Anda di halaman 1dari 14

MASSAGE OLAHRAGA

( CRITICAL JURNAL REVIEW )

DISUSUN OLEH :

Dedi Yondi S Sipahutar ( 6183111021)

PJKR-B’2018

PENDIDIKAN JASMANI , KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN TAHUN

2021

CRITICAL JOURNAL REVIEW I


JUDUL PERBANDINGAN TEKNIK MASSAGE EFFLEURAGE
(MENGGOSOK) DENGAN TEKNIK MASSAGE
SHAKING (GONCANGAN) PADA SEGMEN
1.
TUNGKAI BAWAH TERHADAP PENURUNAN
KADAR ASAM LAKTAT SETELAH LATIHAN FISIK
ANAEROBIK

2. JURNAL jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id

DOWNLOAD https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/
3.
multiscience/article/view/200/149

VOLUME dan Volume VII No. 12 Juni 2017 Hal 1-10


4.
HALAMAN

5. TAHUN 2017

6. PENULIS Abdul Syafei, Hardi Darmawan,Theodorus

7. REIVIEWER Dedi Yondi S Sipahutar ( 6183111021 )

8. TANGGAL 28 November 2021

9. ABSTRAK PENELITIAN

 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui


perbandingan teknik massage effleurage dengan teknik
massage shaking yang dilakukan pada segmen
tungkai bawah terhadap penurunan kadar asam laktat
setelah aktivitas fisik anaerobik. Dalam penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dalam beraktivitas untuk dapat melakukan
pemulihan dengan massage sehingga terhindar dari cedera.

 Subjek Penelitain Subjek penelitian mahasiswa FKIP jurusan pendidikan


olahraga universitas sriwijaya palembang berjumlah 51
responden yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok teknik massage
effleurage, kelompok teknik massage shaking, dan
kelompok kontrol yang masing-masing kelompok
berjumlah 17 responden.

 Assesment Data Menggunakan Sistem Pretest-Postest Design.


Pada masing-masingkelompok dilakukan
pemeriksaan laktat awal(pre test),kemudian setelah
aktivitas 5 menit dilakukan pemeriksaan kadar asam
laktat (post test), dandilakukan massagepada kelompok
perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan
massage.setelah 20 menit dilakukan pemeriksaan kadar
asam laktat (post massage).

 Kata kunci Aktivitasfisik , Kadar asam laktat, Massage.

10. PENDAHULUAN

 Latar Belakang Massage merupakan manipulasi sederhana dengan


dan Teori mengusap tubuh yang sakit pada struktur jaringan
lunak yang dapat menenangkan serta mengurangi stress
psikologis dengan meningkatkan hormone. Adapun
teknik massageyang digunakan pada daerah ektremitas
dengan cara gerakan menggosok tubuh
(eufleurage), perasan (petrissage), shaking,
walkendan terakhir ditutup dengan
eufleurage.Penelitian yang dilakukan oleh Goats
(1994) membuktikan, gerakan effleurage pada
massagedapat meningkatkan aliran darah pada otot –
otot besar, sehingga dapat menurunkan kadar asam laktat.

11. METODE PENELITIAN

 Langkah Penelitian Jenispenelitianiniadalahpenelitianuji klinikberpembanding


dalam bentuk open lable denganrancanganPretest-Postest
Design. Sampel penelitian berjumlah 51 orang yang
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok teknik
massage effleurage, kelompok teknik massage
shaking, dan kelompok kontrol yang masing-masing
kelompok berjumlah 17 orang. Pada masing-
masingkelompok dilakukan pemeriksaan laktat
awal(pre test),kemudian setelah aktivitas 5 menit
dilakukan pemeriksaan kadar asam laktat (post test),
dandilakukan massagepada kelompok perlakuan
sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan
massage.setelah 20 menit dilakukan pemeriksaan kadar
asam laktat (post massage). Pelaksanaan penelitian
ini di lapangan olahraga Universitas Sriwijaya
Palembang dengan lari sprint 2x60 meter.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
pengambilan spesimen darah perifer dilakukan sebelum
dan setelah aktivitas fisik dengan lari sprint 2x60
meterlalu dilakukan massagedengan teknik efflueragedan
teknik shaking selama 20 menit. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan Uji Normalitas, dependent
t-test dan uji Anova pos hock dengan tingkat kemaknaan
95% (α > 0,05). Proses ini menggunakan sistem
komputerisasi program SPSS versi 19 for windows
dengan taraf signifikansi p > 0,05.

 Hasil Penelitian Tabel 1 : Karkteristik Subjek


Pada karakteristik subjek penelitian ini menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05)
sehingga subjek penelitian ini terlihat homogen dan dapat
dibandingkan. Menurut peneliti aktivitas fisik yang
dilakukan secara anaerobik dapat terjadi
peningkatan tekanan darah, nadi, frekuensi
pernafasan, IMT dan sistol diastol. Hal ini
menunjukkan bahwa respon pada subjek penelitian
ketiga kelompok tersebut dapat dikatakan sama atau
homogen.
Tabel 2. Uji Normalitas Kadar Asam Laktat Sebelum
Aktivitas pada Kelompok Massage Effleuaragedengan
Kelompok Massage Shakingdan Kelompok Kontrol.
Berdasarkan hasil uji normalitas kadar asam laktat
sebelum ativitas menunjukkan bahwa pada kelompok
massage effleuaragenilai rata-rata 3,406±0,96 dan pada
kelompok massage shaking3,241±0,78 sedangkan
kelompok kontrol 3,288±0,62 dengan nilai p value=
0,314. Secara statistik hal ini menunjukkan
bahwa kadar asam laktat sebelum aktivitas
berdistribusi normal (p≥0,05).
Tabel 3. Rerata Kadar Asam Laktat Sebelum dan Sesudah
Aktivitas
Berdasarkan hasil tabel didapatkan bahwa
perbedaan rerata kadar asam laktat sebelum dan
sesudah aktivitas pada kelompok massage effleurage,
massage shaking, dan kelompok kontrol dengan nilai
p value0,000 (p<0,05), ini artinya secara statistik
terdapat perbedaan yang bermakna di antara 3
kelompok tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa
adanyapeningkatan kadar asamlaktat sebelum aktivitas
dansesudah aktivitas fisik 5menit yang dilakukan.
Tabel 4. Perbedaan Rerata Kadar Asam Laktat
Sebelum dan Sesudah di Massage.
Hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa
perbedaan rerata kadar asam laktat sebelum di
massagedan sesudah di massagepada kelompok massage
effluarage, massage shaking, dan kelompok kontrol
dengan nilai p value0,000 (p<0,05). Hasil tersebut
menyatakan bahwa secara statistik terdapat perbedaan
yang bermakna pada kelompok perlakuan massage
effleurage, massage shaking, dan kelompok kontrol.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar
asam laktat setelah dilakukan massage dan tanpa di
massage pada kelompok kontrol.
Tabel 5. Perbandingan kadar asam laktat setelah
dilakukan masssage pada kelompokteknik
effluaragedan teknik massage shakingdengan
kelompok kontrol tanpa massage
massageHasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna kadar asam laktat pada
kelompok perlakuan (massage effleurage dan
massage shaking) dengan kelompok kontrol (p<0,05).
Rerata kadar asam laktat pada kelompok perlakuan
menunjukkan bahwa, nilai kadar asam laktat pada
teknik massage effleurage (3,800±1,07) dan teknik
massage shaking (4,065±0,56) lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok kontrol (5,665±1,08).
Hal ini menunjukkan bahwa, perlakuan di massage
selama 20 menit lebih cepat menurunkan kadar asam
laktat, dibandingkan dengan tidak di beri perlakuan
(pemulihan pasif) 20 menit setelah aktivitas fisik
anaerobik.
Tabel 6. Uji Kesesuaian Efektivitas Kadar Asam
Laktat pada kelompok perlakuan Teknik Massage
Effluaragedan Teknik Massage Shakingdengan
kelompok Kontrol
Hasil uji post-hocmenunjukkan bahwa pada teknik
massage effluaragedengan teknik massage shakingsecara
statistik tidak ada perbedaan yang bermakna di
antara kedua teknik tersebut dengan nilai p = 0,416, ini
artinya teknik effluaragemaupun teknik shakingsama-
sama efektif untuk menurunkan kadar asam laktat.
Sedangkan pada teknik effluarageserta teknik
shakingdengan kelompok kontrol menunjukkan
nilai p=0,000, ini artinya bahwa teknik shakingmaupun
effluaragememanglebih efektif dalam menurunkan
kadar asam laktat dibandingkan dengan kelompok
kontrol (non massage).

12. ANALISIS JURNAL

 Kekuatan Penelitian Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini adalah


menggunakan kalimat yang efektif, menggunakan kata-
kata yang mudah dipahami sehingga pembaca tidak bosan
untuk membaca jurnal ini sampai selesai. Jurnal yang ini
mencantumkan referensi-referensi penelitian dan
pengertian dari peneliti-peneliti sebelumnya

 KelemahanPenelitian Kekurangan yang dimiliki jurnal ini adalah abstrak yang


tidak memiliki bahasa inggris. Dan juga jurnal ini memiliki
nomor issn tetapi tidak mencantumkan pada lembar jurnal
yang tersedia

13. SIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan


dapat disimpulkan bahwa :
1.Rerata kadar asam laktat sebelum aktivitas pada
kelompok teknik massage effluarage(menggosok)yaitu
3,406±0,96 sedangkan sesudah aktivitas yaitu
8,959±1,24. Rerata kadar asam laktat sebelum aktivitas
pada kelompok teknik massage shaking(goncangan)yaitu
3,241±0,78 sedangkan sesudah aktivitas yaitu
8,276±0,77. Rerata kadar asam laktat sebelum aktivitas
pada kelompok kontrol yaitu 3,406±0,96 sedangkan
sesudah aktivitas yaitu 8,959±1,24
2.Rerata kadar asam laktat setelah perlakuan pada teknik
massage effluarage (menggosok)yaitu 3,800±1,07
3.Rerata kadar asam laktat setelah perlakuan pada teknik
massage shaking(goncangan) yaitu 4,065±0,56
4.Tidak ada perbedaan bermakna antara teknik
massage effluarage(menggosok) dengan teknik massage
shaking(goncangan) dengan nilai p 0,416 (p>0,05).

14. REFERENSI Adam, 2002. Pengaruh Kadar Ambang Batas Threshold


Terhadap Latihan Anaerobik, diakses Desember2014.

Ahmaidi,1996. Pengaruh Recovery Aktif Pada Kadar


Asam Laktat Terhadap Latihan Anaerobik,
Januari2015.

Almuktabar. 2008. PerspektifFisiologi Suatu Analisis


Kelelahan. UPI. (http://www.iptekor.com/doc/11_2_1.pdf,
diakses Maret 2015.

Bahartresna, Diana Aprilia.2005. Perbandingan Efek


Pemulihan Aktif,Massagedan Pemulihan Pasif
terhadap Penurunan Kadar Laktat
DarahTesis.Program Pascasarjana
UniversitasPadjadjaran. Bandung.

Bambang Priyonoadi. (2008). “Sport Massage”.


Yogyakarta: Fakultas IlmuKeolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta.

Bangsbo, et.all. 1995. Lactate and Ion H+Effluxes


From Human Scletal Muscle During Intense Dinamic
Exercise. J. Phy. 46:115-133.

Battinelli T. 2000. Physique, Fitness and


Performance. Florida : CRC Fress.

Best,T.M.Hunter 2008. Effectiveness of sport massage


for recovery of Skeletal muscle from strenuous exercise.
Clinical Journal of Sport Medicine.

Bompa and Fox. 1993. Power Training for


sport(canada:Mosaic Pres).
CRITICAL JOURNAL REVIEW II

JUDUL EFEKTIFITAS TERAPI MASSAGE TERHADAP


CEDERA OLAHRAGA NYERI TUMIT DAN NYERI
1.
OTOT TIBIALIS PADA ATLET FUTSAL SMPN 18
KOTA BENGKULU

2. JURNAL Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani

DOWNLOAD https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gymnastics/article/
3.
download/12805/6360

VOLUME, Vol. 1 Nomor 2 . Tahun 2020 , Hal 10 – 15


4. HALAMAN DAN
ISSN : 2746-055X (online)
ISSN

5. TAHUN 2020

6. PENULIS Dibyo Ika Pratama, Sugiyanto, Santun Sihombing

7. REIVIEWER Dedi Yondi S Sipahutar ( 6183111021 )

8. TANGGAL 28 November 2021

9. ABSTRAK PENELITIAN

 Abstrak Penelitian Didalam olahraga futsal akan sering terjadinya body


contact dan rawan akan terjadinya cedera. Futsal
merupakan olahraga yang berintensitas tinggi yang di
tandai dengan adanya aktivitas berlari secara berulang-
ulang dengan waktu yang relatif lama sehingga beresiko
cedera pada kaki. Gangguan nyeri tumit dan nyeri otot
tibialis banyak terjadi pada pemain futsal. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) efektifitas terapi
massage terhadap cedera olahraga nyeri tumit pada atlet
futsal SMPN 18 Kota Bengkulu dan b) efektifitas terapi
massage terhadap cedera olahraga nyeri otot tibialis pada
atlet futsal SMPN 18 Kota Bengkulu. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
adalah guru penjaskes dan semua atlet futsal SMPN 18
Kota Bengkulu yang mengalami cedera olahraga nyeri
tumit dan nyeri otot tibialis. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan
mnggunakan teori Creswell (2014). Hasil penelitian
menunjukan bahwa terapi massage sangat efektif terhadap
cedera olahraga nyeri tumit dan nyeri otot tibialis pada
atlet futsal SMPN 18 Kota Bengkulu.

 Subjek Penelitain Informan yang telah diwawancarai dalam penelitian ini


ialah 13 orang informan yakni: 1 orang kepala sekolah, 1
orang guru penjas, dan 11 orang atlet futsal SMPN 18 Kota
Bengkulu.

 Assesment Data Teknik analisis data yang digunakan mengacu pada teori
Creswell (2014: 126), yakni: pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan
triangulasi metode dan triangulasi data.

 Kata kunci -

10. PENDAHULUAN
 Latar Belakang Cedera merupakan salah satu hambatan bagi olahragawan
dan Teori atau atlet dalam meraih prestasi olahraga. Faktor terjadinya
cedera yang dialami atlet diantaranya karena riwayat
cedera sebelumnya, kelelahan otot, dan gerakan fungsional
kaki yang tidak baik dikarenakan kurangnya pemanasan
(warming up) dan peregangan (streching) saat melakukan
olahraga. Cedera pada pemain futsal bisa terjadi pada saat
kontak fisik dengan lawan, terlalu berat latihan yang
diberikan (overtraining), kesalahan teknik menendang bola,
terjatuh pada saat kontak fisik.

Cedera olahraga nyeri tumit dan nyeri otot tibialis termasuk


dalam cedera tingkat 2 (cedera sedang). Cedera tersebut
masuk dalam anatomi kaki dimana kaki merupakan bagian
tubuh mulai dari pergelangan kaki sampai jari-jari kaki
yang dimana dilengkapi dengan jaringan lunak seperti
tendon yang merupakan bantalan untuk menahan berat
badan tubuh yang menekan pada daerah tersebut.

11. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian


kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Informan yang telah
diwawancarai dalam penelitian ini ialah 13 orang informan
yakni: 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru penjas, dan 11

 Langkah Penelitian orang atlet futsal SMPN 18 Kota Bengkulu. Teknik analisis
data yang digunakan mengacu pada teori Creswell (2014:
126), yakni: pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan
triangulasi data.
Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian diketahui
bahwa perlakuan terapi massage cedera olahraga yaitu
massage sangat efektif terhadap penurunan rasa nyeri pada
otot tibialis pada atlet futsal SMPN 18 Kota Bengkulu.
Terapi massage merupakan salah satu perawatan cedera
dengan menggunakan sentuhan untuk merangsang
produksi bahan kimia tertentu dalam sistem kekebalan
yang mendorong penyembuhan. Massage dapat
menghancurkan tumbukan asam laktat yang terakumulasi

 Hasil Penelitian selama latihan sehingga otot menjadi relaks, meningkatkan


sirkulasi darah dan getah bening, meregangkan sendi, serta
meredakan rasa nyeri (Kozier, 2018: 284). Pemberian
manipuasi massage yaitu gabungan antara gerusan
(friction) dan gosokan (efflurage) yang bertujuan untuk
memperlancar peredaran darah, merangsang serabut-
serabut saraf otot agar relaks, meningkatkan sistem
peredaran darah dan melancarkannya, serta mengurangi
rasa nyeri dan mempercepat proses regenerasi (Graha,
2012: 21).

12. ANALISIS JURNAL

 Kekuatan Penelitian Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini adalah


menggunakan kalimat yang efektif dan kata-kata yang
mudah dipahami sehingga pembaca bisa memahami isi
jurnal. Jurnal yang ini mencantumkan referensi-
referensinya yang membuat jurnal ini terpecaya. Kelebihan
lainnya, jurnal ini memiliki nomor ISSN

 KelemahanPenelitian Kekurangan dari jurnal ini karena tidak memiliki tujuan


dari penelitian tersebut di abstrak pada jurnal dan juga
tidak memperjelas hasil dari penelitian dengan
menggunakan rumus yang statistika atau teori lainnya

13. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan


analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai
berikut:
1. Terapi massage sangat efektif terhadap cedera olahraga
nyeri tumit pada atlet futsal SMPN 18 Kota Bengkulu; dan
2. Terapi massage sangat efektif terhadap cedera olahraga
nyeri otot tibialis pada atlet futsal SMPN 18 Kota
Bengkulu.

14. REFERENSI Amin, I., & Moroz, A. (2017). Medial tibial stress
syindrome (shin spints). New York: Earlbaum.

Anggoro, A.W., (2014). Penatalaksanaan fisioterapi pada


kasus Myalgia (tibialis anterior) Sinistra di RST. dr.
Soedjono Magelang. Naskah Publikasi Universitas
Muhamadiyah Surakarta, pp. 1-10.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan


Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Baofu, P. (2013). The Future of Post-Human Sports:


Towards A New Theory of Training and Winning. New
Castle: Cambridge Scholars Publishing.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Pendekatan


Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Fondy. T. (2016). Sport massage panduan praktis merawat


dan mereposisi cedera tubuh. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Ginting, S. S. (2019). Analisis Kemampuan Teknik


Control, Heading dan Passing Siswa Ekstrakurikuler Futsal
SMP Negeri 13 Kota Bengkulu. Kinestetik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Jasmani, 3(1), 118-124.

Goff, J. D., & Crawford, R. (2011). Diagnosis and


treatment of plantar fasciitis. American Family Physician,
84(6), pp. 677-682.

Graha, A. S. (2013). Terapi massage cedera olahraga


metode Ali Satia Graha (therapy massage sport injury).
Jakarta: HAKI Kemenkumham.

Jaya, A. (2008). Futsal: Gaya hidup, peraturan, dan tips-


tips permainan. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Jaya, A. (2008). Futsal: Gaya Hidup, Peraturan, dan Tips-


Tips Permainan. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Lhaksana. (2011). Taktik dan strategi futsal modern.


Jakarta: Be Champion.

Marhaendro, A.S.D. (2004). Dari futsal menuju sepakbola.


Jurnal Olahraga, 10(3), pp. 89-103.

Massy, N. (2016). An unusual presentation of tibialis


anterior. International Journal of Anatomycal Variations,
9(1), pp. 1-2.

McCall., A., Carling, C., & Davison, M. (2015). Injury risk


factors, screening tests and preventative strategies: a
systematic review of the evidence that underpins the
perceptions and practices of 44 football (soccer) teams
from various premier leagues. BJSM, 1(1),pp. 1-26.

Setiawan, A. (2011). Faktor timbulnya cedera olahraga.


Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1(6), pp. 94-
98.

Setiawan, A. (2011). Faktor Timbulnya Cedera Olahraga.


Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1, 94-98.

Siswandi, E., Yarmani, Y., & Sihombing, S. (2018).


PENGARUH METODE LATIHAN TEKNIK
DISTRIBUSI TERHADAP KETERAMPILAN
DRIBBLING ZIG–ZAG PERMAINAN FUTSAL.
Kinestetik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2(2), 173-
178.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan:


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Suharjana. (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja


Global Media.

Anda mungkin juga menyukai