. Umum ( )
3.3. Jenis Jamban
3.1. Cemplung ( )
3.2. Angsa Latrine ( )
3.3. Septik tank (√ )
3.4. ……………………..
3.4. Keadaan Jamban
3.4.1. Bersih (√)
3.4.2. Kotor ( )
3.5. Jarak sumber air minum dengan Jamban
3.5.1. Kurang dari 5 meter ( )
3.5.2. 5-10 meter (√)
3.5.3. Lebih dari 10 meter ( )
4. Sampah
4.1. Cara Keluarga membuang sampah
30

4.1.1. Tempat pembuangan sampah umum (√)


4.1.2. Di Selokan ( )
4.1.3. Di Sungai ( )
4.1.4. Ditimbun ( )
4.1.5. Sembarang tempat ( )
4.1.6. Dibakar ( )
4.2. Masalah yang menyangkut sampah
……………………............................
5. Pembuangan Air Limbah
5.1. Jenis Limbah : Rumah Tangga (√), Kandang ( ), Industri ( )
5.2. Pembuangan Limbah : KeSungai ( ), Halaman ( ), Bak
Penampungan (√)
5.3. Saluran Limbah : Terbuka ( ), Tertutup (√)
5.4. Jarak Limbah dengan Sumur : Lebih 10 Meter (√), Kurang 10
Meter ( )
5.5. Kebersihan : Cukup (√), Kurang ( )
7. Halaman
7.1. Pemilikan : Punya (√), Tidak ( ), Luas 2 Meter
7.2. Pemanfaatan : Ya (√), Tidak ( ), Alasan………..
Jika Ya : Toga ( ), Warung Hidup ( ), Taman (√)
Atau………………………………………………

E. Kepemilikan
1. Jaminan Sosial Kesehatan : ada / tidak
Jika ada :
1.1. BPJS ( √ )
1.2. Jamkesda ( )
1.3. Asuransi Kesehatan Pribadi ( )
1.4. Lain-lain, (sebutkan) ..........................
2. Kegiatan/Jaringan Sosial yang
diikuti .....................................................................................
31

(khususnya tanyakan : arisan, ambulans desa, tabulin, kumpulan donor


darah, dsb yg berkaitan)
3. Informasi kesehatan yang pernah diperoleh :
3.1. Petugas kesehatan ( √ )
3.2. Media massa, jenis ...............................................
3.3. Lain-lain, sebutkan .............................................
4. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu .
4.1. Sepeda ( √ )
4.2. Sepeda motor ( √ )
4.3. Mobil ( )
4.4. Ambulans
4.5. Lainnya, sebutkan ..............................................
5. Fasilitas Komunikasi
5.1. Telepon / Hand phone ( √ )
5.2. Radio ( )
5.3. Televisi ( √ )
5.4. ..................................................
F. Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari
1. Pola Makan Keluarga
Makanan Pokok
a. Nasi (√)
b. Jagung ( )
c. Sagu ( )
d. Ubi Kayu ( )
e. Lain-lain ( )

Menu Makanan Keluarga


a. Nasi + sayur + Lauk + buah + Susu ( )
32

b. Nasi + Sayur + Lauk + Buah ( )


c. Nasi + Sayur + Lauk (√)
d. Nasi + Sayur ( )
e. …………………………………..
Frekuensi makan/hari
a. 1 kali ( )
b. 2 kali ( )
c. 3 kali (√)
d. ≥ 4 kali( )
Cara Pengolahan Makanan
a. Memenuhi Syarat kesehatan (√)
b. Tidak Memenuhi Syarat kesehatan ( )
Alasan……………………………
Cara Penyajian Makanan
a. Disajikan Langsung setelah di masak (√)
b. Sisa kelebihan makanan di buang/di sajikan kembali/
Di panaskan kemudian (√)
Makanan Pantang Keluarga
a. Ada ( )
b. Tidak ada (√)
 Kalau ada, siapa……………
 Jenis Makanan Pantang……
 Alasan……………………...
2. Pola Rekreasi dan Hiburan
2.1 . Kesempatan Rekreasi bersama-sama Keluarga
2.1.1 Seminggu Sekali ( )
2.1.2 Sebulan Sekali ( )
2.1.3 Setahun Sekali (√)
2.1.4 Tidak pernah, Alasan………

2.2 . Aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang


2.2.1 Olah raga (√)
33

2.2.2 Membaca ( )
2.2.3 Ketrampilan ( )
2.2.4 Menonton Televisi (√)
2.2.5 Mendengar Radio ( )
2.2.6 ………………….

Cuci Ganti Baju/ Kebersihan Tangan & Kaki


N L Sikat
Nama Hub Mandi Rambu Pakaian
o /P Gigi Kuku Tangan Kaki
t Dalam
1 Tn. G Suami L 2 2 3 hari 2 kali Bersih Bersih Bersih
kali/hari kali/h sekali
ari

2 Ny. R Istri P 2 2 3 hari 2 kali Bersih Bersih Bersih


kali/hari kali/h sekali
ari

3 An W Anak I L 2 2 2 hari 2 kali Bersih Bersih Bersih


kali/hari kali/ sekali
hari

4 An A Anak L 2 2 2 2 kali Bersih Bersih Bersih


II kali/hari kali/h kali/har
ari i
5 Ny G Orang 2 2 2 2 kali Bersih Bersih Bersih
Tua P kali/hari kali/h kali/har
ari i
G. Faktor Sosial Ekonomi Budaya

1. Penghasilan dan pengeluaran


1.1. Pekerjaan : Swasta
34

1.2. Jam kerja : 08.00- 17.00 WITA


1.3. Penghasilan : 3.000.000
1.4. Apakah Pendapatan dapat memenuhi kebutuhan Keluarga :
Ya (√), Tidak ( )
1.5. Simpanan keuangan : ada / tidak

1.6. Siapa yang menentukan Penggunaan Keuangan Keluarga


1.6.1. Kepala Keluarga ( )
1.6.2. Isteri (√)
1.6.3. Anak ( )
1.6.4. …………………………..
1. Penentu keputusan dalam keluarga : Kepala Keluarga
3. Apakah ada Pembagian tugas masing-masing anggota Keluarga
Ya (√), Tidak ( )
Kalau Ya, Bagaimana Pengaturannya :
3.1. Ditentukan oleh kepala Keluarga ( )
3.2. Oleh masing-masing Anggota Keluarga (√)
3.3. Oleh Ibu ( )
3.4. ………………………………………….............................
H. Pengkajian Psikososial
1. Status emosi :
1.1. Bagaimana respon keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang
berhasil
(√) bangga ( ) acuh tak acuh ( ) lain-lain .
1.2. Bagaimana respon keluarga terhadap kehilangan (terangkan)
Keluarga merasa sedih terhadap kehilangan tersebut.

