Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENYIMPANGAN DALAM OLAHRAGA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Olahraga

Disusun Oleh :

Nama: Annisa Darajatun Jannah Riyatna


NIM : O0120025
Kelas : A

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Makalah Permainan Bentengan” dapat kami
selesaikan dengan baik. Makalah “Penyimpangan dalam Olahraga” yang disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Sosiologi Olahraga di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat disusun melalui beberapa sumber yakni melalui perkuliahan maupun
melalui sumber dari media internet. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan
tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi
kami, dosen pengampu, Bapak Dr. Singgih Hendarto, S.Pd, M.Pd. Harapan Kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di
dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik
dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini
penulis sajikan, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian
materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis memohon maaf sekaligus menerima kritik
dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Surakarta, 27 Mei 2023

Annisa Darajatun Jannah Riyatna

i
DAFTAR ISI

MAKALAH PENYIMPANGAN DALAM OLAHRAGA.........................................................................................1


KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Contoh Perilaku Menyimpang dalam Olahraga.........................................................................2
B. Dampak Perilaku Menyimpang dalam Olahraga.......................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga dapat didefinisikan sebagai pertandingan fisik yang kompetitif, adil, dan
berpedoman pada aturan, organisasi, dan/atau tradisi. Akar olahraga kuno, dan mungkin
berasal dari berburu. Meskipun olahraga modern memiliki lebih banyak pencarian simbolis
daripada potongan daging pilihan yang tersedia bagi pemburu prasejarah yang sukses, sensasi
pengejarannya hampir sama (Carroll 2000). Aturan dan tradisi olahraga mungkin atau
mungkin tidak dikodifikasi, tetapi memastikan bahwa aspek ritual olahraga dihormati. Dan
aspek ritual olahraga, sebelum dan sesudah upacara dan acara, lemparan koin yang
memastikan awal yang adil, pemberian piala dan medali, dan sebagainya, sama pentingnya
dengan permainan itu sendiri.

Penyimpangan mengacu pada perilaku yang bertentangan dengan tradisi, norma,


nilai, ideologi, aturan, dan hukum masyarakat yang diterima secara luas. Menurut KBBI atau
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah
laku, perbuatan maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat
yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut. Jadi,
penyimpangan dalam olahraga dapat diartikan sebagai perilaku yang bertentangan dengan
dengan aturan dan hukum dalam suatu cabang olahraga sehingga menyebabkan individu
tersebut dikatakan tidak sportif dan dapat menerima sanksi yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja contoh perilaku menyimpang dalam olahraga?
2. Apa dampak dari perilaku menyimpang dalam olahraga?
3. Bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang dalam olahraga?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui contoh perilaku menyimpang dalam olahraga.
2. Untuk mengetahui dampak dari perilaku menyimpang dalam olahraga.
3. Untuk mengetahui upaya mencegah terjadinya perilaku menyimpang dalam olahraga.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Contoh Perilaku Menyimpang dalam Olahraga


Setiap aktivitas yang menghancurkan atau sangat mengubah tantangan fisik
olahraga atau kompetisi yang adil antara lawan menimbulkan ancaman terhadap premis
dasar olahraga, dan ancaman serius bagi kelanjutannya. Sebagai contoh, perhatikan
contoh berikut :

1. Kecurangan

Di Indonesia sendiri ada beberapa cabang olahraga yang menjadi favorit


masyarakat yaitu sepak bola, bulu tangkis, basket, dan voli. Akan tetapi, olahraga yang
banyak diminati tersebut cenderung terjadi banyak kecurangan baik dari pemain, pelatih,
supporter hingga pelaku olahraga di luar lapangan.

Ada beberapa contoh pelanggaran dalam cabang olahraga sepak bola. Dalam
sebuah pertandingan seorang pemain mencedarai lawan dengan sengaja sehingga lawan
tidak dapat bertanding lagi karena cedera yang dialaminya. Selain itu, mengingat
kejadian piala AFF tahun 2010 kala timnas bertanding di markas Malaysia, Stadion Bukit
Jalil. Markus Horison sebagai kipper timnas Indonesia di laser oleh tim pendukung atau
supporter dari Malaysia. Secara tak langsung sorotan laser itu mengganggu
penampilannya sehingga melakukan protes ke wasit.

2. Penggunaan Doping

Doping merupakan penggunaan obat-obatan yang biasa mendorong kemampuan


kita dalam berolahraga. Namun itu sedikit manfaat dari penggunaan doping karena
penggunaan doping dalam olahraga ternyata bisa merusak berbagai aspek, bukan hanya
kesehatan namun juga sikap sosial seseorang dan ini termasuk dalam perilaku
penyimpangan dalam olahraga. Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional, Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 22, doping adalah penggunaan
zat atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.

2
Banyak organisasi olahraga melarang penggunaan doping karena mengonsumsi
doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal.
Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari
tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa
menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan. Selain itu, kesamaan
kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga “bersih” (bebas doping) yang patut
dicontoh dalam kehidupan umum. Atlet yang ketahuan menggunakan doping atas dasar
tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda berat.

