“SISTEM GERAK”
Disusun oleh :
Alif Frendya Pratama
XI-IPA 6
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem
gerak ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak engkus pada Mata pelajaran Biologi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem gerak bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Engkus selaku Guru Biologi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………….. i
Kata pengantar………………………………………………………. ii
Daftar isi………………………………………………………………iii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………..……………..1
1.2 Tujuan……………………………………………..………………2
1.3 Permasalahan……………………………………….……………..2
Bab II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….3
Bab III PEMBAHASAN………………………………………………4
Bab IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………16
4.2 Saran………………………………………………….………….16
Daftar Pustaka…………………………………………….………….17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan pembaca.
2. Dan Mengetahui lebih dalam tentang Teknologi Untuk Mengatasi Gangguan
dan Kelainan Pada Sistem Gerak Manusia.
1.3 Permasalahan
1. Rangka tubuh manusia
2. Kelainan pada sistem gerak
3. Teknologi Untuk Mengatasi Gangguan dan Kelainan Pada Sistem Gerak
Manusia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 segmen tulang yang
sebagian besar satu dengan yang lain yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Tulang
kerangka pada bayi dan anak-anak lebih dari 206 segmen tulang karena
beberapa tulang dulunya belum mengalami penyatuan, misalnya tulang sacrum
dan coxae pada tulang vertebra (Tortora dan Derrickson, 2011). Kerangka aksial
(kerangka sumbu tubuh) terdiri dari 80 segmen tulang, beberapa diantaranya
adalah tulang kepala (cranium), tulang leher (os hyoideum dan vertebrae
cervicales), dan tulang batang tubuh (costae, sternum, vertebrae dan sacrum).
Kerangka apendikular yaitu kerangka tambahan terdiri dari tulang-tulang
ekstremitas baik ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah dengan total 126
segmen tulang (Moore dan Agur, 2002). Sebuah tulang terdiri atas beberapa
jaringan berbeda yaitu jaringan osseus, tulang rawan (cartilago), jaringan
penghubung, jaringan adiposa, dan jaringan saraf yang tersusun menjadi satu.
Keseluruhan dari tulang beserta tulang rawan bersama ligamen dan tendon
membentuk sistem rangka (Tortora dan Derrickson, 2011). Perbandingan antara
tulang dan tulang rawan dalam kerangka berubah seiring dengan pertumbuhan
tubuh. Semakin muda usia seseorang, semakin besar bagian kerangka yang
berupa tulang rawan.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagian besar gangguan pada tulang adalah berupa retak atau patah
tulang (fraktura). Berikut ini beberapa macam gangguan pada tulang karena
fraktura :
1. Fraktura sederhana
2. Fraktura kompleks
Fraktura kompleks atau fraktura majemuk merupakan patah tulang yang mampu
merobek otot atau kulit. Pada fraktura kompleks, ujung patahan tulang dapat
menembus kulit dan muncul ke permukaan luar. Oleh karena itu, fraktura
kompleks sering di sebut juga fraktura terbuka.
4
3. Fraktura sebagian
Fraktura sebagian atau greenstick merupakan patah tulang yang tidak terlalu
serius, hanya berupa retak pada tulang.
4. Fraktura berganda
1. Dislokasi
2. Keseleo
4. Arthritis
Osteoartritis
Goutartritis
Rematoid
Gangguan pada susunan ruas-ruas tulang belakang dapat terjadi karena adanya
perubahan posisi dari ruas-ruas tulang belakang. Hal ini dapat di
sebabkan oleh kebiasaan posisi duduk yang salah atau bawaan sejak lahir.
Berikut ini beberapa contoh yang termasuk gangguan pada susunan ruas-ruas
tulang belakang :
6
1. Lordosis
2. Kifosis
7
3. Skoliosis
4. Sublikasi
d. Gangguan fisiologis
8
1. Osteoporosis
2. Mikrosepalus
3. Rakitis
Gangguan tulang dapat juga terjadi akibat pengaruh penyakit lain, misalnya
penyakit tuberculosis tulang dan tumor ganas. Kedua macam penyakit tersebut
dapat menyebabkan tulang menjadi busuk atau rusak.
9
Kelainan pada sistem otot
Otot merupakan komponen utama dalam sistem gerak. Sebagian besar gerak
berasal dari aksi otot. Dengan demikian, adanya kelainan atau penyakit pada
sistem otot akan berakibat pada mekanisme gerak.berikut ini beberapa macam
kelainan pada otot :
a. Atrofi
b. Hipertropi
c. Hernia abdominal
d. Kram
Kram atau kejang otot merupakan suatu keadaan yang menyebabkan otot tidak
mampu lagi berkontraksi dan dapat menimbulkan rasa sakit bila di paksa
berkontraksi. Kram tejadi akibat kontraksi yang berlangsung secara terus
menerus.
e. Distrofi
10
f. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit kejang pada otot yang di sebabkan oleh infeksi
bakteri (Clostridium Tetani) yang masuk ke dalam luka
g. Kaku leher
Kaku leher atau stiff merupakan peradangan pada otot trapesius leher yang
berakibat leher menjadi sakit dan terasa kaku jika di gerakkan. Penyebabnya
karena hentakkan kesalahan gerak.
h. Miastenia gravis
11
4. Penarikan (traksi)
Yaitu menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada
tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi
pengobatan utama untuk patah tulang pinggul
12
4. Hypophosphatemic Rickets
Hypophosphatemic rickets (dahulu dikenal vitamin D-resintan rickets)
adalah gangguan dimana tulang menjadi terasa agak menyakitkan dan mudah
bengkok karena darah mengandung kadar posfat rendah.
Pengobatan :
Tujuan pengobatan Hypophosphatemic rickets adalah meningkatkan kadar
posfat di dalam darah, dimana akan meningkatkan bentuk tulang normal.
Posfat bisa digunakan melalui mulut dan harus dikombinasikan dengan
calcitriol, bentuk aktif dari vitamin D. Menggunakan Vitamin D tunggal tidak
mencukupi. Jumlah posfat dan calcitriol harus disesuaikan dengan hati-hati
karena pengobatan ini seringkali menyebabkan kalsium kadar tinggi di dalam
darah, penumpukan kalsium pada jaringan ginjal, atau batu ginjal. Efek ini bisa
membahayakan ginjal dan jaringan lain. Pada beberapa orang dewasa.
Hypophosphatemic rickets dihasilkan dari perbaikan kanker secara dramatik
setelah kanker diangkat.
5. Artritis Rematoid
Pengobatan : Prinsip dasar dari pengobatan artrtitis rematoid adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena, karena pemakaian sendi yang terkena
akan memperburuk peradangan. Mengistirahatkan sendi secara rutin seringkali
membantu mengurangi nyeri.
Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistirahatkan satu atau
beberapa sendi, tetapi untuk mencegah kekakuan, perlu dilakukan beberapa
pergerakan sendi yang sistematis. Obat-obatan utama yang digunakan untuk
mengobati artritis rematoid adalah obat anti peradangan non-steroid, obat slow-
acting, kortikosteroid dan obat imunosupresif.
Biasanya, semakin kuat obatnya, maka semakin hebat potensi efek sampingnya,
sehingga diperlukan pemantaun ketat.
6. Osteoporosis
Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan
radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-
X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi
mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang
dipasang pada alat kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang
wanita pada usia menupause (mati haid) sehingga menyebabkan tulang mudah
patah.
13
7. Fisiologi Terapan
Teknik pemantauan Otot, diterapkan memungkinkan fisiologi tubuh untuk
mengungkapkan apa yang keluar dari keseimbangan dan memberikan informasi
untuk mengembalikan keseimbangan.
Otot dimasukkan melalui gerak normal, dimonitor untuk menentukan di mana
tekanan berbohong. Inti dari teknik ini menggunakan acupoints untuk bertanya
tentang fisiologis dan anatomi spesifik menekankan.
8. Artroskopi
Penggunaan peralatan artroskopi terutama sekali untuk pasien cedera.
Artroskopi dirintis di awal 1950′-an oleh dr. Masaki Watanabe dariJepang untuk
melakukan bedah dan rekonstruksi kartilago invasif minimal dari ligamentum
yang robek. Artroskopi membantu pasien sembuh dari pembedahan dalam
hitungan hari, daripada minggu ataupun bulan dalam bedah biasa dan ‘terbuka’.
Artroskopi lutut adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan oleh
dokter bedah ortopedi sekarang dan sering digabungkan dengan menisektomi
atau kondroplasti—yang merupakan pemindahan dari tulang rawan yang robek.
9. Penggantian sendi
Penggantian sendi tersedia untuk sendi lain pada dasar yang terbatas, yang
paling utama bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki serta jari. Di tahun-tahun
terkini, penggantian permukaan sendi, khususnya sendi panggul, sudah menjadi
lebih terkenal di antara pasien yang lebih muda dan aktif. Jenis operasi ini
menunda perlunya penggantian panggul total yang lebih kuno dan kurang
mempertahankan tulang, namun membawa risiko signifikan pada gagal awal
akibat fraktur dan kematian. Salah satu masalah utama dalam penggantian sendi
adalah pemakaian permukaan komponen yang timbul, yang dapat menimbulkan
kerusakan tulang di sekitarnya dan akhirnya menyebabkan gagal implan.
Penggunaan permukaan timbul alternatif telah bertambah di tahun-tahun terkini,
khususnya pada pasien yang lebih muda, untuk mencoba mengembangkan sifat
pemakaian komponen penggantian sendi, yang termasuk keramik dan semua
implan logam (berlawanan dengan logam pada plastik yang asli). Plastik itu
(sebenarnya polietilena berbobot molekul yang ultratinggi) juga bisa diubah
dalam berbagai cara yang dapat memperbaiki sifat pemakaian.
14
10. Viscosupplementasi
Viscosupplementasi adalah pilihan baru yang ada bagi pasien dengan
gejala lutut osteoarthritis, yang melibatkan rentetan injeksi intra-artionlar asam
hyaluronic. Sementara, pasien yang tidak menyukai pengobatan tradisional
sebaiknya mencoba perawatan ini. Suplemen Hyalgan disuntikkan secara
langsung ke dalam sendi lutut untuk memperbaiki gizi dan pelumasan. Pada
kebanyakan kasus, pasien menemukan kenyamanan dalam berjalan setelah
injeksi. Tetapi, penting untuk memperhatikan bahwa Viscosupplementasi ini
biasanya dilakukan jika semua jenis pengobatan lain telah dilakukan namun
gagal untuk mengurangi rasa sakit.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
hari semakin pesat. Begitu juga dengan teknologi kedokteran yang berkembang
dengan pesatnya mengikuti semakin modernnya zaman. Dengan hal itu lah
dapat memunculkan teknologi-teknologi yang dapat menolong umat manusia
mengobati penyakit-penyakit yang ada di seluruh permukaan bumi.
4.2. Saran
Seluruh rakyat Indonesia harus lebih kreatif dalam menciptakan
teknologi-teknologi agar tidak hanya mengandalkan dari luar negri dan lebih
maju lagi dalam masalah teknologi kedokteran agar masyarakat di Indonesia
tidak perlu berobat ke luar negeri dan juga tidak lagi hanya mengandal
penyembuhan secara tradisional.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://gumimari.blogspot.com/2013/04/makalah-teknologi-untuk-
mengatasi.html?m=1
https://kliksma.com/2015/03/gangguan-kelainan-sistem-rangka-manusia.html
17