Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI OLAHRAGA

KEPEMIMPINAN DALAM OLAHRAGA

Dosen Pengampu:
Prof.Dr.Kamal Firdaus,M.Kes., AIFO
Dessi Novita Sari,S.Pd.M.Pd

Oleh :
KELOMPOK 4:
1. DONY SUKMAJAYA (21086157)
2. EDO FERNANDO (21086158)
3. FUJA KIRVALANI (21086370)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Maka


makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan penulisan makalah ini
adalah guna menyelesaikan tugas kelompok untuk  Mata Kuliah Psikologi Olaharaga.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan disana-sini dalam penulisan
makalah ini. Masih banyak yang harus diperbaiki dan disempurnakan lagi. Untuk itu,
penulis tetap mengharapkan beragam saran, masukan, maupun kritik yang
membangun  dari para pembaca.  Demikian harapan dari penulis, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca,  khususnya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
Psikologi Olahraga ini. Demi kelancaran dan terlaksananya proses pembelajaran yang
lebih baik.

Padang, September 2022

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................3
C. TUJUAN....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. KEPEMIMPINAN DALAM OLAHRAGA.............................................................5
B. SYARAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN..............................7
C. KEKUASAAN OLAHRAGA DALAM BIDANG POLITIK..................................7
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN........................................................................................................10
2. SARAN....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemimpin besar muncul pada tempat yang tepat pada pendidikan jasmani.
kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan berbagai dimensi kehidupan, yang
akan menentukan baik buruknya sebuah organisasi atau kelompok. Semakin baik
dalam kepemimpinannya maka semakin baik pula perkembangan kelompok
tersebut dan semakin buruk system kepemimpinan dalam sebuah kelompok atau
organisasi maka akan semakin buruk pula perkembangannya. Jadi kepemimpinan
memegang peranan yang vital selain faktor-faktor yang mempengaruhinya.
kepemimpinan menurut para pakar, perbedaan seorang pemimpin dengan
instruktur, cara-cara untuk memilih atau menentukan seorang pemimpin yang
ideal atau sesuai dilihat dari aspek-aspek tertentu, pendekatan-pendekatan dalam
gaya kepemimpinan baik dalam bidang olahraga dan non-olahraga serta masih
banyak pembahasan yang berhubungan dengan aspek-aspek kepemimpinan yang
ideal atau yang diharapkan. Mendefinisikan karakter dan perilaku olahraga yang
baik adalah sulit. Kita semua pada umumnya tahu apa istilah-istilah ini tapi kita
jarang mendefinisikan yang tepat.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
kehidupan seseorang karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan
kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat membentuk
pribadi yang bertanggung jawab, cerdas dan kreatif. Pembentukan karakter
bangsa dapat dilakukan salah satunya melalui olahraga. Dengan olahraga kita bisa
kembangkan karakter bangsa, sportivitas sekaligus merekatkan persatuan bangsa.
Atas dasar tersebut, semua komponen bangsa harus memberikan andil dalam
memajukan olahraga nasional.
Pepatah dalam dunia olahraga, “Men Sana in Corpora Sanno” yaitu
didalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat pula. Falsafah tersebut
menggambarkan bahwa dalam rangka peningkatan kualitas hidup baik secara
batiniah dan kualitas kerja jasmaniah, pencapaian sehat bugar sangat dibutuhkan.
Dalam situasi tersebut, olahraga merupakan media pendidikan yang seharusnya
dan selayaknya menjadi pilar keselarasan serta keseimbangan hidup sehat dan
harmonis. Olahraga merupakan pilar penting karena jiwa fairplay, sportivitas,
team work, dan nasionalisme dapat dibangun melalui olahraga. Melalui aktivitas

3
olahraga kita banyak mendapatkan hal-hal yang positif. Olahraga bukan sekedar
kegiatan yang berorientasi kepadafaktor fisik belaka, olahraga juga dapat melatih
sikap dan mental kita.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam olahraga?
2. Apa saja syarat yang harus dimiliki seorang pemimpin?
3. Bagaimana kekuasaan olahraga dalam bidang politik?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kepemimpinan dalam olahraga.
2. Mengetahui syarat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
3. Mengetahui kekuasaan olahraga dalam bidang politik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEPEMIMPINAN DALAM OLAHRAGA