3. Perjudian

Perjudian adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan
di antara beberapa pilihan di mana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi
pemenang. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si
pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.

Banyak hal yang dijadikan taruhan misalnya siapa tim yang akan menang dalam
pertandingan, perolehan gol tim yang bertanding, pencetak gol tercepat, hingga penerima
kartu merah tercepat. Piala Dunia, acara sepak bola terbesar di jagat raya yang digelar
empat tahun sekali itu, tak luput dari perhatian para penjudi, mulai dari kelas teri hingga
kakap.

Terdapat banyak dampak negatif dari perjudian dimulai dari gambling disorder.
Kondisi ini merupakan rasa ketergantungan dari penjudi yang rela melakukan apapun
untuk memenangkan pertaruhan. Penjudi bahkan merasa wajar untuk menghabiskan
seluruh hartanya di meja judi. Karena sudah kehabisan harta benda dan terlilit hutang
timbulah tindakan kriminalitas untuk mendapatkan uang.

4. Kasus Suap

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Indonesia Corruption Watch, sejak 2010
hingga 2019, paling tidak ada 78 kasus korupsi di sektor olahraga. Kerugian negara yang
ditimbulkan mencapai Rp 865 miliar dan nilai suap sebesar Rp 37,6 miliar. Kasus-kasus
ini diantaranya terkait dengan pembangunan wisma atlet, pembangunan stadion,
penyuapan dan penyalahgunaan dana hibah keolahragaan.

3
Kasus suap juga merupakan penyimpangan sosial dalam kehidupan olahraga yang
seringkali sangat sulit untuk dibuktikan. Hal ini bermula dari adanya suatu tekad bahwa
dalam pertandingan atau perlombaan “harus menang berapapun harganya”. Mungkin
pada awalnya kata-kata semacam itu mengandung makna bahwa untuk keperluan
pembinaan prestasi diperlukan biaya yang tidak sedikit dan bagi kelompoknya yang
memang menghendaki keberhasilan itu akan mengusahakan biaya yang tidak sedikit itu.
Namun nampaknya hal itu berkembang kea rah penyimpangan.

Istilah “berapapun harganya” tidak hanya terbatas besarnya biaya pembinaan,


tetapi sudah berkembang kearah yang menyimpang yaitu imbalan yang diminta agar ia
atau kelompok tertentu mau berbuat sesuatu atau mengalah agar individua tau kelompok
lain mendapatkan suatu kemenangan.

5. Kekerasan

Kekerasan yang terjadi dalam dunia olahraga pasti menimbulkan kerugian bagi
korban yang mengalaminya. Kerugian bisa berupa rusaknya sarana prasarana, cedera atau
bahkan yang paling mengerikan adalah hilangnya nyawa manusia. Peristiwa kekerasan
semakin sering terjadi khususnya dalam olahraga sepakbola maupun dibidang lain.
Perilaku kekerasan yang terjadi diberbagai bidang kehidupan manusia khususnya bidang
olahraga dapat disebabkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Suporter marah
mungkin disebabkan persaan terhina jika timnya kalah, atau pemain sengaja mencederai
lawannya karena kemenangan adalah segalanya.

Kekerasan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, dimana faktor-faktor


tersebut berkaitan erat dengan kondisi biologis, psikologis, dan sosio-kultural seseorang,
dan faktor kebiasaan menjadikan kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah, serta
memudarnya penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu contohnya yaitu
kerusuhan supporter sepakbola.

B. Dampak Perilaku Menyimpang dalam Olahraga


Perilaku menyimpang dalam olahraga yang dilakukan oleh atlet, pelatih, tim
pendukung hingga pelaku olahraga di luar lapangan juga memiliki dampak yang berarti.
Berikut dampak dari perilaku menyimpang dalam olahraga :

4
1. Hilangnya Nilai-Nilai dalam Olahraga

Dalam bidang keolahragaan, nilai-nilai dalam olahraga sangat penting untuk


dikemukakan mengingat bidang keolahragaan merupakan mikrokosmos yang
mencerminkan atau merefleksikan tatanan masyarakat yang lebih luas. Nilai-nilai dalam
olahraga yaitu : Nilai persatuan, nilai kerjasama dan kekompakan, nilai persahabatan,
nilai sportif, nilai fair play dan masih banyak lagi.

Dengan terjadinya penyimpangan olahraga, maka telah runtuh nilai-nilai dalam


olahraga. Sebab nilai-nilai tersebut sebagai tolak ukur sekaligus asas kompetisi olahraga
yang sehat dan bermutu.

2. Ancaman Kesehatan karena Doping

Istilah dope pertama kali dikenalkan pada tahun 1889 dalam suatu perlombaan
berkuda di Inggris. Kata tersebut berasal dari suatu suku bangsa di Afrika Tengah. Ketika
itu, doping belum menjadi masalah. Karena kasus kematian yang disebabkan oleh doping
terjadi pertama kali pada tahun 1886 (ketika itu belum dikenal istilah doping). Kematian
itu terjadi pada perlombaan balap sepeda daru kota Bordeux di Perancis ke Paris dengan
jarak tempuh 600 km. Seorang pembalap meninggal usai diberikan obat oleh pelatihnya
untuk meningkatkan kemampuannya.

Adapun efek samping penggunaan amphetamine potensial di antaranya


ketergantungan tremor, insomnia dan peningkatan agresivitas yang cenderung
membahayakan. Selain itu, efek samping dari penggunaan cocaine sangat kompleks .
Termasuk di dalamnya efek negatif pada glikogenolisis, psikosis paranoid, hipertensi
yang mengakibatkan iskemia, arrhytmia dan kematian mendadak

3. Timbulnya Banyak Korban Luka-Luka akibat Kekerasan dalam Olahraga

Timbulnya banyak korban luka-luka hingga korban jiwa disebabkan oleh


kekerasan dalam olahraga. Olahraga sepak bola di Indonesia kerap terjadi kerusuhan
antar supporter seperti yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022 tepatnya di Stadion
Kanjuruhan, Malang. kekalahan tim tuan rumah Arema dari Persebaya. Sekitar 3.000
pendukung Arema memasuki lapangan. Pihak kepolisian mengatakan bahwa para

5
pendukung membuat kerusuhan dan menyerang para pemain dan ofisial tim, sehingga
polisi berusaha melindungi para pemain dan menghentikan kerusuhan tersebut, namun
massa justru bentrok dengan aparat keamanan. Sebagai tanggapan, unit polisi anti huru
hara menembakkan gas air mata ke arah tribun selatan yang tidak terdapat gesekan, yang
memicu berlariannya para penonton untuk menghindarinya. Hal ini menimbulkan
penumpukan kerumunan. Sebuah penghimpitan kerumunan terjadi di pintu keluar,
menyebabkan sejumlah supporter mengalami sesak napas hingga terinaj-injak.

4. Kualitas Olahraga yang Kurang Baik

Untuk membangun prestasi olahraga, dibutuhkan kelengkapan sarana prasarana


yang memadai. Setelah sarana prasarana dibangun, pemerintah daerah bertugas
”menghidupkan” arena olahraga agar bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, dana untuk
pembinaan prestasi juga tidakkalah pentingnya untuk kemajuan olahraga.

Akan tetapi, kasus korupsi masih marak terjadi sehingga pembangunan


infrastruktur hingga dana pembinaan atlet terhambat hingga akhirnya terbengkalai.
Seperti contohnya Kasus korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan
Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang 2010-2012 termasuk kasus cukup besar
dan menyita perhatian publik dengan kerugian negara hingga Rp 464,6 miliar. Kasus ini,
antara lain, melibatkan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian
Mallarangeng, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum serta Dirut PT
Dutasari Citra Laras Machfud Suroso

Kasus suap juga dapat menghambat kualitas olahraga karena tidak adanya
kejujuran dan sikap sportif dalam berolahraga. Seperti contohnya pada pertandingan
sepakbola antara Persibara Banjarnegara dengan Persekapas Pasuruan dalam
pertandingan Liga 3. Terjadi kasus penyuapan antara wasit yang memimpin pertandingan
dengan Komite Eksekutif yaitu pemalsuan umur dan pengaturan skor (Match Fixing).

C. Upaya Mencegah Terjadinya Penyimpangan dalam Olahraga


1. Memberikan peraturan dan sanksi yang tegas bagi yang melanggar.
2. Sosialisasi mengenai dopping kepada masyarakat khususnya atlet maupun pelatih
agar tidak terjadi penyalahgunaan.

6
3. Pendidikan karakter sejak usia dini agar dapat menjunjung tinggi nilai-nilai dalam
olahraga.
4. Akses ke hotel kesebelasan, lapangan latihan, sampai stadion harus dibatasi untuk
orang-orang yang berkepentingan. Bahkan telepon genggam para pemain, wasit, dan
administrator kesebelasan juga dimonitor guna membatasi pergerakan koruptor.
5. Tidak terbuai dengan hasil yang instan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Olahraga dapat didefinisikan sebagai pertandingan fisik yang kompetitif, adil, dan
berpedoman pada aturan, organisasi, dan/atau tradisi. Akar olahraga kuno, dan mungkin
berasal dari berburu.
. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial
sebagai suatu tingkah laku, perbuatan maupun tanggapan individu kepada kelompok atau
lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di
lingkungan tersebut. Jadi, penyimpangan dalam olahraga dapat diartikan sebagai perilaku
yang bertentangan dengan dengan aturan dan hukum dalam suatu cabang olahraga sehingga
menyebabkan individu tersebut dikatakan tidak sportif dan dapat menerima sanksi yang
berlaku.
Dalam olahraga terdapat penyimpangan yang sering dilakukan, baik oleh atlet, pelatih
official, pelatih, dan bahkan penikmat olahraga sekalipun. Penyimpagnannya diantaranya :
kekerasan, suap, perjudian, pemakaian dopping, kecurangan.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat penyimpangan dalam olahraga , diantaranya :
hilangnya nilai – nilai dalam olahraga, banyak orang yang terluka akibat kekerasan yang
ada dalam olahraga, menjadikan kualitas olahraga jadi tidak baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai