Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA Ny. S USIA 30 TAHUN GII P1001 Ab000 36


MINGGU 5 HARI DENGAN ANEMIA DI RSUD KANJURUHAN
KABUPATEN MALANG

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :
ANITA PAULINA YULISTIAWAN
202210461011075

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
MATERNITAS PADA Ny. S USIA 30 TAHUN GII P1001 Ab000 36
MINGGU 5 HARI DENGAN ANEMIA DI RSUD KANJURUHAN
KABUPATEN MALANG

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS

KELOMPOK 13

NAMA: ANITA PAULINA YULISTIAWAN


NIM: 202120461011075

TANGGAL PRAKTEK/MINGGU KE : 26 Desember – 31 Desember 2022/ MINGGU 3

Malang, 30 Desember 2022


Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Juwitasari., MS) (Bd. Eni Yuliastuti, S.Tr.Keb)


LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, kehamilan
berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dan dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT) (Altahira, 2014). Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru
terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi
fetus yang aterm (Lombogia, 2017). Kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: kehamilan
trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan trimester kedua (antara 12
sampai 28 minggu), dan kehamilan trimester ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
Jenis-jenis Kehamilan menurut Prawihardjo (2014) adalah kehamilan matur, yaitu
kehamilan 37-40 minggu, kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu dan
kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu.
2. Anatomi Tulang Belakang dan Panggul
Kolumna vetebralis atau rangkaian tulang belakang adalah struktur lentur sejumlah
tulang yang disebut vetebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang pada
tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada
orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 sentimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas
tulang, 24 buah diantara adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung
membentuk 2 tulang (Pearce, 2013). Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan
daerah yang ditempatinya meliputi (Pearce, 2013): Tujuh vertebra servikal atau ruas tulang
leher membetuk daerah tengkuk.
a. Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian
belakang toraks atau dada.
b. Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau
pinggang.
c. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang
kelangkang.
d. Empat vertebra koksigeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang koksigeus
atau tulang tungging.
Pada tulang leher, punggung, dan pinggang tetap terpisah ruasruasnya yang disebut ruas
yang dapat bergerak. Setiap vertebra terdiri atas dua bagian yaitu anterior yang disebut
badan vertebra dan posterior dengan arkus neuralis yang melingkari kanalis neuralis
(Pearce, 2013).
Vertebra torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar dari pada servikal dan di
sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khasnya badan berbentuk lebar lonjong dengan
faset atau lekukan kecil disetiap posisi untuk menyambung iga (Pearce, 2013).
Vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badannya sangat
besar dibandingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti ginjal. Prosesus
spinosus lebar seperti kapak kecil dan prosesus transversum berbentuk panjang dan
lansing. Ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbo-sakral (Pearce,
2013).
Sakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah
kolumna vertebralis, terjepit diantara tulang inominata (tulang koksa) dan membentuk
bagian belakang panggul (pelvis). Dasar sakrum terletak diatas dan bersendi dengan
vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi intervertebral yang khas. Sarkum (Pearce,
2013).
Koksigeus atau tulang tungging terdiri aatas empat atau lima vertebra yang bergabung
menjadi satu. Lengkung kolumba vertebralis memperlihatkan empat kurba atau lengkung
anterior-posterior lengkung vertikal pada daerah leher melengkung ke depan, daerah
torakal melengkung ke belakang daerah lumbal melengkung ke depan dan daerah pelvis
melengkung ke belakang (Pearce, 2013).
Kedua lengkung yang menghadap posterior, yaitu torakal dan pelvis yang
mempertahankan lengkung aslinya ke belakang dari tulang belakang yaitu membentuk
huruf C sewaktu janin dengan kepala membengkok ke bawah sampai batas dada dan
gelang panggul dimiringkan ke atas ke arah depan badan
Sendi kolumna vertebra dibentuk oleh bantalan tulang belakang yang terletak diantara
setiap dua vertebra. Fungsi kolumna vertebralis bekerja sebagai pendukung badan yang
kokoh sekaligus sebagai penyangga dengan perantara tulang rawan cakram intervertebralis
yang lengkungannya memberi fleksibilitas dan memungkingkan membungkuk tanpa
patah. Kolumna vertebralis juga memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk
kaitan otot dan membentuk tapal batas posterior supaya kokoh untuk rongga-rongga badan
dan memberi kaitan pada iga (Pearce, 2013).

Gelang panggul adalah penghubung antara badan dengan anggota gerak bawah. Pelvis
terbagi atas panggul besar atau pelvis mayor yang terletak dibawah garis tepi atau liena
terminalis dan panggul kecil yang dibentuk dari tulang ilium yang melebar diatas linea
terminalis (Pearce, 2013). Adanya nyeri hebat menyebabkan reaksi reflekstorik pada otot-
otot lumbodorsal terutama otot erector spine pada L4 dan L5 sehingga terjadi peningkatan
tonus yang terlokalisir (spasme) sebagai “guarding” (penjagaan) terhadap adanya gerakan.
Jika spasme otot erlangsung lama maka otot akan cenderung menjadi tightness. Keadaan
tightness pada otot-otot erector spine akan memperberat nyeri karena terjadi ischemic dan
menyebabkan alignment spine menjadi abnormal sehingga menimbulkan beban
stres/kompresi yang besar pada diskus intervertebralis yang cedera (Golob, Wipf, 2014).
Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan bagi otot untuk memendek jika otot
abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot di sekitar
panggul dan punggung bawah, dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen
tersebut. Akibatnya nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka atau lumbal,
dan dapat menjadi gangguan punggung jangka panjang jika keseimbangan otot dan
stabilitas pelvis tidak dipulihkan setelah melahirkan dan postpartum. Diperkirakan bahwa
sekitar 50% wanita hamil mengeluhkan beberapa jenis nyeri punggung di beberapa titik
kehamilan atau selama periode postpartum (Golob, Wipf, 2014).

Terdapat sendi sakroiliaka di pelvis yang merupakan sendi antara permukaan sendi
ilium yang disebut aurikuler sebab mirip dengan bentuk aurikel (daun telinga) dan kedua
sisi sakrum. Gerakan di tempat ini sangat sedikit karena ligamen-ligamen yang sangat kuat
menyatukan permukaan sendi sehingga membatasi gerakan ke segala arah. Simpisis pubis
adalah sendi yang kartilaginus antara tulangtulang duduk, yang dipisahkan bantalan tulang
rawan (Pearce, 2013).
3. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis progresif adalah gambaran khas kehamilan normal. Lordosis, sebagai
kompensasi posisi uterus anterior yang membesar sehingga menggeser pusat gravitasi
kembali ke ekstremitas bawah. Dalam sebuah studi antropologi, memperlihatkan bahwa
kelengkungan dan penguatan vetebrata lumbal untuk mempertahankan postur meskipun
pada aterm terjadi peningkatan massa abdomen ibu hingga 31 persen (Cunningham, 2013).
Sendi sakroiliaka, sakrokoksigeus dan pubis mengalami peningkatan mobilitas saat
kehamilan. Mobilitas sendi berperan dalam perubahan postur ibu dan dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman di punggung bagian bawah. Hal ini dapat mengganggu kehamilan tahap
lanjut, juga ibu sering merasakan pegal, baal, dan lemah di ekstremitas atasnya. Hal ini dapat
terjadi akibat lordosis hebat disertai fleksi leher anterior dan melorotnya gelang bahu yang
menimbulkan tarikan pada saraf ulnaris dan medianus (Cunningham, 2013).
Korpus luteum dan progesteron bekerja pada kartilago maupun jaringan ikat di banyak
sendi yang memungkinkannya bergerak lebih leluasa. Hormon ini bermanfaat pada panggul
karena efeknya dapat sedikit melebarkan diameter jalan lahir, tetapi keduanya juga dapat
menimbulkan ketidaknyamanan (nyeri) pada ibu hamil, terutama pada akhir kehamilan, saat
kadar hormon tersebut melonjak tajam. Efek relaksin, progesteron, dan perubahan pada
pusat keseimbangan tubuh ibu dapat menyebabkan perubahan gaya berjalan (Kamariyah,
Anggasari & Muflihah, 2014). Sakit punggung dapat disebabkan oleh relaksasi sendi
sakroiliaka dan diperburuk dengan perubahan postur. Otot abdomen menjadi semakin
tegang selama hamil sehingga otot rektus abdominalis terpisah pada trimester ketiga. Hal
ini dapat memperburuk sakit punggung (Kamariyah, Anggasari & Muflihah, 2014).
4. Perkembangan Janin
Fertilisasi diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan
peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi dapat terjadi di tuba
fallopi atau uterus. (Kamariyah, dkk. 2014). Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel telur
akan tumbuh menjadi zigot. zigot berkembang dari 1 sel menjadi kelompok 16 sel (morula).
Zigot kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap yang meliputi
periode implantasi (7 hari pertama), periode embrionik (7 minggu berikutnya), dan periode
fetua (7 bulan berikutnya). Zigot berjalan di sepanjang tuba fallopi, setelah itu masuk ke
uterus dan tertanam dalam endometrium (Kamariyah, Anggasari & Muflihah, 2014). Akhir
periode embrionik, akan ada periode janin dimana terdapat pertumbuhan dan pematangan
struktur yang dibentuk saat periode embrionik. Ada beberapa periode janin (Cunningham,
2013).
5. Manifestasi Klinis Kehamilan Trimester III
Berikut manifestasi klinis kehamilan Trimester III menurut Ratnawati (2017):
a. Sakit bagian tubuh belakang (punggung-pinggang) karena meningkatnya beban berat
dari janin yang dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan arah
tulang belakang.
b. Payudara keluar cairan yang disebut kolostrum, merupakan makanan bayi pertama dan
kaya akan protein
c. Pada trimester ketiga terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar ke arah
usus.
d. Ibu hamil akan merasa susah bernapas pada usia kehamilan 33-36 minggu karena tekanan
rahim yang membesar dan berada di bawah diafragma.
e. Kepala bayi turun ke panggul akan menekan kandung kemih sehingga menyebabkan ibu
sering kencing.
f. Pada kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan mengakibatkan
varises.
g. Braxton-Hicks atau kontraksi palsu berupa rasa sakit di perut yang ringan, tidak teratur
dan akan hilang bila ibu hamil duduk dan istirahat.
h. Perut janin yang semakin besar akan meningkatkan tekanan pada kaki dan pergelangan
kaki, hal ini disebut edema.
i. Kram kaki timbul karena sirkulasi darah yang menurun atau bisa kekurangan kalsium.
j. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal, cairan biasanya jernih. Pada
awal kehamilan cairan berwarna agak kental sedangkan pada saat mendekati persalinan,
cairan tersebut akan lebih cair (Ratnawati, 2017).

B. Konsep Anemia
1. Pengertian Anemia
Menurut Kemenkes (2018) dalam (Sari, 2019) anemia adalah suatu kondisi tubuh
dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari
normal, yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah ke seluruh
tubuh.
Anemia gizi menurut Andriani & Wijatmadi (2012) dalam (Damayanti, 2018) adalah
suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih rendah daripada normal sebagai
akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia
yang timbul karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan
fungsi lain dalam tubuh terganggu.
Anemia defisiensi zat besi (ADB) adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan
cadangan zat besi. Zat besi yang tidak adekuat menyebabkan berkurangnya sintesis
hemoglobin sehingga menghambat proses pematangan eritrosit. Zat besi yang tidak adekuat
disebabkan oleh rendahnya asupan besi total dalam makanan atau bioavailabilitas besi yang
dikonsumsi menurun (makanan banyak serat, rendah daging, dan rendah vitamin C),
kebutuhan akan zat besi yang meningkat (pada bayi prematur, anak dalam pertumbuhan, ibu
hamil dan menyusui), perdarahan kronis, diare kronik, malabsorbsi, serta infeksi cacing
tambang (Alamanda, 2013). Menurut WHO (2014) dalam (Berbekti et al., 2019) anemia
pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 11gr/dl sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah
(Erythtopoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada tingkat
normal.
Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar hemoglobin dalam darah <11
g% pada trisemester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 g% pada trimester 2 menurut Aritonang
(2015) dalam (Noviana, 2019). Menurut Irianto (2014) dalam (Noviana, 2019) selama
kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%,
tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi.
2. Anatomi dan Fisiologi Anemia Pada Kehamilan
Anatomi dan fisiologi anemia pada ibu hamil menurut (Putri & Hastina, 2020)
a. Anatomi
Bagian-bagian Darah :
1) Air : 91%.
2) Protein : 35 (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen).
3) Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium,
kalsium dan zatbesi).
4) Bahan organic : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asamamino).

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu :


1) Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu:
a) Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel, berdiameter 8 mikron,
tebalnya 2 mikron dan di tengah tebalnya 1 mikron. Eritrosit mengandung
hemoglobin, yang memberinya warna merah.
b) Leukosit (sel darah putih
Leukosit dibagi menjadi 2, yaitu:
- Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya memiliki butir-
butir kasar (granula). Jenisnya adalah eosinofil, basofil, dan netrofil.
- Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granula,
jenisnya adalah limfosit (sel T dan sel B) dan monosit.
c) Trombosit/platelet (sel pembeku darah)
2) Plasma Darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen. Cairan
yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah
b. Fisiologi
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon- hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia
memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh
darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paruparu
untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah
pulmonalis, lalu dibawa lagi ke jantung melalui vena pulmonalis. Darah juga
mengangkut bahanbahan sisa metabolisme obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk dibuang sebagai urine.
3. Etilogi Anemia
Etiologi anemia pada kehamilan menurut (Putri & Hastina, 2020)
a. Anemia defisiensi besi
Anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk
pematangan eritrosit. Disebabkan karena :
1) Diet yang tidak mencukupi.
2) Absorbsi yang menurun.
3) Kebutuhan yang meningkat padakehamilan/lantasi.
4) Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, dan donor darah.
5) Hemoglobinuaria.
6) Penyimpanan besi yang kurang seperti pada hemosiderosis paru.
b. Anemia Penyakit Kronik
Anemia yang disebabkan oleh berbagai panyakit infeksi-infeksi kronik (seperti abses,
empisema dan lain-lain) dan neoplasma (seperti limfoma, nekrosis jaringan)
c. Anemia krositik
1) Defisiensi vitamin B12/pernisiosa.
2) Absorbsi vitamin B12 menurun.
3) Defisiensi asam folat.
4) Gangguan metabolisme asam folat.
d. Anemia karena pendarahan
Karena adanya pengeluaran darah yang sedikit - sedikit atau cukup banyak yang baik
diketahui/tidak.
e. Anemia hemolitik
1) Intrinsik
a) Kelainan membran seperti sferositosis hereditis, hemoglobinuria makturnal
pamosimal.
b) Kelainan glikolisis.
c) Kelainan enzim, seperti defisiensi glukosa -6 fosfat dehidrogenase (GEDP).
2) Ektrinsik
a) Gangguan system imun.
b) Infeksi.
c) Luka bakar.
f. Anemia Aplastik
Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan autoimun) LES, kemoterapi,
radioterapi, toksin seperti berzen, foluen, insektisid. Obat-obatan seperti kloramfenikol,
sulfenomid analgesik, anti epileptik (hidantoin), pasca hepatisis .
4. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut (Rais, 2017) :
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan suatu penyebab utama anemia di dunia dan terutama
sering dijumpai pada perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Menurut Almatsier anemia
defisiensi besi atau anemia zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat
besi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau
karena gangguan absorpsi.
b. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah kurangnya asupan vitamin C dalam makanan
sehari-hari. Vitamin C banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry, tomat,
brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka. Salah satu fungsi vitamin
C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan vitamin C, maka
jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia.
c. Anemia Makrositik
Anemia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat yang diperlukan
dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah merah, granulosit, dan platelet.
Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi karena berbagai hal, salah satunya adalah karena
kegagalan usus untuk menyerap vitamin B12 dengan optimal.
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal.
Penyebabnya kemungkinan karena keturunan atau karena salah satu dari beberapa penyakit,
termasuk leukemia dan kanker lainnya, fungsi limpa yang tidak normal, gangguan
kekebalan, dan hipertensi berat.
e. Anemia Aplastik Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada
sel induk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital, idiopatik (penyebabnya tidak diketahui),
atau sekunder akibat penyebab-penyebab industri atau virus.
5. Patofisiologi anemia pada ibu hamil
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih
95%. Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya,
volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan
volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan
eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. Cadangan
zat besi pada wanita yang hamil dapat rendah karena menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan
dapat meningkatkan kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali lipat. Zat besi diperlukan
untuk produksi sel darah merah ekstra, untuk enzim tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan,
janin dan plasenta, dan untuk mengganti peningkatan kehilangan harian yang normal.
Kebutuhan zat besi janin yang paling besar terjadi selama empat minggu terakhir dalam
kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan mengorbankan kebutuhan ibu. Kebutuhan
zat besi selama kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi menstruasi dan terjadi
peningkatan absorbsi besi dari diet oleh mukosa usus walaupun juga bergantung hanya pada
cadangan besi ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya diabsorbsi kurang dari 10%,
dan diet biasa tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi yang
tidak terpenuhi selama kehamilan dapat menimbulkan konsekuensi anemia defisiensi besi
sehingga dapat membawa pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal ini dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan (Putri & Hastina, 2020).
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis anemia pada ibu hamil menurut (Rena, 2017)
a. Gejala Umum Anemia Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic
syndrome) dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8
g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga
mendenging. Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin < 7 gr/dl, maka gejalagejala dan
tanda-tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama
pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.
b. Gejala Khas Defisiensi Besi
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain
adalah :
a) Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergarisgaris vertikal
dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
b) Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah
menghilang.
c) Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
d) Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring. Sindrom Plummer
Vinson atau disebut juga sindrom Paterson Kelly adalah kumpulan gejala yang terdiri
dari anemia hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah, dan disfagia.
c. Gejala penyakit dasar
Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang menjadi penyebab
anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai
dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telpak tangan berwarna kuning seperti jerami.
Pada anemia karena pendarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai gejala gangguan
kebiasaan buang besar atau gejala lain tergantung dari lokasi tersebut.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut
a. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
b. Jumlah eritrosit : menurun (A / aplastik), menurun berat MCV (mean corpuskuler volum)
dan MCH (mean corpuskuler hemoglobin) menurun dan mikrositik dengan eritrosit
hipokronik, peningkatan (AP) pansitopenia (aplastik).
c. Jumlah retikulosit : bervariasi misal : menurun, meningkat (respons sumsum tulang terhadap
kehilangan darah / hemolisis).
d. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan
tipe khusus anemia
e. Laju endap darah : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah atau penyakit malignasi.
f. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia misal : pada
tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
g. Tes kerapuhan eritrosit : menurun.
h. Sel Darah Putih : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik)
i. Jumlah trombosit : menurun (aplastic), meningkat (DB), normal atau tinggi (hemolitik).
j. Hemoglobin elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
k. Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP Hemolitik).
l. Folat serum dan vitamin B12 : membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan / absorpsi.
m. Besi serum : tak ada (DB) tinggi (hemolitik).
n. BC serum : meningkat (DB).
o. Feritin serum : menurun (DB)
p. Masa perdarahan : memanjang (aplastik).
q. LDH serum : mungkin meningkat (AP).
r. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP).

8. Penatalaksaan anemia pada ibu hamil


Anemia Mikrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Besi
Mengatasi penyebab pendarahan kronik misalnya pada ankilostomiasis diberikan
antelmintik yang sesuai. Pemberian preparat Fe :
a) Fero sulfat 3 x 3,25 mg secara oral dalam keadaan perut kosong, dapat dimulai dengan
dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap pada pasien yang tidak kuat dapat diberikan
bersama makanan.
b) Fero Glukonat 3 x 200 mg secara oral sehabis makan. Bila terdapat intoleransi terhadap
pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan sehingga tidak dapat diberikan
oral, dapat diberikan secara parenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB). Untuk tiap
gram % penurun kadar Hb dibawah normal.
c) Iron Dextran mengandung Fe 50 mg/l, diberikan secara intra muskular mula-mula 50 mg,
kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai perhitungan dapat pula
diberikan intravena, mulamula 0,5 ml sebagai dosis percobaan. Bila dalam 3-5 menit
menimbulkan reaksi boleh diberikan 250-500 mg
b. Anemia penyakit kronik Terapi terutama ditunjukkan pada penyakit dasarnya. Pada anemia
yang mengancam nyawa, dapat diberikan transfusi darah merah seperlunya. Pengobatan
dengan suplementasi besi tidak diindikasikan kecuali untuk mengatasi anemia pada artritis
rheumatoid. Pemberian kobalt dan eritropoetin dikatakan dapat memperbaiki anemia pada
penyakit kronik.
c. Anemia Makrositik
a) Defisiensi VitaminB12/Pernisiosa Pemberian Vitamin B12 1000 mg/hari IM selama 5-7
hari 1 x/bulan.
b) Defisiensi asam folat Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan
pula dengan pemberian/suplementasi asam folat oral 1mg/hari.
d. Anemia karena perdarahan
a) Perdarahan akut
(1) Mengatasi perdarahan.
(2) Mengatasi renjatan dengan transfusi darah atau pemberian cairan perinfus.
b) Perdarahan Kronik
(1) Mengobati sebab perdarahan.
(2) Pemberian preparat Fe.
e. Anemia Hemolitik
Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila karena reaksi
toksik imunologik yang dapat diberikan adalah kortikosteroid (prednison, prednisolon),
kalau perlu dilakukan splenektomi apabila keduanya tidak berhasil dapat diberikan obat-obat
glostatik, seperti klorobusil dan siklophosfamit.
f. Anemia Aplastik
Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan dengan etiologi dari anemianya.
Berbagai teknik pengobatan dapat dilakukan seperti :
a) Transfusi darah, sebaiknya diberikan packed red cell. Bila diperlukan trombosit,
berikan darah segar/plateletconcencrate.
b) Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik, dan higiene yang baik perlu untuk
mencegah timbulnya infeksi.
c) Kortikosteroid dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat trombosit
openia berat.
d) Androgen, seperti pluokrimesteron, testosteron, metandrostenolon dan nondrolon. Efek
samping yang mungkin terjadi virilisasi, retensi air dan garam, perubahan hati
danamenore.
e) Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit. Champlin dkk menyarankan
penggunaannya pada pasien lebih dari 40 tahun yang tidak dapat menjalani
transplantasi sumsum tulang dan pada pasien yang telah mendapat transfuse berulang.
f) Transplantasi sumsum tulang.
9. Komplikasi
Menurut Manuaba (2001) dalam (Berbekti et al., 2019) ada berberapa komplikasi yang dapat
terjadi. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan yaitu :
1) Resiko terjadi abortus
2) Persalinan prematurus
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
4) Mudah terjadi infeksi
5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb<6gr%)
6) Mengancam jiwa dengan kehidupan ibu

Komplikasi yang terjadi dalam persalinan :


1) Gangguan kekuatan his yang mengakibatkan terjadinya partus lama
2) Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan atonia uteri atau inertia dalam semua kala
persalinan dan terjadinya perdarahan post partum
3) Dalam persalinan dapat mengakibatkan kematian ibu

Komplikasi yang terjadi dalam masa nifas yaitu :


1) Pedarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uter
2) Memudahkan infeksi puerperium
3) Pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang

Komplikasi yang terjadi pada janin :


1) Bayi berat lahir rendah
2) Cacat bawaan
3) Intelegensia rendah oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat
pertumbuhan janin
4) Morbiditas dan mortalitas perinatal
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, N. Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Yogyakarta : 2012
Andria. 2017. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di RSUD Rokan Hulu. Universitas Pasir Pengaraian.
Anggraeni, dkk. 2016. Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet
Fe dengan Kejadian Anemia. Stikes Bhamada Jawa Timur Arikunto, Suharsimi. 2014.
Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Aryanti, dkk. 2013. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013.
Universitas Malahayati.
Asrinah, Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu; 2010.
Astuti, M. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC ;2010.
Aulia. 2012. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2012. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Bidan Mandriwati, G.A. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta : EGC;
2011.
Hani, U. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika; 2010.
Herry, Z. P. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan Suatu Teori dan Terapannya.
Yogyakarta
Manuaba, I.B.G.; I.A. ChandranitaManuaba; I.B.G. Fajar Manuaba. 2005. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC.
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENGKAJIAN ANTENATAL CARE

Nama Mahasiswa : Anita Paulina NIM : 202210461011075


Tgl Praktek : 26-12-2022 Tgl Pengkajian : 30-12-2022
Ruang Praktek : Kamar Bersalin Rumah Sakit : RSUD Kanjuruhan

I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. S
b. No. Rekam Medis : 545 xxx
c. Tanggal Lahir : 10-071992
d. Usia : 30 tahun
e. Pendidikan Terakhir : SMP
f. Pekerjaan : ibu rumah tangga
g. Agama : islam
h. Suku/bangsa : jawa
i. Alamat : Dusun Krajan, RT 01 RW 01 Bantur
j. No. Telp :

II. PENANGGUNG JAWAB (Suami/Keluarga)


a. Nama : Tn. S
b. Hubungan dengan klien : suami
c. Usia : 24 tahun
d. Pendidikan Terakhir : SMP
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Agama : islam
g. Suku/bangsa : jawa
k. Alamat : Dusun Krajan, RT 01 RW 01 Bantur
h. No. Telp :

III. KELUHAN UTAMA :


Pasien mengeluh pusing dan lemas dan 2 hari yang lalu pasien diare lalu rawat inap di
puskesmas. Setelah diketahui Hb rendah, pasien di rujuk ke RSUD Kanjuruhan.

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 1


IV. RIWAYAT PERKAWINAN :
Status Menikah : ( √ ) Ya ( ) Tidak ( ) janda
Menikah : 1 kali, Menikah pertama usia 12 tahun
Lama Pernikahan : 18 tahun
Lain-lain, sebutkan :

V. RIWAYAT KONTRASEPSI (KB) :


a. Riwayat kontrasepsi terdahulu :
Metode yang pernah dipakai : kb alami (jamu, kalender, koitus, interuptus dll)
1. Suntik lama : 6, 5 (Bulan/Tahun)
2. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)
3. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)
4. ___________________lama : ___________(Bulan/Tahun)

b. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini : __________ lama :


______(Bln/Thn)
c. Keluhan KB : ( ) Ada, sebutkan ________________________________ ( ) tidak ada

VI. RIWAYAT OBSTETRI TERDAHULU :

N Tgl/Bln/Th Tempa Umu Jenis Penolong Penyuli BB Hidup


o n Partus t r Persalina Persalina t Lahi /
Partus Hami n n r Mati
l
1. 08-05-2013 RS 40 SC Dokter PRM 3,1 Hidup
mgg SPOg

Pengalaman menyusui : Ya/Tidak (lingkari) Berapa lama : ______________________

VII. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG :


a. Riwayat Menstruasi :
Umur Menarche : 12 tahun, Siklus haid : Teratur/Tidak (Lingkari)
Lama haid : 7 hari, Ganti pembalut : 3 x/hari
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 14-04-2022 Taksiran Partus (TP) : 22-01-2023
Lain-lain sebutkan :
b. Perdarahan pervaginam : tidak ada
c. Keputihan : tidak ada
d. Mual dan Muntah : dirasakan saat hamil muda
e. Masalah pada kehamilan ini : Hb kurang dari kisaran normal <11gr% (Anemia)
f. Pemakaian obat dan jamu : tidak ada
g. Keluhan lainnya : tidak ada

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 2


VIII. RIWAYAT PENYAKIT/MEDIS :
Beri tanda (V), jika ibu mempunyai riwayat penyakit dibawah ini :
a. Penyakit jantung (-)
b. Hipertensi (-)
c. Diabetes mellitus ( - )
d. Asma (-)
e. Riwayat Operasi (√ ), Sebutkan : Operasi Sectio Caesaria
f. Lain –lain, sebutkan :

IX. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


Beri tanda (V), jika ibu mempunyai riwayat penyakit dibawah ini :
a. Hipertensi (-)
b. Diabetes mellitus ( - )
c. Kehamilan ganda ( - )
d. Kelainan kongenital ( - )

X. ADANYA MASALAH LAIN SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS


TERDAHULU :
Pada kehamilan terdahulu pada anak pertama pasien mengalami ketuban pecah dini pada usia
kehamilan UK 40 minggu sehingga dilakukan SC pada persalinan ibu Ny S

XI. PEMERIKSAAN UMUM :


a. Status Obstetrik : G II P 1001 Ab000 H 36 Minggu 5 hari
b. Keadaan Umum : pasien tampak pucat dan masih bisa merespons
c. Kesadaran : compos mentis
d. Berat Badan : 69 Tinggi Badan : 157 cm
e. Lingkar lengan atas (LILA) : 23,5 cm
f. Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 123/89 mmHg, Nadi : 69 x/menit
Pernafasan : 20x/menit Suhu : 36,4 ºC

XII. PEMERIKSAAN FISIK :


a. Kepala :
1. Distribusi rambut : (√ ) merata ( ) tidak
2. Lesi/pembengkakan :( ) Ya (√ ) tidak ada
3. Nyeri saat diraba :( ) Ya (√) tidak ada
4. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan :-

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 3


b. Wajah :
1. Edema wajah : ( ) Ya (√) tidak ada
2. Hiperpigmentasi : ( ) Ya (√) tidak ada
3. Cloasma gravidarum : ( ) Ya (√) tidak ada
4. Keluhan : ( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : pasien tampak pucat

c. Mata :
1. Sklera ikterik :( ) Ya (√) tidak
2. Konjuntiva anemis :( ) Ya (√) tidak
3. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan :-

d. Hidung :
1. Sekret :( ) Ya (√) tidak
2. Polip :( ) Ya (√) tidak
3. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan :-

e. Mulut dan Bibir :


1. Rongga mulut : (√ ) bersih ( ) kotor ( ) radang
2. Bibir :( ) lembab ( √ ) kering ( ) sianosis
3. Caries gigi :( ) Ya ( √ ) tidak ada
4. Keluhan :( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan :-

f. Telinga :
1. Serumen :( ) Ya (√) tidak ada
2. Sekresi :( ) Ya (√) tidak ada
3. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan :-

g. Leher :
1. Hiperpigmentasi :( ) Ya (-) tidak ada
2. Kelejar tiroid :( ) membesar (-) tidak
3. Keluhan :( ) Ya (-) tidak ada
Sebutkan :-

h. Ketiak : :
1. Kelenjar limfe :( ) membesar (-) tidak
2. Keluhan :( ) Ya (-) tidak ada
Sebutkan :-

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 4


i. Oksigenasi dan ventilasi :
1. Frekuensi pernafasan (RR) : 20x/menit
2. Irama nafas : (√ ) reguler ( ) irreguler
3. Suara nafas : (√ ) vesikuler ( ) ronchi ( ) wheezing
4. Suara jantung S1-S2 : (√ ) normal ( ) murmur ( ) galop
5. Capilary refil :() < 3 detik (√ ) > 3 detik
6. Tekanan darah : 123/89 mmHg
7. frekuensi nadi : 69
8. Irama nadi : ( √ ) reguler ( ) irreguler
9. Keluhan : ( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : -

j. Payudara :
1. Puting : ( √ ) eksverted ( ) datar ( ) inverted ( ) lecet
2. Areola hiperpigmentasi : ( ) Ya (√ ) tidak ada
3. Pengeluaran ASI : ( ) Ya (√ ) tidak ada
4. Bentuk : (√ ) simetris ( ) tidak simetris
5. Teraba : (√ ) ada massa (√ ) hangat ( ) tidak ada
massa
6. Keluhan :( ) Ya (√ ) tidak ada
Sebutkan : -

k. Abdomen :
1. Hiperpigmentasi : (√ ) Ya ( ) tidak ada
2. Linea : ( ) Alba ( ) Nigra
( ) Striae ( ) Livide
( ) Albican
Bekas operasi ( √ ) Ada ( ) Tidak ada
3. Uterus :
Tinggi fundus uteri : 29 cm Kontraksi : ( √ ) Ya ( ) Tidak
a. Leopold I : TFU 3 jari dibawah pusar (29 cm)
b. Leopold II : PUKA
c. Leopold III : Presentasi kepala masih goyang
d. Leopold IV :
4. Denyut Jantung Janin : 140x/menit
5. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : -

l. Genetalia :
1. Kebersihan : (√ ) Ya ( ) tidak
2. Varises : ( ) Ya ( √ ) tidak
3. Pengeluaran : darah/keputihan/lendir/tidak ada
4. Hemoroid : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
5. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : V/V = TAA, PØ = menutup

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 5


m. Extremitas :
1. Ektremitas Atas :
a) Edema :( ) Ya (√) tidak
b) Varises :( ) Ya (√) tidak
2. Ektremitas Bawah :
a) Edema : (√ ) Ya ( ) tidak
b) Varises :( ) Ya (√ ) tidak
c) Reflek patela :( ) Positif (√ ) Negatif
3. Keluhan :( ) Ya (√) tidak ada
Sebutkan : -

n. Masalah Khusus :
1. Eliminasi :
BAB 5xhari
BAK 1xhari
2. Istirahat dan kenyamanan :
Pasien tidur selama 8-9 jam dari jam 09.00 malam sampai jam 04.00 pagi
3. Mobilisasi dan latihan :
Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri tanpa bantuan suami.
4. Nutrisi dan cairan :
Minum air putih sebanyak 1,5 liter per hari dan memproleh terapi cairan RL 500 cc 20
tpm
5. Keadaan Psikologis :
Pasien tampak tenang
6. Persiapan persalinan :
( ) Senam hamil
( ) Rencana tempat melahirkan
( ) Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
( ) Kesiapan mental ibu dan keluarga
( ) Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan dan proses persalinan
( ) cara menangani nyeri persalinan
( ) Perawatan payudara

XIII. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI :


30-12-2022
- Terapi cairan RL 500 cc 20 tpm
- Terapi Oksigen 3 ltpm
- Inj. Dexamethasone 2x1
- Inj. Ceftriaxone 3x500 gr
- Hystolam 1x20 mg
- Kaltrosen sub 2 tab
- Asam mefenamat 1x500 mg
- Transfusi darah PRC 2 Kolf hari

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 6


XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium : 30-12-2022
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Eritrosit 4,02 10^6/uL 3,5 – 5,5
Hemoglobin 7,7 g/dL 11,4 – 15,1
Hematokrit 26,2 % 38 – 42
MCV 65,2 ulm^3 82 – 92
MCH 19,2 Pg 27,0 – 31,0
MCHC 29,4 % 32,0 – 37,0
RDW-CV 12,3 % 11,0 – 17,0
RDW-SD 47,0 ulm^3 37,0 – 49,0
Trombosit 175,000 /µL 150000 – 450000
Leukosit 8,112 sel/µL 4,700 – 11,300
Hitung Jenis
Neutrofil 70,5 % 40,3 – 73,0
Limfosit 19,1 % 15,0 – 45,0
Monosit 7,5 % 4,0 – 12,0
Eosinofil 2,7 % 0,5 – 7,0
Basofil 0,1 % 0,0 – 2,0
Hemostasis
PT pasien 8,7 detik 11 – 18
INR 0,81 0,6 – 1,2
APTT pasien 22,6 detik 27 – 42
Kimia Klinik
AST (SGOT) 16 U/L 10 – 35
ALT(SGPT) 7 U/L 10 – 50
Ureum 17 mg/dL 10 – 50
Kreatinin 0,62 mg/dL 0,5 – 1,1,
Glukosa darah sewaktu 68 mg/dL <200

b. Lain-lain :-

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 7


ANALISA DATA PASIEN

DATA MASALAH DIAGNOSA


PENYEBAB
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN KEPERAWATAN

DS : pasien mengeluh Penurunan Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer tidak
pusing dan lemas konsetrasi (D.0009) efektif (D.0009) b/d
hemoglobin Penurunan
DO : pasien tampak pucat konsentrasi
dan adanya edema pada hemoglobin
ektremitas bawah, turgor
kulit <3 detik

Hasil Laboratorium
- Hemoglobin : 7,1 g/dL
- Hematokrit 26,2 %
- MCV 65,2 ulm^3
- MCH 19,2 Pg
- MCHC 29,4 %

DS : 2 hari yang lalu pasien Diare Risiko Hipovolemia Risiko Hipovolemia


mengeluh diare dengan (D.0034) (D.0034) b/d Diare
BAB 5x dalam sehari

DO : adanya edema dan


CPR < 3 detik

Hasil TTV
- TD : 123/89
- N : 69
- S : 36,4
- RR : 20x/m

Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas:


1. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) b/d Penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Risiko Hipovolemia (D.0034) b/d Diare

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 8


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ………………
Diagnosa Hari/ Hari/
No LUARAN INTERVENSI Implementasi Evaluasi Ttd
Keperawatan Tgl Tgl
1. Perfusi perifer Setelah dilakukan Pemantauan Hasil 30-12- 30-12-2022 31-12- S : pasien mengatakan
tidak efektif intervensi selama Laboratorium 2022 17.00 2022 pusing dan lemas sudah
(D.0009) b/d 1x24 jam diharapkan Observasi dan Pemantauan Hasil berkurang
Penurunan perfusi perifer - Identifikasi pemeriksaan 31-12- Laboratorium
konsentrasi meningkat dengan : laboratoruim yang 2022 1. Identifikasi O : pasien masih tampak
hemoglobin 1. warna kulit pucat pemeriksaan pucat dan adanya edema
diperlukan pada ektremitas bawah,
cukup menurun - Monitor hasil laboratotium laboratoruim yang turgor kulit <3 detik
2. edema perifer diperlukan
cukup menurun Terapeutik 2. Monitor hasil A : masalah teratasi
- Ambilkan sampel sebagian
3. turgor kulit laboratotium
cukup menurun darah/sputum/pus/jaringan 3. Ambilkan sampel P : melanjutkan
- Interpretasikan hasil darah/sputum/pus/jaringan intervensi Pemantauan
pemeriksaan laboratoriun 4. Interpretasikan hasil Hasil Laboratorium dan
pemeriksaan laboratoriun Transfusi Darah
Transfusi Darah
Observasi 31-12-2022
- Identifikasi rencana transfusi 15.30
- Monitor tanda-tanda vital Transfusi Darah
sebelum, selama dan setelah Observasi
transfusi darah 1. Mengidentifikasi rencana
- Monitor kelebihan cairan transfusi
- Monitor reaksi transfusi 2. Melakukan monitoring
tanda-tanda vital sebelum,
Terapeutik selama dan setelah
- Lakukan pengecekan transfusi darah
ganda pada label darah 3. Melakukan monitoring
reaksi transfusi
4. Melakukan pengecekan
ganda pada label darah

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 1


- Dokumentasikan tanggal, 5. Melakukan
waktu, jumlah darah, dokumentasi tanggal,
durasi dan respon transfusi waktu, jumlah darah,
durasi dan respon
transfusi

2. Risiko Setelah dilakukan Pemantuan Cairan 31-12- Pemantuan Cairan 31- S : pasien mengatakan
Hipovolemia intervensi selama Observasi : 2022 Observasi : 12- sudah lancar BAB
(D.0034) b/d 1x24 jam diharapkan - Monitor frekuensi dan - Melaukan monitoring 2022 dengan 1x/hari
Diare keseimbangan cairan kekuatan nadi frekuensi dan kekuatan
meningkat dengan : - Monitor frekuensi napas nadi O : adanya edema pada
1. edema cukup - Monitor tekanan darah - Melakukan monitoring ektremitas bawah, turgor
menurun kulit <3 detik
- Monitor intake dan output frekuensi napas
2. kekuatan nadi cairan - Melakukan monitoring A : masalah teratasi
cukup membaik - Identiifikas tanda-tanda tekanan darah sebagian
hipovolemia - Melakukan monitoring
intake dan output cairan P : melanjutkan
Terapeautik - Mengidentiifikas tanda- intervensi Pemantauan
- Dokumentasikan hasil
tanda hipovolemia
Hasil Laboratorium dan
pemantauan Transfusi Darah
Terapeautik
- Mendokumentasikan hasil
pemantauan

Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 2

Anda mungkin juga menyukai