PEMBELAJARAN ATLETIK
DISUSUN OLEH :
NIM : 6183311029
2019
Kata Pengantar
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book report ini dapat terselesaikan, berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu saya menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen Pengampu yang telah
membimbing saya dan teman-teman yang senantiasa sudah membantu.
Saya menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.
Medan,September 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………...…………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………..………………………………………………………ii
BAB I . PENDAHULUAN
1.2TUJUAN ………...………….…………………………………………………….….1
1.3 MANFAAT…………..…….……………………………………………………......1
3. 1 KEUNGGULAN BUKU…...………………………………………………….…..22
4.1 KESIMPULAN………….....…………………………………………………...….24
4.2 SARAN………………......…………………………………………………….……24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi di
mana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang
digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 SM)
digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 SM) digelar di Isthmus
dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman
game memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat
seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama
527 Sebelum Masehi digelar di Delphi tiap empat tahun.
atletik adalah jenis olahraga fisik yang menggunakan lintasan dan lapangan; seperti
jalan, lari, lompat tinggi, dan lempar lembing. Dengan kata lain, atletik mengacu pada segala
jenis olahraga, latihan, atau permainan yang menggunakan fisik manusia.
Secara etimologis, istilah “Atletik” berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang
artinya perlombaan atau kontes. Mengacu pada asal kata atletik, maka pengertian atletik
dapat didefinisikan sebagai suatu perlombaan cabang-cabang olahraga tertentu (jalan, lari,
lompat, dan lempar).
2.1TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari
buku utama dan buku pembanding
4. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua
3.1 MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah “ PEMBELAJARAN ATLETIK ”
2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang PEMBELAJARAN ATLETIK
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelemahan buku utama dan buku pembanding
1
IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Buku Pembanding
2
BAB II
ISI BUKU
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik Berlari dapat diajarkan dengan memperkenalkan kunci ketrampilan yang berkaitan
dengan unsur semua lomba lari Sprint yaitu : Reaksi Akselerasi , Kecepatan Maksimum .
Tidak adanya cara untuk melatih semua unsur tersebut sekaligus maka diterapkan latihan
yang bervariasi dan latihan yang difokuskan pada aspek aspek khusus.
Catatan : Kapasitas kekuatan dan daya tahan pada atlet remaja adalah belum terbina
sepenuhnya . Oleh karenanya , latihan dan tingkatan beban latihan haruslah diperhitungkan
dengan cermat dan ditemukan guna memenuhi kemampuan dan kebutuhan tiap individu atlet.
Latihan Dasar seharusnya menjadi bagian dari hamper setiap sesi latihan , terutama bagi atlet
sprinter . Latihan ini harus dilakukan setelah melakukan latihan pemanasan umum dan latihan
3
peregangan serta harus dilakukan sekitar 10 menit . Jumlah pengulangan yang digabung dari
semua latihan yang berbeda beda yang digunakan dalam satu sesi , haruslah antara 10-30 kali
Teknik latihannya dapat melakukan gerakan gerakan yang termasuk dalam latihan lari ABC (
Acceleration – Balance – Coordination run) dengan gerakan seperti Berikut :
4
Beban Latihan : 1 x Ulangan = 20-30m
Catatan : Gerakan kaki Mencakar , Sendi lutut yang tetap dari kaki topang
B. Lari Sprint
Tiap langkah terdiri dan fase topang ) yang dapat dirinci menjadi satu fase topang depan dan
satu fase dorong) dan fase melayang (yang dapat dirinci menjadi fase ayun depan dan fase
pemulihan).
Dalam fase topang bedan pelari diperlambat (topang depan) kemudian dipercepat
(fase dorong)
Dalam fase layang , kaki bebas mengayun mendahului badan sprinter dan diluruskan
untuk persiapan sentuh tanah (ayunan ke depan) sedangkan paling akhir kaki topang
dibengkokan dan diayun ke vadan sprinter ( pemulihan)
1. Fase Topang
Tujuan : Memperkecil hambatan saat sentuh tanah dan untuk memaksimalkan dorongan ke
depan .
5
2. Fase Layang
Langkah 1 : latihan Latihan DasarGunakan Latihan Latihan Dasar untuk melengkapi latiahn
pemanasan :
6
7
Langkah 5 : Percepatan
8
Start Jongkok dibagi dalam empat fase :
Posisi “BERSEDIAA”
Posisi ” SIAAAP”
Gerakan drorong (drive)
Lari akselerasi
1. Dalam posisi “Bersedia” sprinter telah siap pada balok start dan mengambil sikap
awal.
2. Dalam posisi “Siaaap” sprinter bergerak ke posisi start secara optimal.
3. Dalam fase dorong, sprinter meninggalkan balok start dan melakukan langkah
pertama lari.
4. Dalam fase lari percepatan , sprinter menambah kecepatan lari dan melakukan transisi
ke gerakan berlari.
