Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MACAM MACAM SENDI TULANG BELAKANG

Disusun Untuk Memenunhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Semester (ii) Program
Setudi Pendididkan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Universitas Pgri Banyuwangi

Disusun Oleh

Novita Atmanegara 228520100331


Ulan Nurmalasari 228520101261

Dosen Pengampu

ACHMAD ZAYUL MUSTAIN M.Kes

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKUTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................1
1.3 TUJUAN ......................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................2
PEMBAHASAN .....................................................................................................2
2.1. Anatomi Tulang Belakang .............................................................................2
2.2. Fungsi Tulang Belakang ...............................................................................4
2.3. Sendi Tulang Belakang ..................................................................................5
2.4. Kelainan PosturTulang Belakang ..................................................................5
BAB III ....................................................................................................................9
PENUTUP ...............................................................................................................9
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Macam
Macam Sendi Tulang Belakang”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah landasan Penjas.
Tugas ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan tugas ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas yang ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu khususnya di Fakultas Olahraga
Kesehatan (FOK).

Banyuwangi juni 2023

penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Tulang belakang merupakan struktur sentral pendukung tubuh. Gangguan


atau deformitas pada tulang belakang dapat memengaruhi fleksibilitas gerakan
sehingga dapat menghambat aktivitas seseorang. Pada umumnya jaringan
penyokong atau penguat tubuh manusia terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan
(kartilago) dan tulang sejati (tulang). Tulang merupakan komponen utama dari
kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat
melekatnya otot kerangka. Pada umumnya jaringan penyokong atau penguat tubuh
manusia terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang
sejati(tulang). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Struktur Tulang Belakang


b. Fungsi Tlang Belakang
c. Kelainan Tulaung Belakang

1.3 TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahu struktuk. Funsi dan kelainan dalam tulang


belakang

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Tulang Belakang

Tulang belakang atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk
punggung yang mudah digerakkan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar manusia
memiliki 33 ruas tulang belakang, yang terdiri dari empat bagian, yaitu tulang leher
(cervical), tulang punggung (thoracic), tulang pinggang (lumbar), dan ekor (sacral).
Tiga bagian teratas tersusun dari dan 7 tulang leher, 12 tulang dada, dan 5 tulang
pinggang. Sedangkan bagian ekor dibentuk dari tulang ekor (coccyx) yang disusun
oleh 4 tulang terbawah dan 5 tulang di atasnya akan bergabung membentuk bagian
sacrum.

Struktur tulang belakang terdiri dari tiga lengkungan alami yang berbentuk
seperti huruf S, jika dilihat dari samping. Ketiga lengkungan ini meliputi tulang
belakang leher (servikal), tulang punggung tengah (torakal), dan tulang punggung
bawah (lumbal).

Lengkungan pada tulang belakang penting untuk memberikan


keseimbangan tubuh dan membantu kita berdiri tegak. Jika digabungkan, ketiga
lengkungan tersebut memiliki 33 ruas tulang yang bertumpuk. Tulang-tulang ini
kemudian dibagi menjadi beberapa bagian dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Vertebra Servikal
Vertebra servikal terdiri dari tujuh ruas tulang leher. Ruas tulang leher pada
umumnya mempunyai ciri badan yang kecil dan persegi panjang, lebih panjang ke
samping dari pada ke depan atau ke belakang. Lengkungannya besar, prosesus

2
spinosus atau taju duri ujungnya dua atau bivida. Prosesus transverses atau taju
sayap terdapat lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebralis

2. Vertebra Torakalis
Vertebra torakalis terdiri dari dua belas tulang yang mempunyai nama lain
yaitu ruas tulang punggung lebih besar dari yang servikal dan di sebelah bawah
menjadi lebih besar. Mempunyai ciri khas dengan badan yang berbrntuk lebar
lonjong dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga,
lengkungannya agak kecil, taju duri panjang dan mengarah ke bawah, sedangkan
taju sayap yang membantu mendukung iga adalah tebal dan kuat serta memuat faset
persendian untuk iga.
3. Vertebra Lumbalis
Vertebra lumbalis terdiri dari lima ruas tulang atau ruas tulang pinggang,
ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Taju durinya lebar dan berbentuk seperti
kapak kecil. Taju sayapnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi
dan sacrum pada sendi lumbo sakral.
4. Vertebra Sakralis
Vertebra sakralis terdiri dari lima ruas tulang atau tulang kelangkang. Tulang
kelangkang berbentuk segi tiga dan terletak pada bagian bawah kolumna
vertebralis, terjepit diantara ke dua tulang inominata. Dasar dari sakrum terletak di
atas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi
intervertebral yang khas. Tapi anterior dari basis sakrum membentuk
promontorium sakralis.
5. Vertebra Kosigeus
Vertebra kosigeus atau tulang tungging. Tulang tungging terdiri dari empat
atau lima vertebra yang rudimenter yang bergabung menjadi satu (Pearce, 2006).
Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang memiliki fungsi bekerja
sebagai pendukung badan yang kokoh atau sebagai penyangga dengan perantaraan
tulang rawan sakram intervertebralis yang lengkungannya memberi fleksibilitas.
Cakramnya berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakkan
berat seperti saat berlari dan meloncat, dengan demikian otak dan sumsum
belakang terlindung dari goncangan. Gelang panggul yaitu penghubung antara
badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, atau tulang sakrum dan

3
tulang koksigeus, yang letaknya terjepit antara dua tulang koxa, turut membentuk
tulang ini. Dua tulang koxa itu bersendi satu dengan lainnya di tempatsimfilis pubis

2.2. Fungsi Tulang Belakang

Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri


tegak, tempat melekatnya otot - otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh
darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga
tulang merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat dan
membawa barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah organ yang dibutuhkan
untuk melakukan aktifitas sehari-hari (Wibowo, 2005). Dari keterangan di atas, ada
4 fungsi utama jaringan tulang :

1) Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot
untuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang
merupakan alat gerak pasif.
2) Fungsi protektif, melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga
sumsum tulang belakang.
3) Fungsi metabolik, sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai
mineral yang penting seperti kalsium dan phospat.
4) Fungsi hemopotik. Berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan
sel darah.

Secara anatomi (dilihat dari bentuknya), tulang terbagi dua :

1) Tulang pipih (tulang-tulang kepala, tulang rahang dan lain-lain)

2) Tulang panjang (tulang-tulag lengan, paha, punggung dan lainlain)

Bagian luar tulang (bagian yang keras) disebut tulang kortikal, dimana
bagian ini sudah mengalami klasifikasi sehingga terlihat sangat kokoh, kompak dan
kuat. Sedangkan bagian dalam yang berpori dan berongga disebut tulang trabekular,
bagian ini belum terklasifikasi sempurna, sehingga bersifat porous atau berpori
(Wibowo, 2005)

4
2.3. Sendi Tulang Belakang

Kerangka di dalam tubuh manusia kurang lebih 206 tulang yang saling
berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Terbentuknya
sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi, mula-mula kartilago akan membesar
lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat, kemudian kedua ujung kartilago
membentuk sel-sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran
sanovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut cairan
sinovia. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam
proses terjadinya gerak (Nurkanti, 2012:108).

Ada dua sendi yang terdapat pada Tualang Belakang

a. Sendi Kaku
Sendi kaku yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan,
sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya
persendian antara ruas- ruas tulang.
b. Sendi geser
Sendi geser bisa dikenali dari di bagian tulang yang membentuk gerakan
bergeser searah secara mendatar. Contoh sendi geser bisa dilihat pada bagian
sambungan

2.4. Kelainan PosturTulang Belakang

Posisi tulang belakang yang normal akan terlihat lurus jika dilihat dari
depan atau belakang. Jika dilihat dari samping, segmen servikal akan sedikit
melengkung ke depan (lordosis) sehingga kepala cenderung berposisi agak
menengadah. Segmenthorakal akan sedikit melengkung ke belakang (kifosis) dan
segmen lumbal akan melengkung kembali ke depan (lordosis). Namun,
kelengkungan yang tidak biasa pada tulang belakang dapat menyebabkan kelainan
tulang belakang.
Ada 6 macam postur dengan kelainan yang mudah dikenali pada tulang
belakang yaitu sway back, flat back, kyphosis, lordosis, kypholordosis, dan
scoliosis. Dalam artikel yang ditulis oleh Zaharieva (2016: 207), deviasi postural
yang paling biasa terjadi adalah cervical dan lumbal hyperlordosis, kyphosis, dan

5
flat back dalam bidang sagital dan scoliosis dalam bidang frontal. Berikut
penjelasan dari beberapa kelainan tulang belakang yang telah disebutkan

a. Kyphosis (Kendall et al., 1993 dalam Paterson, 2009: 18)

Kyphosis (dalam bahasa inggris) atau kifosis adalah istilah anatomis yang
mengacu pada lengkungan spinal thorakal dan sakrum posterior primer, namun
sebagai istilah klinis, ini menggambarkan kurval torakal posterior yang berlebihan
ketika dilihat dari samping (Gambar 2.9). Kifosis juga disebut bungkuk, adalah
kondisi umum dari lengkungan punggung atas. Namun, dapat berupa hasil dari
penyakit degeneratif (penyakit yang mengiringi penuaan), bisa dari masalah
perkembangan sejak lahir, osteoporosis dengan fraktur kompresi tulang belakang
dan trauma. Kifosis terkait usia sering terjadi akibat penyakit osteoporosis yang
dapat melemahkan tulang belakang dan membuat retak dan terkompresi. Jenis lain
dari kifosis adalah pada bayi atau remaja karena malformasi tulang belakang.
Kifosis ringan menyebabkan sedikit masalah, tetapipada kasus yang parah dapat
menyebabkan rasa sakit.
Kifosis mengacu pada kondisi ketika kurva thorakal tulang belakang
adalah di luar kisaran normal. Sudut kurva dada dapat diukur dengan Cobb angle.
Scoliosis Research Society melaporkan nilai berkisar antara 10 sampai 40 derajat
dalam pengukuran sudut antara bagian atas T5 dan batas akhir bawah T12.
Keselarasan sagital tulang belakang selalu berubah dari lahir sampai usia tua.
Seluruh tulang tetap dalam postur kyphotic memanjang dari tengkuk ke sakrum
saat lahir; sedangkan bila seseorang mulai berdiri di postur tegak, lordosis pertama
terjadi di wilayah lumbar dan kemudian kifosis terjadi di daerah dada.

b. Lordosis
Pada posisi santai, sudut sakrum sekitar 30 derajat dan tulang belakang
lumbal melengkung dengan lembut ke dalam memungkinkan panggul
menyeimbangkan secara langsung pada sendi pangkal paha. Ini selanjutnya
memungkinkan otot-otot perut, spinal, pangkal paha posterior, dan hamstring
mencapai panjang optimal untuk mengendalikan kemiringan panggul dan
keseimbangan seluruh tubuh pada anggota badan bawah dan kaki. (Paterson,
2009: 18)

6
Lordosis adalah kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan
punggung penderita terlalu melengkung masuk pada daerah pinggang. Tulang
belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya
pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di
punggung bagian bawah. Lordosis adalah penekanan ke arah dalam kuvatura
servikal lumbal melebihi batas fisiologis. Biasanya terlihat cekung pada daerah
pinggang. Lordosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang belakang dimana
tulang servikal dan thoraks melengkung ke arah depan sehingga penderita tampak
seperti sedang membusungkan dada

c. Scoliosis
Scoliosis (dalam bahasa inggris) atau skoliosis mengacu pada deviasi
lateral yang cukup besar dari garis lurus vertikal yang normal pada tulang
belakang (White & Panjabi, 1978 dalam Paterson, 2009: 21). Tulang belakang
yang melengkung ke samping dapat terbentuk seperti huruf “C” atau “S”.
Fenomena skoliosis ini pun sebenarnya tidak hanya dipandang dari satu sisi saja,
sehingga seolah kelainan ini bersifat 2 dimensi, namun juga dapat terjadi dalam
ruang lingkup 3 dimensi. Jadi, tulang belakang selain dapat melengkung dalam
sumbu Y juga dapat melengkung (terputar) dalam sumbu X dan Z.
Tingkat kelengkungan tulang belakang atau derajat skoliosis ditentukan
oleh sudut kelengkungan skoliosis. Untuk mengetahui derajat skoliosis dapat
dilakukan dengan menggunakan scoliometer atau yang lebih akurat dapat
dilakukan dengan melakukan observasi terhadap hasil foto rontgen tulang
belakang. Sudut kelengkungan skoliosis pada hasil foto rontgen dapat diukur
dengan metode cobb angle.
Skoliosis didefinisikan sebagai kelengkungan lateral tulang belakang yang
lebih besar dari 10 derajat pada radiografi yang biasanya terkait dengan rotasi
batang. Tiga jenis utama skoliosis adalah kongenital, idiopatik, dan
neuromuskular. Skoliosis idiopatik dibagi menjadi tiga subkategori berdasarkan
usia onset (serangan). Skoliosis idiopatik infantil mempengaruhi pasien yang lebih
muda dari 3 tahun, skoliosis idiopatik juvenil muncul pada anak-anak antara 3
sampai 10 tahun dan skoliosis idiopatik remaja terjadi pada pasien dengan skeletal

7
yang belum matang yang berusia lebih dari 10 tahun. Skoliosis idiopatik remaja
adalah bentuk skoliosis idiopatik yang paling umum. (Burton 2013)

8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh
sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara setiap
dua ruas tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Tulang vertebra
merupakan struktur komplek yang secara garis besar terbagi atas 2 bagian. Bagian
anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi),
dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan
bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta prosesus
tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung
kolumna vertebrae

9
DAFTAR PUSTAKA

Rahim, A. (2012). Vertebra. Jakarta: Sagung Setoyo.


Satria M. 2011.Deskripsi Gangguan Bentuk Tulang Belakang . FKUI: Jakarta..
Sujatno, IG. (1998). Penatalaksanaan Fisioterapi pada Nyeri dengan Modalitas
Panas. TITAFI
Sudjatno, dkk. 2002. Sumber Fisis. Akademi Fisioterapi Surakarta Depkes RI,
Surakarta
Suriani S. 2013. Tesis “Swiss Ball Exercise dan Koreksi Postur Tidak Terbukti
Lebih Baik Dalam Memperkecil Derajat Skoliosis Idiopatik Daripada Klapp
Exercise dan Koreksi Postur Pada Anal Usia 11-13 tahun Udayana Denpasar.
Susilowati, S (2011). Aktino Terapi. Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta,
pp:3-6.

10

Anda mungkin juga menyukai