Disusun Oleh:
Elvira Kusuma Asih (2185201015)
Adi Saputra (2185201001)
Dina Yuliana Malay (2185201020)
Iqbal Maulana (2185201017)
Ahmad Farizi (2185201022)
Dengan menyebut nama Allah/1Yang Maha Pemgasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT./1yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah yang berjudul “Anatomi Sistemik Extremitas Superior” ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam makalah ini terdapat
banyak kata yang kurang tepat, untuk itu kami mohon maaf. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik/1dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………….................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………5
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 OSTEOLOGI………………………………………………………………………………………………….6
2.2 ARTHROLOGI……………………………………………………………………………………………….7
2.3 MYOLOGI…………………………………………………………………………………………………….8
2.4 EXTREMITAS SUPERIOR……………………………...……………………………………………….8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………….………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia,
berasal dari bahasa Yunani “ana” yang berarti habis atau ke atas dan “tomos”
yang berarti memotong atau mengiris. Maksudnya anatomi adalah ilmu yang
mempelajari struktur tubuh (manusia) dengan cara menguraikan tubuh (manusia)
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sampai ke bagian yang paling kecil,
dengan cara memotong atau mengiris tubuh (manusia) kemudian diangkat,
dipelajari, dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Anatomi dibagi
menjadi dua bagian yaitu: Anatomi Macroscopis dan Anatomi Microscopis
Anatomi yang akan diajarkan untuk memperdalam atau memahami ilmu gerak
adalah anatomi macroscopis yang tergolong dalam anatomi sistematis yang
meliputi Osteologi, Arthologi, dan Myologi, dan Anatomi Regional yang meliputi
regio membri superioris (anggota gerak atas), regio membri inferion (anggota
gerak bawah), regio thorachalis dan regio abdominalis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. ARTICULATIO CARTILAGINEA
Sendi ini mempunyai karakteristik bahwa hubungan antar tulang disatukan oleh
tulang rawan yaitu cartilago hyalin atau fibrocartilago. Ada beberapa sub klas,
yaiutu :
a. SYNCHONDROSIS, hubungan antar tulang bersifat temporer, dimana tulang
rawan yang terjadi saat embrional dapat berkembang menjadi tulang keras pada
masa dewasa, dan dapat melayani pertumbuhan dari tulang yang bersendi.
Contoh : hubungan antar tulang-tulang tengkorak.
b. SYMPHILIS, hubungan antar tulang disatukan oleh jaringan fibrocartilago.
Contoh: symphilis pubis, shymphilis intervertebralis, dan symphilis
manubriosternalis
Os scapula berukuran besar dan berbentuk segitiga. Os scapula memiliki 3 anguli (superior,
inferior, lateral), 3 margo (superior, medial, lateral), 2 facies (anterior, posterior), dan 3
processus (acromion, coracoideus, spina). Pada bagian angulus lateral, terdapat bagian yang
bernama cavitas glenoidalis, yang membentuk articulatio glenohumerale dengan caput
humerus. Pada aspek posterior terdapat spina scapulae yang membagi facies posterior
menjadi 2, yaitu menjadi fossa supraspinata dan fossa infraspinata. Kemudian ada bagian
bernama acromion yang merupakan proyeksi antero lateral dari spina scapulae yang bersendi
dengan ekstremitas acromialis dari clavicula. 3.2 Pars libera membri superioris (Drake, et al.,
2020) (Schuenke, et al., 2014) Terdiri atas os humerus, os radius, os ulna, ossa carpi, ossa
metacarpi, dan phalanges.
3. Os humerus
Os humerus memiliki bagian proksimal dan bagian distal. Bagian proksimal dari humerus
ialah caput humeri, collum anatomicum, tubercula majus et minus, collum cirurgicum, dan
bagian superior dari corpus humeri. Caput humeri membentuk articulatio glenohumerale
dengan cavitas glenoidalis scapulae. Collum anatomicum sangat pendek dan terletak di antara
caput humeri dan tubercula majus et minus. Tubercula majus et minus berada sedikit lateral
dan merupakan tempat menempelnya rotator cuff muscles dari articulatio glenohumerale.
Bagian lateral, medial, dan floor sulcus intertubercularis menjadi tempat lengketnya musculi
pectoralis major, teres major, dan latissimus dorsi, secara berurutan. Bagian lateral terus ke
arah inferior membentuk tuberositas deltoidea tempat lengketnya musculus deltoideus.
Bagian distal dari humerus terdapat bagian inferior dari corpus humeri, crista supracondylaris
lateral dan medial, epicondylus lateral dan medial, fossae coronoidea et radialis, fossa
olecranon, dan condyli (capitulum dan trochlea). Pada aspek posterior corpus humeri,
terdapat sulcus nervi radialis. Lalu pada permukaan posterior epicondylus medial terdapat
nervus ulnaris yang dapat dipalpasi. Fossa radialis berada tepat di atas capitulum, sedangkan
fossa coronoidea berada di atas trochlea. Fossa olecranon berada di aspek posterior ujung
distal humerus dan merupakan fossa terbesar.