Tujuan : Menempatkan balok start disesuaikan dengan ukuran kaki dan kemampuan pelari.
Karakteristik Teknik :
9
6. Posisi “Siaaap”
Karakteristik Teknik :
7. Fase Dorong/Drive
Tujuan : Meninggalkan balok start dan untuk mempersiapkan pembuatan langkah lari
pertama.
Karakteristik Teknik
Badan diluruskandan diangkat pada saat kedua kaki menekan keras pada balok start
Kedua tangan diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantian
Kaki belakang mendorong kuat , dorongan kaki depan sedikit tidak kuat namun lebih
lama
Kaki belakang diayun kedepan dengan cepat sedangkan badan condong kedepan
Lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh pada saat akhir dorongan
10
8. Fase Lari Percepatan.
Tujuan : Menambah kecepatan dan membuat gerakan transisi yang efisien ke gerakan lari .
Karakteristik Teknik :
Kaki depan ditempatkan dengan cepat pada telapak kaki untuk membuat langkah
pertama
Condong badan ke depan dipertahankan .
Tungkai tungkai bawah dipertahankan selalu paralel dengan tanah saat pemulihan
(recovery)
Panjang langkah dan frekuensi gerak langkah meningkat dengan setiap langkah
Badan ditegakkan dari sedikit setelah jarak 20-30m .
Gunakan suatu variasi tanda – tanda start : bisa melalui pendengaran ( audio/akustik),
lewat pandangan (visual/optic) dan bisa lewat sentuhan/rabaan (tactile/taktil).
11
Langkah 4 : Posisi “ bersedia “
Lakukan start dan lari sprint 10 – 30 m dengan aba – aba dan tanpa lawan lari
Gunakan lintasan yang berbeda – beda, lurus, tikungan, dengan dan tanpa lawan lari
Atur variasi lama waktu antara “siaap” dan tembakan pistol.
Urutan gerak lari jarak menengah dan jarak jauh keseluruhan struktur langkah lari
jarak menengah dan jarak jauh mirip seperti langkah pada lari sprint dengan beberapa
perbedaan berikut.
Posisi kaki pada saat sentuh tanah bervariasi dengan langkah lari.
Ayunan kaki bebas ke depan dengan sudut lutut terbuka ( tungkai bawah hampir
parallel dengan tanah )
Pelurusan pinggang, tungkai dan kaki pada fase dorong dapat penuh ( jarak
menengah ) atau tidak penuh ( jarak jauh )
Angkatan lutut lebih rendah
Gerakan lengan sedikit atau tanpa pelurusan siku
12
1. Penempatan Kaki
2. Start Berdiri
Tujuan : menghitung denyut nadi guna membantu dengan pembebanan yang benar
dalam latihan aerobic.
H. LARI ESTAFET
Pergantian tongkat non visual dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, percepatan,
dan pergantian.
13
I. LARI GAWANG
2. JALAN CEPAT
4. Penempatan Kaki
5. Gerakan Pinggang
6. Gerakan Lengan
7. Langkah – Langkah Pengajaran/ Pelatihan
14
3. DASAR – DASAR LOMPAT
A. TEORI
Pertama kali melihat empat nomor lompat dalam atletik mungkin Nampak sangat berbeda
satu dengan yang lain. Dari satu sudut pandang teknik mulai dari lompat jauh yang relative
sederhana, lompat tinggi dan lompat jangkit sampai nomor yang rumit seperti lompat galah.
Namun, ada sejumlah hal umum yang saling penting di antara nomor lompat, menarik untuk
dipahami yang akan menjadikan suatu prestasi mengagumkan.
1. SASARAN
Tujuan dalam nomor lompat adalah untuk memaksimalkan ukuran jarak capai atau tinggi
lompatan.
2. ASPEK BIOMEKANIKA
Gerakan – gerakan pada nomor lompat dapat dirinci dalam empat fase utama : (a)
awalan, (b) bertolak, (c) melayang, dan (d) pendaratan
Nomor lompat termasuk dalam klarifikasi jenis keterampilan yang bersifat kombinasi
asiklis ( acyclic combined). Artinya ada gerakan siklis yang kemudian dilanjutkan dengan
15
gerakan asiklis sehingga dapat memanfaatkan metode bagian ( part method) maupun
keseluruhan ( whole method ).
C. LOMPAT JAUH
1. Fase Awalan
2. Fase Bertolak
3. Fase Melayang
4. Fase Pendaratan
D. LOMPAT JANGKIT
16
E. LOMPAT TINGGI
1. STRUKTUR GERAKAN
Gerakan pada nomor lempar dapat dirinci menjadi empat fase utama : (a) persiapan, (b)
pembentukan momentum, (c) pengantaran/ pelepasan ( delivery ), dan (d) pemulihan
(recovery ).
17
Pengantar pada peralatan ( keamanan dan pegangan )
Pengantaran/ delivery ( menggunakan lemparan depan )
Posisi power
Pemulihan / recovery
Pembentukan momentum
Fase persiapan
B. LEMPAR LEMBING
Lempar lembing terbagi dalam beberapa fase: awalan, irama 5 langkah, pengantaran
( yang termasuk dalam irama 5 langkah ), dan pemulihan.
1. Pegangan/ Grip
2. Fase Awalan
3. Fase irama 5 langkah
4. Fase pelepasan
5. Fase pemulihan
18
C. TOLAK PELURU
Teknik tolak peluru linier terbagi dalam fase – fase : persiapan, luncuran,
pengantaran, dan pemulihan.
1. Pegangan/ Grip
Peluru terletak pada jari – jari tangan dan pangkal jari – jari
Jari – jari parallel dan sedikit terpisah
Peluru ditempatkan pada bagian depan leher, ibu jari pada tulang selangka
Siku keluar dengan sudut 45 derajat terhadap badan.
D. LEMPAR CAKRAM
Teknik lempar cakram terbagi dalam empat fase: ayunan, putaran, melepaskan
cakram, dan pemulihan.
Dalam fase ayunan, dimulai dari gerakan pelempar masuk ke posisi untuk memutar
19
Dalam fase memutar, gerakan cakram dipercepat dan badan bagian bawah berputar
mendahului bagian atas badan, menghasilkan awal tegangan
Dalam fase melepas cakram diperoleh tambahan kecepatan dan dipindahkan ke
cakram sebelum dilepaskan
Dalam fase pemulihan, pelempar menahan dan menghindari pelanggaran
1. Pegangan ( GRIP )
2. Ayunan/ Swing
3. Memutar
4. Fase Pengantaran
5. Fase Pemulihan
E. LONTAR MARTIL
Teknik lontar martil terbagi dalam fase – fase berikut : ayunan, 3 atau 4 putaran, dan
pengantaran/ pelepasan.
Dalam fase ayunan, gerakan martil diawali dan pelontar bergerak ke posisi untuk
berputar
Dalam fase memutar, pelontar dan amrtil bergerak dipercepat dengan 3 atau 4
putaran
Dalam fase pengantaran, kecepatan tambahan dihasilkan dan dipindahkan ke
martil sebelum dilontarkan
Tidak ada fase pemulihan khusu dalam lontar martil, pelontar tetap ada dalam
posisi melontar
20
1. Pegangan ( GRIP )
2. Fase Mengayun
3. Putaran
4. Fase Putaran Pertama
5. Fase Putaran Kedua
6. Fase Putaran Ketiga
7. Fase Pengantar Martil
8. Penempatan Kaki
9. Orbit Putaran Martil
21
BAB III
PEMBAHASAN
BUKU II
1. Daftar isi disusun secara baik sehingga memudahkan pembaca jika ingin mencari halaman
pada setiap bab.
2. COVER pada buku ini menarik karena terdapat gambar yang dapat menarik pembaca untuk
membacanya
22
3. Dapat menjadi acuan atau referensi bagi seorang pelatih dan guru dalam menerapkan
pembelajaran dan pelatihan bagi siswa mereka ataupun bagi atlit yang hendak di ajarkan
4. Adanya gambar – gambar yang dapat menjadi tambahan pemahaman terhadap materi isi buku
5. Buku ini memberikan pembahasan dan rangkuman pada setiap babnya.
6. Setiap pembahasan dalam bab dijelaskan juga dalam gambar agar memahami pembaca.
BUKU II
1. Bahasa yang digunakan di buku ini banyak yang sulit dimengerti.
2. Buku ini tidak memiliki ISBN
3. Dikarenakan buku ini berbahasa inggris jadi para pembaca khusus nya di INDONESIA
kesulitan dalam memahami isi buku
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil dari buku yang berjudul Mengajar dan Melatih
Atletik adalah, cabang olahraga atletik merupakan cabang olahraga dengan 4 nomor yang
biasa dipertandingkan. Nomor – nomor tersebut anatara lain : nomor lari, nomor lompat, jalan
cepat dan yang terakhir nomor lempar. Pada setiap nomor tersebut, terdapat berbagai macam
teknik dasar yang harus dikuasai oleh para calon atlet cabang olahraga atletik. Sehingga
penting bagi mereka untuk mempelajari teknik – teknik dasar tersebut. Dan semoga, dengan
adanya resensi ini, banyak pembaca yang lebih tertarik untuk membaca buku ini dan
mengetahui lebih dalam tentang atletik.
4.2 SARAN
Secara keseluruhan buku ini sangat relevan digunakan oleh guru dan calon guru
karena bahasannya dapat menjadi referensi guna untuk menambah variasi dalam melakukan
pembelajaran atau membuat program latihan bagi seorag pelatih untuk atlitnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2017. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung. PT.
REMAJA ROSDAKARYA.
Suzie Bennett-Yeo. 2007. ATHLETICS Special Olympis Coaching Guide. Canada.
Special Olympics.
25