Anda di halaman 1dari 6

Critical Journal Review

M.K Sosiologi Olahraga


Pendidikan Kepelatihan olahraga

CRITICAL JURNAL REVIEW

“Keikutsertaan Masyarakat Dalam Kegiatan Olahraga”

DOSEN PENGAMPU: Yan indra siregar. S.pd., M.pd


Di Susun Oleh:

SUSI IKESARI 6193321016

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

I. IDENTITAS JURNAL
1 Judul Keikutsertaan Masyarakat Dalam Kegiatan Olahraga
2 Jurnal Jurnal Komunikasi Media Keolahragaan Indonesia
3 Download
4 Volume dan Volume 3. Edisi 1. Juli 2013. ISSN: 2088-6802
Halaman
5 Tahun 2013
6 Penulis Soegiyanto K.S
7 Reviewer Susi ikesari
8 Tanggal 10 November 2020

II. PEMBAHASAN JURNAL

1 Abstrak Isu global yang terkait dengan gaya hidup sehat, salah satunya melalui
Penelitian aktivitas fisik telah menjadi referensi bagi berbagai negara dan institusi
terus mendorong orang untuk aktif terlibat dalam aktivitas fisik,
khususnya melalui kegiatan olahraga. Lembaga atletik di Indonesia
pada umumnya dan Jawa Tengah dan Semarang pada khususnya juga
menggunakan gaya hidup sehat isu global sebagai referensi untuk
mengembangkan program dan menggunakannya sebagai arah dalam
berbagai kegiatan. Dalam banyak kasus, Departemen Ilmu
Keolahragaan FIK Unnes telah berpartisipasi berperan dalam
mempromosikan gaya hidup sehat, baik sebagai sopir dan sebagai mitra
bagi institusi lain..
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi
Penelitian masyarakat di Kabupaten Banyumanik, Gunungpati, Semarang selatan
dan Tembalang. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner
untuk menangkap secara akurat situasi dan kondisi kegiatan olahraga
masyarakat di kota Semarang, dan menyerap “rasa” masyarakat dalam
berolahraga. Instrumen akan menangkap data kualitatif dan data
kuantitatif. Analisis data yang digunakan bersama-sama sesuai dengan
jenis data yang diperoleh dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Subjek masyarakat Kabupaten Banyumanik, Gunungpati, Semarang selatan
Penelitian dan Tembalang
Assesment Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk menangkap
Data secara akurat situasi dan kondisi kegiatan olahraga masyarakat di kota
Semarang, dan menyerap “rasa” masyarakat dalam berolahraga.
Instrumen akan menangkap data kualitatif dan data kuantitatif
2 Pendahuluan .Fakultas Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri Semarang (FIK
Unnes) merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tenaga
kependidikan dalam bidang keolahragaan setingkat fakultas yang ada di
Jawa Tengah. Dalam kerangka visi FIK yang berkarakter, sehat, dan
unggul di bidang keolahragaan dan kesehatan pada tahun 2020,
lembaga ini mengemban misi sebagai berikut: 1) Mengembangkan
sumber daya manusia yang professional di bidang Ilmu Keolahragaan
dan Ilmu Kesehatan Masyarakat; 2) Mengembangkan Ilmu
Keolahragaan dan ilmu Kesehatan Masyarakat melalui kegiatan
penelitian serta mengabdikan kepada masyarakat; 3) Menghasilkan
karya-karya di bidang ilmu keolahragaan dan ilmu kesehatan
masyarakat yang relevan dengan kebutuhan masyarakat; 4)
Mengembangkan pusat kajian olahraga, dan kesehatan masyarakat; 5)
Mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan
berbagai pihak ditingkat regional, nasional dan internasional; 6)
Berperan serta dalam pembangunan olahraga nasional, melalui
penerapan IPTEK mutakhir.Dengan visi dan misi tersebut, FIK Unnes
bertujuan untuk menghasilkan : 1) Lulusan yang bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bermartabat, bertanggung
jawab, berwawasan luas, dan siap melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya; 2) Lulusan yang berkompetensi akademik
dalam bidang Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan
Kepelatihan Olahraga, Ilmu Keolahragaan dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat sesuai dengan jurusan / program studi masing-masing; 3)
Lulusan yang terampil, mandiri, dan mampu bersaing dalam dunia
global; 4) Lulusan yang berkompetensi sebagai peneliti

dan menerapkan serta mengabdikan ilmu dan keterampilannya untuk


memberikan manfaat kepada masyarakat, nusa, dan bangsa.Untuk
mewujudkan semua hal di atas, Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK Unnes
dituntut untuk selalu mengetahui, mencermati maupun menyerap segala
sesuatu yang sedang terjadi dan berkembang di masyarakat, khususnya
masyarakat yang berada di wilayah di mana lembaga ini berada, baik
dalam hal keolahragaan maupun kesehatan. Oleh sebab itu diharapkan
arah dan tujuan pengelolaan pembelajaran, penelitian, maupun
pengabdian pada masyarakat di Jurusan Ilmu keolahragaan FIK Unnes,
senantiasa sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan nyata di
masyarakat.Isu global terkait gaya hidup sehat, salah satunya melalui
aktivitas fisik telah menjadi acuan banyak negara dan lembaga untuk
senantiasa mendorong masyarakat untuk aktif terlibat dalam aktivitas
fisik, khususnya melalui kegiatan olahraga. Lembaga-lembaga
keolahragaan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah serta
Semarang pada khususnya juga menggunakan isu global gaya hidup
sehat sebagai salah satu rujukan untuk menyusun program dan
menggunakannya sebagai arah dalam berbagai kegiatan. Dalam
berbagai kesempatan, Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK Unnes telah ikut
serta berperan dalam mendorong gaya hidup sehat, baik sebagai
penggerak maupun sebagai mitra bagi lembaga lain.
Artikel 1 .PAPER OF THE PRINCIPLES OF SPORT FOR ALL In the way it is
today, the Italian sport system represents an anomaly as regards the rest
of the world: we are the only one country where the National Olympic
Committee, instead of being appointed to the selection and preparation
of the athletes for the Olympic Games, is the manager of the total
national sport.
This situation is due to an old legislative system, born in 1942,
confirmed in the first post-war period and further strengthened by the
arrival of the Totocalcio, that made of CONI (Italian National Olympic
Committee) the financing body of all the Italian sports, giving a new
centrality to it.
The fact that CONI acts as a "Ministry of Sport, directed the
development of the Italian sport to a nearly exclusive advantage of the
sport aimed at selection and absolute performance, at a loss of anyother
form of sport, from the educationall kind to the free time activity.
The contrast was even more evident when, since the 70s, there was an
increase of demand of sport for all, in Italy, as in all the other
industrialized countries.
Sport for all interprets an inclusion philosophy rather than privilege -
like in the absolute performance - the selection of the psycho-physical
attitudes and their valorization aiming at the technical result. Its social
importance found as time went by, numerous acknowledgments of
principle, also from the EU institutions.
A first acknowledgment of sport for all was done by the European
Council (21st-25th March 1975), which recognized at least two
founding principles: the right of every citizen to practice sport, the
importance of the role that sport for all covers in the social-cultural
development of a country, being an instrument with the fundamental
function of preserving the physiological balance of citizens, and also by
answering to some social-cultural needs, such as the need to express, to
communicate, to belong to the society, to make a training on
responsibility. Into the sport for all, of fact, the social aim of practice is
prevailing on the aim of performance.
Artikel 2 The aim of the research was to indicate the main factors of development
declared by the practitioners of the different disciplines of martial arts
and combat sports in selected countries of Central Europe. In particular,
such variables as training location and type of martial arts/combat
sports have been taken into consideration. Five research questions have
been established which should be answered in order to find the solution
to the posed problem. The theoretical perspective for analyses presented
here consists of sociology of sport and humanist theory of martial arts.
This approach results in the need for quantitative and qualitative
analysis of the answers to questions about the barriers of development
according to the variables of the practiced variety (a martial art, a
combat sport) and the place of training. The method of diagnostic
survey has been used. The research was conducted on a group of 500
subjects from south-eastern Poland, Slovakia, Germany and
additionally (for comparison) from England, of which 489 were
accepted for the study. This number includes 137 representatives of
kyokushin karate from Poland, 143 Polish karatekas of non-contact
varieties, 18 representatives of jujitsu and karate from Germany, 37
aikidokas from Poland (a martial art without sportive rivalry), 107
judokas from Poland and 24 judokas from Slovakia, with an additional
23 British rugby players. The selection of the group was deliberate and
complete, taking into account the representatives of various martial arts
and combat sports, with rugby used for comparative purposes.
Practicing martial arts oriented to self-realization, determines the
motivation for their practice, which differs from the motivation in sport
(combat sports). It influences the dominating choices of values-goals
and popularity, thus the development of given varieties. Both martial
arts and combat sports of Asian origin (aikido, judo, jujitsu, karate)
attract practitioners, mainly due to their usefulness in self-defense. The
values connected with training and sportive rivalry (combat sports,
rugby) are also noticed. The variable of place (country) is connected
with the.
Artikel 3 Budaya Fisik dan Olahraga. Studi dan Penelitian diarahkan kepada
perwakilan ilmu sosial olahraga (filsuf, sosiolog, pedagog, manajer
olahraga, dan ahli teori olahraga dari sudut pandang tertentu atau
umum). Tujuan utama jurnal ini adalah untuk menyajikan makalah
terbaru (dan hanya yang terbaik) dari negara-negara Eropa, Barat dan
Timur di dunia. Ini berfokus pada aspek simbolik, aksiologis, dan
komparatif dari olahraga kontemporer. Kami mendedikasikan jurnal ini
untuk humanis, peneliti sosial, pelajar, dan praktisi. Hal ini terkait
dengan disiplin ilmu seperti: filosofi olahraga, sosiologi olahraga,
sejarah olahraga, pedagogi olahraga, psikologi olahraga, manajemen
olahraga, dan terkait dengan aspek sosial teori olahraga umum dan
khusus. Ini berguna dan sangat diperlukan bagi semua ilmuwan di
bidang studi ini.
Artikel 4 Isu global terkait gaya hidup sehat, salah satunya melalui aktivitas fisik
telah menjadi rujukan banyak negara dan institusi yang terus
mendorong masyarakat untuk aktif melakukan aktivitas fisik,
khususnya melalui aktivitas olahraga. Institusi atletik di Indonesia pada
umumnya dan Jawa Tengah dan Semarang pada khususnya juga
menggunakan gaya hidup sehat isu global sebagai acuan untuk
mengembangkan program dan memanfaatkannya sebagai arahan dalam
berbagai kegiatan. Dalam banyak hal, Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK
Unnes turut berperan penting dalam mendorong pola hidup sehat, baik
sebagai penggerak maupun sebagai mitra bagi institusi lain. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat di
Kecamatan Banyumanik, Gunungpati, Semarang Selatan dan
Tembalang. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk
mengetahui secara akurat situasi dan kondisi kegiatan olahraga
masyarakat di Kota Semarang, serta menyerap “selera” masyarakat
dalam berolahraga. Instrumen akan menangkap data kualitatif dan data
kuantitatif. Analisis data digunakan secara bersama-sama sesuai dengan
jenis data yang diperoleh guna mencapai tujuan penelitian. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan: (1) Partisipasi masyarakat dalam olahraga
(2) Remaja berstatus siswa SMA, memiliki kesadaran melakukan
senam, dan Tembalang, rendah, (2) Remaja berstatus siswa SMA,
memiliki kesadaran melakukan Senam, (3) Remaja yang berstatus
pelajar, memiliki kesadaran akan alat pendahuluan / alat olah raga
secara mandiri, (4) Jenis aktivitas fisik yang dilakukan merupakan cara
yang paling sehat.
Artikel 5 Kebutuhan akan kesehatan menjadi suatu hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Dengan berolahraga seseorang dapat
menjaga kesehatannya agar tidak mudah sakit.Manfaat dari berolahraga
dapat dirasakan oleh masing-masing individu. Manfaat tersebut antara
lain dapat membantu melindungi dari tekanan darah tinggi, obesitas,
nyeri punggung, dan dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi
stress dan menjaga stamina tubuh agar selalu sehat.Manfaat berolahraga
sendiri dapat dicapai secara maksimal dengan mengikuti rekomendasi
dari para ahli untuk melakukan 20 menit sampai 30 menit aktivitas
aerobik tiga kali atau lebih dalam seminggu serta berbagai kegiatan
olahraga lainnya untuk menguatkan otot dan peregangan setidaknya dua
kali seminggu. Namun dikarenakan banyak hal, jika tidak bisa
melakukan kegiatan berolahraga setiap hari bisa menggantinya dengan
melakukan kegiatan sehari-hari dengan mengumpulkan 30 menit atau
lebih dengan melakukan kegiatan mengepel.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang keikutsertaan masyarakat dalam


kegiatan Olahraga yang dilakukan di Kecamatan Banyumanik,
Gunungpati, Semarang selatan, dan Tembalang Kota Semarang 1.
Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan olahraga, terutama di
Kecamatan Banyumanik, Gunungpati, Semarang selatan, dan
Tembalang, tergolong rendah2. Remaja yang berstatus sebagai pelajar
SLTA, mempunyai kesadaran melakukan berolahraga.3. Remaja yang
berstatus sebagai mahasiswa, mempunyai kesadaran untuk menyipakan
peralatan/perlengkapan olahraga secara mandiri 4. Jenis aktivitas fisik
yang paling banyak dilakukan adalah jalan sehat

Anda mungkin juga menyukai