4. Os radius & os ulna
Pada proksimal os radius, terdapat caput radii, collum radii, dan tuberositas radii. Pada
caput radii terdapat fovea articularis yang 8 bersendi dengan capitulum humeri, dan
circumferentia articularis yang melingkar. Kemudian ada tuberositas radii yang merupakan
tempat lengketnya tendon biceps brachii. Pada bagian corpus dan distal os radius, terdapat 3
margo (anterior, posterior, interosseus) dan 3 facies (anterior, posterior, lateral). Pada bagian
posterior radius terdapat tuberculum dorsale. Lalu pada lateral radius terdapat processus
styloideus radii. Pada proksimal os ulna, terdapat olecranon, incisura trochlearis, processus
coronoideus, incisura radialis, dan tuberositas ulnae. Olecranon terdapat pada posterior ulna
dan memanjang secara proksimal, bagian superiornya tempat lengketnya tendon triceps
brachii. Processus coronoideus terletak pada anterior ulna dan memanjang secara proksimal.
Bagian anterolateral dari olecranon dan superolateral dari processus coronoideus membentuk
incisura trochlearis. Incisura trochlearis bersendi dengan trochlea humeri, membentuk
articulatio humeroulnaris yang berjenis ginglymus. Lalu ada incisura radialis yang bersendi
dengan caput radius. Lalu ada tuberositas ulnae yang menjadi tempat lengketnya tendon
musculus brachialis. Pada corpus dan distal os ulna, terdapat 3 margo (anterior, posterior,
interosseus) dan 3 facies (anterior, posterior, medial). Kemudian pada bagian paling distal
ulna terdapat processus styloideus ulnae, yang berpangkal dari aspek posteromedial ulna dan
berproyeksi secara distal.
5. Ossa carpi, ossa metacarpi, dan phalanges
Ossa carpi terdiri atas barisan proksimal dan barisan distal. Barisan proksimal terdiri atas os
scaphoideum, os lunatum, os triquetrum, dan os pisiforme. Os scaphoideum memiliki
tuberculum yang berproyeksi secara anterior. Os pisiforme merupakan salah satu tulang
sesamoid (tulang dimana tendon atau otot tertancap). Barisan distal terdiri atas os trapezium,
os trapezoideum, os capitatum, dan os hamatum. Os trapezium bersendi dengan metacarpal
pollex, berjenis saddle. Os capitatum bersendi dengan metacarpal III. Os trapezium memiliki
tuberculum pada facies palmarnya yang berproyeksi secara anterior dan os hamatum
memiliki kait/hook pada facies palmar dan berproyeksi secara anterior pula. Ossa metacarpi
terdiri atas metacarpal I hingga V. Os metacarpale memiliki caput, corpus, dan basis. Caput
metacarpi bersendi dengan phalanges proximal, basis bersendi dengan ossa carpi. Phalanges
terdiri atas phalanx proximal, phalanx medial, dan phalanx distal, kecuali pollex yang
normalnya hanya punya phalanx proximal dan distal saja. Phalanx terdiri atas caput, corpus,
da basis. Basis phalanges proximal bersendi dengan ossa metacarpi, sedangkan caput
phalanges distal nonartikular sehingga membentuk tuberositas yang berbentuk seperti crista.
BAB III
KESIMPULAN
Osteologi berasal dari bahasa Yunani “osteon” yang berarti tulang dan “lugos” yang berarti
ilmu. Jadi, Osteologi adalah cabang dari anatomi yang mempelajari tentang tulang. Osteologi
(ilmu tulang) merupakan ilmu yang mempelajari tentang tulang-tulang.
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi, yaitu hubungan antara dua atau lebih
komponen kerangka. Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang berarti sendi dan
“logos” yaitu berarti ilmu.
Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot, berasal dari Bahasa Yunani “myos”
yang berarti otot, dan “logos” yang berarti ilmu. Namun sering pula kita jumpai istilah
“musculus” (Bahasa Latin) atau “muscle” (Bahasa Inggris) yang berarti pula otot. Otot
mempunyai fungsi utama yaitu sebagai alat gerak aktif.
Ekstremitas superior terdiri atas cingulum membri superioris dan pars libera membri
superioris. Cingulum membri superioris adalah bagian ekstremitas superior yang menempel
dengan badan (axial skeleton).
DAFTAR PUSTAKA
Drake, R., Vogl, A. & Mitchell, A., 2020. Gray's Anatomy for Students. 4th ed. Philadelphia,
PA: Curchill Livingstone, an Imprint of Elsevier Inc.
Schuenke, M., Schulte, E. & Schumacher, U., 2014. THIEME Atlas of Anatomy: General
Anatomy and Musculoskeletal System. 2nd ed. New York: Thieme Medical Publishers, Inc.