Anda di halaman 1dari 7

Critical Journal Review

M.K Sosiologi Olahraga


Pendidikan Kepelatihan olahraga
CRITICAL JURNAL REVIEW

“Tindakan Kekerasan Suporter Sepak Bola Dalam Persepektif Sosiologi Olahraga”

DOSEN PENGAMPU: Yan indra siregar. S.pd., M.pd


Di Susun Oleh:

RIZKY AKBAR 6191121008

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGAFAKULTAS ILMU


KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
I. IDENTITAS JURNAL

1 Judul Tindakan Kekerasan Suporter Sepak Bola Dalam Persepektif Sosiologi


Olahraga
2 Jurnal Jurnal Sport Activity
3 Download https://ejournal.bbg.ac.id/penjaskesrek/article/view/1113/1058
4 Volume Volume 7 No.2 (2020)
5 Tahun 2020
6 Penulis Ikhwan Abduh
7 Reviewer Rizky Akbar
8 Tanggal 11 November 2020

II. PEMBAHASAN JURNAL

1 Tujuan Menelusuri penyebab terjadinya tindakan kekerasan pada


Penelitian supporter PSM Makassar kemudian dikaji dalam sudut pandang
sosiologi olahraga.
Subjek
Penelitian basis supporter The Macz Man PSM Makassar .
Assesment Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan
Data pendekatan yang bersifat fenomenologi.
2 Pendahuluan Sosiologi olahraga memandang kekerasan dalam olahraga sebagai
bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan
pertikaian(Pomatahu & Tumaloto, 2019). Kekerasan dapat terjadi dari
proses pertikaian, pertikaian yang dimaksud adalah usaha
untuk menjadi yang terbaik namun terkadang metode atau cara dalam
proses menjadi yang tebaik terkadang tidak sejalan dengan
kelompok lain sehingga terjadi konflik atau pertikaian yang pada
akhirnya terjadi tindakan kekerasan. Telah ada penelitian sebelumnya
yang meneliti tentang kekerasan dalam olahraga misalnya
(Rumpoko, 2018)yang menemukan bahwa terkadang bentrokan
terjadi antar supporter karena sebagian menganggap bahwa
mendukung tim andalan adalah satu kebanggan dan apabila kalah
akan menjadi aib bagi mereka dan penyebab yang lain bahwa
kekerasan terjadi karena sebagian supporter melakukan judi sehingga
apabila kalah akan menyulut emosi para supporter. Penelitian yang
lain adalah (Rookwood & Spaaij, 2017)yang mengkaji tentang
pola perkembangan mengenai tindak kekerasan pada supporter sepak
bola di berbagai Negara di Eropa. Seringnya terjadi tindakan
kekerasan supporter di Indonesia pada umumnya dan di Makassar
pada khususnya sehingga penelitian ini bertujuan mengungkap factor
yang menyebabkan tindakan kekarasan yang terjadi pada supporter sepak
bola PSM Makassar yang dilakukan pada kelompok supporter The
Macs Man yang kemudian akan ditinjau dari perspektif sociologi
olahraga.

