Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN WAWANCARA ATLET PELATDA

PSIKOLOGI OLAHRAGA

OLEH :
SYAFIRA SIMANJUNTAK

6212510004

IKOR B 21

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
HASIL WAWANCARA ATLET JUDO

A. IDENTITAS ATLET
Nama : Jihan Syahkila Lubis
TTL : 13 Januari 2007
Alamat : Pembinaan Hulu Dusun 3
Anak Ke :2
SD : Madong Lubis
SMP : Negeri 12 Medan
SMA : Medan Putri
Atlet : Judo
Prestasi : Jakarta Internasional Kejurwil

B. BENTUK PERTANYAAN
1. Pertanyaan Pembuka
 Sejak umur berapa kakak menjadi atlet?
 Apa yang kakak rasakan menjadi seorang atlet?
 Prestasi apa saja yang sudah kakak raih selama menjadi atlet?
 Kapan saja waktu kakak berlatih?
 Menurut kakak apakah latihan yang diberikan pelatih sesuai dengan kemampuan kakak
atau diluar kemampuan kakak?
2. Pertanyaan Isi
 Menurut kakak,makna sebuah prestasi itu apa?
 Menurut kakak,susah tidak mendapatkan prestasi?
 Apa saja kecemasan yang kakak alami ketika ingin bertanding?
 Apakah pernah kakak merasakan tertekan sebelum bertanding?
 Apa yang kakak lakukan ketika merasakan gelisah sebelum bertanding?
 Ketakutan apa saja yang membuat kakak tidak percaya diri?

C. ANALISIS PERMASALAHAN PSIKOLOGIS ATLET


Seperti yang kita ketahui bahwasanya setiap atlet pasti memiliki permasalahan dari segi
psikologis maupun persiapan sebelum bertanding. Seperti permasalahan yang dialami oleh Jihan
Syahkila Lubis,seorang atlit Pelatda pada cabang olahraga judo ini memiliki beberapa
permasalahan pada psikologisnya yang kadang dia tidak bisa mengatasinya sendiri. Beliau
mengalami beberapa permasalahan yang dirasakannya selama menjadi atlet yaitu tidak memiliki
percaya diri pada saat akan bertanding,merasa gelisah, merasa cemas akan hasil yang akan ia
dapatkan pada pertandingannya. Beliau juga mengatakan bahwa semua atlet pasti merasakan
seperti itu juga,walaupun dia sudah berlatih dengan matang, mempersiapkan berbagai macam
persiapan sebelum bertanding,ya semua atlit juga akan melewati permasalahan-permasalahan
itu. Jihan juga mengatakan bahwa ketika akan bertanding dia selalu memikirkan hasil,apakah
sesuai dengan keinginannya atau bahkan malah mengecewakan. Tentunya semua atlet pasti
berpatokan dengan hasil yang ia dapat, jika mengecewakan maka atlet tidak hanya memikirkan
dirinya sendiri tetapi juga memikirkan orang-orang yang ada disekitarnya,orang tua,pelatih,dan
teman-teman yang lebih berharap dia memberikan hasil yang terbaik.
Namun demikian, jika semua atlet merasakan hal yang sama maka semua atlet juga pasti
berbeda dalam menangani permasalahan itu. Jihan mengatakan, dengan permasalahan
demikian tidak mudah untuk ditangani para atlet, kadang juga ketika permalahan itu muncul
seperti rasa cemas, tidak percaya diri bahkan rasa takut yang muncul,akan membuat para atlet
tertekan. Namun, seorang atlit pasti akan melewati permasalahan tersebut dengan cara mereka
masing-masing demi kebaikan psikologis mereka.

D. PEMBAHASAN SECARA TEORI


Di dalam Jurnal yang ditulis oleh Khoirul Nisa dan Miftahul Jannah yang berjudul Pengaruh
Kepercayaan Diri Terhadap Ketangguhan Mental Atlet Bela Diri bahwa, Atlet mempunyai tugas
penting dalam dunia kompetisi cabang olahraga dan akademik. Atlet akan berusaha untuk
mencapai prestasi yang tinggi, dengan mengikuti suatu kompetisi. Menurut Siregar (2020)
menyatakan bahwa bela diri merupakan olahraga yang melibatkan kemampuan dalam
bertanding, dengan mempertahankan diri dari lawan untuk bertarung mencapai kemenangan.
Seni bela diri sendiri, merupakan kemampuan dari seseorang dalam melakukan pertahanan
secara fisik untuk mempertahankan derajatnya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat
serta lingkungan disekitarnya. Atlit yang mempunyai kepercayaan diri tinggi mudah untuk
mengontrol dirinya dengan baik namun sebaliknya, ketika atlit mempunyai kepercayaan diri
rendah akan mudah mengalami kecemasan serta perasaan negatif lainnya. Menurut Sin (2017)
kurangnya percaya diri seorang atlet adalah pem=nghambat untuk dapat berprestasi tinggi, atlet
akan merasa kurang mampu atau kurang percaya atas kemampuannya, akan mudah putus asa
dan apabila dituntut untuk berprestasi lebih tinggi lagi akan mudah mengalami frustasi. Dengan
adanya kepercayaan diri atlit akan merasa tenang dan tidak mudah terkecoh dengan lawannya
sehingga atlet selalu bersikap optimis.
Kemudian menurut Jessi Triana dkk (2019) di dalam jurnal yang berjudul Hubungan Antara
Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Bertanding Atlet Pencak Silat Dalam Menghadapi Salatiga
Cup 2018, bahwa kecemasan bertanding adalah kondisi takut secara tidak rasional, berpikir yang
tidak ada hubungannya merupakan gejala kecemasan. Kondisi somatic seperti jantung berdebar-
debar, tangan berkeringat, dan sering buang air kecil, hal ini merupakan gejala dari gangguan
kecemasan yang dialami oleh atlet yang akan bertanding. Menurut Komarudin (2013),
kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi
ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).
Menurut Amir (2012) yang mencerminkan faktor-faktor gejala dan gangguan kecemasan
bertanding adalah sebagai berikut :
1. Faktor motorik, gejala dan gangguan kecemasan olahraga tampak pada diri atlet melalui
keadaan raut muka dan dahi berkerut, gemetar, kaki terasa berat, sering menggaruk-garuk
kepala, otot-otot sakit, sering jalan mondar-mandir, badan lesu, tubuh terasa kaku, dan
mengalami ketegangan otot.
2. Faktor afektif, gejala dan gangguan kecemasan olahraga tampak pada diri atlet melalui
pengakuan atlet seperti merasa cepat putus asa, sembrono, dan memiliki keraguan
terhadap diri sendiri.
3. Faktor somatik, gejala dan gangguan kecemasan olahraga tampak pada diri atlet dalam
keadaan jantung berdebar-debar keras, ingin buang air kecil, mengalami ketegangan,
pernafasan tidka teratur, keringat dingin dan susah tidur.
4. Faktor kognitif, gejala dan gangguan kecemasan olahraga tampak pada diri atlet dalam
wujud tidak bisa berkonsentrasi, berpikir tentang hal-hal yang tidak berhubungan, dan
pikiran negatif yang mengganggu konsentrasi