2. Konsep diri :
2.1. Konsep diri
35

2.1.1. Apakah keluarga menerima dirinya sebagai sesuatu yang


berharga atau penting ?
(√) ya ( ) tidak
Jelaskan ................................................................................
............
2.1.2. Adakah konflik harga diri sehubungan dengan tahapan
tumbuh kembang ?
( ) ya (√) tidak
Sebutkan dan jelaskan ...............................................
2.2. Peran
2.2.1. Apakah ada perubahan / konflik / ketidak sesuaian peran
dalam keluarga :
(√) tidak ada ( ) ada
Jika ada sebutkan dan jelaskan .....................................
3. Pola interaksi :
3.1. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga :
( ) pagi hari ( ) siang hari ( ) malam hari (√)
tidak tentu
3.2. Dalam situasi apa interaksi terjadi :
(√) makan bersama ( ) nonton TV ( ) rekreasi ( )
lain-lain
3.3. Gambarkan pola interaksi keluarga :
( antara ayah dgn ibu, ayah dgn anak, ibu dgn anak, anak dgn anak )
3.4. Apa yang dirasakan sebagai masalah keluarga dalam berinteraksi ?
( ) bahasa ( √ ) budaya ( ) lain-lain, sebutkan
3.5. Sejauh mana interaksi tersebut berlangsung ?
( ) hanya sekedar (√ ) diskusi / sharing
perasaan
( ) tidak ada interaksi

3.6. Adakah konflik dalam keluarga tentang pola interaksi ?


( √ ) tidak ada ( ) ada, jelaskan ..
36

4. Pola pertahanan dalam keluarga :


4.1. Mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga diatasi secara :
( ) mandiri ( √ ) bersama-sama
( ) minta bantuan orang lain ( ) lain-lain,
sebutkan ..............................
4.2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga
bermasalah dengan pola pertahanannya :
(√ ) membantu mencari jalan keluar ( ) acuh tak acuh
( ) minta bantuan orang lain ( ) lain-lain, sebutkan ............
4.3. Jika masalah tidak teratasi bagaimana keluarga menanganinya :
( ) putus asa ( ) acuh tak acuh
( ) pasrah
( √ ) mencari jalan keluar ( ) lain-lain,
sebutkan .......................
5. Dalam menghadapi suatu masalah Kesehatan, yang mengambil keputusan
untuk pemecahan :
5.1. Kepala Keluarga (√)
5.2. Isteri ( )
5.3. Anak-anak ( )
5.4. Orang lain yang mempunyai Ikatan Keluarga ( )
5.5. Orang lain ( )
6. Apakah ada Waktu tertentu untuk berkumpul dengan Keluarga : Ada (√),
Tidak ada ( )
Jika Jawaban ada :
6.1. Setiap minggu ( )
6.2. Seminggu sekali (√)
6.3. Sebulan sekali ( )
6.4. ………………..
6. Apakah ada Perselisihan atau konflik antar Anggota Keluarga :
Ada ( ), Tidak ada (√)
Jika jawaban Saudara ada, bagaimana pemecahannya :
7.1. Musyawarah Keluarga ( )
37

7.2. Di diamkan saja ( )


7.3. Minta bantuan orang lain ( )
7.4. Keputusan pada Kepala Keluarga ( )
I. Pemanfaatan Sarana Kesehatan
1. Apabila anggota Keluarga sakit, berobat kemana :
1.1. Puskesmas, Pustu, Posyandu (√)
1.2. Dokter Praktek, Bidan/Perawat (√)
1.3. Rumah sakit (√)
1.4. Dukun ( )
1.5. Pengobatan Alternatif
1.6. ……………………………….
2. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan :
2.1 0-1 kilo meter ( )
2.2 1-2 kilo meter ( )
2.3 2-3 kilo meter (√)
2.4 Lebih dari 3 kilo meter ( )
38

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Bayi ISPA

S:
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : By A
Umur /Tanggal lahir : 8 Bulan
Jenis Kelamin : laki-laki

b. Identitas Orang tua


Nama Ayah/Ibu : Tn. G / Ny. R
Usia Ayah/Ibu : 31 tahun / 27 tahun
Pendidikan Ayah/Ibu : SD / SD
Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta / IRT
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Keluarga RT 18 Sambutan

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya mengalami batuk pilek dan susah bernafas karena
hidung tersumbat

3. Riwayat Kesehatan klien


Tidak memiliki/menderita penyakit konginetal, penyakit menular, dan
tidak pernah dirawat di rumah sakit.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga terdapat riwayat penyakit hipertensi.
39

5. Pola Fungsional Kesehatan


Kebutuhan
Sebelum sakit Sesudah sakit
Dasar

Ibu mengatakan bayinya Ibu mengatakan bayinya


menyusu 2 jam sekali menyusu 2 jam sekali di
diselingi dengan makanan selingi makanan
Pola Nutrisi
tambahan pendamping pendamping ASI berupa
ASI berupa bubur bubur

Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan anaknya


BAK 4-6 x/hari warna BAK 4-6 x/hari warna
kuning jernih kuning jernih
Pola Eliminasi
BAB 1-2x/hari BAB tidak ada
konsistensi lunak warna
kecoklatan

Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan anaknya


Pola Istirahat tidur siang 1-2 jam/hari, tidur siang 1 jam/hari,
tidur malam 7-8 jam/hari tidur malam 6-7 jam/hari

Mandi 2x/hari, gosok gigi Mandi 1x/hari, gosok gigi


Pola Personal
2x/hari, ganti pakaian 2- 1x/hari, ganti pakaian 2-
Hygiene
3x/hari 3x/hari

Anak bergerak aktif dan


Pola Aktivitas Anak kurang aktif dan
bermain
rewel
40

6. Riwayat psikososiokultural spiritual


a. Psikologis
Anak diasuh oleh Ayah dan Ibunya.
b. Sosio
Lingkungan tempat tinggal bersih, keluarga dan tetangga berhubungan
dengan baik.
c. Kultural
Dikeluarga tidak ada yang memiliki kebiasaan adat istiadat yang
mempengaruhi kesehatannya.
d. Spiritual
Dikeluarga tidak ada yang memiliki kebiasaan keagamaan yang
mempengaruhi kesehatannya.
A. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
a. Nadi : 105 x/mnt
b. Pernafasan : 30x/mnt
c. Suhu : 36,60C
Antropometri
a. Tinggi badan : 67 cm
b. Berat badan : 8 kg
c. Lingkar kepala : 36 cm

2. Pemeriksaan Fisik .
Kepala : Kulit kepala bersih, kontruksi rambut kuat,
distribusi rambut merata, tidak teraba masa.
Wajah : simetri, tidak pucat, dan tidak ada oedema.
Mata : simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva
berwarna merah muda, tidak ada oedema
pada palpebra
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran secret atau cairan
41

Hidung : simetris, tidak ada pernafasna cuping hidung, terdapat


pengeluaran secret atau cairan, tidak ada polip.
Mulut : Lembab, simetris, mukosa mulut basah, tidak ada
stomatitis, pertumbuhan gigi baik, tampak pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, suara nafas
normal
Abdomen : Tidak ada pembesaran.
Genetalia eksterna : Tidak ada pengeluaran cairan
Anus : Tidak ada hemoroid, ada lubang anus di tengah,
Ekstremitas : simetris, pergerakan baik, CRT kembali <2 detik

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak Dilakukan

A.
Diagnosis : Bayi usia 8 bulan dengan ISPA
Masalah :kurangnya pengetahuan keluarga tentang
pencegahan dan cara mengatasi gejala ISPA
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : Inhalasi Tradisional

P.
42

Waktu Penatalaksanaan Paraf


10.10 WITA Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Mahasiswa
nenek
E: ibu mengerti mengenai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.
16.21 WITA Memberikan KIE mengenai ISPA dan Mahasiswa
cara mengatasi ISPA,serta KIE mengenai
MPASI
E: ibu memahami mengenai ISPA dan
cara mengatasinya serta memahami
tentang MPASI
16.22 WITA Menganjurkan kepada ibu untuk tetap Mahasiswa
memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita
E: ibu mengerti dan tetap memantau
keadaan anaknya
16.23 WITA Menganjurkan kepada ibu dan keluarga Mahasiswa
untuk selalu menggunakan masker pada
saat keluar rumah, dan selalu mencuci
tangan setelah dari luar rumah.
E: ibu mengerti penjelasan yang telah
diberikan
43

A. ANALISA DATA

RUMUSAN MASALAH
NO DATA
DIAGNOSIS MASALAH
1. DS : Keluarga dengan anak  Kurangnya
usia 8 Bulan dengan pengetahuan
 Salah Satu anggota Keluarga Tn G ISPA keluarga tentang
mengalami Batuk Pilek
ISPA dan cara
 Ibu R mengatakan belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang Cara mengatasi ISPA
Pencegahan ISPA

DO :
 Kesadaran : Compos mentis
 TTV : N : 130 x/menit
RR : 27 x/menit
T : 37,2 0C
 Antropometri :
BB : 8 kg
TB : 67 cm
 Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak tampak pucat
Mata : konjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih
Hidung : terdapat pengeluaran sekret
2. DS :  Keluarga belum  Kurangnya
 Ibu R belum pernah mendapatkan pernah pengetahuan
penyuluhan mengenai MPASI mendapatkan keluarga tentang
penyuluhan MPASI
DO : mengenai MPASI
 Kesadaran : Compos mentis
 TTV : N : 130 x/menit
RR : 27 x/menit
T : 37,2 0C
 Antropometri :
BB : 8 kg
TB : 67 cm
 Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak tampak pucat
Mata : konjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih
Hidung : terdapat pengeluaran sekret
3. DS:  Keluarga dengan  Kurangnya
 Kurangnya pemahaman ibu mengenaii By A belum pengetahuan
deteksi dini tumbuh kembang pada anak pernah melakukan keluarga tentang
DO : screening tumbuh Screening tumbuh
 Kesadaran : Compos mentis kembang anak kembang anak
 TTV : N : 130 x/menit
44

RR : 27 x/menit
T : 37,2 0C
 Antropometri :
BB : 8 kg
TB : 67 cm
 Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak tampak pucat
Mata : konjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih
Hidung : terdapat pengeluaran sekret
45

Masalah Kriteria Bobot Nilai


SKORING PRIORITAS MASALAH
1. By A Usia 8 Bulan Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1
Dgn ISPA Skala :
Tidak/Kurang Sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Krisis Kesehatan 1

Kemungkinan masalah dapat diubah 2 1/2 x 2 = 1


Skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk diubah 1 3/3x 1 =1


Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

Menonjolnya masalah 1 1/2x 1 = 1/2


Skala:
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Jumlah :
1 + 1 + 1 + 1/2 = 3 1/2

2. Kurangnya Sifat Masalah 1 2/3x 1 = 2/3


Pemahaman Skala :
tentang Mpasi Tidak/Kurang Sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Krisis Kesehatan 1
46

Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2/2x 2 = 2


Skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk diubah 1 3/3x 1 = 1


Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

Menonjolnya masalah 1 0/2x 1 = 0


Skala:
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Jumlah :
2/3 + 2 + 1 + 0 = 11/3 = 3 2/3

3. Kurangnya Sifat Masalah 1 2/3x 1 = 2/3


Pemhaman Skala :
tentang deteksi Tidak/Kurang Sehat 3
dii tumbuh Ancaman Kesehatan 2
kembang anak Krisis Kesehatan 1

Kemungkinan masalah dapat diubah 2 1/2x 2= 1


Skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk diubah 1 1/3x 1 = 1/3


47

Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

Menonjolnya masalah 1 1/2x 1 = 1/2


Skala:
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Jumlah :
2/3 + 1 + 1/3 + 1/2 = 15/6 = 2 1/2

Urutan Intervensi 1. ISPA Pada Balita (3 ½)


2. Pemahaman Tentang Mpasi (3 2/3 )
3. Pemahaman tentang DDTK (2 1/2 )
48

B. PERENCANAAN PELAKSANAAN (PLANNING OF ACTION)

PENYELESAIAN MASALAH DI KELUARGA BINAAN

NO. RUMUSAN MASALAH TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DIAGNOSIS MASALAH UMUM KHUSUS
1. Keluarga dengan Kurangnya setelah 1. keluarga mengerti 1. memberikan 1. penyuluhan adalah untuk merubah
Bayi 8 Bulan pengetahuan dilakukan dan mampu untuk penyuluhan perilaku perseorangan atau masyarakat
dengan ISPA keluarga tentang asuhan mengatasi masalah kesehatan dan dalam bidang kesehatan (WHO)
Penanganan ISPA keluarga pada ISPA pada bayi cara mengolah
keluarga Tn. inhalasi
Kurangnya G di harapkan 2. keluarga mengerti tradiosional
2. Keluarga dengan By pengetahuan keluarga tentang macam- untuk mengatasi 2. Pendidikan dapat menghasilkan
A yang telah sampai keluarga tentang mampu macam MPASI ISPA perubahan atau peningkatan dan akan
ke tahap macam-macam mengatasi 2. memberikan berpengaruh pada sikap dan perilaku
membutuhkan MPASI masalah- Pendidikan (Natoatmodjo, 2010)
MPASI masalah kesehatan
tersebut 3. keluarga mengerti mengenai
Kurangnya tentang Screening MPASI 3. penyuluhan kesehatan adalah kegiatan
3. Keluarga dengan pengetahuan tumbuh kembang 3. memberikan Pendidikan kesehatan yang dilakukan
By.A usia 8 Bulan keluarga tentang anak pendidikan dengan menyebarkan pesan, menanamkan
yang belum Screening tumbuh kesehatan keyakinan sehingga masyarakat sadar, tahu,
melakukan kembang anak menganai dan mengerti (machfoedz, 2009)
Screening Tumbuh Screening
kembang anak tumbuh
kembang
49

C. PELAKSANAAN

RUMUSAN MASALAH
NO INTERVENSI IMPLEMENTASI DUKUNGAN HAMBATAN
DIAGNOSIS MASALAH
1. Keluarga dengan Kurangnya 1. Diberikan memberikan Pendidikan kesehatan tentang cara Keluarga Tidak ada
Keluarga dengan pengetahuan penyuluhan pencegahan ISPA kooperatif dan hambatan pada
Bayi 8 Bulan keluarga tentang kesehatan dan - pengertian ISPA terlihat aktif pelaksanaan
dengan ISPA Penanganan ISPA cara mengolah - faktor faktor penyebab ISPA pada tahap kegiatan
inhalasi - cara pencegahan ISPA kegiatan
tradiosional - cara mengatasi ISPA
untuk mengajarkan keluarga cara membuat Inhalasi tradisional
mengatasi ISPA dngan air hangat dan aromateraphy berupa Minyak
Eucalyptus
2. Keluarga dengan Kurangnya 2. Diberikan Keluarga Tidak ada
By A yang telah pengetahuan Pendidikan Memberikan Pendidikan kesehatan tentang MPASI kooperatif dan hambatan pada
sampai ke tahap keluarga tentang kesehatan - Kapan waktu yang tepat pemberian MPASI terlihat aktif pelaksanaan
membutuhkan macam-macam mengenai - Cara memberikan MPASI pada tahap kegiatan
MPASI MPASI MPASI - Macam- macam MPASI kegiatan

3. Diberikan Memberikan Pendidikan kesehatan tentang Screening


3. Keluarga dengan Kurangnya pendidikan tumbuh kembang anak
By.A usia 8 Bulan pengetahuan kesehatan - Kapan waktu yang tepat untuk melakukan screening
yang belum keluarga tentang menganai tumbuh kembang anak Keluarga Tidak ada
melakukan Screening Screening - Tanda penyimpangan pada anak kooperatif dan hambatan pada
Screening Tumbuh tumbuh kembang tumbuh - Cara melakukan screening tumbuh kembang anak terlihat aktif pelaksanaan
kembang anak anak Kembang menggunakan KPSP pada tahap kegiatan
Melakukam Screening tumbuh kembang anak bersama kegiatan
degan ibu R
50

D. EVALUASI

RUMUSAN MASALAH EVALUASI


NO INTERVENSI
DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
1. Keluarga dengan Kurangnya Berikan penyuluhan - Mahasiswa - Penyuluhan Keluarga mengerti dengan
Bayi 8 Bulan dengan pengetahuan kesehatan dan cara mengumpulkan dilakukan tanggal 08 penjelasan tentang cara
ISPA keluarga tentang mengolah inhalasi SAP dan leaflet September 2022 mengatasi ISPA
Penanganan tradiosional untuk tentang ISPA - Pendidikan
ISPA mengatasi ISPA - Media, alat yang kesehatan dihadiri
diperlukan pada saat oleh Ny. R
pelaksaan kegiatan - Pada pelaksanaan
Pendidikan kegiatan diajukan
kesehatan tersedia beberapa pertanyaan
- Keluarga siap ISPA
menerima
Pendidikan
kesehatan yang
diberikan oleh
mahasiswa
51

EVALUASI

RUMUSAN MASALAH EVALUASI


NO INTERVENSI
DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
2. Kurangnya Berikan Pendidikan - Mahasiswa - Penyuluhan Keluarga mengerti dengan
Keluarga dengan By pengetahuan kesehatan tentang mengumpulkan dilakukan tanggal 08 penjelasan tentang MPASI
A yang telah sampai keluarga tentang MPASI SAP dan leaflet September 2022
ke tahap macam-macam tentang MPASI - Pendidikan
membutuhkan MPASI - Media, alat yang kesehatan dihadiri
MPASI diperlukan pada saat oleh Ny. R
pelaksaan kegiatan - Pada pelaksanaan
Pendidikan kegiatan diajukan
kesehatan tersedia beberapa pertanyaan
- Keluarga siap MPASI
menerima
Pendidikan
kesehatan yang
diberikan oleh
mahasiswa
52

EVALUASI

RUMUSAN MASALAH EVALUASI


NO INTERVENSI
DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
3. Keluarga dengan Kurangnya Berikan Pendidikan - Mahasiswa - Pendidikan Keluarga mengerti dengan
By.A usia 8 Bulan pengetahuan kesehatan tentang mengumpulkan kesehatan dilakukan penjelasan tentang
yang belum keluarga tentang cara melakukan lembar KPSP tanggal 08 Screening tumbuh
melakukan Screening Screening Screening tumbuh - Media, alat yang September 2022 kembang anak
Tumbuh kembang tumbuh kembang kembang anak diperlukan pada saat - Pendidikan
anak anak pelaksaan kegiatan kesehatan dihadiri
Pendidikan oleh Ny. R
kesehatan tersedia - Pada pelaksanaan
- Keluarga siap kegiatan diajukan
menerima beberapa pertanyaan
Pendidikan mengenai Screening
kesehatan yang tumbuh kembang
diberikan oleh anak
mahasiswa
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Keluarga secara komprehensif yang dilakukan selama 3 minggu (6

kali kunjungan) pada keluarga Tn. G telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan oleh keluarga. Selama proses pengkajian data keluarga telah

dilakukan sesuai dengan standar yang ada menggunakan lembar pengkajian

keluarga yang telah disediakan oleh pihak institusi.

Pada proses pengkajian data keluarga didapatkan bahwa keluarga Tn. G

merupakan tipe keluarga Extended, dimana dalam keluarga terdiri dari nenek,

ayah dan anak. Sesuai dengan teori Friedman (2010), yang menyatakan bahwa

Extended family adalah keluarga yang terdiri dari nenek, ayah, dan anak. Pada

proses pengkajian diketahui bahwa anak Tn. G yaitu By A merupakan anak yang

mengalami ISPA dan keluarga belum mengetahui mengenai penanganan ISPA

pada anak Pada kunjungan selanjutnya dilakukan pengkajian kembali terkait

masalah yang dialami By A.

Setelah dilakukan pengkajian dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik

pada keluarga Tn.R didapatkan data-data yang didalamnya ditemukan masalah

yang memerlukan asuhan kebidanan secara khusus, dimana dalam melakukan

asuhan keluarga, penulis menentukan prioritas masalah utama yaitu kurangnya

pengetahuan keluarga mengenai penanganan ISPA pada anak.

Solusi untuk mengatasi masalah tersebut maka mahasiswa memberikan

pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.G mengenai penanganan ISPA pada

anak. Keluarga perlu tahu mengenai bagaimana cara menanganai ISPA pada anak
agar masalah tersebut dapat diatasi. Berdasarkan data yang diperoleh, antara

masalah dengan teori tidak ada kesenjangan.

Hambatan terhadap pemberian asuhan keluarga pada keluarga Tn.G yang

dilakukan oleh mahasiswa, tidak ditemukan hambatan yang berarti. Keluarga

Tn.G sangat kooperatif dan kerjasama yang baik terjalin antara mahasiswa

dengan keluarga Tn.G selama pemberian asuhan keluarga oleh mahasiswa.

Setelah dilakukan asuhan keluarga pada keluarga Tn.G, keluarga mengerti

dan bersedia untuk mengatasi ISPA dengan metode inhalasi tradisional

memberikan vitamin serta menerapkan pola makan dengan gizi seimbang , pola

hidup bersih dan sehat serta memantau pertumbuhan atau perkembangan anak

dengan rutin ke Posyandu/Puskesmas terdekat sebagai tindak lanjut untuk

penanganan ISPA pada By A.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas di RT 18 wilayah

Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan

Timur selama 3 minggu yaitu tanggal 29 Agustus- 16 September 2022 dengan

lingkup kebidanan komunitas dan usaha-usaha untuk meningkatkan derajat

kesehatan keluarga, lebih banyak melibatkan peran serta keluarga, adapun

kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini, yaitu :

1. Melakukan pengkajian data dasar pada keluarga Tn.G

2. Melakukan analisis data pada keluarga Tn.G

3. Menentukan perumusan masalah pada keluarga Tn.G

4. Menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.G Adapun prioritas

masalah pada keluarga Tn.R telah ditentukan yaitu kurangnya pemahaman

ibu mengenai cara mengatasi ISPA pada bayi.

5. Menentukan dan melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan

terhadap masalah kesehatan pada keluarga Tn.G di rumah keluarga Tn.G

yaitu pendidikan kesehatan tentang penanganan ISPA , MPASI, dan

Screening Tumbuh Kembang

6. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn.G

Peran serta anggota keluarga lahir dari kesadarannya sendiri. Namun di

lain sisi pendekatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan juga berpengaruh

dalam mengatasi masalah yang terjadi pada keluarga Tn. G. pendekatan yang
dilakukan oleh mahasiswa kebidanan sangat bermanfaat dalam menangani

kasus ISPA pada By A

Dengan adanya masalah seperti diatas, mahasiswa telah melakukan

kegiatan seperti pemberian Penkes mengenai ISPA dan cara melakukan

inhalasi tradisional menggunakan minyak Eucalyptus dan Air hangat.

B. Saran

Ada beberapa saran yang ingiin disampaikan oleh mahasiswa, seperti :

1. Perlu adanya tindak lanjut dari petugas kesehatan dan bekerja sama antara

keluarga dengan petugas kesehatan.

2. Diharapkan kerjasama yang telah dibina dapat ditingkatkan lagi demi

terlaksananya Asuhan Kebidanan yang berkualitas terhadap klien.

3. Dianjurkan kepada klien dan keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan agar selalu menjaga konsisi dirinya, terutama tingkat

pengetahuan ibu terhadap status kesehatan anggota keluarganya seperti

mengatur pola makan gizi seimbang dan rajin memeriksakan diri ke

petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna.2010.Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta:Nuha Medika
Bahiyatun.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan .Jakarta:
Salemba Medika
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nanny, Vivian dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Rukiyah, Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan III Nifas.Jakarta:Trans Info Media
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
Saleha, Siti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Jakarta:Salemba Medika
Sastrawinata, Sulaiman. 2001. Obstetri Fisiologi. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
Sulistyawati, Ari. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas.Yogyakarta:CV. Andi Offset
Syaifuddin, B.Ac. 2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta. Widya Medika
Tambunan, Eviana S.dkk.2011.Panduan Pemeriksaan Fisik bagi Mahasiswa
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Uliyah dan Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik klinik. Jakarta: EGC
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pacsapartum. Jakarta:
EGC.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Yanti, Damai dkk.2011.Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Bandung:Refika Aditama
Lampiran: Laporan Pendahulan

LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN AWAL

ANTARA MAHASISWA POLTEKKES PRODI SARJANA TERAPAN

KEBIDANAN DENGAN KELUARGA BINAAN

A. Latar Belakang

Sebagai langkah awal diperlukan kerjasama antara mahasiswa

dengan anggota keluarga Tn. G khususnya Ny.R Sebelum kerjasama

terjalin yang terpenting adalah membina Hubungan Saling Percaya

terhadap mahasiswa. Rasa percaya keluarga inilah yang menjadi modal

utama mahasiswa dalam menjalin kerjasama dalam melaksanankan

rangkaian kegiatan dalam keluarga Tn. G agar tercapai kesehatan yang

seoptimal mungkin.

Data yang perlu dikaji lebih lanjut antara lain :

1. Data umum keluarga Tn. G

2. Struktur Keluarga Tn. G

3. Tahap perkembangan dan tugas keluarga Tn. G

4. Riwayat kesehatan Keluarga

5. Kondisi kesehatan lingkungan keluarga Tn. G

6. Harapan keluarga tehadap kedatangan mahasiswa

7. Pengkajian fokus pada anggota keluarga Tn. G yang memiliki masalah

kesehatan atau membutuhkan asuhan kebidanan yaitu By. A


B. Tujuan

1. Tujuan umum

Membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan keluarga

Tn. G dan mengidentifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn. G

yang membutuhkan asuhan kebidanan.

2. Tujuan khusus

Setelah pertemuan awal, diharapkan keluarga dapat :

a. Menjalin kerjasama dengan mahasiswa

b. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang kesehatan anggota

keluarga

c. Mengenal masalah kesehatan (mengungkapkan) masalah kesehatan

yang ada di dalam keluarga khususnya yang berhubungan dengan

kebidanan.

C. Rencana dan Tindakan

Topik : Bina hubungan saling percaya

Target : By. A

Sasaran :Seluruh anggota keluarga Tn. G

Metode : Wawancara

Media : Tidak ada

Strategi :

a. Menemui Tn. G

b. Berkunjung ke rumah Tn. G

c. Mengadakan perkenalan dengan keluarga


d. Menjelaskan tujuan oleh mahasiswa

e. Memperjelas kembali tujuan kedatangan mahasiswa

f. Menjadwalkan kontrak waktu kunjungan berikutnya

Tempat dan waktu :

a. Rumah Tn. G

b. Tanggal 31 Agustus 2022

D. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Rencana Kegiatan

2. Evaluasi Proses

Keluarga Tn. G bersikap kooperatif, dan seluruh anggota keluarga hadir

3. Evaluasi Hasil

Teridentifikasinya masalah dalam keluarga Tn. G berdasarkan pengkajian

yang dilakukan
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KEDUA

ANTARA MAHASISWA POLTEKKES PRODI SARJANA

TERAPAN KEBIDANAN DENGAN KELUARGA BINAAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan kontrak kunjungan pada kunjungan pertama, pertemuan

kedua bertujuan untuk mempermudah mahasiswa untu melakukan

pengkajian dan asuhan kebidanan, adapun pengkajian lebih lanjut meliputi

1. Data umum keluarga Tn. G

2. Struktur keluarga Tn. G

3. Riwayat kesehatan keluarga Tn. G

4. Kondisi kesehatan keluarga Tn. G

5. Pengkajian fokus pada anggota keluarga Tn. G yang memiliki masalah

kesehatan atau membutuhkan asuhan kebidanan yaitu By. A

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengidentifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn. G yang

membutuhkan asuhan kebidanan


2. Tujuan khusus

Setelah pertemuan ini, diharapkan keluarga dapat:

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang kesehatan

keluarganya

b. Mengenal masalah kesehatan (mengungkapkan) masalah kesehatan

yang ada di dalam keluarga khususnya yang berhubungan dengan

kebidanan

C. Rencana Tindakan

Topik : Melakukan pengkajian dan Pemeriksaan Fisik terhadap keluarga

Target :By. A

Sasaran: Seluruh anggota keluarga Tn. G

Metode : Observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik

Media :

a. Format pengkajian

b. Alat pemeriksaan fisik

c. Alat tulis

Strategi :

a. Melakukan wawancara/ pengkajian umum sesuai format

mengumpulkan data keluarga binaan

b. Melakukan pengkajian sesuai format pengkajian fokus kebidanan bagi

anggota keluarga yang membutuhkan asuhan lebih lanjut

c. Melakukan pengkajian, pemeriksaan fisik sesuai fokus kebidanan bagi

anggota keluarga yang membutuhkan asuhan lebih lanjut


d. Menjadwalkan kontrak waktu kunjungan selanjutnya

Tempat dan Waktu

a. Rumah Tn. G

b. Pada tanggal 05 September 2022

D. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi

a. Mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan pertemuan kedua

b. Mahasiswa membawa format pengumpulan data keluarga dan format

pengkajian fokus kebidanan pada kasus yang diambil

c. Mahasiswa membawa peralatan yang diperlukan untuk pengkajian/

pemeriksaan

2. Evaluasi Proses

a. Seluruh anggota keluarga

b. Anggota keluarga bersedia untuk dilakukan pemeriksaan fisik

c. Anggota keluarga bersifat kooperatif saat proses pengkajian


LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KETIGA

ANTARA MAHASISWA POLTEKKES PRODI SARJANA TERAPAN

KEBIDANAN DENGAN KELUARGA BINAAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada pertemuan pertama dan

kedua, maka didapatkan informasi yang cukup memadai yang sesuai dengan

kontrak waktu yang telah ditentukan.

Informasi yang cukup memadai tersebut, mahasiswa bersama seluruh

keluarga Tn. G telah menemukan beberapa masalah yang ada di dalam

keluarga, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk membuat suatu

rencana asuhan kebidanan yang nantinya akan disusun bersama-sama

keluarga.

Pada pertemuan pertama telah dilakukan bina hubungan saling

percaya, kemudian pada pertemuan kedua telah dilakukan pengkajian dan

pemeriksaan fisik. Sehingga, pada pertemuan ketiga ini mahasiswa lebih

mengarahkan untuk diskusi tentang temuan masalah yang telah didapatkan

dan skoring prioritas masalah bersama kelurga.

Hal-hal yang perlu dilakukan pada pertemuan ketiga ini :

1. Diskusi lebih lanjut mengenai temuan masalah di keluarga Tn. G

2. Skoring proritas masalah bersama keluarga Tn. G

3. Menentukan potensi yang dimiliki oleh keluarga Tn. G


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengemukakan hasil temuan masalah berdasarkan pengkajian

yang telah dilakukan pada pertemuan awal yang bekerja sama dengan

keluarga dalam menentukan proritas masalah dan rencana upaya

penyelesaian masalah dalam keluarga.

2. Tujuan Khusus

Setelah pertemuan keempat ini, diharapkan keluarga mampu :

a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di keluarga

b. Mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh keluarga

c. Menjalin kerja sama dengan mahasiswa dalam membuat

perencanaan (Plan Of Action) penyelesaian masalah dalam

keluarga

C. Rencana Tindakan

1. Topik : Menetukan skoring prioritas masalah dan perencanaan (Plan

Of Action) penyelesaian masalah pada keluarga Tn. G

2. Target : By. A

3. Sasaran : Seluruh anggota keluarga Tn. G

4. Metode : Diskusi, Tanya jawab dan Pemberian skor

5. Media :

a. Format skoring prioritas masalah

b. Format perencanaan ((Plan Of Action)

c. Penyelesaian masalah keluarga binaan


d. Alat tulis

6. Strategi :

a. Mengunjungi keluarga Tn. G sesuai kontrak waktu yang telah

disepakati bersama

b. Mendiskusikan hasil temuan masalah yang diidentifikasi

berdasarkan hasil pengkajian pada pertemun sebelumnya

c. Menentukan prioritas masalah dengan melakukan skoring prioritas

masalah bersama keluarga Tn. G

d. Membuat perencanaan (Plan Of Action) penyelesaian masalah

dalam keluarga binaan bersama-sama anggota keluarga Tn. G

e. Menjadwalkan kontrak waktu selanjutnya

7. Tempat dan waktu :

a. Rumah Tn. G

b. Tanggal 07 September 2022

D. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan pertemuan ketiga

b. Mahasiswa membuat format skoring prioritas masalah dan format

perencanaan (Plan Of Action) penyelesaian masalah di keluarga

binaan

c. mahasiswa membawa peralatan yang diperlukan


2. Evaluasi proses

a. Seluruh anggota keluarga kecuali Tn. G

b. Anggota keluarga bersifat kooperatif (terlihat aktif) dalam proses

skoring prioritas masalah dan pembuatan perencanaan (Plan Of

Action) penyelesaian masalah di keluarganya

3. Evaluasi Hasil

Teridentifiksinya masalah prioritas dalam keluarga Tn.R

berdasarkan proses skoring prioritas masalah dan terwujudnya hasil

perencanaan (Plan Of Action) penyelesaian masalah keluarga Tn. G.


LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KEEMPAT

IMPLEMENTASI MASALAH KESEHATAN

ANTARA MAHASISWA POLTEKKES PRODI SARJANA

TERAPAN KEBIDANAN DENGAN KELUARGA BINAAN

A. Latar Belakang

Sehubungan dengan prioritas yang telah diangkat dikeluarga Tn. G

di RT. 18 Kelurahan Sambutan mengenai By. A yang mengalami ISPA

dan keluarga belum mengetahui cara mengatasi ISPA , maka dipandang

perlu bagi keluarga Tn. G untuk mengetahui penanganan ISPA.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga Tn. G

mampu bertindak segera sesuai kebutuhan selain mengatasi masalah

kesehatan dalam keluarga

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat mengulang kembali tentang ISPA

b. Keluarga dapat mengetahui mengenai ISPA

c. Keluarga dapat memberi dukungan pada ibu dalam menangani

ISPA pada balita


C. Rencana Tindakan

Topik : Penyuluhan kesehatan mengenai Cara Mengatasi ISPA,

Target : Ny. R

Sasaran : Seluruh anggota keluarga

Metode : Diskusi dan tanya jawab

Strategi :

a. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan topik dan

tujuan yang akan dicapai selama 3 menit

b. Acara ini berupa penyampaian materi tentang ISPA dan cara membuat

inhalasi tradisional menggunakan Eucalyptus oleh mahasiswa dan Tanya

jawab serta diskusi bersama keluarga selama 15 menit

c. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan pengucapan

salam penutup selama 2 menit

Tempat dan waktu :

a. Rumah Tn. G

b. Tanggal 08 September 2022

D. Kritreria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan pelaksanaan asuhan

keluarga binaan

b. Mahasiswa mengumpulkan pre planning kegiatan, SAP dan leaflet

c. Mahasiswa membawa peralatan yang diperlukan


d. Keluarga siap menerima pendidikan kesehatan yang akan

disampaikan mahasiswa

2. Evaluasi Proses

a. Sebagian anggota keluarga hadir dalam proses implementasi

kegiatan khususnya saat diberikan penkes

b. Keluarga berpartisipasi aktif dan kooperatif pada saat pelaksanaan

kegiatan dan mampu memberikan feed back terhadap apa yang telah

disampaikan

3. Evaluasi Hasil

Keluarga mampu mengenali masalah kesehatan secara mandiri dan

mampu melakukan tindakan promotif dan preventif, khususnya dalam

membantu Ny. R menangani masalah ISPA pada By. A.


LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KELIMA

PENYULUHAN TENTANG MPASI, DAN SCREENING TUMBUH KEMBANG

ANTARA MAHASISWA POLTEKKES PRODI SARJANA TERAPAN

KEBIDANAN DENGAN KELUARGA BINAAN

A. Latar Belakang

Sehubungan dengan prioritas yang telah diangkat dikeluarga Tn. G

di RT. 18 Kelurahan Sambutan mengenai Ny. N yang belum mengetahui

tentang MPASI dan Screening Tumbuh Kembang, maka dipandang perlu

bagi keluarga Tn. G untuk mengetahui MPASI dan Screening Tumbuh

Kembang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga Tn. G

mampu bertindak segera sesuai kebutuhan selain mengatasi masalah

kesehatan dalam keluarga

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat mengulang kembali tentang penanganan MPASI,

dan Screening Tumbuh Kembang.

b. Keluarga dapat mengetahui mengenai penanganan MPASI, dan

Screening Tumbuh Kembang..


C. Rencana Tindakan

Topik : Penyuluhan kesehatan mengenai MPASI dan Screening Tumbuh Kembang

Target : Ny. R

Sasaran : Seluruh anggota keluarga

Metode : Diskusi dan tanya jawab

Strategi :

a. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan topik dan

tujuan yang akan dicapai selama 5 menit

b. Acara ini berupa penyampaian materi tentang bahaya rokok bagi kesehatan

oleh mahasiswa dan Tanya jawab serta diskusi bersama keluarga selama

15 menit

c. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan pengucapan

salam penutup selama 2 menit

Tempat dan waktu :

c. Rumah Tn. G

d. Tanggal 10 September 2022

D. Kritreria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan pelaksanaan asuhan

keluarga binaan

b. Mahasiswa mengumpulkan pre planning kegiatan, SAP dan leaflet

c. Mahasiswa membawa peralatan yang diperlukan


d. Keluarga siap menerima pendidikan kesehatan yang akan

disampaikan mahasiswa

2. Evaluasi Proses

a. Sebagian anggota keluarga hadir dalam proses implementasi

kegiatan khususnya saat diberikan penkes

b. Keluarga berpartisipasi aktif dan kooperatif pada saat pelaksanaan

kegiatan dan mampu memberikan feed back terhadap apa yang telah

disampaikan

3. Evaluasi Hasil

Keluarga mampu mengenali masalah kesehatan secara mandiri dan

mampu melakukan tindakan promotif dan preventif, khususnya dalam

membantu Ny. R untuk mengetahui penanganan MPASI dan Screening

Tumbuh Kembang
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN KEENAM

EVALUASI

ANTARA MAHASISWA POLTEKKES PRODI SARJANA TERAPAN

KEBIDANAN DENGAN KELUARGA BINAAN

A. Latar Belakang

Sehubungan dengan telah dilakukan asuhan kebidanan keluarga

pada keluarga Tn. G di Jl. Keluarga RT 18 Kelurahan Sambutan

Kecamatan Sambutan sejak pada tanggal 31 Agusus 2022 dengan jumlah

kunjungan enam kali yaitu berupa kegiatan membina hubungan saling

percaya antara mahasiswa dan keluarga, melakukan pengkajian keluarga,

melakukan tindakan pemeriksaan fisik, menentukan skoring masalah

kesehatan, memberikan penyuluhan tentang ISPA,MPASI,dan Screening

Tumbuh Kembang karena telah dilaksanakan kegiatan tersebut, maka

dalam pertemuan keenam akan dilakukan kegiatan evaluasi yang bertujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga seoptimal mungkin.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan evaluasi, keluarga Tn. G mampu mengatasi masalah

kesehatan didalam keluarga.


2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat mengulang kembali mengenai ISPA, MPASI, dan

Screening Tumbuh Kembang .

b. Keluarga dapat menyebutkan kembali pendidikan kesehatan dan

hal-hal yang harus diperhatikan/ dilakukan oleh keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan yang dialami.

C. Rencana Tindakan

Topik : Melakukan evaluasi mengenai seluruh asuhan kebidanan keluarga

yang telah diberikan kepada keluarga binaan yaitu Tn. G

Target : Seluruh anggota keluarga Tn. G

Metode : Tanya jawab

Media : Alat tulis

Strategi :

a. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan topik dan

tujuan yang akan dicapai selama 3 menit

b. Acara inti berupa evaluasi mengenai asuhan kebidanan keluarga yang

telah diberikan oleh mahasiswa kebidanan komunitas dan Tanya jawab

serta diskusi bersama keluarga selama 10 menit

c. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup selama 2 menit


Tempat dan waktu :

a. Rumah Tn. G

b. Tanggal 14 September 2022

D. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa mengumpulkan laporan pendahuluan pelaksanaan

asuhan keluarga binaan

b. Mahasiswa menyiapkan soal post test sebagai alat ukur pemahaman

keluarga

c. Mahasiswa membawa peralatan yang dilakukan

d. Keluarga siap melakukan evaluasi

2. Evaluasi Proses

a. Sebagian anggota keluarga hadir dalam proses evaluasi

b. Keluarga berpartisipasi aktif dan kooperatif pada saat pelaksanaan

kegiatan evaluasi dan mampu memberikan feed back atas

pertanyaan yang disampaikan

3. Evaluasi hasil

Keluarga mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh

mahasiswa dan terbentuk kesadaran keluarga untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatan keluarga.


LAMPIRAN 2. Pre Planning

PRE PLANNING

BINA HUBUNGAN SALING PERCAYA (BHSP)

ANTARA MAHASISWA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA BINAAN

TN. G RT 18KELURAHAN SAMBUTAN KECAMATAN SAMBUTAN

KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Hari/Tanggal : Rabu, 31 Agustus 2022

Waktu : 16.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)

A. Latar Belakang Kegiatan

Perkenalan merupakan tahap awal untuk saling mengenal antara

mahasiswa kebidanan dengan anggota keluarga binaan, dimana dengan

perkenalan mahasiswa dapat menjalin hubungan baik serta bekerja sama dan

saling membangun dalam memperbaiki masalah kesehatan yang terdapat di

keluarga.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Anggota keluarga dapat bekerja sama dengan mahasiswa kebidanan dalam

upaya mengatasi masalah kesehatan yang terdapat didalam keluarga serta

mengenal mahasiswa kebidanan yang sedang berada di wilayah Kelurahan

Sambutan, Kecamatan Sambutan.


2. Tujuan Khusus

a. Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga

b. Memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan yang ada di dalam

keluarga

C. Peserta

Peserta terdiri dari seluruh anggota keluarga Tn. G di RT 18

Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan.

D. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

E. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan topik dan

tujuan yang akan dicapai selama 3 menit.

2. Acara inti berupa perkenalan antara mahasiswa dengan anggota keluarga

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup selama 3 menit.

F. Metode

Diskusi

G. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur : -

2. Evaluasi Proses : Keluarga terbuka terhadap kehadiran mahasiswa

kebidanan

3. Evaluasi Hasil : Tercipta Hubungan Saling Percaya antara mahasiswa

kebidanan dengan keluarga


Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18 Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026


PRE PLANNING

PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK

ANTARA MAHASISWA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA BINAAN

TN. G RT. 18 KELURAHAN SAMBUTAN

Hari/Tanggal : Senin, 05 September 2022

Waktu : 09.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik Fokus Asuhan Kebidanan

A. Latar Belakang Kegiatan

Sebagai langkah selanjutnya, maka diperlukan pemeriksaan fisik pada

By. Aagar masalah kesehatan yang dialami dapat teridentifikasi sedini

mungkin sehingga Ny. N dapat meningkatkan derajat kesehatan pada By. A.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi masalah kesehatan pada anggota keluarga Tn. G yang

membutuhkan asuhan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Setelah pertemuan ini, diharapkan keluarga dapat :

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang kesehatan anggota

keluarga

b. Mengenal masalah kesehatan pada balita khususnya yang berhubungan

dengan asuhan kebidanan


C. Peserta

Peserta terdiri dari Keluarga Tn. G di RT 18 Kelurahan Sambutan

Kecamatan Sambutan.

D. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

E. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan yang

akan dicapai

2. Acara inti pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan asuhan kebidanan

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup

F. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

G. Media

1. Format pengkajian

2. Alat tulis

3. Alat pemeriksaan fisik

H. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dan kontrak dengan keluarga dipersiapkan 1 hari sebelum

kegiatan
2. Evaluasi proses

Target/sasaran hadir dalam kegiatan pemeriksaan fisik.

3. Evaluasi hasil

Teridentifikasinya masalah kesehatan sasaran yang membutuhkan asuhan

kebidanan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026


PRE PLANNING

SKORING PRIORITAS MASALAH

ANTARA MAHASISWA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA BINAAN

TN. G DI RT 18KELURAHAN SAMBUTAN KECAMATAN SAMBUTAN

KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Hari/Tanggal : Rabu, 07 September 2022

Waktu : 15.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : Skoring prioritas masalah dan Plan Of Action

A. Latar Belakang Kegiatan

Dengan informasi yang cukup memadai tersebut, mahasiswa bersama

seluruh anggota keluarga Tn. G telah menemukan beberapa masalah yang ada

dalam keluarga. Untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk membuat

suatu rencana asuhan kebidanan yang akan disusun bersama-sama keluarga.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengemukakan hasil temuan masalah berdasarkan pengkajian yang telah

dilakukan dan bekerja sama dengan keluarga dalam menentukan prioritas

masalah dan rencana upaya penyelesaian masalah dalam keluarga.

2. Tujuan Khusus

Setelah pertemuan ini, diharapkan keluarga dapat :

a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam keluarga


b. Menentukan masalah prioritas

c. Mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh keluarganya

d. Memanfaatkan potensi yang ada

e. Menjalin perencanaan (Plan of Action) penyelesaian masalah dalam

keluarga

C. Peserta

Seluruh anggota keluarga Tn. G

D. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

E. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan yang

akan dicapai

2. Acara inti skoring prioritas masalah dan Plan of Action

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup

F. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

G. Media

1. Alat tulis

2. Format skoring prioritas dan POA


H. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dan kontrak dengan keluarga dipersiapkan 1 hari

sebelum kegiatan

2. Evaluasi proses

Keluarga hadir semua dalam kegiatan skoring prioritas masalah rencana

kegiatan untuk memecahkan masalah

3. Evaluasi hasil

Teridentifikasinya masalah prioritas dalam keluarga Tn. G berdasarkan

proses skoring prioritas masalah dan tersusunnya hasil perencanaan (Plan

Of Action) penyelesaian masalah keluarga Tn. G.


Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026


PRE PLANNING

PENYULUHAN ISPA

ANTARA MAHASISWA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA BINAAN

TN. G DI RT. 18 KELURAHAN SAMBUTAN

Hari/Tanggal : Kamis, 08 September 2022

Waktu : 16.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : Penyuluhan Kesehatan Tentang ISPA dan Pembuatan Inhalasi

A. Latar Belakang Kegiatan

Sehubungan dengan masalah prioritas yang telah diangkat di keluarga

Tn. G di RT.18 Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan mengenai ISPA

terhadap By. A, maka dipandang perlu bagi keluarga Tn. G untuk mendapat

pendidikan kesehatan mengenai ISPA

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, keluarga Tn. G mengetahui ISPA

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat mengetahui pengertian ISPA

b. Keluarga dapat mengetahui faktor-fakyor yang mendukung terjadinya

ISPA

c. Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala ISPA

d. Keluarga dapat mengetahui penanganan dan pencegahan ISPA


C. Peserta

Seluruh anggota keluarga atau sebagian anggota keluarga Tn. G

D. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

E. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan yang

akan dicapai selama 3 menit

2. Acara inti berupa penyampaian materi tentang ISPA dan pembuatan

Inhaasi Tradisional oleh mahasiswa selama 10 menit dan Tanya jawab

serta diskusi bersama keluarga selama 5 menit.

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup selama 2 menit.

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

G. Media

1. Leaflet

2. SAP

3. Pre dan Post Test

H. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan dan informasi ke

keluarga dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan


2. Evaluasi proses

Seluruh anggota keluarga atau sebagian anggota keluarga hadir dan terlibat

aktif saat diskusi serta mampu memberikan feed back setelah diberikan

pendidikan kesehatan

3. Evaluasi hasil

a. Keluarga dapat mengulangi kembali pengertian ISPA

b. Keluarga dapat mengulangi kembali penanganan dan ISPA.


Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18 Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026


PRE PLANNING

PENYULUHAN MPASI

ANTARA MAHASISWA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA TN. G

DI RT. 18 KELURAHAN SAMBUTAN

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 September 2022

Waktu : 16.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : MPASI

A. Latar Belakang Kegiatan

Sehubungan dengan masalah prioritas yang telah diangkat di keluarga

Tn. G di RT.18 Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan mengenai MPASI

terhadap Ny. R, maka dipandang perlu bagi keluarga Tn. G untuk mendapat

pendidikan kesehatan mengenai MPASI.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, keluarga Tn. G dapat mengetahui

Penanganan MPASI

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat mengulangi kembali pengertian MPASI

b. Keluarga dapat mengulangi kembali penyebab MPASI

c. Keluarga dapat mengulangi kembali tanda dan gejala MPASI


d. Keluarga dapat mengulangi kembali pencegahan dan penanganan

MPASI

C. Peserta

Seluruh anggota keluarga atau sebagian anggota keluarga Tn. G

D. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

E. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan yang

akan dicapai selama 3 menit

2. Acara inti berupa penyampaian materi tentang MPASI oleh mahasiswa

selama 10 menit dan Tanya jawab serta diskusi bersama keluarga selama 5

menit.

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup selama 2 menit.

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

G. Media

1. Leaflet

2. SAP

3. Pre dan Post Test


H. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan dan informasi ke

keluarga dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan

2. Evaluasi proses

Seluruh anggota keluarga atau sebagian anggota keluarga hadir dan terlibat

aktif saat diskusi serta mampu memberikan feed back setelah diberikan

pendidikan kesehatan

3. Evaluasi hasil

a. Keluarga dapat mengulangi kembali pengertian MPASI

b. Keluarga dapat mengulangi kembali tanda dan gejala MPASI

c. Keluarga dapat mengulangi kembali pencegahan dan penanganan

MPASI.
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026


PRE PLANNING

PENYULUHAN SCREENING TUMBUH KEMBANG

ANTARA MAHASISWA SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA BINAAN

TN. T DI RT. 18 KELURAHAN SAMBUTAN

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 September 2022

Waktu : 16.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : Screening Tumbuh Kembang

I. Latar Belakang Kegiatan

Sehubungan dengan masalah prioritas yang telah diangkat di keluarga

Tn. G di RT.12 Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan mengenai cuci

tangan yang baik dan benar terhadap Ny. N, maka dipandang perlu bagi

keluarga Tn. G untuk mendapat pendidikan kesehatan mengenai Screening

Tumbuh Kembang anak.

J. Tujuan

3. Tujuan Umum

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, keluarga Tn. G dapat mengetahui

Screening Tumbuh Kembang.

4. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat mengulangi kembali pengertian Screening Tumbuh

Kembang

b. Keluarga dapat mengulangi kembali Screening Tumbuh Kembang


c. Keluarga mengetahui cara Screening Tumbuh kembang anak

menggunakan KPSP

K. Peserta

Seluruh anggota keluarga atau sebagian anggota keluarga Tn. G

L. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

M. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan yang

akan dicapai selama 3 menit

2. Acara inti berupa penyampaian materi tentang Screening Tumbuh

Kembang oleh mahasiswa selama 10 menit dan Tanya jawab serta diskusi

bersama keluarga selama 5 menit.

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup selama 2 menit.

N. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

O. Media

1. Leaflet

2. SAP

3. Pre dan Post Test


P. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan dan informasi ke

keluarga dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan

2. Evaluasi proses

Seluruh anggota keluarga atau sebagian anggota keluarga hadir dan terlibat

aktif saat diskusi serta mampu memberikan feed back setelah diberikan

pendidikan kesehatan

3. Evaluasi hasil

a. Keluarga dapat mengulangi kembali pengertian Screening Tumbuh

Kembang

b. Keluarga dapat mengulangi kembali Screening Tumbuh Kembang

c. Keluarga mengetahui cara Screening Tumbuh kembang anak

menggunakan KPSP
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18 Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026


PRE PLANNING

EVALUASI

ANTARA MAHASISWA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALTIM DENGAN KELUARGA BINAAN

TN. R DI RT 18KELURAHAN SAMBUTAN KECAMATAN SAMBUTAN

KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Hari/Tanggal : Rabu, 14 September 2022

Waktu : 17.00 WITA s/d selesai

Tempat : Rumah Tn. G

Topik : Evaluasi

A. Latar Belakang Kegiatan

Seluruh kegiatan yang telah direncanakan bersama anggota keluarga

telah dilaksanakan, maka dalam pertemuan Keenam akan dibahas tentang

hasil/evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan agar keluarga Tn. G dapat

meningkatkan kesehatan keluarga seoptimal mungkin.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan evaluasi, keluarga Tn. G dapat mengulangi kembali

mengenai penjelasan yang telah diberikan

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga dapat menjelaskan mengenai definisi dari masing-masing

topik pendidikan kesehatan yang telah diberikan.


b. Keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang berkaitan

dengan penjelasan yang telah diberikan

c. Keluarga dapat mengulangi kembali penyebab dari masalah kesehatan

berkaitan pendidikan yang telah diberikan

d. Keluarga mampu secara mandiri melakukan pencegahan dari masalah

kesehatan yang berkaitan dengan pendidikan

C. Peserta

Seluruh anggota keluarga Tn. G

D. Pelaksana

Mahasiswa Praktik Kebidanan Komunitas yang mengasuh keluarga Tn. G

E. Setting Acara

1. Pembukaan dengan mengucapkan salam dan menyampaikan tujuan yang

akan dicapai

2. Acara inti tanya jawab evaluasi pendidikan kesehatan yang telah diberikan

3. Penutup dengan memberikan follow up pada sasaran dan mengucapkan

salam penutup.

F. Metode

1. Diskusi

2. Tanya jawab

G. Media

1. Alat tulis

2. Lembar postest
H. Rencana Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Struktur

Rencana kegiatan dan kontrak dengan keluarga dipersiapkan 1 hari

sebelum kegiatan

2. Evaluasi proses

Target/sasaran hadir dalam kegiatan evaluasi

3. Evaluasi hasil

Keluarga dapat mengerti/mampu mengulangi kembali mengenai

penjelasan yang telah diberikan


Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kebidanan Komunitas Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Di RT 18Kelurahan Sambutan Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda Kalimantan Timur

Mengetahui, Samarinda, September 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nursari Abdul Syukur, M.Keb Siti Jamiatun Khoiriah

NIP.197805192002122001 NIM. P07224318026

Anda mungkin juga menyukai