Artikel 1 Kekerasan pada anak merupakan masalah kompleks. Bentuk, penyebab,


dan dampak kekerasan sangat bervariasi di setiap kasusnya. Melakukan
identifikasi terhadap kekerasan merupakan salah satu langkah awal untuk
memahami kondisi pengasuhan dan digunakan sebagai dasar untuk
melakukan intervensi pencegahan kekerasan tersebut. Kekerasan bukan
menjadi perlakuan yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini
mengingat dampak yang akan dirasakan oleh anak akan terbawa hingga
dewasa. Dengan memahami penyebabpenyebab kekerasan, semestinya
perilaku tersebut dapat dicegah untuk menjaga pengasuhan yang
berkualitas serta membentuk anak-anak tumbuh yang bahagia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 14 pilihan bentuk kekerasan, yang
paling banyak dilakukan orangtua terhadap anak adalah mencubit dan
memelototi. Kecamatan Gedongtengen memberikan respon paling banyak
hampir di setiap bentuk kekerasan. Alasan terbanyak orangtua melakukan
kekerasan adalah untuk mendisiplinkan anak. Hal ini menyebabkan anak
menangis ketika orangtua melakukan kekerasan terhadap mereka.
Artikel 2 Telah terjadi bentrok antara pendukung persija jakarta The Jak Mania dan
juga The Maczman pendukung PSM Makassar yang terjadi di tebet dan
nampak terlihat diCCTV terjadinya bentrokan ini mengakibatkan
kerusakan disekitar jalan tetapi sykurnya tidak ada korban pada kejadian
bentrok kali ini . Menurut warga bentrokan mengakibatkan pelemparan
batu antara kedua kubu. Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan akan
menyelidiki kasus ini dan mengungkap siapa dalang masalah dalam
bentrok ini. Polisi mengecek kamera pengawas alias Closed Circuit
Television (CCTV) di lokasi bentrok suporter klub sepak
bola Persija Jakarta atau Jakmania dengan The Macz Man, sebutan
pendukung PSM Makassar di sebuah kafe kawasan Tebet, Jakarta
Selatan. Polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan terkait kasus
tersebut."Nanti kita cek," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan,
Kompol Andi Sinjaya saat dikonfirmasi, Selasa (6/8).Sejauh ini belum
ada yang diamankan atas peristiwa itu. Saat petugas datang pun massa
sebagian bergegas membubarkan diri."Nggak ada. Karena kita datang
mereka bubar. Sempat diinterogasi orang-orang juga nggak tahu itu siapa
dan dia langsung pergi gitu aja," jelas dia.Menurut Andi, tidak ada korban
jiwa atas bentrokan Jakmania dengan The Macz Man di kafe tersebut.
"Udah clear kok, udah aman. Cuma gesekan omongan-omongan mulut,"
Andi menandaskan.Suporter klub sepakbola Persija Jakarta, Jakmania
terlibat bentrok dengan pendukung PSM Makassar di depan rumah makan
Daeng Tata, Tebet, Jakarta Selatan.Bentrokan terjadi usai laga final Piala
Indonesia antara PSM Makassar vs Persija Jakarta yang digelar di Stadion
Andi Mattalatta, Makassar, Selasa (6/8).Salah satu saksi mata di lokasi
kejadian, Narno menuturkan, bentrokan terjadi saat azan magrib
berkumandang. "Di Daeng Tata ada nobar suporter PSM Makassar," ujar
Narno kepada Merdeka.com. Ketua RT 11 Tebet itu mengatakan,
bentrokan dipicu adanya provokasi dari suporter PSM Makassar.
Menurutnya, suporter PSM yang justru melempari Jakmania yang sedang
melintas."Suporter PSM yang nobar itu melempari yang lewat depan situ.
Langsung bentrok. Ya mereka lempar batu, lempar botol," katanya
Artikel 3 Perspektif sering kita kenal denganmakna yang lebih mudah yaitu
sudutpandang.Bagaimana seseorang menilai, memandang suatu
fenomena sosial yang ada.Sudut pandang setiap individu tentunya
berbeda-beda, satu sama lain saling melengkapi atau bahkan saling
mengkritisi.Obyektif yang dimaksudkan di sini adalah apabila
dengan obyektifitas kita melakukanpengukuran nilai terhadap ilmu,
maka ilmu yang ukur sama sekali tidak obyektif. Namun, jika
melalui kaca mata obyektifitas tersebut anda melakukan standarisasi
(standardization), makailmu menjadi benar-benar obyektif. Jika
tidak bisa dikatakan sebagai hal yang obyektifsetidaknya anda
telah berusaha untuk obyektif. Standarisasi yang dimaksud disini
tentu saja menganut kaidah-kaidah yang telah diletakan oleh Comte.
Dalam konteks ini yang terjadi kemudian adalah para ilmuan berupaya
memandang dunia ini melewati sebuah cara yang serupa dengan yang
digunakan oleh orang lain.Mereka juga menggunakan metode yang

sama danmelihat hal yang sama pula. Tradisi sosiokultural biasanya


dieratkan ketika seorang individu berada dalahubungan suatu
kelompok ataupun komunitas. Pendekatan sosiokultural dalam
teori komunikasi mengedepankan dalam cara bagaimana atau tata
cara pemahaman orang, maksud/arti, norma-norma, aturan dan
peran yang dipecahkan secara interaktif di dalam komunikasi.
Teori menyelidiki interaksi dunia di mana orang-orang hidup,
mengusulkan sebagai fakta gagasan dimana kenyataanbukanlah suatu
sasaran satuan pengaturan yang berada di luar tetapi dibangun

melalui suatu proses interaksi di dalam kelompok, kultur dan


masyarakat. Komunikasi antar budaya tak dapat dielakkan dari
pengertian kebudayaan(budaya).Komunikasi dan kebudayaan tidak
sekedar dua kata tetapi dua konsep yangtidak dapatdipisahkan,
“harus dicatat bahwa studi komunikasi antar budaya dapatdiartikan
sebagai studiyang menekankan pada efek kebudayaan terhadap
komunikasi Definisi yang paling sederhana dari komunikasi
antarbudaya adalah menambah kata budaya ke dalam pernyataan
“komunikasi antara dua orang/lebih yang berbeda latar belakang
kebudayaan“ dalam beberapa definisi komunikasi di atas. Kita juga
dapat memberikan definisi komunikasi antarbudaya yang paling
sederhana, yakni komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh
mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan. Stereotype merupakan
salah satu masalah yang timbul dalam sebuah
komunikasi.Pengidentifikasian suatu kelompok dengan stereotype yang
telah disandang oleh kelompok tersebut sering menimbulkan penilaian
yang prematur. Hanya berdasarkan peristiwa yang pernah dilakukan tak
berarti nilai tersebut akan melekat selamanya, tetapi tidak demikian
yang terjadidalam masyarakat,stereotype atau lebih mudahnya kita
sebut sebagai anggapan atau dugaan, akan selalu melekat dengan
kelompok tersebut, tidak peduli apakah sudah ada perubahanmaupun
tidak. Kebudayaan stereotype diciptakan melalui sosialisasi, peran
media, norma dan hukum. Media berpengaruh besar membentuk
stereotype masyarakat, melalui tayangan -tayangannya media telah
berhasil membentuk kelompok yang terstereoty pekan dan kelompok
yang menilai hal tersebut. Norma dan hukum turut berperan
juga dalam pembentukanstereotype,sebuah norma dan hukum yang
telah dijalankan oleh sebuah kelompok menjadi stereotype tersendiri
bagi kalangan tersebut.Sepakbola begitu dekat dengan kekerasan.
Apalagi di Indonesia, citra suporter sudah mendapat cap buruk dari
masyarakat karena seringnya terjadi kekerasan dan kerusuhan pada
pertandingan sepakbola (Rusli Lutan dalam Handoko,2008).
Fanatisme bisadimaknai ketika pikiran seseorang sangat terpaku
sehingga mereka tidak akan menanggapi diskusi atau argumen
apapun, serta fanatisme terjadi ketika pertimbangan-pertimbangan

fisik mengalahkan rasionalitas. Dalam kehidupan bermasyarakat kita


selalu di hadapkan dengan berbagai macam masalah atau konflik.
Konflik bisa datang dengan sendirinya, entah konflik dengan orang
lain atau dengan keluarga kita sendiri. Konflik dalam kehidupan pasti
selalu ada dan tidak dapat di hilangkan. Konflik hanya dapat
dicegah agar masalah yang timbul tidak semakin besar dan parah.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri -ciri yang di bawah
individu dalam suatu interaksi. Dengan diba wah sertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar
dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernahmengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan

hilangnya masyarakat itu sendiri. Aksi pelemparan botol-botol air


mineral, batu, ejekan dan cemoohan terhadap pemain dari tim lawan
yang berbau SARA, merupakan gambaran prilaku anarkis supporter
didalam lapangan.Terjadinya kerusuhan oleh supporter yang kerap
mewarnai persepakbolaan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor.
Baik dari segi keamanan, pemerintahan, panitia penyelenggara
perekonomian, sosiologis masyarakat dan banyak hal lain. Fenomena
anarkisme yang kerap mewarnai pertandingan sepak bola juga
ditenggarai oleh sikap atlet sepak bola Indonesia yangbanyak belum
menganut paham Sportivitas dan Fair Play dalam pertandingan
olahraga sehingga berimbas pada kefanatisan supporternya.
Artikel 4 Tim penyidik Polrestabes Bandung yang mengawal kasus pengeroyokan
suporter Jakmania, Haringga Sirla, 23 mendatangi Kejaksaan Tinggi
Negeri (Kejari) Bandung, Senin (8/10). Kedatangan mereka untuk
menyerahkan dua pelaku pengeroyokan Haringga yang masih di bawah
umur yaitu ST, 16 dan DN, 16, ke Kejaksaan.Sebelumnya, dua pelaku
yang masih di bawah umur ini hanya dijerat Pasal KUHP 170 tentang
penganiayaan.Namun penyidik meminta adanya penambahan Pasal
KUHP 338 yaitu pembunuhan.Ketua tim pengacara pelaku, Dadang
Sukmawijaya mengatakan berkas tersebut sedikit ada proses penambahan
pasal. Maka saat ini berkas belum dinyatakan lengkap atau masih
P19."Semula hanya Pasal 170, namun di sisi lain ada informasi dari
penyidik harus ada penambahan pasal menyangkut berkaitan dengan
Pasal 338. Nanti progresnya, dari penyidikan akan melengkapi berkas-
berkas apakah hari ini tahap dua atau masih P19," ungkapnya.Tapi, kata
dia, jika hari ini Senin (8/10), masih P19 dalam artianya berkas belum
terlengkapi, maka dua pelaku ini harus keluar dari hukum terlebih dahulu
atau ditampung di Lembaga Penyelenggara Kesejateraan Sosial (LPKS)
di Bandung."Bandung ada LPKS Bahtera yang menampung berkaitan
dengan anak-anak yang berhadapan dengan hukum.Kalau hari ini tidak
bisa melengkapi P19 otomatis anak ini harus diarahkan di LPKS
Bahtera," tuturnya.Pasalnya jika penahanan, per hari ini dari proses 15
hari penyidikan otomatis proses pelaku harus P21. Sedangkan jika belum
lengkap atau masih P19 maka harus dilengkapi dahulu oleh penyidik
perihal pemberkasan penambahan pasal KUHP 338.Untuk diketahui,
pelaku dan tim penyidik tiba di Kejari Bandung pukul 10.10 WIB.
Hingga pukul 12.00 WIB masih di dalam ruangan pidana umum
(Pidum).“Sementara ini ada di ruangan sedang menunggu proses
pemeriksaan dari kejaksaan. Yang mana pemeriksaan ini masih nunggu
apakah masih P19 atau P21. Karena di sini ada berkas yang harus
dilengkapi oleh penyidik perihal pasal,” tandasnya
Artikel 5 Berdasarkan data Save Our Soccer, Haringga Sirla menjadi korban tewas
ke-76 akibat kekerasan di ranah sepak bola sejak 1994. Data itu
menyebutkan, sebagian besar korban tewas terjadi akibat menjadi korban
pengeroyokan. Jumlahnya mencapai 22 orang. Faktor lain yang
menyebabkan kematian suporter adalah jatuh dari kendaraan (17 orang),
tusukan benda tajam (14 orang), dan pukulan benda keras (11 orang).
Seperti apa data korban kekerasan yang menewaskan suporter? Berikut 
Kesimpulan Factor penyebab terjadinya tindakan kekerasan supporter sepakbola The
Macz Man PSM Makassar adalah fanatisme yang berlebihan
terhadap club yang di bela, penyebab yang lain juga diakibatkan oleh
perasaan dirugikan sehingga mengakibatkan tindakan yang dapat
memicu agresifitas yang mengarah terhadap tindakan kekerasan.
Pemberitaan di media yang terkadang menampilkan adegan
kekerasan memiliki dampak terhadap tindakan kekerasan supporter,
selain itu karakteristik daerah juga memiliki andil dalam menciptakan
tindak kekerasan dalam olahraga yang dilakukan oleh supporter.
Penyebab lainnya adalah karakteristik dari olahraga yang ditonton,
apabila banyak kontak fisik akan lebihmudah mudah memicu tindak
kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai