Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah: Sosiologi Olahraga

Dosen Pengampu : Yan Indra Siregar, S.Pd, M.Pd.

TINDAKAN KEKERASAN SUPORTER SEPAK BOLA DALAM


PERSPEKTIF SOSIOLOGI OLAHRAGA

Oleh:
Nama : Srindiko Hutapea
Nim : 6193321025
Kelas : PKO E 2019

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan
YME, karena berkat dan ridhonya saya dapat menyelesaikan Critical Journal Review
yang berjudul “TINDAKAN KEKERASAN SUPORTER SEPAK BOLA DALAM
PERSPEKTIF SOSIOLOGI OLAHRAGA” ini.
Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Bapak dosen dan pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, November 2020

Srindiko Hutapea
BAB II
2.1. Identitas Jurnal
Judul Tindakan Kekerasan Suporter Sepak Bola Dalam
Perspektif Sosiologi Olahraga
Jurnal Penjaskesrek
Download https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Jurnal+Sosiologi+olahraga+
&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DuFd6C-WWP6cJ
Volume & Halaman Vol 7, Nomor 2, Oktober 2020
ISSN P-ISSN 2355-0058 E-ISSN 2502-6879
Tahun 2020
Penulis Ikhwan Abduh
Reviewer Srindiko Hutapea
Tgl 08 November 2020

2.2. Ringkasan Jurnal


Olahraga merupakan kegiatan yang mengumpulkan massa yang dalam
jumlah besar sehingga memungkinkan terjadinya konflik oleh berbagai
kepentingan. Fanatisme merupakan suatu situasi dimana seseorang memiliki
faham baik dalam bidang politik maupun agama dan kebudayaan yang kadar
kesukaannya terlalu berlebihan sehingga menimbulkan rasa tidak senang
terhadap faham lain selain yang dianutnya (Lenner, 2019). Di Indonesia
merupakan basis supporter yang sangat besar dan memiliki loyalitas terhadap
club yang luar biasa sehingga menimbulkan fanatisme yang berlebihan terhadap
salah satu club sepak bola. Supporter dalam mengekspresikan fanatisme
terhadap kesebelasan yang didukung biasanya diperlihatkan dengan memakai
berbagai macam atribut club kesayangannya, mengkoleksi foto pemain bintang
dan bahkan rela ikut nonton ke berbagai tempat bertanding kesebelasan yang
didukungnya (Aji, 2018; Pratama, 2017). Sikap anti pati yang terkadang di
tunjukkan oleh oknum ataupun kelompok suporter sepak bola terkadang
ditunjukkan dilapangan maupun dijalan setelah pertandingan. Agresif dan
kekerasan telah menjadi bagian kebiasaan kehidupan yang harus dijalani umat
manusia sejak lama dan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
meskipun hal tersebut memiliki efek negative yang tidak ada habisnya. Agresi
dan kekerasan yang terjadi dalam acara olahraga dan pertandingan sepak bola
karena masalah sosial penonton yang menyaksikan pertandingan dilapangan
maupun melalui media lain, aksi kekersan supporter tersebut diistilahkan dengan
hooliganisme (Gumusgul & Acet, 2016). Saat ini semakin banyak tindakan
kekerasan yang dijumpai pada konteks social maupun professional, perjuangan
dalam meraih kemenangan dengan tanpa didasari sikap sportifitas dapat
menyebabkan penderitaan fisik atau emosional terhadap lawan dan pada
akhirnya mengakibatkan tindak kekerasan antar pemain (Urzeala & Teodorescu,
2018). Fenomena kekerasan dalam olahraga baik supporter dalam olahraga
sepak bola menjadi topic yang sangat banyak di beritakan dimedia massa dan
bahkan merenggut nyawa supporter (Tamtomo, 2018).

BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL
3.1. Kelebihan Jurnal
Kelebihan Jurnal ini dapat dilihat pada abstrak yang jelas, sehingga hanya
membaca abstrak saja pembaca dapat mengetahui hasil dari jurnal yaitu dilihat dari
penelusuran penyebab terjadinya tindakan kekerasan pada supporter PSM Makassar
kemudian dikaji dalam sudut pandang sosiologi olahraga.
Dalam Jurnal penulis juga menjelaskan metode penelitian lebih rinci . Dan
kemudian hasil penelitian ditulis secara singkat padat dan jelas seta mewakili hasil
dari penelitia yang dilakukan.

3.2. Kelemahan Jurnal


Menurut saya Jurnal ini sudah baik. Baik dalam hal penulisan dan isi.

ARTIKEL

Artikel 1 Manchester United merupakan klub sepakbola dengan pendapatan


tertinggi di dunia. Pendapatan yang tinggi dari Manchester United
diduga disebabkan oleh fanatisme para suporternya. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis karakteristik suporter Manchester
United di Indonesia serta menganalisis apakah faktor fanatisme
suporter berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
merchandise Manchester United. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menetapkan suporter Manchester
United di Indonesia sebagai populasi. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan
terdiri dari data primer (kuesioner) dan data sekunder (studi
literatur). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan model persamaan struktural. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa sebagian besar faktor fanatisme suporter yaitu
zeal (semangat), pengultusan, loyalitas dan konsumsi untuk kepuasan
diri sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian merchandise Manchester United.
Artikel 2 Aggression and violence have been a customary part of life that
mankind has had to live with from the beginning of time; it has been
accepted by society even though it expresses endless negativity.
Aggression and violence can find a place in sports events and
football games because of the social problems of the audience
watching the competitions or games, which sometimes fall into the
category of hooliganism. Turkey is one of the countries that should
consider this problem to be a serious social problem. Even during
2014 and 2015, a relatively short period of time, there were
significant hazardous acts committed by hooligans. In February
2014, one supporter was killed after a game between Liverpool and
Arsenal in England; in March 2014, a game between Trabzonspor
and Fenerbahce was left half-finished because of violent acts in the
stadium that caused players in the pitch to believe that they could not
leave stadium alive, although they finally left after a few hours; in
another incident in March 2014, one supporter was killed after a
game between Helsingborg and Djugarden in Sweden; in November
2014, one supporter was killed and 14 supporters were injured before
the game between Atletico Madrid and Deportivo in Spain. These are
all examples of aggression, violence, and hooliganism in football.
This paper aims to discuss aggression, violence, and hooliganism in
football, especially in recent years, and investigate what can be done
to prevent these acts from occurring again in the future by examining
them in hindsight.
Artikel 3 We may think we know what defines religious fanaticism: violent
action undertaken with dogmatic certainty. But the term fanatic, from
the European Reformation to today, has never been a stable one.
Then and now it has been reductively defined to justify state violence
and to delegitimize alternative sources of authority. Unknowing
Fanaticism rejects the simplified binary of fanatical religion and
rational politics, turning to Renaissance literature to demonstrate that
fanaticism was integral to how both modern politics and poetics
developed, from the German.
Artikel 4 The problem of violence against athletes is of growing concern.
However, the scientific literature in this field tends to be specific to
certain forms of violence and does not always provide a clear
portrayal of the problem. To better understand issues concerning
violence against athletes in sport and to identify needs in this area of
research, we must look at violence in a more inclusive way and see
violence against athlete as a global problem. This article presents a
comprehensive overview of the problem of interpersonal violence
against athletes in the sport context. We discuss definitions of
violence in sport through the lens of athletes’ victimization. We also
look at the various manifestations of interpersonal violence against
athletes, the perpetrators involved, the factors associated to the risk
of victimization, and the possible consequences of this violence on
the mental and physical health of athletes. Finally, future directions
for research on this topic are discussed.
Artikel 5 Kekerasan yang menewaskan Haringga Sirla, suporter klub sepak
bola yang menjadi korban pengeroyokan sebelum laga Persib
Bandung melawan Persija Jakarta pada Minggu (23/9/2018),
menambah catatan hitam dari lapangan hijau. Berdasarkan data Save
Our Soccer, Haringga Sirla menjadi korban tewas ke-76 akibat
kekerasan di ranah sepak bola sejak 1994. Data itu menyebutkan,
sebagian besar korban tewas terjadi akibat menjadi korban
pengeroyokan. Jumlahnya mencapai 22 orang. Faktor lain yang
menyebabkan kematian suporter adalah jatuh dari kendaraan (17
orang), tusukan benda tajam (14 orang), dan pukulan benda keras (11
orang).

Kesimpulan

Factor penyebab terjadinya tindakan kekerasan supporter sepakbola The


Macz Man PSM Makassar adalah fanatisme yang berlebihan terhadap club yang di
bela, penyebab yang lain juga diakibatkan oleh perasaan dirugikan sehingga
mengakibatkan tindakan yang dapat memicu agresifitas yang mengarah terhadap
tindakan kekerasan. Pemberitaan di media yang terkadang menampilkan adegan
kekerasan memiliki dampak terhadap tindakan kekerasan supporter, selain itu
karakteristik daerah juga memiliki andil dalam menciptakan tindak kekerasan dalam
olahraga yang dilakukan oleh supporter. Penyebab lainnya adalah karakteristik dari
olahraga yang ditonton, apabila banyak kontak fisik akan lebih mudah mudah
memicu tindak kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai