Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. A DENGAN


KELUARGA TAHAP VI DENGAN MASALAH GOUT ARTHRITIS DI
WILAYAH RT. 30 RW. 10, BOTO PUTIH, DESA SUMBERPASIR,
KEC.PAKIS

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KOMUNITAS-KELUARGA

Disusun Oleh :
Andriana Dwi Yunita
202210461011074

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. A DENGAN TAHAP
VI DENGAN MASALAH GOUT ARTHRITIS DI WILAYAH RT. 32 RW.
09, SUMBER PASIR, BOTO PUTIH, KECAMATAN PAKIS

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KOMUNITAS-KELUARGA
KELOMPOK 1

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh:
Nama : Andriana Dwi Yunita
NIM : 202210461011074
Kelompok : 01
Periode Praktik : 2022
Ruangan : Rawat Inap

Telah Disetujui
Pada Tanggal: 10 Oktober – 15 Oktober

Pembimbing Lahan
Mahasiswa

(Andriana Dwi Yunita)

Pembimbing Akademik

(Nur Lailatul Masruroh, MNS.)

ii
I. BAB I REFERAT KELUARGA
1.1 Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh
yang besar terhadap kesehatan masing-masing anggota keluarganya, Keluarga
terdiri dari kumpulan dua individu atau lebih yang saling ketergantungan dan
memiliki keterikatan satu sama lain dalam hal emosional, fisik, dan dukungan
ekonomi (Esti & Johan, 2020). Menurut (Patimah, 2020), Keluarga
merupakan sekelompok orang yang disatukan oleh sebuah ikatan pernikahan,
darah atau adopsi yang membentuk suatu rumah tangga yang saling
berinteraksi baik dalam peran sosial masing-masing anggota keluarga tersebut,
Seperti suami, istri, ibu dan ayah, saudara laki-laki dan saudari perempuan
yang nantinya akan menciptakan budaya bersama (Hernilawati, 2013).
1.2 Tipe Keluarga
Beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Tipe Keluarga Tradisional
Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi inidapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudiantinggal kost
untuk bekerja atau kuliah).

3
1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga sebagai berikut:
a. Pola dan Proses Komunikasi: Komunikasi keluarga merupakan suatu
proses simbolik, transaksional untuk menciptakan mengungkapkan
pengertian dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan: Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit
tergantung pada kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada
dalam keluarga. Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan
(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau memengaruhi
perilaku anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:
1. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua
terhadap anak.
2. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua
adalah sesorang yang dapat ditiru oleh anak.
3. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
4. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang
akan diterima).
5. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan
keinginannya)
6. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
7. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta
kasih, misalnya hubungan seksual).
c. Struktur Peran: Peran biasanya meyangkut posisi dan posisi
mengidentifikasi status. Peran-peran formal dalam keluarga:
1. Peran formal dalam keluarga dalah posisi formal pada keluarga,
seperti ayah, ibu dan anak Setiap anggota keluarga memiliki peran
masing-masing. Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi
seluruh anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau
kelompok sosial tertentu. Ibu berperan sebagai pengurus rumah
tangga, pengasuh dan pendidik anak, pelidung keluarga, sebagai
pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai anggota masyarakat

4
atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan anak berperan sebagai
pelaku psikosoal sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial
dan spiritual.
2. Peran Informal keluarga: Peran informal atau peran tertutup
biasanya bersifat implisit, tidak tampak ke permukaan, dan
dimainkan untuk memenuhi kebutuhan emosional atau untuk
menjaga keseimbangan keluarga.
d. Struktur Nilai
Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai
masyarakat. Nilai keluarga akan membentuk pola dan tingkah laku
dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga. Nilai keluarga
iniakan menentukan bagaimana keluarga menghadapi masalah
kesehatandan stressor-stressor lain (Esti & Johan, 2020).
1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan
mempertahankan saat terjadi stres.
b. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam
penyelesaian masalah.
c. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya
dengan melahirkan anak.
d. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga
dan kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan
kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan istirahat juga penyembuhan dari sakit.
1.5 Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

5
c. Memberi perawatan pada anggota keluara yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
1.6 Tugas Perkembangan Keluarga
Salah satu teori perkembangan keluarga adalah keluarga berkembang dari
waktu- kewaktu dengan pola secara umum dan dapat diprediksi. Paradigma
siklus kehidupan ialah menggunakan tingkat usia, tingkat sekolah dan anak
paling tua sebagai tonggak untuk interval siklus kehidupan (Salvari, 2013).
Tahap I Keluarga pemula (Keluarga baru menikah - hamil)

Tahap II Keluarga mengasuh anak (anak tertua bayi - umur 30bulan)

Tahap III Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2 - 6
tahun)
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6 – 13
tahun)
Tahap V Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia13 – 20
tahun)
Tahap VI Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai dengan anak terakhir meninggalkan rumah)

Tahap VII Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)


Tahap VIII Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (hingga pasangan
meninggal dunia).

BAB II. REFERAT ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)


2.1 PENGERTIAN
Penyakit gout artritis adalah salah satu penyakit peradangan sendi yang
ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di
sekitar persendian. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang beresiko
terserang penyakit asam urat atau gout arthritis adalah pola makan (mencakup
frekuensi makan, jenis makanan, dan jumlah/porsi makan) tinggi purin. Hal

6
penting yang mempengaruhi penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan
saturasi jaringan tubuh terhadap asam urat (Imran, 2015).
2.2 ETIOLOGI
Asam urat (Gout Arthritis) disebabkan tumpukan asam urat pada sendi-
sendi tubuh. Ketika terdapat kelebihan asam urat pada aliran darah dan
jumlahnya lebih dari yang dapat dikeluarkan, asam urat tersebut merembes ke
dalam jaringan sendi sehingga menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit Gout yang paling sering (Smeltzer,
2014).
Gout adalah kumpulan penyakit yang bersifat heterogen disebabkan oleh
pengendapan kristal purin dalam jaringan, akibat kadar asam urat dalam cairan
ekstra-seluler yang lewat jenuh (Sulastri, 2017)
2.3 TANDA DAN GEJALA
Gejala yang dirasakan dan tanda yang sering muncul pada penderita
Gout diantaranya adalah (Vitahealth, 2005; Kusumayanti dkk, 2014):
1. Rasa nyeri hebat dan mendadak pada ibu jari kaki dan jari kaki;
2. Terganggunya fungsi sendi yang biasanya terjadi di satu tempat,
Sekitar 70-80 % pada pangkal ibu jari;
3. Terjadi hiperurikemia dan penimbunan kristal asam urat dalam cairan;
dan jaringan sendi, ginjal, tulang rawan dan lain-lain;
4. Telah terjadi >1 kali serangan di persendian (arthritis) yang bersifat akut;
5. Adanya serangan nyeri pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki.
Serangan juga biasa terjadi di tempat lain seperti pergelangan kaki,
punggung kaki, lutut, siku, pergelangan tangan atau jari-jari tangan;
6. Sendi tampak kemerahan;
7. Peradangan disertai demam (suhu tubuh >38oC), dan pembengkakan
tidak simetris pada satu sendi dan terasa panas;
8. Nyeri hebat di pinggang bila terjadi batu ginjal akibat penumpukan asam
urat di ginjal;
2.4 FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat
adalah usia, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih,

7
kegemukan (obesitas), kurangnya aktivitas fisik, hipertensi dan penyakit
jantung, obat-obatan tertentu (terutama diuretika) dan gangguan fungsi ginjal
(Jaliana, Suhadi, & Sety, 2018).
Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang beresiko terserang
penyakit asam urat atau gout arthritis adalah pola makan (mencakup frekuensi
makan, jenis makanan, dan jumlah/porsi makan) tinggi purin (Imran, 2015).
2.5 KLASIFIKASI
Perjalanan alamiah gout artritis terdiri dari tiga fase, yaitu: a)
hiperurisemia tanpa gejala klinis, b) artritis gout akut diselingi interval tanpa
gejala klinis (fase interkritikal), dan c) artritis gout kronis (IRA, 2018).
Hiperurisemia tanpa gejala klinis umumnya penderita tidak sadar karena
memang tidak ada gejala klinis apapun sehingga untuk mengetahuinya
diperlukan cek GCU untuk asam urat secara berkala agar kadarnya selalu
terpantau.
Gout dapat bersifat primer, sekunder, maupun idiopatik. Gout primer
merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena
pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang
berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obatobatan tertentu
sedangkan gout idiopatik adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab
primer, kelainan genetik, tidak ada kelainan fisiologis atau anatomi yang jelas
(Juandy, 2017)
2.6 PATOFISIOLOGI
Monosodium urat akan membentuk kristal ketika konsentrasinya
dalam plasma berlebih, sekitar 7,0 mg/dl. Kadar monosodium urat pada
plasma bukanlah satu-satunya faktor yang mendorong terjadinya pembentukan
kristal. Hal ini terbukti pada beberapa penderita hiperurisemia tidak
menunjukkan gejala untuk waktu yang lama sebelum serangan gout yang
pertama kali. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya serangan artritis gout
pada penderita hiperurisemia belum diketahui pasti. Diduga kelarutan asam
urat dipengaruhi pH, suhu, dan ikatan antara asam urat dan protein plasma
(Busso dan So, 2010).

8
Kristal monosodium urat yang menumpuk akan berinteraksi dengan
fagosit melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah dengan cara
mengaktifkan sel-sel melalui rute konvensional yakni opsonisasi dan
fagositosis serta mengeluarkan mediator inflamasi. Mekanisme kedua adalah
kristal monosodium urat berinteraksi langsung dengan membran lipid dan
protein melalui membran sel dan glikoprotein pada fagosit. Interaksi ini
mengaktivasi beberapa jalur transduksi seperti protein G, fosfolipase C dan D,
Srctyrosine-kinase, ERK1/ERK2, c-Jun N-terminal kinase, dan p38 mitogen-
activated protein kinase. Proses diatas akan menginduksi pengeluaran
interleukin (IL) pada sel monosit yang merupakan faktor penentu terjadinya
akumulasi neutrofil (Choi et al, 2005).
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi pada gout berhubungan dengan hiperurisemia kronis. Pada
arthritis gout kronis dapat terjadi kerusakan sendi, bahkan dapat menyebabkan
deformitas. Gout juga dapat menimbulkan nefrolithiasis yang diakibatkan oleh
nefropati urat sehingga dapat timbul gagal ginjal kronis (Juandy, 2017)
2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi
rasa nyeri dibagi menjadi 2 yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis
(Zuriati, 2017).
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Upaya penunjang lain untuk mengatasi nyeri asam urat adalah
dengan pengobatan non farmakologis, yaitu dengan memanfaatkan bahan-
bahan herbal yang dikenal turun temurun oleh masyarakat dapat berkhasiat
menurunkan nyeri, salah satunya adalah: jahe (Wilda & Panorama, 2020).
Pemberian kompres air hangat berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, mengurangi kekakuan, dan
menghilangkan sensasi rasa sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik,
terapi kompres hangat dilakukan selama 20 menit dengan 1 kali pemberian
dan pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-20 selama
tindakan. Pemanfaatan jahe dengan teknik kompres menggunakan air

9
hangat dapat dilakukan selama 15-20 menit dan hal tersebut cukup efektif
dalam menghilangkan rasa nyeri (Samsudin, 2016).
Kompres Jahe hangat terbukti lebih efektif dalam mengurangi
intensitas nyeri dibandingkan kompres dengan hanya menggunakan air
hangat saja (Madoni, 2017). Jahe mengandung Olerasin atau Zingerol
yang dapat menghambat sintesis prostaglandin, sehingga nyeri reda atau
radang berkurang. Prostaglandin itu sendiri adalah suatu senyawa dalam
tubuh yang merupakan mediator nyeri dari radang atau inflamasi (Wilda &
Panorama, 2020).
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Penanganan asam urat secara farmakologi adalah dengan Obat Anti
Inflamasi NonSteroid (OAINS) seperti ibuprofen, naproxen dan
allopurinol (Wilda & Panorama, 2020).

10
2.9PATHWAY
Alkohol Makanan Penyakit

Kadar laktat Kadar Protein menghambat ekstraksi asam


dalam darah urat di tubulus ginjal

gangguan metabolisme

pelepasan kristal
monosodium urat

penimbunan kristal urat penimbunan pada


membran sinoval
dan tulang rawan artikular
pengendalian kristal urat

leukosit memakan kristal urat erosi tulang rawan,


proliferasi
inovial & pembunuhan
panus
mekanisme peradangan
degresi tulang rawan
sirkulasi dalam akumulasi cairan eksudat
darah pd jaringan intensia terbentuk tofus,
fibrosis,akilosis
pd tulang
vasodilatasi darah oedema jaringan
kapiler pembentukan
perubahan bentuk
tukak pd sendi pd
tulang & sendi
eriterna, panas penekanan pada
jaringan sendi tofus mengering
gangguan konsep
nyeri diri &
citra diri
gangguan rasa kekakuan pada
gangguan pola nyaman sendi
tidur
membatasi pergerakan
sendi

hambatas mobilitas
fisik

11
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DATA UMUM
Nama Kepala
: Tn. A
Keluarga
Usia : 58 Tahun
Alamat dan
: Boto Putih, Rt 30 Rw 10. Desa Sumberpasir, Kec.Pakis, Kab.Malang
Telepon
Tipe Keluarga : Nuclear Family

Komposisi Keluarga :
Hubun
Nama JK Tgl lahir / Usia Pendidikan Pekerjaan
gan
1. Tn. A L 58 /Tahun Suami SMP Serabutan
2. Ny. K P 56/ Tahun Istri SD Ibu Rumah Tangga
3. Tn. R L 25/ Tahun Anak SLTP Proyek Bangunan
Genogram:

Keterangan:
: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal serumah

Berwarna merah : klien dengan penyakit


Belakang Budaya : Seluruh anggota keluarga berasal dari jawa
Identitas Religius : Seluruh keluarga beragama muslim, menjalankan sholat 5 waktu.
Anggota keluarga lebih sering menjalankan ibadah dirumah. Anggota

12
keluarga sering mengikuti kegiatan keagamaan yg diadakan di desa
: Kepala keluarga bekerja serabutan. Pencari nafkah di keluarga saat
Status Ekonomi ini adalah anak laki-lakinya, yang bekerja sebagai Proyek bangunan
dengan penghasilan 2.800.000 per bulan
: Keluarga jarang rekreasi, lebih sering kumpul dirumah bersama.
Aktivitas Rekreasi
Untuk waktu luang dimanfaatkan untuk mengikuti kegiatan
atau Waktu Luang
masyarakat seperti tahlilan, pengajian dan diba’an.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap
Perkembangan : Tahap VI (Keluarga Tahap Perkembangan Anak Dewasa )
Keluarga Saat Ini
Riwayat
(Kesehatan) : Klien mengatakan kaki nya sering kesemutan dan berkeringat.
Keluarga Inti
Riwayat : Tn.A mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan asam urat.
(Kesehatan) Penyakit hipertensi Tn.A dan istrinya sudah sejak 4 tahun yang lalu.
Keluarga Sudah 2 tahun ini klien dan istrinya tidak rutin kontrol ke puskesmas
Sebelumnya karena tidak merasakan keluhan.
3. DATA LINGKUNGAN

 Rumah yang ditempati adalah rumah pribadi


 Luas penerangan : 60% dari luas rumah
 Luas rumah 8x16 m2
 Atap rumah genteng
 Ventilasi rumah ada jendela pada ruang depan, disamping dan
Karakteristik
dibelakang rumah, setiap kamar memiliki ventilasi
Rumah
 Cahaya dapat masuk kedalam rumah depan saja tidak sampai ke
ruangan belakang
 Penerangan rumah menggunakan listrik
 Lantai menggunakan keramik
 Kebersihan rumah : secara menyeluruh rumah terlihat bersih, dan
rapi.
 Keluarga memiliki tempat sampah yang berada di depan rumah,
tempat sampah di letakkan di depan rumah dan diambil oleh
petugas kebersihan setempat dan membayar uang sampah 12
ribu setiap bulan
 Sumber air menggunakan PDAM
 Dikamar mandi menggunakan jamban jongkok dengan
Karakteristik
pembuangan tinja > 8meter
Lingkungan
 Keluarga mempunyai saluran pembuangan dari rumah yang
dialirkan ke selokan
 Keluarga sering kali mengikuti acara dikampungnya seperti
pengajian, tahlilan dan diba’an
 Jarak rumah berdempetan
 Keluarga berhubungan baik dengan tetangganya

13
Toilet Dapur

Ruang Keluarga Kamar

Kamar Ruang Tamu


Denah

Garasi Teras

 Penjelasan denah rumah:


keluarga Tn. A memiliki denah rumah seperti di atas. Ruang
tamu berada di bagian setelah teras, memiliki 2 kamar tidur dan
1 kamar mandi pribadi milik keluarga yang satu lokasi dengan
dapur. Ruang keluarga bersebelahan dengan kamar serta
memiliki garasi di depan rumah yang bersebelahan dengan teras.

4. STRUKTUR KELUARGA
Komunikasi dilakukan lebih sering saat di rumah, bahasa yang
digunakan adalah Bahasa Jawa, jika ada masalah keluarga akan
Pola Komunikasi berembuk dan mencari solusi bersama yang yang di pimpin oleh
kepala keluarga
Struktur
 Pengambilan keputusan diambil oleh kepala keluarga
Kekuasaan
 Antar anggota keluarga saling mendukung satu sama lain
Keluarga
Struktur Peran Dalam keluarga ini yang mencari nafkah adalah anak laki-lakinya
Struktur Nilai Nilai dan budaya yang dianut adalah budaya jawa
5. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif Antar keluarga saling menyayangi dan mendukung.
Fungsi Sosialisasi  Hubungannya dengan keluarga sangat baik, anak serumah dengan
(Lengkapi dengan orang tua
ECO-MAP)  Acara yang diikuti di kampung seperti tahlilan, pengajian dan
diba’an
 Komunikasi antar tetangga juga sangat baik

Kegiatan
Tetangga
Masyarakat

14
Jika ada anggota keluarga yang sakit hanya diberi obat warung atau
Fungsi Perawatan jamu. Keluarga enggan untuk ke pelayanan kesehatan, keluarga
Keluarga hanya bertanya kepada tetangga jika mempunyai keluhan yang sama
untuk mencari obat di warung atau jamu.
Fungsi
Reproduksi
(Menikah, Ny.S tidak mengikuti KB karena sudah menopause.
program KB,
melahirkan anak
ke)
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
 Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah:
Setiap terjadi masalah yang dihadapi oleh keluarga. Keluarga
selalu membicarakan secara bersama-sama dan mencoba mencari
solusi yang terbaik.
Kondisi Stress dan
 Strategi koping yang digunakan:
Koping Keluarga
Dengan baik dengan cara membicarakan kepada keluarga, kepada
orang yang bersangkutan dan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi
serta diselesaikan jika bisa disaat itu juga.

7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Yang Sakit
I. IDENTITAS
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 58 Tahun
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keadaan Umum: Baik, GCS 4,6,5
Kesadaran: Compos mentis

15
Keluhan yang dirasakan saat ini:
Tn.A mengeluh kesemutan di kaki dan di tangan

Riwayat kesehatan yang lalu :


Klien memiliki riwayat asam urat (Gout Arthritis) dan hipertensi. Tn.A dan istrinya
memiliki riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, tetapi tidak kontrol kesehatannya 2
tahun terakhir ini karena dirasa sudah tidak ada keluhan.

III. STATUS FISIOLOGIS


A. Tanda-tanda vital dan status gizi:
(1) Tensi : 150/80 mmHg
(2) Nadi : 86x/menit
(3) Respirasi : 20x/menit
(4) Suhu : 36o c
(5) TB : 170 cm
(6) BB : 65kg
(7) Spo2 :-
(8) IMT : Rumus IMT
BB(kg)/TB2 (m) = 65/(1,7x1,7)=56/2,89 = 22,5
Menurut WHO IMT normal 18,5-24,9, jadi kondisi IMT
tergolong IMT normal.
IV. PENGKAJIAN POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
A. POLA NUTRISI
Jumlah : 3x/hari
Jenis : Nasi, lauk pauk seperti tempe, tahu, ayam, jeroan, telur dan ikan
asin
Frekuensi: porsi makan kadang satu piring penuh
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Suplemen: tidak mengonsumsi suplemen

B. POLA CAIRAN
Jumlah : Air putih dan kopi
Jenis : air putih / kopi
Frekuensi : 600ml kadang kurang untuk air putih/ kopi 1x/hari
Kesulitan : tidak ada kesulitan
Suplemen : tidak mengonsumsi suplemen

C. POLA ELIMINASI
BAB:
- Frekuensi: 1x/hari
- Karakteristik: normal seperti biasa
- Kesulitan: tidak ada kesulitan
BAK
- Frekuensi: 4-5x/hari
- Karakteristik: normal seperti biasa (Kuning jernih, terkadang kuning pekat)
- Kesulitan: tidak ada kesulitan

16
D. POLA PERSONAL HYGIENE
- Mandi: 2x sehari
- Keramas: 3x/minggu
- Gosok gigi: 2xsehari
- Kuku: bersih

E. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Frekuensi: 1x/hari
Durasi: 4-5 jam
Kesulitan: kesulitan tidur dan sering terbangun di malam hari
Cara mengatasi : tidak ada

F. POLA AKTIVITAS FISIK


Frekuensi: 1mgg/1x
Durasi: tidak tentu
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Cara mengatasi : tidak ada

G. LAIN-LAIN : Merokok
Frekuensi: -+1atau 2pack/hari
Durasi: tidak tentu
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Cara mengatasi : tidak ada

Malang, 13 Oktober 2022


Perawat

17
I. SKORING PRIORITAS DIAGNOSA
a. Gangguan Pola Tidur
- Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 1 Klien mengatakan sering
Risiko tinggi 2 terbangun di malam hari
Potensial 1 dan sulit untuk tidur lagi

Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 2 klien tinggal bersama


Sebagian 1 istri dan anaknya
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 0,6 Klien menyadari bahwa
Cukup 2 pola tidurnya
Rendah 1 menggangu aktivitasnya
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 1 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk mengurangi faktor
Tidak dirasakan ada masalah 0 risiko dan memberikan
rasa nyaman
Total 4,6

b.Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif


Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 1 Klien tidak melakukan
Risiko tinggi 2 diet untuk mengurangi
Potensial 1 keluhan penyakitnya
Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 1 Jika sakit kepala klien
Sebagian 1 membeli obat amlodipin
Tidak dapat 0 di apotik
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 1 Pasien antusias terkait
Cukup 2 informasi kesehatan
Rendah 1

18
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 1 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk meningkatkan
Tidak dirasakan ada masalah 0 pengetahuan pasien dan
keluarga
Total 4

c.Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko


Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 0,6 Klien mengatakan sudah
Risiko tinggi 2 tidak kontrol hipertensi
Potensial 1 karena dirasa tidak ada
keluhan
Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 1 Klien mengetahui
Sebagian 1 tentangvpenyakit
Tidak dapat 0 hipertensi dan asam urat
yang diderita
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 1 klien antusias terkait
Cukup 2 informasi kesehatan
Rendah 1
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 1 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk meningkatkan
Tidak dirasakan ada masalah 0 pengetahuan pasien dan
keluarga
Total 3,6

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

a. Gangguan Pola Tidur b/d Kurangnya Kontrol Tidur


b. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b/d Kompleksitas Sistem Pelayanan Kesehatan
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Kurang terpapar informasi

19
ANALISA DATA PASIEN Ny. Y

DATA MASALAH
DIAGNOSA
(Tanda mayor & PENYEBAB KEPERAWATA
KEPERAWATAN
minor) N
DS: Kurangnya Gangguan Pola Gangguan Pola Tidur b.d
- Klien mengatakan Kontrol Tidur Tidur Kurangnya Kontrol Tidur
sulit tidur (D.0055)
- Klien juga Ditandai dengan
mengatakan sering - Mengeluh sulit tidur
terbangun di malam - Mengeluh sering
hari dan sulit untuk terjaga
tidur lagi - Mengeluh tidak puas
- Klien mengatakan tidur
tidur sekitar jam 1 - Mengeluh kemampuan
kadang jam 2 dan beraktivitas menurun
bangun jam 5 pagi. - Mengeluh sering
- Klien mengatakan terbangun
sering merasa lelah
jika beraktivitas
karena kurang tidur.
DO:
- Klien tampak lemas
- Klien tampak pucat
- Td : 150/80
mmHg
- Nadi : 86x/menit
- Respirasi : 20x/menit
DS : Kompleksitas Manajemen Manajemen Kesehatan
- Klien mengatakan Sistem Kesehatan keluarga Keluarga Tidak Efektif b.d
hanya membeli obat Kompleksitas Sistem
Pelayanan tidak efektif
amlodipin jika Pelayanan Kesehatan
Kesehatan (D.0115)
kepalanya sakit
- Klien mengatakan Ditandai dengan :
sudah 2 tahun tidak - Mengungkapkan tidak
kontrol ke puskesmas memahami masalah
- Klien mengatakan kesehatan yang
tidak bisa mengontrol diderita
makanannya - Mengungkapkan
- Klien mengatakan kesulitan menjalankan

20
sudah tidak kontrol perawatan yang
ke pelayanan ditetapkan
kesehatan karena - Aktivitas keluarga
dirasa tidak ada untuk mengatasi
keluhan masalah kesehatan
DO : tidak tepat
- Klien tidak - Gagal melakukan
melakukan diet untuk tindakan untuk
mengurangi keluhan mengurangi faktor
penyakitnya risiko
- Klien suka
mengkonsumsi jeroan
- Klien tidak
melakukan diet
hipertensi
- Td : 150/80
mmHg
- Nadi : 86x/menit
- Respirasi : 20x/menit

DS : Kurang Perilaku Kesehatan Perilaku Kesehatan


- Klien mengatakan Terpapar Cenderung Cenderung Berisiko b.d
mempunyai penyakit Kurang Terpapar
Informasi Berisiko
hipertensi sejak 4 Informasi
tahun yang lalu (D.0099)
- Klien mengatakan Ditandai dengan :
sudah tidak kontrol - Menunjukkan
hipertensi karena penolakan terhadap
dirasa tidak ada perubahan status
keluhan kesehatan
- Klien mengatakan - Gagal melakukan
menderita asam urat tindakan pencegahan
sejak 1 tahun yang masalah kesehatan
lalu - Menunjukkan upaya
- Klien mengatakan peningkatan status
tidak menghindari kesehatan yang
makanan apapun minimal
DO : - Gagal mencapai
pengendalian yang
- Klien tidak
optimal
melakukan diet
hipertensi

21
- Klien merasa dirinya
baik-baik saja dan
tidak kontrol
kesehatannya ke
pelayanan kesehatan
- Klien masih
mengkonsumsi kopi
dan makan yang asin
- Jika ada keluhan
klien membeli obat di
apotik (ampodipin)
- Td : 150/80
mmHg
- Nadi : 86x/menit
- Respirasi : 20x/menit

PRIORITAS DIAGNOSA

1. Gangguan Pola Tidur b.d Kurangnya Kontrol Tidur (D.0055)


2. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b.d Kompleksitas Sistem
Pelayanan Kesehatan (D.0115)
3. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d Kurang Terpapar Informasi
(D.0099)

22
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. N
Diagnosa Hari/ Hari/ Tt
No LUARAN INTERVENSI Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tgl Tgl d
1 Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Edukasi Aktivitas/istirahat 10 Kamis, 13 Oktober 2022 13 Jum’at, 14 oktober
b.d Kurangnya Kontrol tindakan keperawatan (I.12362) Okt 1. memberikan edukasi Okt 2022
Tidur (D.0055) selama 1x15 menit, Tindakan 2022 tentang aktivitas dan 2022 S:
diharapkan kualitas tidur - Observasi tidur - Klien mengatakan
membaik (L.05045) 1. Identifikasi kesiapan dan 2. mengajarkan klien sudah memahami
dengan kriteria hasil : kemampuan menerima mengatasi kesulitan tentang pola tidur,
1. Keluhan sulit tidur informasi
tidur dengan tehnik durasi dan cara
(menurun) - Teraupetik
nafas dalam untuk menangani
2. Keluhan sering terjaga 1. Sediakan materi dan
(menurun) media pengaturan aktivitas
merilekskan tubuh gangguan tidur
3. Keluhan tidak puas dan istirahat 3. memberikan kesempatan - Klien dapat
tidur 2. Berikan kesempatan kepada klien dan melakukan tehnik
(menurun) kepada pasien dan keluarga untuk bertanya nafas dalam secara
4. Keluhan istirahat tidak keluarga untuk bertanya 4. meminta klien untuk mandiri
cukup - Edukasi mengulang kembali
O:
(menurun) 1. Jelaskan pentingnya edukasi yang telah
- Klien dapat
5. Kemampuan melakukan aktivitas fisik/ diberikan
5. meminta klien untuk melakukan tehnik
berantivitas olahraga secara rutin
mengulang kembali nafas dalam dengan
(meningkat) 2. Ajarkan cara
mengidentifikasi tehnik nafas dalam benar
kebutuhan istirahat - Keluhan sulit tidur
yang telah di ajarkan
(menurun 2-4)
- Keluhan sering
terjaga
(menurun 2-3)
- Keluhan tidak puas

23
tidur
(menurun 2-3)
- Keluhan istirahat
tidak cukup
(menurun 2-4)
- Kemampuan
berantivitas
(meningkat 2-3)
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjurkan intervensi
mandiri
- Anjurkan klien
untuk menggunakan
tehnik nafas dalam
jika keluhan
kesulitan tidur
masih dirasakan
2 Manajemen Kesehatan Setelah dilakukan Dukungan Keluarga 10 Kamis, 13 Oktober 2022 13 Jum’at, 14 Oktober
Keluarga Tidak Efektif tindakan keperawatan Merencanakan Perawatan Okt 1. menganjurkan klien Okt 2022
b.d Kompleksitas selama 1x15 menit, (I.13477) 2022 untuk rutin kontrol 2022 S:
Sistem Pelayanan diharapkan kemampuan Tindakan kesehatan dan minum - Keluarga
Kesehatan (D.0115) keluarga menangani - Observasi
obat mengatakan sudah
masalah kesehatan 1. Identifikasi kebutuhan
2. menganjurkan keluarga menjaga asupan
meningkat (L.12105) dan harapan keluarga
dengan kriteria hasil tentang kesehatan untuk menjaga asupan makanan klien
1. Kemampuan 2. Identifikasi tindakan yang makanan klien dan dengan mengurangi
anggota keluarga yang konsumsi garam

24
menjelaskan masalah dapat dilakukan keluarga lain - Keluarga
kesehatan yang di alami - Teraupetik 3. menganjurkan keluarga mengatakan sudah
(meningkat) 1. Motivasi pengembangan untuk membantu klien mengingatkan klien
2. Aktivitas keluarga sikap dan emosi yang dalam program diet untuk menjaga
mengatasi masalah mendukung upaya
dan pengobatan untuk asupan makanan
kesehatan tepat kesehatan
mencegah faktor risiko dan berolahraga di
(meningkat) - Edukasi
3. Tindakan untuk 1. Anjurkan menggunakan 4. memberikan pagi hari
mengurangi faktor fasilitas kesehatan yang kesempatan pada - Klien mengatakan
risiko ada keluarga dan klien sudah membatasi
(meningkat) 2. Ajarkan cara perawatan yang untuk bertanya makanan jeroan
4. Gejala penyakit anggota bisa dilakukan keluarga O:
keluarga - Klien belum kontrol
(menurun) ke pelayanan
kesehatan
- Klien sudah
mengerti tentang
edukasi yang
diberikan untuk
melakukan diet
hipertensi
- Klien sudah
mengerti tentang
makanan yang harus
dikurangi untuk
mengontrol asam
urat

25
- Kemampuan
menjelaskan
masalah kesehatan
yang di alami
(meningkat 3-5)
- Aktivitas keluarga
mengatasi masalah
kesehatan tepat
(meningkat 4-5)
- Tindakan untuk
mengurangi faktor
risiko
(meningkat 3-4)
- Gejala penyakit
anggota keluarga
(menurun 3-4)
3 Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan Promosi Perilaku Upaya 10 Kamis, 13 Oktober 2022 13 Jum’at, 14 Oktober
Cenderung Berisiko tindakan keperawatan Kesehatan Okt 1. memotivasi klien Okt 2022
b.d Kurang Terpapar selama 1x15 menit, (I.12472) 2022 untuk mengubah pola 2022 S:
Informasi (D.0099) diharapkan status Tindakan hidup, agar lebih sehat - Klien mengatakan
kesehatan membaik - Observasi
dengan mengurangi sudah mengurangi
dengan kriteria hasil 1. Identifikasi perilaku
konsusmsi garam dan konsumsi garam
(L.12107) upaya kesehatan yang
1. Penerimaan terhadap dapat di tingkatkan kopi - Klien mengatakan
perubahan status 2. Berikan lingkungan yang 2. menganjurkan klien masih minum kopi
kesehatan mendukung kesehatan untuk olahraga ringan dipagi hari
(meningkat) - Teraupetik seperti jalan di pagi - Klien mengatakan

26
2. Kemampuan melakukan 1. Orientasi pelayanan hari jalan jalan pagi ini
tindakan pencegahan kesehatan yang dapat di 3. menganjurkan klien di depan rumahnya
masalah kesehatan manfaatkan untuk rutin kontrol O:
(meningkat) kesehatan ke - Klien mengerti
3. Kemampuan
pelayanan kesehatan tentang edukasi
peningkatan kesehatan
sebualan sekali yang diberikan
(meningkat)
4. memberikan - Klien belum
kesempatan kepada mendatangi fasilitas
klien untuk bertanya kesehatan untuk
kontrol penyakitnya
- Penerimaan terhadap
perubahan status
kesehatan
(meningkat 3-5)
- Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan
masalah kesehatan
(meningkat 3-4)
- Kemampuan
peningkatan
kesehatan
(meningkat 3-4)
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi

27
mandiri
- Anjurkan klien
untuk kontrol ke
pelayanan
kesehatan
- Anjurkan klien
untuk melakukan
diet hipertensi untuk
mengurangi keluhan
penyakit

28
29

Anda mungkin juga menyukai