Anda di halaman 1dari 20

Makalah

“SISTEM GERAK”

Disusun oleh :
Alif Frendya Pratama
XI-IPA 6

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem
gerak ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak engkus pada Mata pelajaran Biologi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem gerak bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Engkus selaku Guru Biologi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan yang
saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor,12 Desember 2019

ii
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………….. i
Kata pengantar………………………………………………………. ii
Daftar isi………………………………………………………………iii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………..……………..1
1.2 Tujuan……………………………………………..………………2
1.3 Permasalahan……………………………………….……………..2
Bab II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….3
Bab III PEMBAHASAN………………………………………………4
Bab IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………16
4.2 Saran………………………………………………….………….16
Daftar Pustaka…………………………………………….………….17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak
dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh
bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila akaimpuls
atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada
hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat
dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan
menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Alat-alat gerak yang
digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa
tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama
dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut
sistem gerak manusia yang mempelajari macam - macam tulang dan
strukturnya, proses pembentukan tulang, persendian, sistem rangka, otot
maupun kelainan pada tulang dan otot.
Tubuh manusia tersusun atas tulang-tulang dengan berbagai bentuk
dan ukuran, akan tetapi saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Tulang
yang saling berhubungan akan membentuk sistem rangka, kerangka tubuh
manusia memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai penegak dan pemberi bentuk
tubuh tempat melekatnya otot rangka;pelindung alat - alat tubuh yang
lunak;sebagai tempat pembentukan sel darah;.serta sebagai alat gerak pasif
karena tulang tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Otot disebut alat
gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin
yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan memiliki
aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur (fleksibel) dan
mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat
kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada
posisi semula, ada beberapa macam otot yang di bedakan berdasarkan
morfologi, cara kerja, dan lokasi terdapatnya yaitu : otot polos, otot lurik dan
otot jantung.

1
1.2 Tujuan
1. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan pembaca.
2. Dan Mengetahui lebih dalam tentang Teknologi Untuk Mengatasi Gangguan
dan Kelainan Pada Sistem Gerak Manusia.

1.3 Permasalahan
1. Rangka tubuh manusia
2. Kelainan pada sistem gerak
3. Teknologi Untuk Mengatasi Gangguan dan Kelainan Pada Sistem Gerak
Manusia

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 segmen tulang yang
sebagian besar satu dengan yang lain yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Tulang
kerangka pada bayi dan anak-anak lebih dari 206 segmen tulang karena
beberapa tulang dulunya belum mengalami penyatuan, misalnya tulang sacrum
dan coxae pada tulang vertebra (Tortora dan Derrickson, 2011). Kerangka aksial
(kerangka sumbu tubuh) terdiri dari 80 segmen tulang, beberapa diantaranya
adalah tulang kepala (cranium), tulang leher (os hyoideum dan vertebrae
cervicales), dan tulang batang tubuh (costae, sternum, vertebrae dan sacrum).
Kerangka apendikular yaitu kerangka tambahan terdiri dari tulang-tulang
ekstremitas baik ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah dengan total 126
segmen tulang (Moore dan Agur, 2002). Sebuah tulang terdiri atas beberapa
jaringan berbeda yaitu jaringan osseus, tulang rawan (cartilago), jaringan
penghubung, jaringan adiposa, dan jaringan saraf yang tersusun menjadi satu.
Keseluruhan dari tulang beserta tulang rawan bersama ligamen dan tendon
membentuk sistem rangka (Tortora dan Derrickson, 2011). Perbandingan antara
tulang dan tulang rawan dalam kerangka berubah seiring dengan pertumbuhan
tubuh. Semakin muda usia seseorang, semakin besar bagian kerangka yang
berupa tulang rawan.

3
BAB III
PEMBAHASAN

Rangka Tubuh Manusia


Rangka tubuh manusia terdiri atas berbagai bentuk tulang yang saling
berhubungan. Tulang-tulang yang menyusun manusia dibedakan menjadi tiga,
yaitu bagian tengkorak(kranium), bagian tulang badan, dan tulang anggota
badan. Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang dapat bergerak jika
digerakkan oleh otot. Tulang pada manusia berfungsi sebagai alat gerak.
Melindungi organ-organ dalam, dan sebagai tempat penghasil sel-sel darah.

A. Pengertian kelainan pada sistem gerak


Gangguan pada system rangka: gangguan pada system rangka dapat terjadi
karena adanya gangguan secara fisik, gangguan secara fisiologis, gangguan
persendian, dan gangguan kedudukan tulang.

a. Gangguan pada tulang

Sebagian besar gangguan pada tulang adalah berupa retak atau patah
tulang (fraktura). Berikut ini beberapa macam gangguan pada tulang karena
fraktura :

1. Fraktura sederhana

Fraktura sederhana merupakan patah tulang yang tidak menyebabkan rusaknya


jaringan sekelilingnya (otot dan kulit).

2. Fraktura kompleks

Fraktura kompleks atau fraktura majemuk merupakan patah tulang yang mampu
merobek otot atau kulit. Pada fraktura kompleks, ujung patahan tulang dapat
menembus kulit dan muncul ke permukaan luar. Oleh karena itu, fraktura
kompleks sering di sebut juga fraktura terbuka.

4
3. Fraktura sebagian

Fraktura sebagian atau greenstick merupakan patah tulang yang tidak terlalu
serius, hanya berupa retak pada tulang.

4. Fraktura berganda

Fraktura berganda atau comminuted merupakan patah tulang pada beberapa


tempat yang terjadi pada satu tulang.

b. Gangguan pada persendian

Gangguan pada persendian dapat menyebabkan tulang tidak dapat bergerak


secara optimal dan sering kali menimbulkan rasa nyeri. Berikut ini beberapa
gangguan yang terjadi pada persendian :

1. Dislokasi

Dislokasi merupakan gangguan persendian yang menyebabkan sendi bergeser


dari kedudukan semula. Dislokasi terjadi karena ligamen atau jaringan
penggantung rusak/sobek.

2. Keseleo

Keseleo atau terkilir merupakan gangguan persendian yang terjadi akibat


gerakan mendadak yang tidak biasa di lakukan. Gerakan ini dapat menyebabkan
ligament tertarik, tetapi tidak menyebabkan bergesernya posisi persendian. Rasa
sakit cukup hebat yang di sertai pembengkakan terjadi pada daerah yang terkilir.
5
3. Ankilosis

Ankilosis merupakan gangguan persendian yang mengakibatkan tulang tidak


dapat di gerakkan lagi.

4. Arthritis

Arthritis merupakan gangguan persendian berupa peradangan pada beberapa


sendi yang di sertai rasa nyeri dan sakit. Berikut ini beberapa gangguan
persendian yang termasuk arthritis yaitu :

 Osteoartritis

Osteoarthritis merupakan tipe arthritis yang disebabkan oleh


penipisan kartilago sehingga gerakan sendi menjadi terganggu.

 Goutartritis

Goutartritis merupakan tipe arthritis yang di sebabkan oleh


kegagalan metabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat di
dalam sendi. Kebanyakan terjadi pada persendian jari-jari (biasa ditandai
dengan ruas-ruas jari yang membesar).

 Rematoid

Rematoid merupakan tipe arthritis lainnya yang terjadi pada jaringan


penghubung sendi (tulang rawan). Gangguan tersebut dapat berupa peradangan
atau pengapuran pada jaringan tulang rawan sehingga sendi sulit untuk di
gerakkan.

c. Gangguan pada susunan ruas-ruas tulang belakang

Gangguan pada susunan ruas-ruas tulang belakang dapat terjadi karena adanya
perubahan posisi dari ruas-ruas tulang belakang. Hal ini dapat di
sebabkan oleh kebiasaan posisi duduk yang salah atau bawaan sejak lahir.
Berikut ini beberapa contoh yang termasuk gangguan pada susunan ruas-ruas
tulang belakang :

6
1. Lordosis

Lordosis merupakan gangguan yang mengakibatkan ruas-ruas tulang belakang


terlalu bengkok kearah depan sehingga posisi kepala tampak seperti tertarik ke
belakang.

2. Kifosis

Kifosis merupakan gangguan yang mengakibatkan ruas-ruas tulang belakang


terlalu bengkok ke arah belakang sehingga badan penderita menjadi bengkok.

7
3. Skoliosis

Skoliosis merupakan gangguan yang mengakibatkan ruas-ruas tulang belakang


melengkung ke kanan atau ke kiri.

4. Sublikasi

Sublikasi merupakan gangguan yang terjadi pada ruas-ruas tulang belakang di


daerah leher akibat posisi kepala mengalami perubahan sehingga kepala tertarik
ke arah kiri atau kanan. Sublikasi dapat terjadi karena kecelakaan atau gerakan
yang melebihi batas.

d. Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis dapat terjadi antara lain akibat tulang


mengalami kekurangan nutrisi, baik berupa vitamin ataupun mineral. Selain itu,
gangguan ini dapat pula terjadi karena adanya gangguan sistem hormon. Berikut
ini beberapa bentuk gangguan fisiologis pada sistem rangka:

8
1. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan gangguan tulang yang terjadi karena kekurangan


hormon (misalnya tesrosteron pada laki-laki dan progesteron pada perempuan).
Akibatnya, tulang-tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

2. Mikrosepalus

Mikrosepalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang-tulang tengkorak


Karena kekurangan zat kapur pada saat bayi. Akibatnya, kepala menjadi kecil
sehingga akhirnya akan berpengaruh juga pada keseimbangan mental.

3. Rakitis

Rakitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin


D. kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan sel-sel tulang sedikit
memperoleh zat kapur sehingga tulang-tulang cenderung lunak. Penderita
rakitis sering kali memlikik kaki berbentuk huruf O atau X.

4. Kelainan akibat penyakit lain

Gangguan tulang dapat juga terjadi akibat pengaruh penyakit lain, misalnya
penyakit tuberculosis tulang dan tumor ganas. Kedua macam penyakit tersebut
dapat menyebabkan tulang menjadi busuk atau rusak.

9
Kelainan pada sistem otot
Otot merupakan komponen utama dalam sistem gerak. Sebagian besar gerak
berasal dari aksi otot. Dengan demikian, adanya kelainan atau penyakit pada
sistem otot akan berakibat pada mekanisme gerak.berikut ini beberapa macam
kelainan pada otot :

a. Atrofi

Atrofi merupakan penurunan fungsi otot dalam berkontraksi sehingga ukuran


otot menjadi menyusut (kecil). Atrofi dapat di sebabkan oleh penyakit poliom
yelitis. Penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf yang
mengkoordinir kerja otot. Gangguan atrofi dapat di perkecil antara lain
dengan terapi kejutan listrik dan teknik pijatan.

b. Hipertropi

Hipertropi merupakan kebalikan dari atrofi, hipertrofi menyebabkan otot


berkembang menjadi lebih besar dan kuat di bandingkan dengan sebelumnya.
Hipertrofi di sebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan. Misalnya, akibat
latihan olahraga dan bekerja berat.

c. Hernia abdominal

Hernia abdominal merupakan gangguan otot yang di sebabkan oleh sobeknya


dinding otot perut. Akibatnya sebagian usus bergerak ke arah rongga perut dan
masuk ke dalam bekas

d. Kram

Kram atau kejang otot merupakan suatu keadaan yang menyebabkan otot tidak
mampu lagi berkontraksi dan dapat menimbulkan rasa sakit bila di paksa
berkontraksi. Kram tejadi akibat kontraksi yang berlangsung secara terus
menerus.

e. Distrofi

Distrofi merupakan penyakit otot yang bersifat kronis dan di perkirakan


termasuk semacam penyakit bawaan.

10
f. Tetanus

Tetanus merupakan penyakit kejang pada otot yang di sebabkan oleh infeksi
bakteri (Clostridium Tetani) yang masuk ke dalam luka

g. Kaku leher

Kaku leher atau stiff merupakan peradangan pada otot trapesius leher yang
berakibat leher menjadi sakit dan terasa kaku jika di gerakkan. Penyebabnya
karena hentakkan kesalahan gerak.

h. Miastenia gravis

Miastenia gravis merupakan penyakit yang menyebabkan otot melemah dan


cenderung lumpuh. Penyakit ini bisa menyerang otot-otot di sekitar kelopak
mata, muka, leher, dan anggota gerak.

Teknologi Untuk Mengatasi Gangguan dan Kelainan Pada Sistem


Gerak Manusia

1. Penyembuhan Patah Tulang


Patah tulang adalah suatu kelainan yang terjadi akibat dari cidera yang
menyebabkan rapuhnya atau patahnya tulang dari seseorang. Hal ini bias terjadi
karma kecelakaan, terjatuh ataupun terkena benda-benda tajam yang dapat
menyebabkan patahnya tulang-tulang manusia.
Patah tulang dapat disembuhkan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Pembidaian
Yaitu berupa banda-benda keras yang ditempatkan didaerah sekelliling
tulang yang patah.
2. Pemasangan
Yaitu berupa bahan kapur yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah.
3. Pembedahan internal
Yaitu pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan pada
tulang yang patah.

11
4. Penarikan (traksi)
Yaitu menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada
tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi
pengobatan utama untuk patah tulang pinggul

2. Penyembuhan Kanker Tulang


Kanker tulang disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel yang
membentuk tulang. Lebih dari 2,000 orang-orang didiagnosis di Amerika setiap
tahun dengan suatu tumor tulang. Tumor-tumor tulang terjadi paling umum
pada anak-anak dan remaja-remaja dan lebih kurang umum pada orang-orang
dewasa yang lebih tua. Kanker yang melibatkan tulang pada dewasa-dewasa
yang lebih tua adalah paling umum akibat dari penyebaran metastasis dari
tumor yang lain. Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker tulang. Tumor-
tumor tulang yang paling umum termasuk osteosarcoma, Ewing’s sarcoma,
chondrosarcoma, malignant fibrous histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma.
Penyembuhan kanker tulang dapat dilakukan dengan cara pembedahan dan
amputasi. Cara lain seperti, kemoterapi dan radioterapi juga efektif.

3. Transplantasi Sumsum Tulang


Sumsum merah dapat ditransplantasikan dari satu orang ke orang lainnya.
Diperlukan suatu teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang
sehat dan menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya, karena sumsum
sangat lunak. contohnya yakni, tulang janin usia 4 bulan yabgmasih berada
dalam kandungan. Sumsum merah ayahnya disuntikkan melalui perut ibunya.

12
4. Hypophosphatemic Rickets
Hypophosphatemic rickets (dahulu dikenal vitamin D-resintan rickets)
adalah gangguan dimana tulang menjadi terasa agak menyakitkan dan mudah
bengkok karena darah mengandung kadar posfat rendah.
Pengobatan :
Tujuan pengobatan Hypophosphatemic rickets adalah meningkatkan kadar
posfat di dalam darah, dimana akan meningkatkan bentuk tulang normal.
Posfat bisa digunakan melalui mulut dan harus dikombinasikan dengan
calcitriol, bentuk aktif dari vitamin D. Menggunakan Vitamin D tunggal tidak
mencukupi. Jumlah posfat dan calcitriol harus disesuaikan dengan hati-hati
karena pengobatan ini seringkali menyebabkan kalsium kadar tinggi di dalam
darah, penumpukan kalsium pada jaringan ginjal, atau batu ginjal. Efek ini bisa
membahayakan ginjal dan jaringan lain. Pada beberapa orang dewasa.
Hypophosphatemic rickets dihasilkan dari perbaikan kanker secara dramatik
setelah kanker diangkat.

5. Artritis Rematoid
Pengobatan : Prinsip dasar dari pengobatan artrtitis rematoid adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena, karena pemakaian sendi yang terkena
akan memperburuk peradangan. Mengistirahatkan sendi secara rutin seringkali
membantu mengurangi nyeri.
Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistirahatkan satu atau
beberapa sendi, tetapi untuk mencegah kekakuan, perlu dilakukan beberapa
pergerakan sendi yang sistematis. Obat-obatan utama yang digunakan untuk
mengobati artritis rematoid adalah obat anti peradangan non-steroid, obat slow-
acting, kortikosteroid dan obat imunosupresif.
Biasanya, semakin kuat obatnya, maka semakin hebat potensi efek sampingnya,
sehingga diperlukan pemantaun ketat.

6. Osteoporosis
Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan
radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-
X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi
mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang
dipasang pada alat kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang
wanita pada usia menupause (mati haid) sehingga menyebabkan tulang mudah
patah.

13
7. Fisiologi Terapan
Teknik pemantauan Otot, diterapkan memungkinkan fisiologi tubuh untuk
mengungkapkan apa yang keluar dari keseimbangan dan memberikan informasi
untuk mengembalikan keseimbangan.
Otot dimasukkan melalui gerak normal, dimonitor untuk menentukan di mana
tekanan berbohong. Inti dari teknik ini menggunakan acupoints untuk bertanya
tentang fisiologis dan anatomi spesifik menekankan.

8. Artroskopi
Penggunaan peralatan artroskopi terutama sekali untuk pasien cedera.
Artroskopi dirintis di awal 1950′-an oleh dr. Masaki Watanabe dariJepang untuk
melakukan bedah dan rekonstruksi kartilago invasif minimal dari ligamentum
yang robek. Artroskopi membantu pasien sembuh dari pembedahan dalam
hitungan hari, daripada minggu ataupun bulan dalam bedah biasa dan ‘terbuka’.
Artroskopi lutut adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan oleh
dokter bedah ortopedi sekarang dan sering digabungkan dengan menisektomi
atau kondroplasti—yang merupakan pemindahan dari tulang rawan yang robek.

9. Penggantian sendi
Penggantian sendi tersedia untuk sendi lain pada dasar yang terbatas, yang
paling utama bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki serta jari. Di tahun-tahun
terkini, penggantian permukaan sendi, khususnya sendi panggul, sudah menjadi
lebih terkenal di antara pasien yang lebih muda dan aktif. Jenis operasi ini
menunda perlunya penggantian panggul total yang lebih kuno dan kurang
mempertahankan tulang, namun membawa risiko signifikan pada gagal awal
akibat fraktur dan kematian. Salah satu masalah utama dalam penggantian sendi
adalah pemakaian permukaan komponen yang timbul, yang dapat menimbulkan
kerusakan tulang di sekitarnya dan akhirnya menyebabkan gagal implan.
Penggunaan permukaan timbul alternatif telah bertambah di tahun-tahun terkini,
khususnya pada pasien yang lebih muda, untuk mencoba mengembangkan sifat
pemakaian komponen penggantian sendi, yang termasuk keramik dan semua
implan logam (berlawanan dengan logam pada plastik yang asli). Plastik itu
(sebenarnya polietilena berbobot molekul yang ultratinggi) juga bisa diubah
dalam berbagai cara yang dapat memperbaiki sifat pemakaian.

14
10. Viscosupplementasi
Viscosupplementasi adalah pilihan baru yang ada bagi pasien dengan
gejala lutut osteoarthritis, yang melibatkan rentetan injeksi intra-artionlar asam
hyaluronic. Sementara, pasien yang tidak menyukai pengobatan tradisional
sebaiknya mencoba perawatan ini. Suplemen Hyalgan disuntikkan secara
langsung ke dalam sendi lutut untuk memperbaiki gizi dan pelumasan. Pada
kebanyakan kasus, pasien menemukan kenyamanan dalam berjalan setelah
injeksi. Tetapi, penting untuk memperhatikan bahwa Viscosupplementasi ini
biasanya dilakukan jika semua jenis pengobatan lain telah dilakukan namun
gagal untuk mengurangi rasa sakit.

Keadaan Teknologi-teknologi Untuk Mengatasi Gangguan Pada


Sistem Gerak Manusia di Indonesia

Di Indonesia teknologi-teknologi tersebut masih sangat jarang atau


hanya ada di rumah sakit tertentu malah ada beberapa teknologi yang belum di
miliki oleh rumah sakit yang ada di Indonesia.misalnya ada seseorang yang
menderita suatu penyakit karena kurang memadainya teknologi di Indonesia ia
harus berobat ke rumah sakit yang ada di luar negeri. Jadi dapat disimpulkan
bahwa teknologi-teknologi untuk mengatasi gangguan pada sistem gerak
manusia di Indonesia.

15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
hari semakin pesat. Begitu juga dengan teknologi kedokteran yang berkembang
dengan pesatnya mengikuti semakin modernnya zaman. Dengan hal itu lah
dapat memunculkan teknologi-teknologi yang dapat menolong umat manusia
mengobati penyakit-penyakit yang ada di seluruh permukaan bumi.
4.2. Saran
Seluruh rakyat Indonesia harus lebih kreatif dalam menciptakan
teknologi-teknologi agar tidak hanya mengandalkan dari luar negri dan lebih
maju lagi dalam masalah teknologi kedokteran agar masyarakat di Indonesia
tidak perlu berobat ke luar negeri dan juga tidak lagi hanya mengandal
penyembuhan secara tradisional.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://gumimari.blogspot.com/2013/04/makalah-teknologi-untuk-
mengatasi.html?m=1
https://kliksma.com/2015/03/gangguan-kelainan-sistem-rangka-manusia.html

17

Anda mungkin juga menyukai