Diantara beberapa masalah psikologi seputar keolahragaan, kecemasan olahraga


merupakan salah satu masalah psikologi yang sering dialami para atlet. Menurut Smith,
Smoll, Cumming, dan Grossbard, (2006) kecemasan olahraga merupakan keadaan bagian
otak yang berbeda, dimana bagian otak tersebut terlibat dalam berbagai aspek kecemasan
olahraga ketika bertanding, khususnya perbedaan kognitif dan somatik, meski mereka
berinteraksi satu sama lain,kecemasan kognitif da somatik dapat terjadi sewaktu-waktu.
E. SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, tentunya para atlet sangat membutuhkan cara atau
jalan keluar dari masalah-masalah yang mereka alami tentang percaya diri pada saat akan
menghadapi pertandingan.
Di dalam jurnal yang di teliti oleh Jessi Triana dkk ,ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri (Rahayu,2013), yaitu:
a. Orang tua
Orang tua merupakan faktor terpenting dalam membangun kepercayaan diri anak.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat menentukan
baik buruknya kepribadian anak.
b. Lingkungan
Pendidikan ditempat latihan merupakan salah satu contoh lingkungan yang sangat berperan
penting dalam menumbuh kembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan sekolah
memegang peranan penting dalam kegiatan sosialisasi. Dengan demikian, kegiatan belajar
dapat meningkatkan kepercayaan diri anak.
Lauster (1992) mengemukakan aspek-aspek kepercayaan diri dari yang positif,yaitu:
a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif individu tentang dirinya bahwa ia
mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.
b. Optimis, yaitu sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi
segala hal tentang diri,harapan dan kemampuan.
c. Objektif, yaitu sikap individu yang memandang permasalahan ataupun segala sesuatu
sesuai dengan kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab, yaitu kesedihan individu untuk menanggung segala sesuatu yang
telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional dan realistis, yaitu kemampuan menganalisis suatu masalah,sesuatu hal,
sesuatu kejaadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan
sesuai dengan kenyataan.

F. KESIMPULAN
Menjadi seorang atlet yang berprestasi tentunya keinginan bagi setiap atlet, namun untuk
mencapai sebuah prestasi yang memuaskan maka tentunya akan memerlukan usaha yang
memiliki tingkat yang baik pula. Dengan usaha demikian akan mempermudah jalan bagi atlet
untuk meraih kemenangan. Namun sebaliknya, jika usaha yang dilakukan tidak menghasilkan
hasil yang baik pula,maka perlu bagi atlet untuk berusaha lebih keras lagi dengan catatan diatas
kemampuan masing-masing. Putus asa pada hasil yang didapatkan tentu ada pada setiap
atlit,tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bangkit dan memperbaiki semuanya
dengan baik,meningkatkan kepercayaan diri,berusaha dan bersikap optimis untuk
kedepannya,menjaga kondisi psikologis tubuh untuk mengahadapi segala tekanan dan hasil
yang didapatkan.

G. DAFTAR PUSTAKA
Dari Khoirul Nisa, Miftahul Jannah, 2021, Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Ketangguhan
Mental Atlet Bela Diri, Jurnal Penelitian Psikologi, Vol 08(3) 36-45
Jessi Triana, Sapto Irawan, Yustinus Windrawanto, 2019, Hubungan Antara Kepercayaan Diri
Dengan Kecemasan Bertanding Atlet Pencak Silat Dalam Menghadapi Satlaga Cup 2018,
Jurnal Psikologi Konseling, Vol 15(2) 452-461
Agnes Safitri, Miftakhul Jannah, 2020, Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan
Olahraga Pada Atlet Judo, Jurnal Penelitian Psikologi, Vol 07(3) 51-58

Anda mungkin juga menyukai