Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK REPORT

PEMBELAJARAN ATLETIK

DOSEN PENGAMPU : ABDUL HARIS HANDOKO S.Pd,M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : ZULHAM EFENDI

NIM : 6183311029

KELAS : PJKR III D

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Kata Pengantar

Pujisyukur, Kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkanrahmad, nikmat dan hidayah-


nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report untuk memenuhi tugas mata
kuliah PEMBELAJARAN ATLETIK. Shalawat dan salam, saya haturkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw, keluarga serta sahabat-sahabatnya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book report ini dapat terselesaikan, berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu saya menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen Pengampu yang telah
membimbing saya dan teman-teman yang senantiasa sudah membantu.

Saya menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

Medan,September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………...…………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………..………………………………………………………ii

BAB I . PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.....…..…………………………………………………….....1

1.2TUJUAN ………...………….…………………………………………………….….1

1.3 MANFAAT…………..…….……………………………………………………......1

1.4 IDENTITAS BUKU...…….…………………………………………………………2

BAB II. ISI BUKU

RINGKASAN ISI BUKU I…...…………………………………………………………3

BAB III. PEMBAHASAN

3. 1 KEUNGGULAN BUKU…...………………………………………………….…..22

3.2 KELEMAHAN BUKU…………………………………………………………….23

BAB IV. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN………….....…………………………………………………...….24

4.2 SARAN………………......…………………………………………………….……24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi di
mana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang
digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 SM)
digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 SM) digelar di Isthmus
dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman
game memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat
seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama
527 Sebelum Masehi digelar di Delphi tiap empat tahun.
atletik adalah jenis olahraga fisik yang menggunakan lintasan dan lapangan; seperti
jalan, lari, lompat tinggi, dan lempar lembing. Dengan kata lain, atletik mengacu pada segala
jenis olahraga, latihan, atau permainan yang menggunakan fisik manusia.

Secara etimologis, istilah “Atletik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang
artinya perlombaan atau kontes. Mengacu pada asal kata atletik, maka pengertian atletik
dapat didefinisikan sebagai suatu perlombaan cabang-cabang olahraga tertentu (jalan, lari,
lompat, dan lempar).

2.1TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari
buku utama dan buku pembanding
4. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua

3.1 MANFAAT
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah “ PEMBELAJARAN ATLETIK ”
2.      Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang PEMBELAJARAN ATLETIK
3.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding
1
IDENTITAS BUKU

 Buku Utama

Judul : Mengajar dan melatih atletik


Pengarang : Dr. Dikdik Zafar Sidik. M.Pd.
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA
Kota Terbit : BANDUNG
Tahun Terbit : 2017
Isbn : 978 – 979 – 692 – 000 – 6

 Buku Pembanding

- Judul : ATHLETICS Special Olympis Coaching Guide


- Pengarang : Suzie Bennett-Yeo, Special Olympics Australia
- Penerbit :Special Olympics
- Kota Terbit : Canada
- Tahun Terbit : 2007
- Isbn : -

2
BAB II

ISI BUKU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Dasar Lari

1. Mengajarkan Teknik Lari

Teknik Berlari dapat diajarkan dengan memperkenalkan kunci ketrampilan yang berkaitan
dengan unsur semua lomba lari Sprint yaitu : Reaksi Akselerasi , Kecepatan Maksimum .
Tidak adanya cara untuk melatih semua unsur tersebut sekaligus maka diterapkan latihan
yang bervariasi dan latihan yang difokuskan pada aspek aspek khusus.

Poin – Poin penekanan

 Meningkatkan kemampuan Reaksi


 Meningkatkan frekuansi langkah
 Menambah panjang langkah
 Latihan latihan tambahan dan latihan terfokus pada :
 Gerakan kaki mencakar
 Pelurusan badan penuh
 Gerakan lengan yang kuat namun rileks
 Suatu variasi permainan yang luas berkenaan dengan lari dan lari gawang

Poin – poin yang harus dihindari

 Hanya berkonsentrasi pada beberapa latihan dan drill saja


 Lari sprint dengan usaha maksimum tanpa variasi jarak
 Kelelahan ketika berlatih pada kecepatan maksimum
 Kontakl tumit ketika lari sprint

Catatan : Kapasitas kekuatan dan daya tahan pada atlet remaja adalah belum terbina
sepenuhnya . Oleh karenanya , latihan dan tingkatan beban latihan haruslah diperhitungkan
dengan cermat dan ditemukan guna memenuhi kemampuan dan kebutuhan tiap individu atlet.

2. Latihan Ketrampilan Dan Latihan Kondisi Lari

Latihan Dasar seharusnya menjadi bagian dari hamper setiap sesi latihan , terutama bagi atlet
sprinter . Latihan ini harus dilakukan setelah melakukan latihan pemanasan umum dan latihan

3
peregangan serta harus dilakukan sekitar 10 menit . Jumlah pengulangan yang digabung dari
semua latihan yang berbeda beda yang digunakan dalam satu sesi , haruslah antara 10-30 kali

    a. Teknik Dasar Lari

Teknik latihannya dapat melakukan gerakan gerakan yang termasuk dalam latihan lari ABC (
Acceleration – Balance – Coordination run) dengan gerakan seperti Berikut :

Beban Latihan : 1 x Ulangan = 15m

Beban Latihan : 1 x Ulangan = 20-30m

Beban Latihan : 1 x Ulangan = 20-30m

4
Beban Latihan : 1 x Ulangan = 20-30m

Catatan : Gerakan kaki Mencakar , Sendi lutut yang tetap dari kaki topang

B. Lari Sprint

Urutan gerak lari sprint secara keseluruhan

Tiap langkah terdiri dan fase topang ) yang dapat dirinci menjadi satu fase topang depan dan
satu fase dorong) dan fase melayang (yang dapat dirinci menjadi fase ayun depan dan fase
pemulihan).

 Dalam fase topang bedan pelari diperlambat (topang depan) kemudian dipercepat
(fase dorong)
 Dalam fase layang , kaki bebas mengayun mendahului badan sprinter dan diluruskan
untuk persiapan sentuh tanah (ayunan ke depan) sedangkan paling akhir kaki topang
dibengkokan dan diayun ke vadan sprinter ( pemulihan)

1. Fase Topang

Tujuan : Memperkecil hambatan saat sentuh tanah dan untuk memaksimalkan dorongan ke
depan .

5
 2. Fase Layang

Tujuan : Memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan penempatan kaki


yang efektif saat sentuh tanah.

3. Langkah Langkah Pengajaran / Pelatihan

Langkah 1 : latihan Latihan DasarGunakan Latihan Latihan Dasar untuk melengkapi latiahn
pemanasan :

 Tumit tendang pantat


 Berjingkat jingkat
 Lutut angkat tinggi tinggi
 lutut angkat tinggi , kaki diluruskan

Tujuannya : Mengembangkan ketangkasan dasar lari

Langkah 2 : Latihan latihan dasar

 Latihan latihan kombinasi dan variasi


 latihan kombinasi dan latihan transisi ( lihat gambar langkah 2)
 Latihan gerakan tangan
 latihan ‘ins and outs’ (masuk dan keluar)

Tujuannya : Mengembangkan kecakapan sprint dan koordinasi

6
 

Langkah 3 : Lari dengan tahapan

 Gunakan tahapan dan teman latih atau alat penahan.


 Jangan melebih-lebihkan tahanan (beban)
 Pastikan kaki topang diluruskan sepenuhnya dan kontak (dengan tanah) sesingkat
mungkin

Tujuannya : Mengembangkan fase dorong dan kekuatan khusus

Langkah 4 : Lari Mengejar

 Gunakan septong tongkat atau tali (1,5 m)


 Berlari jogging sebaris
 Pelari depan melepas tongkat atau tali untuk memulai pengejaran

Tujuannya : Mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari

7
Langkah 5 : Percepatan

 Buatlah tanda untuk menandai daerah 6m


 Satu teman latih menunggu diujung daerah
 Percepatlah lari bila pelari yang datang mencapai daerah

Tujuannya : Mengembangkan lari perceptan dan kecepatan maksimum.

Langkah 6 : Start Melayang Lari


Sprint 20m

 Tandailah daerah 20m


 Gunakan lari awalan 20-30m
 Lari menembus daerah dengan kecepatan maksimum

Tujuannya : Mengembangkan kecepatan maksimum

4. Start Jongkok ( Crouch start)

Urutan gerak keseluruhan start jongkok .

8
Start Jongkok dibagi dalam empat fase :

 Posisi  “BERSEDIAA”
 Posisi  ” SIAAAP”
 Gerakan drorong (drive)
 Lari akselerasi

1. Dalam posisi “Bersedia” sprinter telah siap pada balok start dan mengambil sikap
awal.
2. Dalam posisi “Siaaap” sprinter bergerak ke posisi start secara optimal.
3. Dalam fase dorong, sprinter meninggalkan balok start dan melakukan langkah
pertama lari.
4. Dalam fase lari percepatan , sprinter menambah kecepatan lari dan melakukan transisi
ke gerakan berlari.

5. Penempatan Balok Start dan Pengaturannya

Tujuan : Menempatkan balok start disesuaikan dengan ukuran kaki dan kemampuan pelari.

Karakteristik Teknik :

 Blok depan ditempatkan  1,5 panjang kaki dielakang garis start


 Blok belakang dipasang 1,5 panjang kaki dibelakang blok depan
 Blok depan biasanya dipasang lebih datar
 Blok belakang biasanya dipasang lebih curam.

9
6. Posisi “Siaaap”

Tujuan : Bergerak masuk ke posisi start yang optimal dan dipertahankan

Karakteristik Teknik :

 Lutut lutu ditekan ke belakang


 Lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siku siku (90 derajat)
 Lutut kaki belakang membentuk sudut antara 120-140 derajat.
 Pinggang Sedikit diangkat tinggi daripada bahu , tubuh sedikit condong kedepan.
 Bahu sedikit lebih maju ke depan dari kedua tangan

7. Fase Dorong/Drive

Tujuan : Meninggalkan balok start dan untuk mempersiapkan pembuatan langkah lari
pertama.

Karakteristik Teknik

 Badan diluruskandan diangkat pada saat kedua kaki menekan keras pada balok start
 Kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian
 Kaki belakang mendorong kuat , dorongan kaki depan sedikit tidak kuat namun lebih
lama
 Kaki belakang diayun kedepan dengan cepat sedangkan badan condong kedepan
 Lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan

10
8. Fase Lari Percepatan.

Tujuan : Menambah kecepatan dan membuat gerakan transisi yang efisien ke gerakan lari .

Karakteristik Teknik :

 Kaki depan ditempatkan dengan cepat pada telapak kaki untuk membuat langkah
pertama
 Condong badan ke depan dipertahankan .
 Tungkai tungkai bawah dipertahankan selalu paralel dengan tanah saat pemulihan
(recovery)
 Panjang langkah dan frekuensi gerak langkah meningkat dengan setiap langkah
 Badan ditegakkan dari sedikit setelah jarak 20-30m .

8. Langkah – langkah Pengajaran/Pelatihan

Langkah 1 : start dari posisi yang berbeda – beda

 Tanda bergerak ke posisi lari dan melakukan lari percepatan ( Akselerasi )


 Dapat dilakukan secara individu atau berpasangan ( satu atlet mengejar atlet lain ).

Langkah 2 : start berdiri dengan suatu aba – aba

 Gunakan suatu variasi tanda – tanda start : bisa melalui pendengaran ( audio/akustik),
lewat pandangan (visual/optic) dan bisa lewat sentuhan/rabaan (tactile/taktil).

Langkah 3 : start berdiri dengan berbagai variasi

 Start jatuh tanpa aba – aba (1)


 Start berdiri dari suatu posisi badan condong ke depan (2)
 Start berdiri dari berdiri atas 3 atau 4 titik (3)

11
Langkah 4 : Posisi “ bersedia “

 Tempatkan dan pasang balok start


 Jelaskan dan demonstrasikan unsur – unsur kunci dari posisi awal
 Latihlah dengan dikoreksi oleh pelatih atau mita latih.

Langkah 5 : Posisi “ Siaap “

 Jelaskan dan tunjukkan posisi “ siaap “ pada start itu.


 Latihlah perubahan antara posisi “ bersediaaa” dan siaaap “ tanpa melakukan lari
( start)
 Koreksi oleh pelatih atau mitra latih.

Langkah 6 : Urutan gerak keseluruhan

 Lakukan start dan lari sprint 10 – 30 m dengan aba – aba dan tanpa lawan lari
 Gunakan lintasan yang berbeda – beda, lurus, tikungan, dengan dan tanpa lawan lari
 Atur variasi lama waktu antara “siaap” dan tembakan pistol.

F. Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh

Urutan gerak lari jarak menengah dan jarak jauh keseluruhan struktur langkah lari
jarak menengah dan jarak jauh mirip seperti langkah pada lari sprint dengan beberapa
perbedaan berikut.

 Posisi kaki pada saat sentuh tanah bervariasi dengan langkah lari.
 Ayunan kaki bebas ke depan dengan sudut lutut terbuka ( tungkai bawah hampir
parallel dengan tanah )
 Pelurusan pinggang, tungkai dan kaki pada fase dorong dapat penuh ( jarak
menengah ) atau tidak penuh ( jarak jauh )
 Angkatan lutut lebih rendah
 Gerakan lengan sedikit atau tanpa pelurusan siku

12
1. Penempatan Kaki
2. Start Berdiri

G. PENGUKURAN DENYUT NADI

Tujuan : menghitung denyut nadi guna membantu dengan pembebanan yang benar
dalam latihan aerobic.

1. Latihan nomor Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh


2. Mengembangkan Daya Tahan Umum
3. Kecepatan Irama Lari ( pace ) Aerobik dan kecepatan Irama untuk latihan Daya
Tahan Umum
4. Mengembangkan Daya Tahan Khusus Nomor
5. Sasaran kecepatan ( Goal Pace )
6. Memonitor Latihan
7. Meningkatkan Beban Latihan

H. LARI ESTAFET

1. Pergantian Tongkat Nonvisual

Pergantian tongkat non visual dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, percepatan,
dan pergantian.

2. Pertukaran Tongkat secara Berganti – ganti


3. Daerah Pergantian Tongkat dan Marka Pengecekan
4. Fase Persiapan
5. Fase Lari Akselerasi
6. Fase Pergantian Tongkat
7. Teknik Pemberian Tongkat
8. Titik Pergantian
9. Pergantian Tongkat yang Visual
10. Langkah – langkah Pengajaran / Pelatihan

13
I. LARI GAWANG

Urutan gerak lari gawang secara keseluruhan

1. Fase Bertolak ( TakeOff )


2. Fase Melewati Gawang
3. Fase Mendarat

J. LARI HALANG RINTANG

Urutan gerak lari halang rintang secara keseluruhan

1. Melewati Rintangan Bak Air


2. Melewati Rintangan
3. Langkah – Langkah Pengajaran/ Pelatihan

2. JALAN CEPAT

Urutan gerak jalan cepat secara keseluruhan .

A. Fase Topang Tunggal


B. Fase Topang Ganda

4. Penempatan Kaki
5. Gerakan Pinggang
6. Gerakan Lengan
7. Langkah – Langkah Pengajaran/ Pelatihan

14
3. DASAR – DASAR LOMPAT

A. TEORI

Pertama kali melihat empat nomor lompat dalam atletik mungkin Nampak sangat berbeda
satu dengan yang lain. Dari satu sudut pandang teknik mulai dari lompat jauh yang relative
sederhana, lompat tinggi dan lompat jangkit sampai nomor yang rumit seperti lompat galah.
Namun, ada sejumlah hal umum yang saling penting di antara nomor lompat, menarik untuk
dipahami yang akan menjadikan suatu prestasi mengagumkan.

1. SASARAN

Tujuan dalam nomor lompat adalah untuk memaksimalkan ukuran jarak capai atau tinggi
lompatan.

2. ASPEK BIOMEKANIKA

Jarak dan tinggi lompatan ditentukan oleh tiga parameter :

a) Kecepatan saat bertolak ( velocity at takeoff )


b) Sudut tolakan ( angle of takeoff )
c) Tinggi titik pusat massa saat bertolak ( height of the centre of mass at takeoff )

3. STRUKTUR GERAKAN ( MOVEMENT STRUCTURE )

Gerakan – gerakan pada nomor lompat dapat dirinci dalam empat fase utama : (a)
awalan, (b) bertolak, (c) melayang, dan (d) pendaratan

B. MENGAJARKAN TEKNIK MELOMPAT

Nomor lompat termasuk dalam klarifikasi jenis keterampilan yang bersifat kombinasi
asiklis ( acyclic combined). Artinya ada gerakan siklis yang kemudian dilanjutkan dengan

15
gerakan asiklis sehingga dapat memanfaatkan metode bagian ( part method) maupun
keseluruhan ( whole method ).

Nomor lompat konsentrasi gerakannya ada pada unsur – unsur berikut :

 Bertumpu/ bertolak dari lari awalan


 Gerakan di dalam fase melayang
 Pendaratan

Butir – butir untuk penekanan :

 Meningkatkan frekuensi langkah pada akhir dari ancang – ancang.


 Menginjakkan kaki aktif dengan seluruh telapak pada saat bertumpu.
 Menggerakkan kaki depan yang kuat saat bertumpu
 Sendi – sendi pinggang, lutut, dan mata kaki di luruskan penuh pada saat bertolak.

C. LOMPAT JAUH

Rangkaian lompat jauh secara keseluruhan :

1. Fase Awalan
2. Fase Bertolak
3. Fase Melayang
4. Fase Pendaratan

D. LOMPAT JANGKIT

Urutan gerak lompat jangkit keseluruhan :

1. Fase Lari Awalan


2. Fase Jingkat
3. Fase Langkah
4. Fase Lompat

16
E. LOMPAT TINGGI

Urutan gerak lompat tinggi secara keseluruhan :

1. Fase Lari Awalan ( approach )


2. Fase Bertolak ( take – off )
3. Fase melayang ( flight )
4. Fase mendarat ( landing )

F. LOMPAT TINGGI GALAH

Rangkaian gerak lompat tinggi galah secara keseluruhan :

1. Fase Lari Awalan


2. Fase Penancapan Galah
3. Fase Tolakan/ penetrasi
4. Fase mengguling ke belakang/ Meluruskan/ Memutar
5. Fase Melewati/ Pendaratan
6. Langkah – langkah Pengajaran/ Pelatihan

BAB 4 DASAR – DASAR LEMPAR

1. STRUKTUR GERAKAN

Gerakan pada nomor lempar dapat dirinci menjadi empat fase utama : (a) persiapan, (b)
pembentukan momentum, (c) pengantaran/ pelepasan ( delivery ), dan (d) pemulihan
(recovery ).

1. Mengajarkan Teknik Melempar

Metode berantai digunakan untuk mengajarkan nomor – nomor lempar. Konsentrasi


harus dipusatkan pada unsur berikut dalam urutan yang diterapkan :

17
 Pengantar pada peralatan ( keamanan dan pegangan )
 Pengantaran/ delivery ( menggunakan lemparan depan )
 Posisi power
 Pemulihan / recovery
 Pembentukan momentum
 Fase persiapan

B. LEMPAR LEMBING

Urutan gerak lempar lembing secara keseluruhan.

Lempar lembing terbagi dalam beberapa fase: awalan, irama 5 langkah, pengantaran
( yang termasuk dalam irama 5 langkah ), dan pemulihan.

 Dalam fase awalan pelempar dan lembing dipercepat


 Dalam fase irama 5 langkah terjadi percepatan sebagai persiapan pelempar menuju
fase pelepasan lembing
 Dalam fase pelepasan dihasilkan kecepatan bertambah dan ditransfer ke lembing
sebelum dilepaskan
 Dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari kesalahan

1. Pegangan/ Grip

Teknik memegang lembing antara lain :

 AMERICAN GRIP ( Pegangan dengan ibu jari dan telunjuk )


 FINLANDIA GRIP ( Pegangan dengan ibu jari dan jari tengah )
 TANG GRIP ( Pegangan dengan telunjuk dan jari tengah )

2. Fase Awalan
3. Fase irama 5 langkah
4. Fase pelepasan
5. Fase pemulihan

18
C. TOLAK PELURU

Teknik linier rangkaian tolak peluru secara keseluruhan :

Teknik tolak peluru linier terbagi dalam fase – fase : persiapan, luncuran,
pengantaran, dan pemulihan.

 Dalam fase persiapan, pelempar ditempatkan untuk memulai meluncur.


 Dalam fase meluncur, melempar dan peluru bergerak dipercepat pada saat pelempar
bersiap untuk fase pengantaran peluru.
 Dalam fase pengantaran peluru dihasilkan kecepatan tambahan dan dipindahkan ke
peluru sebelum dilepaskan
 Dalam fase pemulihan pelempar menahan dan menghindari kesalahan.

1. Pegangan/ Grip

Teknik dalam memegang tolak peluru

 Peluru terletak pada jari – jari tangan dan pangkal jari – jari
 Jari – jari parallel dan sedikit terpisah
 Peluru ditempatkan pada bagian depan leher, ibu jari pada tulang selangka
 Siku keluar dengan sudut 45 derajat terhadap badan.

2. Fase Persiapan/ Preparation


3. Fase Luncuran/ Glide
4. Fase Pengantaran/ Delivery
5. Fase Pemulihan/ Recovery

D. LEMPAR CAKRAM

Urutan gerak lempar cakram secara keseluruhan

Teknik lempar cakram terbagi dalam empat fase: ayunan, putaran, melepaskan
cakram, dan pemulihan.

 Dalam fase ayunan, dimulai dari gerakan pelempar masuk ke posisi untuk memutar

19
 Dalam fase memutar, gerakan cakram dipercepat dan badan bagian bawah berputar
mendahului bagian atas badan, menghasilkan awal tegangan
 Dalam fase melepas cakram diperoleh tambahan kecepatan dan dipindahkan ke
cakram sebelum dilepaskan
 Dalam fase pemulihan, pelempar menahan dan menghindari pelanggaran

1. Pegangan ( GRIP )

TEKNIK DALAM MEMEGANG :

 Cakram dipegang pada sendi akhir dari jari – jari ( 1 )


 Jari – jari dibuka selebar pada pinggiran cakram
 Pergelangan tangan rileks dan lurus (2)
 Cakram bersandar pada dasar telapak tangan ( 2 )
 Ibu jari menempel pada cakram ( 3 )

2. Ayunan/ Swing
3. Memutar
4. Fase Pengantaran
5. Fase Pemulihan

E. LONTAR MARTIL

Teknik lontar martil terbagi dalam fase – fase berikut : ayunan, 3 atau 4 putaran, dan
pengantaran/ pelepasan.

 Dalam fase ayunan, gerakan martil diawali dan pelontar bergerak ke posisi untuk
berputar
 Dalam fase memutar, pelontar dan amrtil bergerak dipercepat dengan 3 atau 4
putaran
 Dalam fase pengantaran, kecepatan tambahan dihasilkan dan dipindahkan ke
martil sebelum dilontarkan
 Tidak ada fase pemulihan khusu dalam lontar martil, pelontar tetap ada dalam
posisi melontar

20
1. Pegangan ( GRIP )

TEKNIK MEMEGANG LONTAR MARTIL :

 Pelempar tangan kanan memegang pegangan martil dengan tangan kiri


 Pegangan diletakkan di bagian tengah dari jari – jari tangan
 Tangan kanan menutup tangan kiri
 Pegangan ditutup dengan menyilangkan ibu jari atau memegangnya secara parallel
 Pegangan kuat namun rileks

2. Fase Mengayun
3. Putaran
4. Fase Putaran Pertama
5. Fase Putaran Kedua
6. Fase Putaran Ketiga
7. Fase Pengantar Martil
8. Penempatan Kaki
9. Orbit Putaran Martil

21
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KEUNGGULAN BUKU


BUKU I
1. Daftar isi dan daftar pustaka disusun secara rapi di setiap akhir bab sehingga memudahkan
pembaca jika ingin mencari materi yang akan dibaca.
2. COVER pada buku ini menarik karena terdapat gambar yang dapat menarik pembaca untuk
membacanya
2.      Isi buku diambil dari teori-teori para ahli dan pengetahuan dari penulis dengan fakta yang
ada. Sehingga pembaca lebih mudah mencari informasi dari daftar rujukan.
3.      Buku ini sangat relevan untuk digunakan sebagai panduan bagipara calon gurukarena buku
ini menjelaskan bagaimana mengajar dan melatih siswa dalam memahami Cabang olahraga
ATLETIK
4.      Buku ini memberikan beberapa pertanyaan di bagian akhir tiap bab sehingga pembaca bisa
mengukur sendiri sejauh mana sebenarnya ia telah memahami buku ini.

BUKU II
1. Daftar isi disusun secara baik sehingga memudahkan pembaca jika ingin mencari halaman
pada setiap bab.
2. COVER pada buku ini menarik karena terdapat gambar yang dapat menarik pembaca untuk
membacanya

22
3. Dapat menjadi acuan atau referensi bagi seorang pelatih dan guru dalam menerapkan
pembelajaran dan pelatihan bagi siswa mereka ataupun bagi atlit yang hendak di ajarkan
4. Adanya gambar – gambar yang dapat menjadi tambahan pemahaman terhadap materi isi buku
5. Buku ini memberikan pembahasan dan rangkuman pada setiap babnya.
6. Setiap pembahasan dalam bab dijelaskan juga dalam gambar agar memahami pembaca.

3.2 KELEMAHAN BUKU


BUKU I
1. Masih terdapat kata – kata yang menggunakan bahasa yang terlalu sulit untuk dimengerti
oleh orang awam2.     
2. Bahasa yang digunakan di buku ini banyak yang sulit dimengerti dan ada juga yang kadang
terkesan bertele-tele.

BUKU II
1. Bahasa yang digunakan di buku ini banyak yang sulit dimengerti.
2. Buku ini tidak memiliki ISBN
3. Dikarenakan buku ini berbahasa inggris jadi para pembaca khusus nya di INDONESIA
kesulitan dalam memahami isi buku

23
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil dari buku yang berjudul Mengajar dan Melatih
Atletik adalah, cabang olahraga atletik merupakan cabang olahraga dengan 4 nomor yang
biasa dipertandingkan. Nomor – nomor tersebut anatara lain : nomor lari, nomor lompat, jalan
cepat dan yang terakhir nomor lempar. Pada setiap nomor tersebut, terdapat berbagai macam
teknik dasar yang harus dikuasai oleh para calon atlet cabang olahraga atletik. Sehingga
penting bagi mereka untuk mempelajari teknik – teknik dasar tersebut. Dan semoga, dengan
adanya resensi ini, banyak pembaca yang lebih tertarik untuk membaca buku ini dan
mengetahui lebih dalam tentang atletik.

4.2 SARAN
            Secara keseluruhan buku ini sangat relevan digunakan oleh guru dan calon guru
karena bahasannya dapat menjadi referensi guna untuk menambah variasi dalam melakukan
pembelajaran atau membuat program latihan bagi seorag pelatih untuk atlitnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2017. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung. PT.
REMAJA ROSDAKARYA.
 Suzie Bennett-Yeo. 2007. ATHLETICS Special Olympis Coaching Guide. Canada.
Special Olympics.

25

Anda mungkin juga menyukai