Kepemimpinan adalah proses timbal balik/reciprocal, dimana individu
diperbolehkan mempengaruhi dan motivasi yang lain untuk mempermudah
pencapaian yang saling memuaskan kelompok dan tujuan tertentu.Kepemimpinan
penting dalam semua olahraga karena mempengaruhi perilaku.Tim kapten,
manager dan pelatih semua harus memiliki kepemimpinan kualitas, mereka juga
harus pria dan wanita.
Faktor sukses yang paling penting dari seseorang pelatih adalah membantu
atlet untuk meningkatkan keterampilan atletikbmereka dalam berbagai tugas di
pengembangan berurutan dan penguasaan keterampilan dasar untuk pemula,
dengan fisik yang lebih khusus, persiapan teknis, taktis dan psikologis atlit elit
(Martens,1987;Bompa, 1983).Fungsi-fungsi ini biasanya dilakukan oleh pelatih
terlibat dalam perilaku kepemimpinan yang efektif memunculkan tindakan yang
sesuai dari atlet untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dalam situasi kompetitif
atau praktek.
Jenis perilaku kepemimpinan yang ditampilkan oleh pelatih dapat memiliki
dampak yang signifikan terhadap kinerja dan kesejahteraan psikologis
atlet.Akibatnya, perilaku pembinaan yang efektif bervariasi diseluruh konteks
tertentu sebagai karakteristik atlet dan perubahan situasi yang diresepkan.Konteks
situasi olahraga dan karakteristik pelatih dan atlet sendiri mendikte perilaku
kepemimpinan yang tepat.
Jadi apa yang membuat kepemimpinan baik, akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Komunikasi keterampilan
2. Motivasi tinggi
3. Memiliki tujuan yang jelas
4. Empati
5. Menjadi baik atau memiliki pengetahuan olahraga sendiri

5
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.Chelladurai
mengidentifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu
sebagai berikut:
1. Karakteristik situasi
2. Karakteristik kepemimpinan
3. Karakteristik orang-orang yang harus dipimpin (kelompok)
Jika kepemimpinan adalah pemimpin yang muncul mereka biasanya akan
dihormati lebih banyak dan memiliki dukungan dari tim karena mereka telah
memilih orang tersebut mereka ingin memimpin mereka.Sedangkan pemimpin
yang diresepkan tidak selalu pilihan terbaik sebagai “Kebencian sering terjadi
jika tim sudah memiliki kohesi yang baik (sebelum kapten dipilih) atau jika ada
individu dalam anggota tim struktur merasa harus mereka memimpin.
Tugas pemimpin berorientasi atau orang juga berbeda-beda mendapatkan
rasa hormat dengan cara yang berbeda.Fielder (1967) mengatakan, tugas
berorientasi pemimpin adalah merekan yang memiliki keterampilan aktifitas yang
baik terkait pengetahuan.Mereka adalah orang-orang yang dapat memimpin tim
karena pemahaman mereka tentang tugas dan mereka pemimpin karena dari
pengetahuan dan pengalaman untuk memberitahu atlet atau pemain bagaimana
mereka akan harus melatih atau melakukan sehingga mereka dapat mencapai
tugas mereka.
Orang yang berorientasi pemimpin dengan baik antar pribadi keterampilan
dan tahu bagaimana untuk mendapatkan yang terbaik dari setiap pemain, mereka
juga motivator yang baik.Mereka tertarik pada kesejahteraan para pemain, lebih
dari tugas di tangan.Mereka percaya bahwa jika pemain senang dan semangat tim
yang tinggi, mereka akan lebih baik.

B. SYARAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN


1. Kepribadian Pemimpin
Pelatih dan guru merupakan seseorang pemimpin, yang menjadi pusat
perhatian atlet atau subjek didiknya.Oleh karena itu, sebisa mungkin pelatih
atau guru dapat mejadi seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang
dapat menjadi panutan bagi atlet atau anak didiknya.Menurut Gardon W
Allport (1937) “Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu

6
sebagai sistem psiko-fisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.
Watak menurut Allport : “character is personality evaluated and personality
is character devaluated”.Tempramen menurut Suryabrata (1990) adalah
disposisi yang erat kaitannya dengan faktor biologis dan fisiologis.Karena
sedikit sekali modifikasi dan perkembangannya.Menurut Allport, tempramen
adalah bagian khusus dari kepribadian, “karena rangsang emosi, kekuatan dan
kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara dari
fluktuasi dan intensitas suasana hatinya, gejala ini tergantung pada factor
konstitusional dan karenanya berasal dari keturunan.
2. Citra seorang Pemimpin
Pemimpin yang ideal harus tergambar pada diri tiap-tiap objek didik karena
mereka akan membayangkan dan akan terdorong untuk mewujudkan dan
meniru sesuatu yang ideal baginya.Berikut ciri pemimpin yang ideal yaitu:
a. Kepribadian dan moral yang ideal yaitu orang yang jujur, setia, memiliki
komitmen pada kelompok yang dipimpinnya, bersikap dan bertindak
sesuai dengan norma.
b. Memiliki kelebihan pengetahuan dan kemampuan akal, yang oleh
gerungann (1980) disebutkan dia hal yang penting dalam citra seeorang
pemimpin yaitu:
1) Memiliki “Social Perception” atau penglihatan sosial ialah memiliki
kecakapan untuk cepat melihat dan memhami akan perasaan-perasaan,
sikap-sikap dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompoknya.
2) Memiliki “Ability in abstract thinking” atau memiliki kecerdasan
yang lebih tinggi dari kecerdasan yang dimiliki anggota kelompok
dipimpinnya.
3) Memiliki “Emotional Stability” atau stabilitas emosional, sehingga
mampu menghadapi gejolak emosional yang terdapat pada dirinya
tidak mudah marah, putus asa, dapat menguasai diri dan sebagainya
dan tetap berpikir jernih dan baik.Lawan dari “emotional stability”
adalah “emotional enstability” atau ketidakstabilan emosi.Mereka
yang tidak mengalami ketidakstabilan emosi karena perasaan marah
dan pikiran negatif lainnya akan mudah dipengaruhi dan mendominasi
perasaan lainnya.

7
4) Sehat dan terampil karena seorang pemimpin harus mampu bekerja
keras melebihi anggota-anggotanya.

C. KEKUASAAN OLAHRAGA DALAM BIDANG POLITIK


Ketika pada Piala Dunia 1990 Maradona diangkat oleh Presiden menem
sebagai Duta resmi Argentina , maka sang legenda Argentina itu menjadi menjadi
simbol konkret identifikasi antara olahraga dan politik.Pertalian erat antara
olahraga dan politik bukanlah suatu yang baru.Bahkan bukan hanya dengan
politik.Sebab olahraga memiliki multimakna seperti social, ekonomi, politik atau
ideologi dan kesehatan.
Dictator Adolf Hitler juga pernah memanfaatkan Federasi Sepak Bola (DFB)
untuk propaganda politik Nazi.Dia mengatakan, “orang besar adalah pelari
marathon sejarah”.Dictator lainnya, Bennito Mussolini, merasa penting dirinya
ditampilkan dalam pose-pose olahraga seperti bermain anggar, tenis atau naik
kuda. Bagi mussolini seorang politikus sejati haruslah serentak merupakan simbol
kejantanan sportif. Sedangka bagi kaum sosialisasi olahraga adalah manifestasi
penting semangat ideal kolektivisme yang rasional dan higenis. Jadi dari pertalian
antara olahraga dan politik atau idiologi sudah tampak betapa olahraga dalam
peradaban modern, bukan lagi sedekar kegiatan yang netral melainkan kental
sekali kandungan multimakna itu.
Sepak Bola dan demokrasi bisa dilihat lebih dalam, sepak bola memang
mengajarkan lebih banyak mengajarkan hal tentang politik, strategi memenangkan
pertarungan politik, dan keterlibatan politik, dan keterlibatan politik didalamnya
atau bisa juga disebut dengan demokrasi.Dalam demokrasi yang didahulukan
adalah kepentingan umum atau kepentingan bersama, kemudian barulah
kepentingan pribadi atau kelompok.Tujuan utama demokrasi adalah menciptakan
ruang bagi tercipta keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Demikian juga dalam sepak bola, sebagai sebuah permainan tim.Dalam Sepak
bola, yang diutamakan adalah kebersamaan sebagai sebuah tim, setelah itu
pribadi.Pertandingan sepak bola antar bangsa, misalnya yang didahulukan adalah
kepentingan dan kehormatan bangsa dan negara, kemudian baru kepentingan
pribadi atau klub.Apabila dalam politik, partai politik adalah arena atau lapangan
politik milik rakyat dalam membangun demokrasi, maka dalam sepak bola
lapangan hijau menjadi “lapangan politik’’ milik rakyat untuk membangun

8
kepentingan bersama.Dalam hal ini sepakbola dapat mengerjakan bagaimana
seharusnya sebuah pementasan arena politik partai dan para pendukungnya dalam
menjalankan tugas politiknya, yakni fair play.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Olahraga merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai alat
pembentukan karakter manusia. Olahraga dengan slogan sport for all, merupakan
langkah awal yang strategis menuju pembentukan karakter. Pembentukan
karakter selain dilandasi oleh budaya nasional juga diwarnai oleh budaya dan ciri
khusus cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu untuk mengangkat citra
Indonesia di mata dunia maka salah satu cara adalah membangun kebesaran
Indonesia kembali bangunlah olahraganya. Dengan berolahraga, banyak karakter
positif yang dapat terbentuk pada perilaku olahraga tersebut. Melalui olahraga,
seseorang akan memiliki tanggungjawab, rasa hormat dan memiliki kepedulian
dengan sesame.
Nilai-nilai ketekunan, kejujuran dan keberanian juga dapat diperoleh dari
aktivitas olahraga dan tentu masih banyak lainnya. Selain itu merupakan langkah
awal untuk memposisikan kembali olahraga dalam pembentukan karakter
pemimpin. Dalm hal ini wacana ini merupakan salah satu bentuk perspektif baru
mengenai pembangunan kewarganegaraan yang perlu terus dikembangkan.
B. SARAN
Apa bila terdapat kesalahan dalam pengetikan terlebih dahulu penulis minta
maaf penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun
terhadap makalah ini agar bisa memperbaiki dan belajar dari kesalahan. Semoga

9
maklalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, atas kritikan dan sarannya penulis
mengucapkan banyak terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syafruddin, Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta,
Grasindo. 1990
Antonuccio, DO, Davis, C, Lewinsonh, PM, & Breckenridge, JS
(1987). Variable Terapis Terkait dengan Kekompakan dalam Kelompok
Perlakukan Untuk Depresi. Kelompok kecil perilaku, 18,557-564.
 

10

Anda mungkin juga menyukai