Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANATOMI MANUSIA

“ANATOMI SISTEMATIK EXTREMITAS SUPERIOR”


DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
PASHA ERIK JUNTARA, M.Or

Disusun Oleh:
Elvira Kusuma Asih (2185201015)
Adi Saputra (2185201001)
Dina Yuliana Malay (2185201020)
Iqbal Maulana (2185201017)
Ahmad Farizi (2185201022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah/1Yang Maha Pemgasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT./1yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah yang berjudul “Anatomi Sistemik Extremitas Superior” ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam makalah ini terdapat
banyak kata yang kurang tepat, untuk itu kami mohon maaf. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik/1dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Kotabumi, November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………….................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………5
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 OSTEOLOGI………………………………………………………………………………………………….6
2.2 ARTHROLOGI……………………………………………………………………………………………….7
2.3 MYOLOGI…………………………………………………………………………………………………….8
2.4 EXTREMITAS SUPERIOR……………………………...……………………………………………….8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………….………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia,
berasal dari bahasa Yunani “ana” yang berarti habis atau ke atas dan “tomos”
yang berarti memotong atau mengiris. Maksudnya anatomi adalah ilmu yang
mempelajari struktur tubuh (manusia) dengan cara menguraikan tubuh (manusia)
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sampai ke bagian yang paling kecil,
dengan cara memotong atau mengiris tubuh (manusia) kemudian diangkat,
dipelajari, dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Anatomi dibagi
menjadi dua bagian yaitu: Anatomi Macroscopis dan Anatomi Microscopis
Anatomi yang akan diajarkan untuk memperdalam atau memahami ilmu gerak
adalah anatomi macroscopis yang tergolong dalam anatomi sistematis yang
meliputi Osteologi, Arthologi, dan Myologi, dan Anatomi Regional yang meliputi
regio membri superioris (anggota gerak atas), regio membri inferion (anggota
gerak bawah), regio thorachalis dan regio abdominalis

Ekstremitas, atau sering disebut anggota gerak, adalah perpanjangan dari


anggota tubuh utama (misalnya kaki-kaki serangga yang merupakan perpanjangan
dari abdomen), atau juga merupakan anggota tubuh prehensilitas atau anggota
tubuh yang digunakan untuk mencengkram/memegang (seperti
lengan gurita lengan atau ekor monyet),yang terdapat pada  manusia  atau hewan
lain.Pada tubuh manusia, ekstremitas atas dan bawah masing-masing
disebut lengan dan kaki.

 Lengan dan kaki terhubung ke batang tubuh. Banyak hewan menggunakan


ekstremitas untuk bergerak, seperti berjalan, berlari, atau memanjat. Beberapa
hewan dapat menggunakan kaki depan (atau ekstremitas atas pada manusia) untuk
membawa dan memanipulasi benda-benda. Beberapa hewan juga dapat
menggunakan kaki belakangnya untuk manipulasi.Tungkai dan kaki manusia yang
secara khusus digunakan untuk berpindah tempat terdiri berjumlah sepasang,
sedangkan sebagian besar mamalia lain berjalan dan berlari menggunakan empat
kaki. Lengan manusia lebih lemah, tapi sangat gesit sehingga memungkinkan kita
untuk menjangkau sesuatu pada berbagai jarak dan sudut, dan tangan, di ujung
lengan, mampu menggenggam dan manipulasi objek.

B. Rumusan Masalah

a) Mengetahui apa itu osteologi

b) Mengetahui apa itu arthrologi

c) Mengetahui apa itu myologi

d) Mengetahui apa itu extremitas superior

e) Mengetahui apa saja bagian extremitas superior

C. Tujuan

a) Dapat mengetahui apa itu osteologi

b) Dapat mengetahui apa itu arthrologi

c) Dapat mengetahui apa itu myologi

d) Dapat mengetahui apa itu extremitas superior

e) Dapat mengetahui bagaimana bagian-bagian extremitas superior


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Osteologi
1. Pengertian Osteologi
Osteologi berasal dari bahasa Yunani “osteon” yang berarti tulang dan “lugos”
yang berarti ilmu. Jadi, Osteologi adalah cabang dari anatomi yang mempelajari
tentang tulang. Osteologi (ilmu tulang) merupakan ilmu yang mempelajari tentang
tulang-tulang. Kata ini berasal dari bahasa Latin “Os” atau dari bahasa Yunani
“Osteon” yang berarti tulang. Tulang-tulang menjadi tempat perlekatan dari otot-otot
yang berkontraksi mengerakkan tulang-tulang pada sendi-sendi. Secara histologis
tulang merupakan sebuah jaringan ikat yang khusus, dalam hal ini matriks tulang-
tulang dimineralisasi oleh garam-garam organik terutama kalsium fosfat. Tubuh
manusia tersusun oleh seperangkat tulang yang saling berhubungan membentuk
persendian, dan dinamakan skleton (rangka). Rangka manusia tersusun dari 206
tulang-tulang yang saling bersendi, 64 buah di anggota badan atas (32 di masing-
masing anggota badan), 62 buah di anggota badan bawah, 28 buah di tengkorak
(meliputi 6 buah tulang-tulang kecil liang telinga dalam), 26 buah kolumna
vertebralis, 24 buah iga-iga, 1 os sternum dan 1 hyoideum.

2. Fungsi Tulang Fungsi-fungsi tulang:


a)Membentuk rangka tubuh Tulang-tulang membentuk rangka tubuh yang
menentukan bentuk dan, ukuran tubuh. Tulang-tulang menyokong struktur-struktur
tubuh yang lain.
b)Fungsi mekanik yaitu untuk gerakan dan melekatnya otot
c)Perlekatan otot-otot Tulang-tulang menyediakan permukaannya untuk tempat lekat
otot-otot, tendo, dan ligamnetum
d)Proteksi/ melindungi organ-organ vital Tulang-tulang membentuk rongga-rongga
yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang halus seperti otak, medulla
spinalis jantung, paru-paru dan bagian-bagian dalam tubuh.
e)Haemopoesis Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah
f)Fungsi-fungsi imunologis Lomfosit “B” dan makrofag-makrofag dibentuk dalam
sistem retikulo endothelial sumsum tulang. Limfosit B diubah menjadi sel-sel plasma
membentuk antibodi-antibodi guna keperluan kekebalan kimiawi, sedangkan
makrofag-makrofag merupakan phagositik.
g)Sebagai cadangan penyimpanan kalsium dan fosfat Tulang-tulang mengandung
97% kalsium yang terdapat di tubuh baik dalam bentuk anorganik maupun garam-
garam terutama kalsium fosfat. Selain itu sejumlah besar fosfor juga disimpan.
Kalsium dilepaskan ke darah bila dibutuhkan
B. Arthrologi
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi, yaitu hubungan antara dua
atau lebih komponen kerangka. Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang
berarti sendi dan “logos” yaitu berarti ilmu. Selain itu ada pula istilah lain yang
berasal dari bahasa latin “artcle” yang berarti pula sendi. Dari istilah terakhir ini,
maka dalam bahasa sendi selanjutnya, digunakan istilah “articulatio” untuk menyebut
sendi.
Berdasarkan adanya tanda-tanda struktural yang paling spesifik, sendi di
klasifikasikan menjadi 3, yaitu Articulato Fibrosa, Articolatio Cartilaginea, dan
Articulatio Synovialis.
1. ARTICULATO FIBROSA (SYNARTHROSIS)
Sendi ini mempunyai karakteristik disatukan oleh jaringan ikat fibrosa,
mempunyai beberapa sub klas, yaitu :
a. GOMPHOSIS, dimana hubungan antar tulang berupa tonjolan dan socket
(kantong). Contoh : hubungan gigi dengan tulang rahang
(articulatiodentoalveolaris).
b. SUTURA, dimana ditemukan tulang yang berhubungan berkelok-kelok saling
bersesuaian, dengan sedikit jaringan ikat fibrosa dan praktis tak ada gerakan.
Contoh : adalah pada hubungan antar tulang-tulang tengkorak. Ada tiga macam
satura yaitu: Sutura Serrata, hubungan antar tulang seperti gigi gergaji. Sutura
Squamosa, hubungan antar tulang saling menipis dan saling bersesuaian. Sutura
Harmoniana / plana, hubungan lurus tersusun tepi menepi.
c. SYNDEMOSIS, hubungan antar tulang dengan jaringan fibrosa yang banyak
dan hanya sedikit terjadi gerakan. Contoh : Hubungan antara tibia dan fibula
(syndenmosis fibiofibularis) , Hubungan antara radius dan ulna (syndenmosis
radioulnaris)

2. ARTICULATIO CARTILAGINEA
Sendi ini mempunyai karakteristik bahwa hubungan antar tulang disatukan oleh
tulang rawan yaitu cartilago hyalin atau fibrocartilago. Ada beberapa sub klas,
yaiutu :
a. SYNCHONDROSIS, hubungan antar tulang bersifat temporer, dimana tulang
rawan yang terjadi saat embrional dapat berkembang menjadi tulang keras pada
masa dewasa, dan dapat melayani pertumbuhan dari tulang yang bersendi.
Contoh : hubungan antar tulang-tulang tengkorak.
b. SYMPHILIS, hubungan antar tulang disatukan oleh jaringan fibrocartilago.
Contoh: symphilis pubis, shymphilis intervertebralis, dan symphilis
manubriosternalis

3. ARTICULATIO SYNOVIALIS (DIARTHROSIS)


Mempunyai karakteristik bahwa pada studi ini terdapat ruangan spesifik
“CAVITAS ARTICULARIS” yang memungkinkan gerakan menjadi lebih bebas.
Pada ruangan itu ditemukan pula cairan “synovialis” yang berfungsi sebagai
pelumas, yang dihasilkan oleh lapisan dalam pembungkus sendi (kapsula sendi)
yang disebut membrana synovalis. Ujung-ujung tulang yang bersendi ditutupi
tulang rawan dan diperkuat di bagian luarnya oleh kapsula sendi dan ligamentum.
Kapsula sendi mempunyai dua lapisan :
– Bagian luar disebut stratum (membrana) fibrosum.
– Bagian dalam disebut stratum (membrana) synovialis.
C. Myologi
Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot, berasal dari Bahasa Yunani
“myos” yang berarti otot, dan “logos” yang berarti ilmu. Namun sering pula kita
jumpai istilah “musculus” (Bahasa Latin) atau “muscle” (Bahasa Inggris) yang berarti
pula otot. Otot mempunyai fungsi utama yaitu sebagai alat gerak aktif. Pada dasarnya
gerakan suatu organisme dilayani oleh sel-sel otot khusus yang disebut fibra (serat
otot), sedangkan pengawasan terhadap energi penggeraknya dilakukan oleh sel-sel
syaraf (nervus). Fibra otot merupakan sel-sel eksitabel artinya bahwa sel-sel otot bila
dipacu akan menghasilkan suatu gerakan.
Klasifikasi: Secara fisiologis maupun morfologisnya dapat diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu:
1. Serat otot skeletal (disebut juga: serat lintang/otot lurik/otot volunter)
2. Serat otot polos (otot visceral/smooth/otot involuntar)
3. Serat otot jantun
D. Extremitas superior
Ekstremitas superior terdiri atas cingulum membri superioris dan pars libera membri
superioris. Cingulum membri superioris adalah bagian ekstremitas superior yang menempel
dengan badan (axial skeleton). Sedangkan pars libera membri superioris adalah bagian
ekstremitas superior yang bebas bergerak (appendicular skeleton).
Cingulum membri superioris (Drake, et al., 2020) (Schuenke, et al., 2014) Terdiri atas os
clavicula dan os scapula.
1. Os clavicula
Os clavicula memiliki bentuk seperti huruf S, dan memiliki 2 ekstremitas, acromialis dan
sternalis. Ekstremitas acromialis berbentuk pipih dan ceper, dan membentuk persendian
dengan acromion scapula yang disebut sebagai articulatio acromioclavicularis. Sedangkan
ekstremitas sternalis berbentuk lebih kuat dan tebal, dan membentuk articulation
sternoclavicularis dengan manubrium sterni. Pada aspek inferiornya, terdapat tuberositas
yang terdiri atas tuberculum conoideum dan linea trapezoidea.
2. Os scapula

Os scapula berukuran besar dan berbentuk segitiga. Os scapula memiliki 3 anguli (superior,
inferior, lateral), 3 margo (superior, medial, lateral), 2 facies (anterior, posterior), dan 3
processus (acromion, coracoideus, spina). Pada bagian angulus lateral, terdapat bagian yang
bernama cavitas glenoidalis, yang membentuk articulatio glenohumerale dengan caput
humerus. Pada aspek posterior terdapat spina scapulae yang membagi facies posterior
menjadi 2, yaitu menjadi fossa supraspinata dan fossa infraspinata. Kemudian ada bagian
bernama acromion yang merupakan proyeksi antero lateral dari spina scapulae yang bersendi
dengan ekstremitas acromialis dari clavicula. 3.2 Pars libera membri superioris (Drake, et al.,
2020) (Schuenke, et al., 2014) Terdiri atas os humerus, os radius, os ulna, ossa carpi, ossa
metacarpi, dan phalanges.

3. Os humerus
Os humerus memiliki bagian proksimal dan bagian distal. Bagian proksimal dari humerus
ialah caput humeri, collum anatomicum, tubercula majus et minus, collum cirurgicum, dan
bagian superior dari corpus humeri. Caput humeri membentuk articulatio glenohumerale
dengan cavitas glenoidalis scapulae. Collum anatomicum sangat pendek dan terletak di antara
caput humeri dan tubercula majus et minus. Tubercula majus et minus berada sedikit lateral
dan merupakan tempat menempelnya rotator cuff muscles dari articulatio glenohumerale.
Bagian lateral, medial, dan floor sulcus intertubercularis menjadi tempat lengketnya musculi
pectoralis major, teres major, dan latissimus dorsi, secara berurutan. Bagian lateral terus ke
arah inferior membentuk tuberositas deltoidea tempat lengketnya musculus deltoideus.
Bagian distal dari humerus terdapat bagian inferior dari corpus humeri, crista supracondylaris
lateral dan medial, epicondylus lateral dan medial, fossae coronoidea et radialis, fossa
olecranon, dan condyli (capitulum dan trochlea). Pada aspek posterior corpus humeri,
terdapat sulcus nervi radialis. Lalu pada permukaan posterior epicondylus medial terdapat
nervus ulnaris yang dapat dipalpasi. Fossa radialis berada tepat di atas capitulum, sedangkan
fossa coronoidea berada di atas trochlea. Fossa olecranon berada di aspek posterior ujung
distal humerus dan merupakan fossa terbesar.
4. Os radius & os ulna

Pada proksimal os radius, terdapat caput radii, collum radii, dan tuberositas radii. Pada
caput radii terdapat fovea articularis yang 8 bersendi dengan capitulum humeri, dan
circumferentia articularis yang melingkar. Kemudian ada tuberositas radii yang merupakan
tempat lengketnya tendon biceps brachii. Pada bagian corpus dan distal os radius, terdapat 3
margo (anterior, posterior, interosseus) dan 3 facies (anterior, posterior, lateral). Pada bagian
posterior radius terdapat tuberculum dorsale. Lalu pada lateral radius terdapat processus
styloideus radii. Pada proksimal os ulna, terdapat olecranon, incisura trochlearis, processus
coronoideus, incisura radialis, dan tuberositas ulnae. Olecranon terdapat pada posterior ulna
dan memanjang secara proksimal, bagian superiornya tempat lengketnya tendon triceps
brachii. Processus coronoideus terletak pada anterior ulna dan memanjang secara proksimal.
Bagian anterolateral dari olecranon dan superolateral dari processus coronoideus membentuk
incisura trochlearis. Incisura trochlearis bersendi dengan trochlea humeri, membentuk
articulatio humeroulnaris yang berjenis ginglymus. Lalu ada incisura radialis yang bersendi
dengan caput radius. Lalu ada tuberositas ulnae yang menjadi tempat lengketnya tendon
musculus brachialis. Pada corpus dan distal os ulna, terdapat 3 margo (anterior, posterior,
interosseus) dan 3 facies (anterior, posterior, medial). Kemudian pada bagian paling distal
ulna terdapat processus styloideus ulnae, yang berpangkal dari aspek posteromedial ulna dan
berproyeksi secara distal.
5. Ossa carpi, ossa metacarpi, dan phalanges

Ossa carpi terdiri atas barisan proksimal dan barisan distal. Barisan proksimal terdiri atas os
scaphoideum, os lunatum, os triquetrum, dan os pisiforme. Os scaphoideum memiliki
tuberculum yang berproyeksi secara anterior. Os pisiforme merupakan salah satu tulang
sesamoid (tulang dimana tendon atau otot tertancap). Barisan distal terdiri atas os trapezium,
os trapezoideum, os capitatum, dan os hamatum. Os trapezium bersendi dengan metacarpal
pollex, berjenis saddle. Os capitatum bersendi dengan metacarpal III. Os trapezium memiliki
tuberculum pada facies palmarnya yang berproyeksi secara anterior dan os hamatum
memiliki kait/hook pada facies palmar dan berproyeksi secara anterior pula. Ossa metacarpi
terdiri atas metacarpal I hingga V. Os metacarpale memiliki caput, corpus, dan basis. Caput
metacarpi bersendi dengan phalanges proximal, basis bersendi dengan ossa carpi. Phalanges
terdiri atas phalanx proximal, phalanx medial, dan phalanx distal, kecuali pollex yang
normalnya hanya punya phalanx proximal dan distal saja. Phalanx terdiri atas caput, corpus,
da basis. Basis phalanges proximal bersendi dengan ossa metacarpi, sedangkan caput
phalanges distal nonartikular sehingga membentuk tuberositas yang berbentuk seperti crista.
BAB III
KESIMPULAN
Osteologi berasal dari bahasa Yunani “osteon” yang berarti tulang dan “lugos” yang berarti
ilmu. Jadi, Osteologi adalah cabang dari anatomi yang mempelajari tentang tulang. Osteologi
(ilmu tulang) merupakan ilmu yang mempelajari tentang tulang-tulang.
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi, yaitu hubungan antara dua atau lebih
komponen kerangka. Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang berarti sendi dan
“logos” yaitu berarti ilmu.
Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot, berasal dari Bahasa Yunani “myos”
yang berarti otot, dan “logos” yang berarti ilmu. Namun sering pula kita jumpai istilah
“musculus” (Bahasa Latin) atau “muscle” (Bahasa Inggris) yang berarti pula otot. Otot
mempunyai fungsi utama yaitu sebagai alat gerak aktif.
Ekstremitas superior terdiri atas cingulum membri superioris dan pars libera membri
superioris. Cingulum membri superioris adalah bagian ekstremitas superior yang menempel
dengan badan (axial skeleton).
DAFTAR PUSTAKA
Drake, R., Vogl, A. & Mitchell, A., 2020. Gray's Anatomy for Students. 4th ed. Philadelphia,
PA: Curchill Livingstone, an Imprint of Elsevier Inc.
Schuenke, M., Schulte, E. & Schumacher, U., 2014. THIEME Atlas of Anatomy: General
Anatomy and Musculoskeletal System. 2nd ed. New York: Thieme Medical Publishers, Inc.

Anda mungkin juga menyukai